( ARSITEKTUR KONTEMPORER )
SKRIPSI
OLEH
GRACE REZKI WEAVE
110406062
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
( ARSITEKTUR KONTEMPORER )
SKRIPSI
OLEH
GRACE REZKI WEAVE
110406062
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik di Departemen Arsitektur
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Oleh
GRACE REZKI WEAVE
110406062
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KESEIMBANGAN DI RUMAH PERUBAHAN
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2015 Penulis
Nama Mahasiswa : Grace Rezki Weave Nomor Induk Mahasiswa : 110406062
Departemen : Arsitektur
Menyetujui Dosen Pembimbing
Ir.Rudolf Sitorus, MLA NIP. 195802241986011002
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator Tugas Akhir
Telah diuji pada
Tanggal: 24 Juli 2015
Panitia Penguji Skripsi
Nama : Grace Rezki Weave
NIM : 110406062
Judul Proyek Tugas Akhir : Keseimbangan Di Rumah Perubahan Tema : Arsitektur Kontemporer
Rekapitulasi Nilai :
A B+ B C+ C D E
Dengan ini saya mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan
Puji, sembah dan rasa syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus. Betapa besar kasih dan setiaNya yang tidak terselami yang di anugerahkan secara cuma – cuma kepada penulis. Berkat kuasaNya juga penulis dapat menyelesaikan dan mempertanggungjawabkan skripsi dengan judul “Keseimbangan di Rumah Perubahan” guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Saat penyusunan skripsi ini, penulis juga memperoleh banyak bimbingan, bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Vinky N. Rahman, MT., selaku Ketua Departemen Arsitekutur Fakultas Teknik USU
2. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA., selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji I Studio Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi, yang telah banyak menyediakan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis. Beliau juga merupakan dosen kebanggaan saya karena beliau mau mendengarkan serta menghargai karya mahasiswa bimbingannya. Suatu anugerah di semester akhir ini, beliau menjadi dosen pembimbing saya.
bimbingan, saran, dan motivasi saat Preview dan Sidang akhir serta memberikan masukan dalam perbaikan skripsi.
5. Ir. Bauni Hamid, M.Des, selaku salah satu dosen kebanggaan saya, yang sempat menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam Studio Perancangan Arsitektur 6 di awal semester.
6. Seluruh Dosen Departemen Arsitektur Fakultas Teknik USU, yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman suka dan duka, saat penulis menjalani pendidikan selama 4 tahun.
7. Bapak Saharman Gea, Ph.D, Dosen Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, selaku perwakilan dari klien yang menyediakan waktunya untuk memberikan banyak informasi mengenai Nias Utara serta membukakan mata hati penulis untuk melihat kondisi sesama yang saat ini masih sedang dalam kondisi terpuruk.
10.Teman – teman stambuk 2011 Departemen Arsitektur USU yang banyak membantu dan mendukung penulis selama menjalani perkuliahan. Terkhusus : Risma ,Try, Chaterine, Ruth, Helen, Noni, Rejeki, Robet, dan Joshua, teman penulis yang pernah menjadi tempat berbagi keluh kesah, suka dan duka dan menolong penulis dalam penyelesaian tugas – tugas.
11.Teman – teman UKM KMK USU, anggota kerohanian Kristen Ikatan Mahasiswa Arsitektur ( IMA ) dan abang pembina rohani Roy Andi Pakpahan yang sudah membantu untuk memenuhi kebutuhan rohani penulis serta membina penulis dalam banyak hal yang berguna.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu sangat diharapkan kriitk dan saran dari semua pihak dalam rangka perbaikan serta penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini juga dapat bermanfaat positif bagi kita semua.
Medan, Juli 2015 Penulis
Halaman Judul ... i
Pernyataan ... ii
Lembar Persetujuan ... iii
Kata Pengantar ... vi
Daftar isi ... ix
Daftar Gambar ... xii
Daftar Tabel ... xix
Abstrak ... xx
Abstract ... xxi
Prologue ... 1
BAB I RANGKAIAN ALUR KESEIMBANGAN ... 4
1.1. Mimpi akan adanya perubahan ( Latar Belakang ) ... 4
2.1. Seribu Pertanyaan ( Data – data tentang Kurikulum AKNIRA ) ... 13
2.2. Kembar Tetapi Tak Sama ( Studi Banding ) ... 35
BAB III BERBAGAI ELEMEN PENYEIMBANG ... 51
3.1. Berputar Layaknya Balerina ( Perjalanan di Pancur Batu ) ... 51
3.2. Mengambil Langkah Setapak ( Wawancara dengan Klien ) ... 61
3.3. Bentangan yang sangat kecil ( Gambaran atau Deskripsi Proyek ) ... 71
3.4. Memandang Di Balik Kaca Pembesar ( Analisa Proyek ) ... 79
BAB IV PENCIPTAAN DUNIA DI SEKITAR RUMAH PERUBAHAN ... 103
4.1. Bertumpu pada seutas tali ( Sustainable and Symbiosis ) ... 103
4.2. Mengayunkan tangan kanan ( Penentuan Tema Kawasan )... 108
4.3. Mengayunkan tangan kiri ( Menentukan tema bangunan ) ... 111
4.4. Memandang ke Depan ( Sidang Preview 1 ) ... 116
5.1. Menuju ke Satu Arah ( Perancangan Kampus Perikanan ) ... 146
BAB VI PINTU AKHIR KESEIMBANGAN ( Kesimpulan ) ... 177
Epilogue ... 180
Daftar Pustaka ... 181
Gambar 1.1. Masyarakat Nias Utara 2 ... 6
Gambar 1.2. Masyarakat Nias Utara 3 ... 7
Gambar 1.3. Skematik Sustainable dan Symbiosisme ... 11
Gambar 1.4. Aspek Kode Etik Budidaya Perikanan ... 12
Gambar 2.1. Struktur Organisasi AKNIRA ... 24
Gambar 2.2. Teknik galian di lahan miring ... 28
Gambar 2.3. Teknik galian di lahan datar ... 28
Gambar 2.4. Sistem Pengairan Paralel ... 29
Gambar 2.5. Sistem Pengairan Seri... 30
Gambar 2.6. Saluran masuk menuju kolam ... 32
Gambar 2.7. Teknik saluran keluar menyatu ... 33
Gambar 2.8. Teknik saluran keluar terpisah ... 34
Gambar 2.9. Kemalir ... 34
Gambar 2. 10. Masterplan lama Kampus Universitas Andrews ... 35
Gambar 2.11. Masterplan baru Kampus Universitas Andrews ... 37
Gambar 2. 12. Posisi jantung kampus ... 38
Gambar 2. 13. Ruang terbuka hijau ... 39
Gambar 2.14. Pemandangan 1 kampus ... 40
Gambar 2.15. Pemandangan 2 kampus ... 40
Gambar 2.16. Pemandangan 2 kampus ... 41
Gambar 2.17. Sekolah Dasar Distrik Busia ... 42
Gambar 2.18. Interior Ruang Kelas ... 45
Gambar 2.19. Halaman Sekolah... 46
Gambar 2.20. Lapangan Sekolah Permakultur ... 46
Gambar 2.24. Ikan Nila ... 48
Gambar 2.25. Ikan Lele ... 48
Gambar 2.26. Kolam Ikan Lele ... 49
Gambar 2.27. Kolam Ikan Gurami ... 50
Gambar 2.28. Kolam Ikan Mas ... 50
Gambar 2.29. Proses Panen dan Penjualan Ikan ... 50
Gambar 3.1. Sungai dekat dengan lahan Bpk. Rudolf ... 54
Gambar 3.2. Sungai yang jauh dari lokasi lahan ... 55
Gambar 3.3. Tempat wisata yang terbengkalai ... 56
Gambar 3.4. Pasar Induk Medan ... 58
Gambar 3.5. Bapak Saharman Gea Ph.D ... 62
Gambar 3.6. Penambahan site berada pada zona merah ... 64
Gambar 3.7. Bentuk Site yang terbaru ... 65
Gambar 3.8. Detail Pembagian Zona ... 68
Gambar 3.9. Penzoningan ruang sementara ... 70
Gambar 3.10. Pulau Sumatera ... 72
Gambar 3.11. Pulau Nias ... 72
Gambar 3.12.kab. Nias Utara ... 72
Gambar 3.13. lahan Akademi Komunitas Nias Utara di Lotu ... 72
Gambar 3.14. Pesawat, Bus, dan Kapal Laut ... 73
Gambar 3.15. Bus, Mobil, Sepeda motor ... 74
Gambar 3.16. Potensi Pantai 1 ... 75
Gambar 3.17. Potensi Pantai 2 ... 76
Gambar 3.22. Penimbunan tanah berpasir ... 78
Gambar 3.23. Jalur parit pembuangan ... 78
Gambar 3.24. Sungai terdekat ... 78
Gambar 3.25. pembayangan saat Matahari terbit... 79
Gambar 3.26. pembayangan saat Matahari di atas site ... 79
Gambar 3.27. pembayangan saat Matahari terbit... 80
Gambar 3.28. penyimpanan dan pelepasan kalor... 80
Gambar 3.29. dinding yang tidak lebar dengan bukaan ... 81
Gambar 3.30. Aliran Angin ... 81
Gambar 3.31. Aliran Udara di dalam bangunan ... 82
Gambar 3.32. Ukuran Parit Lua ... 82
Gambar 3.33. Ukuran Parit Dalam Lokasi ... 83
Gambar 3.34. Rencana Jalan ... 83
Gambar 3.35. Rencana KolamAKNIRA ... 83
Gambar 3.36. kondisi tanah di lokasi site ... 84
Gambar 3.37. pembangunan parit sebagai collecting water ... 85
Gambar 3.38. penimbunan dengan tanah berpasir ... 85
Gambar 3.39. Pondasi Telapak Cerucuk ... 86
Gambar 3.40. Ruang kuliah ... 97
Gambar 3.41. Ruang Laboratorium ... 97
Gambar 3.42. Ruang Perpustakaan ... 97
Gambar 3.43. Ruang Rapat Dosen ... 97
Gambar 3.44. Koperasi Kampus ... 97
Gambar 3.45. Kantin Kampus ... 98
Gambar 3.49. Ruang Laboratorium Komputer ... 98
Gambar 4.1. Skematik Symbiosis ... 107
Gambar 4.2. Skema pembentukan tempat... 109
Gambar 4.3. Konsep Permakutur ... 113
Gambar 4.4. bentuk site yang pertama ... 116
Gambar 4.5. masterplan milik Jabal ... 117
Gambar 4.6. masterplan milik Grace ... 117
Gambar 4.7. masterplan milik Fithrul ... 117
Gambar 4.8. masterplan milik Helen ... 117
Gambar 4.9. masterplan milik Irham ... 117
Gambar 4.10. masterplan kelompok 1 ... 118
Gambar 4.11. masterplan kelompok 2 ... 118
Gambar 4.12. masterplan kelompok 3 ... 118
Gambar 4.13. masterplan sidang preview 1 ... 119
Gambar 4.14. Diagram Spirit of Place ... 119
Gambar 4.15. Diagram Tujuan Perancangan ... 120
Gambar 4.16. Diagram konsep perletakkan Jurusan ... 121
Gambar 4.17. Diagram perletakkan bangunan ... 122
Gambar 4.18. Perspektif suasana gerbang utama... 123
Gambar 4.19. Perspektif 2 suasana alun – alun mahasiswa ... 123
Gambar 4.20. Perspektif 3 suasana alun – alun mahasiswa ... 123
Gambar 4.21. Keyplan potongan masterplan ... 124
Gambar 4.22. Keyplan potongan AA masterplan ... 124
Gambar 4.27. Konsep Spirit of Place ... 130
Gambar 4.28. Perspektif suasana di entrance... 130
Gambar 4.29. Generasi muda Nias Utara... 131
Gambar 4.30. Perspektif suasana open space Direktorat ... 131
Gambar 4.31. Rumah adat Nias Utara ... 132
Gambar 4.32. Perspektif suasana masterplan 1 ... 133
Gambar 4.33. Perspektif suasana masterplan 2 ... 133
Gambar 4.34. Masterplan sidang Preview ... 133
Gambar 4.35. Persektif suasana di Direktorat ... 134
Gambar 4.36. Persektif suasana di Student Center ... 134
Gambar 4.37. Tampak samping Auditorium... 134
Gambar 4.38. Persektif suasana di Mesjid ... 135
Gambar 4.39. Tampak Depan Chapel ... 135
Gambar 4.40. Tampak Samping Kampus Perikanan ... 135
Gambar 4.41. Tampak Depan Kampus Pertanian ... 136
Gambar 4.42. Tampak Depan Kampus Peternakan ... 136
Gambar 4.43. Tampak Depan Rumah Dosen... 136
Gambar 4.44. Tampak Depan Asrama ... 137
Gambar 4.45. Proses Bentukan Massa Auditorium ... 138
Gambar 4.46. Proses Penentuan Posisi Massa Auditorium ... 139
Gambar 4.47. Perletakkan Auditorium di site ... 139
Gambar 4.48. Konsep pencahayaan alami Auditorium ... 141
Gambar 4.49. Konsep pengeluaran kalor di atap Auditorium ... 142
Gambar 4.50. Konsep pencahayaan alami Auditorium ... 142
Gambar 4.54. Sketsa Tampak Samping Kanan Auditorium ... 144
Gambar 5.1. Materplan Sidang Preview 3 ... 145
Gambar 5.2.Potongan A-A Materplan ... 146
Gambar 5.3. Potongan B - B Materplan ... 146
Gambar 5.4. Proses Bentukan 1 Massa Kampus Perikana... 146
Gambar 5.5. Penentuan 2 zona Kampus Perikanan ... 147
Gambar 5.6. Proses Bentukan 2 Massa Kampus Perikanan... 147
Gambar 5.7. Proses Penentuan Posisi Massa Kampus Perikanan ... 148
Gambar 5.8. Posisi bangunan Kampus Perikanan ... 148
Gambar 5.9. Aliran angin yang melewati Kampus ... 149
Gambar 5.10. Proses Penentuan Area Zona 1 ... 149
Gambar 5.11. Proses Penentuan Area Zona 2 ... 149
Gambar 5.12. Denah Lantai 2 dan 3 Kampus Perikanan ... 150
Gambar 5.13. Suasana parkir Kampus perikanan ... 151
Gambar 5.14. Suasana kantin Kampus perikanan ... 151
Gambar 5.15. Perspektif 1 bangunan Kampus perikanan ... 152
Gambar 5.16. metode penggunaan air hujan ... 152
Gambar 5.17. Suasana sitting area Kampus perikanan ... 153
Gambar 5.18. bagian yang termasuk Diffable ... 154
Gambar 5.19. Suasana pada ramp Kampus perikanan ... 154
Gambar 5.20. Bentuk Living Learning Community ... 155
Gambar 5.21. Suasana tambak Kampus perikanan ... 155
Gambar 5.22. Zoning ikan pada tambak ... 156
Gambar 5.27. Alternatif Tampak Samping Kiri Kampus perikanan ... 160
Gambar 5.28. Tampak Depan Kampus perikanan ... 161
Gambar 5.29. Tampak Samping Kanan Kampus perikanan ... 161
Gambar 5.30. Perspektif 2 bangunan Kampus perikanan ... 161
Gambar 5.31.Perspektif 3 bangunan Kampus perikanan ... 161
Gambar 5.32. Denah Gudang dan Bengkel ... 162
Gambar 5.33. Sirkulasi udara di dalam Gudang dan Bengkel ... 163
Gambar 5.34.Suasana gudang dan begkel Kampus perikanan ... 163
Gambar 5.35. Pencahayaan alami Gudang dan Bengkel ... 164
Gambar 5.36. Alternatif Denah Gudang dan Bengkel ... 164
Gambar 5.37. Alternatif Perspektif Gudang dan Bengkel ... 164
Gambar 5.38. Tampak Depan & Belakang Gudang & Bengkel ... 165
Gambar 5.39. Tampak Samping Kiri Gudang & Bengkel ... 165
Gambar 5.40. Rencana Air Bersih ... 165
Gambar 5.41. Rencana Air bekas dan Air Kotor Kolam ... 166
Gambar 5.42. Rencana Air bekas dan Air Kotor Kampus ... 166
Gambar 5.43. Rencana Fire Alarm System ... 167
Gambar 5.44. Rencana Sistem Sprinkler ... 168
Gambar 5.45. Rencana Sistem Pembalokan ... 169
Gambar 5.46. Rencana Pondasi ... 170
Gambar 5.47. Pondasi Telapak Cerucuk ... 171
Gambar 5.48. Rencana Pola Lantai ... 171
Gambar 5.49. Rencana Perletakkan Titik Lampu ... 172
Gambar 5.50. Rencana Perletakkan Kamera... 173
Tabel 2.1. Rencana Penerimaan Mahasiswa Baru dan Kelulusan per Program . 17
Tabel 2.2. Daftar SDM Dosen Kampus Perikanan ... 26
Tabel 2.3. Kapasitas besaran kolam pembudidayaan ikan air tawar ... 49
Tabel 3.1. Persyaratan Pondasi Cerucuk ... 86
Tabel 3.2. Pemakai setiap ruangan ... 97
Tabel 3.3. Peralatan Laboratorium Perikanan Air Tawar ... 99
Tabel 3.4. Peralatan Gudang & Bengkel Perikaann Air Tawar ... 100
Tabel 3.5. Kebutuhan Ruang ... 101
dibutuhkan adanya perubahan yang sigap untuk menanggulangi mutu pendidikan yang rendah di kabupaten Nias Utara. Tahun demi tahun, di balik keinginan dan semangatnya yang tinggi, masyarakat terus melaksanakan aksi perubahan, salah satunya di bidang pendidikan. Kampus Akademi Komunitas Nias Utara menjadi rumah perubahan bagi mereka, menerapkan sistem pendidikan vokasional, sistem yang menerapkan aksi keberlanjutan melalui kompetensi keahlian.
Selayaknya bayi yang baru dilahirkan, seperti itulah kondisi kampus saat ini, khususnya Kampus Budidaya Perikanan Air Tawar. Keseimbangan merupakan unsur yang penting di masa proses pertumbuhan. Ditengah sistem pendidikan yang berbeda pada umumnya, perancangan bangunan juga harus menyeimbangkan dengan sistem yang ada dan harus memiliki keseimbangan dengan aspek lainnya. Bahkan di dalam kode etik budidaya perikanan yang bertanggungjawab, konsep keseimbangan adalah unsur yang sangat diperlukan. Hal ini tentunya guna mencapai sistem keberlanjutan serta simbiosis karena pembangunan kampus ini akan menjadi awal pengembangan fisik dan citra kawasan di Nias Utara. Perancangan konsep keseimbangan tersebut diterapkan pada: pendidikan, budaya, fisik bangunan, peralatan dan teknologi, ekonomi, pengelolaan lahan dan alam, kondisi kesehatan dan spiritual pengguna ruang dan sebagainya. Semua aspek tersebut juga saling menyeimbangkan satu sama lainnya.
Kata kunci : Akademi Komunitas Nias Utara, Kampus Budidaya Perikanan Air Tawar, Sistem Keberlanjutan, Konsep Keseimbangan.
Education is the key to open the golden door of freedom. It is needed for a swift change to cope with the low quality of education in North Nias district. Year after year, behind the desire and high spirits, the community continues to carry out acts of change, one of the most acts is education. North Nias Community Academy campus is home for those changes,by implementing vocational education system, a system that implements sustainability action through competency skills. sustainability and symbiotic system because of the construction of this campus will be the beginning of the physical development and the image of the region in the North Nias. The design concept of the balance applied to: education, culture, physical buildings, equipment and technology, economics, and natural land management, health and spiritual conditions of space users and so on. All of these aspects are also mutually balance each other.
Keywords: Community Academy of North Nias, Freshwater Fisheries Campus,
Prologue
“Anda harus menjadi perubahan yang ingin anda lihat di dunia”
Mahatma Gandhi
Gambar 0.1. Masyarakat Nias Utara 1
Sumber : kepulauannias.com
Pokok atau inti dari sebuah pembangunan bertumpu dan berpangkal pada manusia, bukan pada lingkungannya, teknologi, atau hal lainnya. Manusia sebagai objek dan sasaran dalam pembangunan, dalam hal ini pembangunan akan meliputi ke dalam diri manusia itu sendiri, yakni pembinaan pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, sikap terhadap lingkungannya, tekad atau motivasi hidup yang positif serta keterampilan kerja. Semua unsur ini merupakan bagian dari bidang pendidikan. Proses pendidikan menempatkan manusia sebagai titik awal karena pendidikan bertugas menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.
Perencanaan sebuah kampus Diploma – 2 diputuskan berdasarkan kondisi masyarakat Nias Utara. Melihat banyak lulusan SMA yang tidak terserap di dunia kerja, akhirnya Pemerintah memutuskan untuk membangun jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi untuk melatih lebih lanjut kemampuan siswa lulusan SMA. Keinginan ini ternyata mendapat dukungan penuh dari segenap masyarakat dan siswa Nias Utara. Dukungan berupa dana, tenaga, pikiran, dan bahkan lahan turut disumbangkan oleh masyarakat. Tim Pengelola Akademi Komunitas Nias Utara juga merupakan orang – orang yang dengan ikhlas mengabdikan dirinya untuk membangun kampus ini. Hal ini menjadi bukti bagaimana kesungguhan masyarakat untuk membangun kotanya kembali.
“Design is not just what it looks like and feels like. Design is how it works”
Steve Jobs
juga dapat mengatasi masalah dengan memberikan solusi. Bagaimana bangunan ini memberikan solusi terhadap kebutuhan vokasional, bagaimana solusi terhadap kasus sustainable dan symbiosis, bagaimana solusi terhadap bencana yang akan terjadi, bagaimana solusi dalam memberikan kenyamanan terhadap pengguna bangunan saat melakukan aktiftasnya. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang designer grafis, Ivan Chermayeff :
“ Design is directed toward human beings. To design is to solve human problems by identifying them and executing the best solution.”
“Rancangan diarahkan terhadap keberadaan manusia. Sebuah rancangan adalah
untuk memecahkan masalah manusia dengan mengidentifikasikan mereka dan melakukan solusi yang terbaik.”
Ivan Chermayeff
dibutuhkan adanya perubahan yang sigap untuk menanggulangi mutu pendidikan yang rendah di kabupaten Nias Utara. Tahun demi tahun, di balik keinginan dan semangatnya yang tinggi, masyarakat terus melaksanakan aksi perubahan, salah satunya di bidang pendidikan. Kampus Akademi Komunitas Nias Utara menjadi rumah perubahan bagi mereka, menerapkan sistem pendidikan vokasional, sistem yang menerapkan aksi keberlanjutan melalui kompetensi keahlian.
Selayaknya bayi yang baru dilahirkan, seperti itulah kondisi kampus saat ini, khususnya Kampus Budidaya Perikanan Air Tawar. Keseimbangan merupakan unsur yang penting di masa proses pertumbuhan. Ditengah sistem pendidikan yang berbeda pada umumnya, perancangan bangunan juga harus menyeimbangkan dengan sistem yang ada dan harus memiliki keseimbangan dengan aspek lainnya. Bahkan di dalam kode etik budidaya perikanan yang bertanggungjawab, konsep keseimbangan adalah unsur yang sangat diperlukan. Hal ini tentunya guna mencapai sistem keberlanjutan serta simbiosis karena pembangunan kampus ini akan menjadi awal pengembangan fisik dan citra kawasan di Nias Utara. Perancangan konsep keseimbangan tersebut diterapkan pada: pendidikan, budaya, fisik bangunan, peralatan dan teknologi, ekonomi, pengelolaan lahan dan alam, kondisi kesehatan dan spiritual pengguna ruang dan sebagainya. Semua aspek tersebut juga saling menyeimbangkan satu sama lainnya.
Education is the key to open the golden door of freedom. It is needed for a swift change to cope with the low quality of education in North Nias district. Year after year, behind the desire and high spirits, the community continues to carry out acts of change, one of the most acts is education. North Nias Community Academy campus is home for those changes,by implementing vocational education system, a system that implements sustainability action through competency skills. sustainability and symbiotic system because of the construction of this campus will be the beginning of the physical development and the image of the region in the North Nias. The design concept of the balance applied to: education, culture, physical buildings, equipment and technology, economics, and natural land management, health and spiritual conditions of space users and so on. All of these aspects are also mutually balance each other.
Keywords: Community Academy of North Nias, Freshwater Fisheries Campus,
BAB I
RANGKAIAN ALUR KESEIMBANGAN
1.1. Mimpi akan adanya perubahan ( Latar Belakang )
Bagai sebuah kenyataan dari mimpi ketika saya mendapatkan kasus proyek ini di dalam Tugas Akhir saya . Ketika dulu, saya bermimpi akan merancang bangunan yang digunakan oleh masyarakat tidak mampu saat di Tugas Akhir. Dan saat ini saya mendapatkan kesempatan untuk melihat kenyataan dari mimpi tersebut. Membuka mata untuk membantu masyarakat Nias Utara dalam pembangunan kotanya. Siapa yang tidak kenal dengan pulau kecil yang satu ini ? Nias merupakan salah satu pulau kecil yang menjadi bagian dari provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau yang memiliki luas area 3.495,40 km2 dan sangat kaya dengan hasil laut serta memiliki banyak wisata pantai dengan bermacam – macam nuansa, mulai dari pantai pasir putih , pasir merah dan sebagainya. Ditambah lagi dengan hamparan ombak dari Samudera Hindia yang sangat menantang para peselancar. Hal ini tentunya menjadi modal utama pada sektor pariwisata. Para wisatawan dari berbagai mancanegara juga sangat menikmati dan memanfaatkan ombak di pulau ini untuk kegiatan berselancar.
juga adalah berkurangnya sumber daya manusia di pulau Nias. Dampak gempa ini juga dirasakan di seluruh kota di Nias, namun dampak terbesar dirasakan di kabupaten Nias Utara. Goncangan gempa meluluhlantahkan semua bangunan, termasuk bangunan bersejarah, sektor pertanian, peternakan dan sebagainya. Beberapa tahun pasca gempa sempat membuat kondisi masayarakat Nias Utara semakin terpuruk, namun semangat jiwa untuk bangkit semakin mencuat dari tahun ke tahun. Akhirnya di tahun 2008, Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat melaksanakan Pemekaran Daerah. Pembangunan juga akan terus dilakukan pada segala bidang, yaitu : sosial, ekonomi, politik, budaya, pendidikan, dan sebagainya guna menciptakan kesejahteraan masyarakat yang menyeluruh.
Diploma-2 ( D2 ) dengan sistem pendidikan vokasional. Sistem yang lebih menerapkan aksi melalui kompetensi keahlian. Sistem ini sangat berbeda dengan pada umunya karena lebih sering melakukan praktek kerja lapangan. Dengan ini juga kompetensi keahlian lulusan SLTA dapat memenuhi kebutuhan pembangunan di Nias Utara.
Gambar 1.1. Masyarakat Nias Utara 2
Sumber : kepulauannias.com
Seperti kata tokoh Bob Sadino, “Pendidikan yang ada sekarang ini banyak
hanya untuk generasi saat ini melainkan juga menyediakan pembelajaran bagi generasi mendatang. Dimana walaupun diinterpretasikan ke segala bidang juga diharapkan munculnya simbiosisme antar segala bidang. Menjadi satu kesatuan tanpa menghiraukan satupun dari segala aspek.
UU Nomor 12 Tahun 2012 adalah undang-undang yang membahas tentang pendidikan tinggi, salah satu bentuknya adalah Akademi Komunitas (AK). Dengan hadirnya AK di Nias Utara maka potensi-potensi daerah yang meliputi pertanian, peternakan, perikanan dan pariwisata dapat dijadikan subyek pembelajaran dan pada gilirannya lulusan yang dihasilkan akan mampu menggerakkan sektor-sektor tersebut. Pada sektor perikanan saat ini lebih menerapkan bagaimana mengembangkan budidaya perikanan air tawar. Karena pada dasarnya hanya sedikit masyarakat Nias Utara yang memiliki keahlian untuk membudidayakannya guna memenuhi kebutuhan akan ikan air tawar sehingga harus selalu mengimpor dari kota lain.
1.2. Merangkai alur sebuah harapan ( Proses terbentuknya tema )
Bermula dari pembangunan Sumber Daya Manusia
Lotu adalah salah satu kota di Nias Utara, lokasi ini menjadi awal pembangunan karena memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi sebuah daerah yang akan berkembang. Pemerintah Nias Utara berencana akan melakukan pengembangan di daerah tersebut terlebih dahulu sekaligus akan menjadi pusat Pemerintahan Nias Utara. Pengembangan yang dilakukan meliputi infrastruktur Pemerintahan, permukiman, industri, sekolah dan akademi, fasilitas umum dan sebagainya. Akan tetapi langkah awal yang dilakukan Pemerintah adalah dengan mendirikan Akademi Komunitas Nias Utara. Pembangunan sebuah kota ditentukan oleh 2 hal yaitu : kemampuan Sumber Daya Manusia dan kemampuan Sumber Daya Alam. Namun kemampuan Sumber Daya Manusia lebih menentukan dan diyakini dapat dengan cepat membangun kota Nias Utara.
Alam tetapi lebih kepada kualitas SDM-nya. Begitu juga kenajuan sebuah kota bukan ditentukan oleh SDA atau besarnya pendapatan asli daerah tetapi ditentukan oleh kualitas SDM yaitu SDM yang berkarakter.
Akademi Komunitas dengan sistem vokasional menjadi solusi
Setelah Pemerintah melakukan pendataan terhadap masyarakat, dan ternyata dapat disimpulkan bahwa kompetensi lulusan SLTA tidak sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya secara kuantitas bahkan juga kualitasnya sangat memprihatinkan. Hal ini berdasarkan fakta pendidikan yang menunjukkan bahwa masyarakat lulusan SLTA banyak yang tidak terserap di dunia kerja, bukan hanya karena melainkan juga kurangnya kemampuan intelektual. Membangun kembali sistem di SLTA tentunya dilakukan namun hal itu belum cukup untuk membentuk karakter generasi penerus yang berintelektual. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk membangun sekolah tinggi dengan jenjang 2 tahun ( Diploma-2 ). Sekolah tinggi ini lebih dikenal dengan Akademi Komunitas. Dengan pembangunan kampus ini juga diharapkan, siswa lulusan SLTA dapat menekuni pendidikan yang lebih tinggi lagi tanpa harus pergi atau berpindah ke kota – kota besar di luar pulau Nias. Sangat disayangkan juga beberapa generasi penerus dari tanah Nias yang dikirim oleh Pemerintah untuk menekuni pendidikan di luar kota Nias, tidak kembali lagi untuk membangun kota Nias Utara. Hal ini juga yang menjadi pertimbangan bagi pembangunan Akademi Komunitas ini.
Akademi Komunitas Nias Utara juga mengimplementasikan sistem pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi adalah pendidikan keahlian terapan yang diselenggarakan di perguruan tinggi berbentuk akademi, politeknik, institut dan universitas berdasarkan standar kompetensi nasional dan/atau internasional. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan peserta didik agar memiliki keahlian terapan tertentu serta mampu beradaptasi pada bidang pekerjaan tertentu dan dapat menciptakan peluang kerja. Pendidikan ini juga berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian serta berbagai kecakapan kerja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan dan tuntutan kebutuhan lapangan pekerjaan.
Dengan dibangunnya Akademi Komunitas ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi kota Nias Utara. Kualitas Sumber Daya Manusia yang meningkat akan mendukung pengelolaan Sumber Daya Alam yang ada di Nias Utara, meliputi: sumber daya perikanan, pertanian,perkebunan, peternakan dan pariwisata. Jika dikelola semaksimal mungkin akan meningkatkan perekonomian, kualitas hidup masyarakat, dan membantu perbaikan infrastruktur lainnya.
Akademi Komunitas yang berkelanjutan serta bersimbiosis
di masa yang akan datang. Akademi ini juga membutuhkan identitas agar dapat mempertahankan keberadaannya. Pembangunan yang berkelanjutan bukan membahas tentang penghematan energi saja melainkan ikut mempertimbangkan interaksi yang terjadi anatara manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Dalam pembangunan sebuah kawasan terdapat enam aspek yang menjadi prinsip keberlanjutan, yaitu : Aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek sumber daya, spek sosial, dan aspek keterlibatan. Keenam aspek tersebut bukanlah hal yang terpisah melainkan aspek yang harus saling bersmbiosis satu sama lain atau lebih tepatnya keenam aspek tersebut akan saling mempengaruhi.
Gambar 1.3. Skematik Sustainable dan Symbiosisme Sumber : Dokumen Pribadi
Menciptakan keseimbangan pada Kampus Perikanan
yang harus ditegakkan dalam Budidaya Perikanan, yaitu : Ekologi, Sosial, dan Ekonomi. Ketiga aspek tersebut sering terjadi proses tarik ulur, seperti misalnya : suatu saat aspek ekologi yang menonjol dan pada saat yang berbeda aspek sosial dan ekonomi yang menonjol. Permasalahan ini sering terjadi di dalam budidya perikanan sehingga sangat dibutuhkan Keseimbangan di dalam mengatur proses tarik ulur. Fungsi utama dari pengelolaan budidaya perikanan adalah Stabilitas dan Konsistensi ( Keseimbangan ). Sehingga pada kampus perikanan air tawar AKNIRA yang berperan sebagai rumah perubahan sangat tepat diterapkan keseimbangan. Perancangan kampus ini bukan hanya secara fisik tetapi mampu menciptakan ketiga aspek tersebut bahkan simbiosisme antar aspek. Berikut skematik ketiga aspek serta bentuk realisasinya tersebut :
BAB II
PENELUSURAN DI BALIK SEBUAH RUMAH PERUBAHAN
2.1.Seribu Pertanyaan ( Data – data tentang Kurikulum AKNIRA ) 2.1.1.Arti Kata :
Akademi
Akademi adalah suatu institusi pendidikan tinggi yang menerapkan pendidikan vokasi dalam satu cabang atau beberapa cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan / seni tertentu dan dibina oleh Politeknik / Universitas / Institut / Industri. Komunitas
Komunitas adalah suatu kelompok sosial yang berada pada habitat yang sama, dimana individu-iindividu di dalamnya mempunyai maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, kegemaran dan sebagainya.
Nias Utara
Nias Utara adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari kabupaten Nias yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia pada tanggal 29 Oktober 2008.
Akademi Komunitas Negeri Nias Utara
industry dan 40 persen teori. Akademi ini berada di bawah binaan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Sumatera Barat.
2.1.2.Visi dan Misi Akademi Komunitas Negeri Nias Utara 1. Visi
Visi adalah sebuah harapan atau cita-cita yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga atau institusi di masa yang akan datang pada jangka waktu tertentu guna menghasilakan Sumber Daya Manusia di tingkat Diploma – 2 yang berdaya saing. Berikut adalah visi yang dimiliki Akademi Komunitas Negeri Nias Utara :
“ Menjadi Akademi Komunitas yang unggul dan mampu menghasilkan lulusan
terampil dalam mengelola potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ”
2. Misi
Misi adalah beberapa penjabaran langkah-langkah yang harus dilakukan oleh lembag atau institusi dalam rangka mewujud nyatakan visi yang ingin dicapai agar kelak tidak hanya menjadi sebuah mimpi. Misi ini dibentuk berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan rumusan pendapat dari para stakeholder. Berikut adalah misi yang harus dilakukan oleh Akademi Komunitas Negeri Nias Utara :
-Mendorong dan meningkatkan kemandirian daerah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia lokal.
mengolah potensi daerah.
-Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk mendukung peningkatan pelayanan dan mutu kehidupan masyarakat kabupaten Nias Utara.
2.1.3.Tujuan Akademi Komuntas Negeri Nias Utara :
-Mencetak lulusan yang berkompeten di bidang yang sesuai dengan program studi yang diselenggarakan.
-Melaksanakan dan mengembangkan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi di bidang terkait dengan mengacu pada standar nasional.
-Melaksanakan pembelajaran yang berkualitas dan relevan dengan upaya pengembangan potensi industry lokal.
-Melaksanakan kerja sama dengan pemangku kepentingan ( stakeholder ) untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
2.1.4.Sasaran Akademi Komunitas Negeri Nias Utara :
Sasaran atau target kerja dicapai dalam jangka waktu 5 tahun ke depan mulai sejak diakuinya pendirian AKNIRA. Berikut sasaran yang telah disusun :
kompetensi minimal sesuai hasil audit SKKNI.
- Penyuluhan kepada masyarakat lokal dengan melibatkan instansi Pemerintah atau dunia usaha / industri.
2.1.5.Strategi Pencapaian Sasaran
Dalam pencapaian sasaran, harus dilakukan berbagai strategi. Strategi yang dimiliki oleh AKNIRA dibagi ke dalam 2 tahap, yaitu Strategi Pencapaian Tahap Persiapan dan Strategi Pencapai Tahap Operasional.
Strategi Pencapaian Tahap Persiapan ( Tahun Akademik 2013/2014 ) 1. Persiapan sarana dan prasarana pendukung, yaitu sarana ruang perkuliahan ditempatkan terpisah dengan Sekolah Menengah Atas ( SMA ) Negeri 1 Lotu Kabupaten Nias Utara, sarana dan prasarana tersebut berupa :
- Ruang kelas belajar berikut peralatan pendukung - 3 Ruang Laboratorium untuk masing – masing prodi - 1 Ruang Perpustakaan
- 1 Ruang Workshop dan Pemeliharaan Fasilitas - 1 Ruang Dosen dan Kantor Administrasi
2. Pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan :
- Pengembangan tenaga pendidik melalui pendidikan bergelar S2 dalam negeri.
- Pengembangan tenaga kependidikan ( Pranata Laboratorium Pendidikan / PLP) melalui pelatihan kompetensi untuk mendukung kegiatan praktkum di masing-masing program studi.
- Pengembangan tenaga pengadministrasi melalui pelatihan dan atau magang keadministrasian baik perguruan tinggi Pembina maupun di tempat lainnya. - Pengembangan manajerial dari pengelola ( Koordinator dan wakil
koordinator) melalui pelatihan manajerial di pusat pelatihan manajemen. 3. Penyusunan Dokumen Operasional Akademi Komunitas baik yang bersifat akademik maupun non akademik.
4. Sosialisasi dan Promosi program Akademi Komunitas Negeri Nias Utara kepada seluruh SMA / SMK baik di kabupaten Nias Utara maupun di luar. 5. Penyususnan Rencana Anggaran Pendapatn dan Belanja Akademi Komunitas.
Strategi Pencapaian Tahap Operasional ( Tahun Akademik 2013/2014 ) Pelaksanaan strategi untuk mencapai sasaran dilakukan selama 5 ( lima ) tahun ke depan. Adapun rencana jumlah penerimaan mahasiswa baru da kelulusan :
1. Berdasarkan Tabel, pencapaian sasaran penerimaan mahasiswa baru AKNIRA hingga 5 tahun ke depan yaitu dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 berjumlah 1.830 orang, dengan perkiraan jumlah mahasiswa yang lulus sebanyak 450 orang. Dengan student body dari 90 orang mahasiswa di tahun 1 menjadi 660 orang pada tahun 5. Dengan catatan bahwa pada tahun ke-3 ( tahun 2015 ), penerimaan mahasiswa per program studi ditingkatkan dari 1 kelas paralel @30 orang ( 30 orang mahasiswa per tahun / prodi ) menjadi 3 kelas paralel @ 90 orang mahasiswa per tahun / prodi ), dan dibuka 2 program studi baru yaitu program studi D-2 Budidaya Pertanian Kelapa dan D-2 Perikanan Tangkap dengan jumlah penerimaan mahasiswa masing – masing 60 orang di tahun pertama.
2. Sosialisasi dan Promosi program Akademi Komunitas Negeri Nias Utara kepada seluruh SMA / SMK baik di kabupaten Nias Utara maupun di luar. 3. Strategi pencapaian lulusan sebagaimana yang direncanakan, akan ditempuh melalui proses pembelajaran tatap muka / teori berkisar 40 % dan praktik laboratorium / lapangan berkisar 60 %.
4. Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Kebijakan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan diwujudkan dalam program : “Penyediaan sarana dan prasaran yang memadai untuk
penyelenggaraan proses pendidikan vokasi yang berkualitas”. Ketercapaian realisasi program – program tersebut didasarkan atas indikator berikut :
-Tersedianya 5 Ruang Laboratorium untuk masing-masing program studi. -80% Peralatan Laboratorium sudah tersedia.
-80% Gedung untuk kegiatan administrasi telah tersedia. -80% Lahan untuk kegiatan praktek telah tersedia. 5. Peningkatan Mutu Kegiatan Akademik
Kebijakan Peningkatan Mutu Kegiatan Akademik diwujudkan dalam program sebagai berikut:
Penyediaan dan pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan yang professional.
-100% kebutuhan tenaga dossen terpenuhi
-80% tenaga pengajar yang sesuai dengan kualifikasi -80% tenaga kependidikan yang sesuai dengan kualifikasi
-100% tenaga pengajar telah mengikuti pelatihan / pendidikan untuk meningkatkan kompetensi Pedagogik
-40% tenaga pengajar telah mengikuti pelatihan/pendidikan untuk meningkatkan kompetensi professional
-30% tenaga kependidikan telah mengikuti pelatihan/pendidkan untuk meningkatkan kompetensi
Pengembangan Rencana Program dan sistem pembelajaran .
-Tersedianya perangkat kurikulum yang 100% sudah menjadi rujukan di tingkat nasional dan regional
-100% Buku Ajar sudah tersedia
-100% Rencana Program & Kegiatan Pembelajaran Semester ( RPKPS ) -Tersedianya regulasi tentang penilaian kompetensi mahasiswa
-50% pembelajaran sudah memanfaatkan ICT Peningkatan kualitas kegiatan kemahasiswaan.
-Terbentuk 8 organisasi kemahasiswaan
-Terlaksananya 4 kegiatan kemahasiswaan berskala nasional -Terlakasananya 1 kegiatan kemahasiswaan berskala Internasional -Terlaksanaya 3 kegiatan pembinaan kegiatan kemahasiswaan per tahun Pengembangan jumlah program studi yang dikelola sesuai dengan potensi lokal.
-Jumlah program studi yang dikelola sesuai yang dikelola sesuai dengan potensi lokal sebanyak 3 program studi.
-Jumlah peserta didik angkatan pertama sebanyak 90 orang dan angkatan kedua sebanyak 180 orang. Jumlah ini akan semakin meningkat sesuai dengan peminatan dari kandidat mahasiswanya dan juga kesesuaian rasio dosen : mahasiswa.
2.1.6.Program Studi Budidaya Perikanan Air Tawar
2.1.7.Visi dan Misi Program Studi D-2 Budidaya Perikanan Air Tawar 1.Visi
“ Mewujudkan tenaga terampil tingkat ahli muda yang mampu melakukan proses
produksi dan kewirausahaan di bidang perikanan air tawar.”
2.Misi
Penyusunan misi Prodi Budidaya Perikanan Air Tawar berdasarkan kondisi nyata di daerah baik berhubungan dengan Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana serta kebijakan Pemerintah yang terkait dengan bidang perikanan. Berikut
rumusan misi Prodi Budidaya Perikanan Air Tawar :
-Menyelenggarakan pendidikan tinggi jenjang Diploma-2 ( D-2 ) Perikanan Air Tawar yang bermutu dan relevan dengan sumber daya lokal, dunia usaha, dan industri serta kebijakan daerah di bidang Perikanan Air Tawar. -Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berbasis pada kompetensi produksi dan kompetensi kewirausahaan di bidang Perikanan Air Tawar. -Membangun kemitraan saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri serta pemangku kepentingan terkait ( stakeholder )
2.1.8. Tujuan Program Studi D-2 Budidaya Perikanan Air Tawar
-Ekologi air tawar
-Dasar-Dasar Budidaya Perikanan Air Tawar -Peralatan Pemeliharaan
-Pengenalan Produk - Produk Olahan Ikan Air Tawar
2. Menyelenggarakan pendidikan vokasi Diploma-2 di bidang perikanan air tawar ( melalui proyek usaha mandiri / PUM ) guna menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi kewirausahaan di bidang perikanan air tawar yang mencakup kompetensi :
- Pengembangan kreativitas dan inovasi usaha di bidang perikanan. - Menyusun rencana bisnis.
2.1.9. Kompetensi Kelulusan Akademi Komunitas Negeri Nias Utara
Kerangka dasar dan struktur kurikulum AKNIRA untuk setiap program studi diselenggarakan dengan melibatkan peran perguruan tinggi Pembina, industri terkait dan pemangku kepentingan, dengan mengacu pada Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kerja Nasioanal Indonesia ( KKNI ). AKNIRA
- Mampu secara teknis dan operasional mengatasi permasalahan mutu dan produktivitas perikanan air tawar.
- Terampil dalam menjalankan proses budidaya ikan air tawar yang berwawasan lingkungan.
- Kreatif dalam melakukan analisis sederhana dengan bantuan teknologi komputasi yang tersedia.
- Kreatif dalam merekayasa produk perikanan air tawar dalam rangka peningkatan nilai tambah.
- Mampu bekerja baik secara mandiri maupun dalam sebuah tim kerja. - Mampu dan berani dalam mengajukan ide yang dimiliki secara lisan maupun tertulis.
- Memiliki kepekaan untuk menangkap peluang usaha di bidang perikanan air tawar.
2.1.10.Struktur Organisasi Akademi Komunitas Negeri Nias Utara
Gambar 2.1. Struktur Organisasi AKNIRA Sumber : Rancangan Rencana Strategis AKNIRA
Berikut adalah deskripsi pekerjaan setiap bagian pada struktur organisasi Direktorat AKNIRA :
1. Direktur
Merupakan jabatan yang bertugas membantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam memimpin penyelenggaraan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat, membina serta mengembangkan tenaga kependidikan, mahasiswa, dan tenaga adminstrasi Akademi Komunitas. Serta melaksanakan kerja sama dengan instansi Pemerintahan, badan swasta, dan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan yang timbul.
2. Badan Pengawas
dalam rangka memonitoring dan mengevaluasi kinerja manajemen Akademi Komunitas Negeri Nias Utara.
3. Badan Penjaminan Mutu
Merupakan badan yang memberikan penilaian kualitas tentang mutu (quality assurance) di bidang kinerja Akademi Komunitas, dan terhadap program studi mulai dari masukan ( input ), proses sampai dengan keluaran ( output ) yang disesuaikan denganTri Dharma Perguruan Tinggi.
4. Wakil / Asisten Direktur
Asisten Direktur terdiri dari 2 orang yaitu:
- Asisten Direktur Urusan Akademik dan Kemahasiswaan
Bertugas membantu Direktur memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Asisten Direktur ini dibantu oleh sub. bagian Akademik dan Kemahasiswaan serta sub. bagian Pengabdian Masyarakat, dan Perpustakaan.
- Asisten Direktur urusan Administrasi Umum, Keuangan, Kepegawaian, dan Kerjasama
Bertugas dalam memimpin pelaksanaan kegiatan administrasi umum, keuangan, kepegawaian dan kerjasama. Dalam menjalankan tugasnya, Asisten Direktur ini dibantu oleh sub. bagian umum dan keuangan serta sub. bagian kepegawaian dan kerjasama.
5. Ketua Program Studi
melaksanakan pendidikan akademik dan / atau profesional dalam bidang perikanan air tawar.
6. Kelompok Dosen
Merupakan tenaga pengajar yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua Program Studi. Terdiri atas dosen tetap dan tidak tetap dan bertugas dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu : mengajar, membimbing, dan / atau melatih mahasiswa dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Tabel 2.2. Daftar SDM Dosen Kampus Perikanan Sumber : Rancangan Rencana Strategis AKNIRA
7. Kepala Laboratorium
Merupakan dosen dengan keahlian yang memenuhi persyaratan sesuai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertugas memimpin pelaksanaan penelitian di laboratorium dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua Program Studi Budidaya Perikanan Air Tawar.
Dalam mendukung kegiatan vokasi yang optimal, sangat dibutuhkan prasarana yang sesuai dengan peraturan tentang budidaya perikanan pada umumnya namun juga menyesuakan dengan dana dan kebutuhan yang tersedia agar mahasiswa dapat mempelajari prasarana dan sarana apa saja yang dibutuhkan. Prasarana dalam budidaya perikanan air tawar terdiri dari 4 kelompok, yaitu :
1. Prasarana pokok
Merupakan prasarana yang berkaitan dalam proses produksi benih ikan, misalnya : kolam/bak induk, kolam / bak pemijahan dan sebagainya.
2. Prasarana pendukung
Merupakan prasarana yang dibangun untuk mempermudah, mempercepat, dan memperkecil biaya proses pembenihan, misalnya : kantor, jaringan jalan, tempat parkir, laboratorium, dan sebagainya.
3. Prasarana penunjang
Merupakan prasarana yang bersifat tidak berkaitan dalam proses pembenihan, misalnya : gedung pertemuan, lapangan untuk fasilitas olah raga, dan sebagainya.
4. Prasarana pengaman
Merupakan prasarana yang berfungsi sebagai pengamanan fasilitas pembenihan, misalnya : pagar keliling / lingkungan, pos jaga, dan sebagainya. 5. Prasarana pelengkap
sebagainya.
2.1.12.Tambak Budidaya Perikanan Air Tawar
Tambak merupakan suatu kolam atau bak buatan yang berisi air, di gunakan sebagai sarana budidaya perikanan organisme air laut, air payau dan air tawar. 1. Jenis Tanah
Jenis tanah yang tepat untuk membuat kolam tanah adalah tanah dengan struktur kuat, dapat menahan airtidak berbatu – batu dan subur, misalnya : tanah liat berpasir.Jika merupakan tanah gembur maka lapisan kolam / tambak diberi lapisan semen dan batu bata agar tidak terjadi kebocoran, namun dalam biaya konstruksi akan lebih mahal.
2. Kontur Tanah
Ketinggian lahan yang akan dijadikan kolam sedapat mungkin tidak lebih dari 700 m di atas permukaan laut, dan kemiringan tanah yang sangat ideal yaitu berkisar 1-5 %. Kemiringan lahan menetukan metode penggalian serta pembuatan tanggul. Berikut adalah 2 macam teknik galian berdasarkan kemiringaan lahan :
Teknik Galian di lahan miring
Pada teknik ini, penggalian tanah hanya dilakukan pada satu sisi dan tanah galian digunakan untuk membuat tanggul di sisi lain.
Teknik Galian di lahan datar
Pada teknik ini, penggalian harus dilakukan pada semua sisi dan tanah galian juga digunakan untuk membuat tanggul
Gambar 2.3. Teknik galian di lahan datar Sumber : alamtani.com
3. Tata letak kolam ikan
Berdasarkan sistem pengairan terdapat dua tipe tata letak kolam ikan, yaitu tipe paralel dan tipe seri.
Sistem pengairan paralel
Dalam sistem ini, pengairan diperoleh secara langsung dari sumber air. Aliran air dari parit atau saluran irigasi harus dibuat melewati setiap kolam ikan yang ada. Begitu juga keberdaan kolam harus dekat dengan sungai agar mudah memperoleh sumberr air. Sistem ini sangat bagus menjaga kualitas air karena air yang masuk adalah air yang segar dari sumber air dan belum terkontaminasi dengan kotoran atau bibit penyakit.
Sistem pengairan seri
Sistem ini diterapkan di daerah atau kawasan yang memiliki sumber air terbatas . Setiap kolam ikan akan menenrima aliran air dari pengeluaran kolam lainnya. Misalnya kolam ikan pertama mendapat air secara langsung dari sumber air, kemudian kolam ikan kedua menerima air dari pengeluaran kolam pertama dan begitu juga seterusnya untuk kolam lainnya. Namun hal ini akhirnya mengakibatkan sulitnya mengontrol pencemaran air dan penyebaran penyakit. Sedangkan keuntungannya, saluran irigasi tidak memakan banyak tempat sehingga biaya konstruksi akan lebih murah.
Gambar 2.5. Sistem Pengairan Seri
Sumber : alamtani.com
4. Tanggul Kolam Ikan
Tanggul tanah
Pembuatan tanggul tanah akan lebih mudah dan murah, berikut adalah penjelasannya :
-Penggalian lapisan tanah atas sedalam ± 10 cm. Tanah galian kemudian akan digunakan kembali sebagai lapisan dasar kolam karena kaya akan bahan organik
-Penggalian kedua dilakukan sedalam 60 cm. Tanah galian dari lapisan ini akan digunakan sebagai tanggul.
-Penampang tanggul berbentuk trapezium. Lebar bagian bawah dan menyempit di bagian atas
-Penggalian pondasi tanggul dilakukan sedalam 20-25 cm, diisi dengan tanah hasil tanah galian dari lapisan kedua kolam yang kemudian dimampatkan.
Tanggul Tembok
Saluran air
Pengaturan terhadap saluran air masuk dan keluar menjadi bagian penting dari kolam ikan karena berpotensi dalam menjaga kualitas air kolam. Jarak antara saluran masuk dan saluran keluar harus berjauhan dan perletakkan keduasaluran tersebut harus bersilangan agar terjadi sirkulasi air dalam kolam. Berikut adalah penjelasan tentang saluran masuk dan saluran keluar.
-Saluran masuk
Perletakkan saluran memotong dan menembus tanggul , diposisikan sejajar atau lebih tinggi dari level permukaan air kolam yang di kehendaki. Saluran dapat dibuat dengan pipa PVC atau selongsong bamboo yang dipasang mendatar .
-- Gambar 2.6. Saluran masuk menuju kolam
- Sumber : alamtani.com
-Saluran keluar
1. Teknik yang disatukan
Pipa saluran harus berbentuk L atau menyilang dan berada pada dasar kolam. Pipa mengarah keluar kolam, membentuk huruf L dan menengadah ke atas. Ketinggian pipa yang memiliki posisi vertical harus sejajar dengan permukaan air kolam agar ketinggian kolam akan lebih mudah untuk diatur.
Gambar 2.7. Teknik saluran keluar menyatu
Sumber : alamtani.com
2. Teknik Terpisah
Gambar 2.8. Teknik saluran keluar terpisah
Sumber : alamtani.com Kemalir
Saluran kemalir merupakan parit yang berada di dasar kolam dengan kedalaman sekitar 20-30 cm. Sangat membantu ketika melakukan pemanenan karena parit tersebut akan menampung endapan sisa makanan dan lumpur berbahaya serta mengatur aliran air bawah. Jumlahnya harus disesuaikan dengan pintu pengeluaran air.
Gambar 2.9. Kemalir
Sumber : alamtani.com
Sama ( Studi Banding )
2.2.1. Studi banding Masterplan Kampus
Universitas Andrews
1. Lokasi :
Merupakan Universitas pendidikan Kristen. Memiliki lokasi yang berada pada kawasan yang jauh dari perkotaan, dikelilingi oleh lahan pertanian dan alam yang berlimpah agar mendorong kehidupan pedesaan bagi para mahasiswa dan
sekaligus menjadi obek pembelajaran.
Gambar 2. 10. Masterplan lama Kampus Universitas Andrews
Sumber : www.andrews.edu
2. Tujuan dari Perencanaan Kampus Utama 2013
Pengelolaan perancanaan utama
juga merespon setiap perubahan keadaan secara fleksible dari waktu ke waktu.
Perkuat kehidupan kampus
Mengelola sumber daya untuk kebutuhan fasilitas kampus sehingga juga memberikan pembelajaran yang sehat dan aktif bagi para mahasiswa.
Terhubung dengan Penciptaan
Menciptakan kontak langsung dengan alam agar bermanfaat bagi pikiran, tubuh , dan jiwa selama mempraktekkan pengelolaan sumber daya alam.
Terhubung dengan Komunitas
Menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar guna mendukung keoptimalan kinerja seluruh kampus dan fasilitasnya.
Penciptaan budaya berjalan kaki
Menciptakan kebiasaan atau budaya berjalan kaki sebagai sarana yang sehat serta menarik karena terdapat juga penekanan pada fokus desain pejalan kaki.
Penerapan seperti rumah tempat tinggal
Menghimbau para mahasiswa untuk memilih hidup sehat yang akan dilakukan di hari ketujuh advent.
Pembangunan yang sederhana
keuangan untuk departeman lain dan pembangunan yang dilakukan oleh para mahasiswa dapat mempromosikan kehidupan yang aktif di kampus.
3. Pengelolaan Perancanaan Utama Kampus
Gambar 2.11. Masterplan baru Kampus Universitas Andrews
Sumber : www.andrews.edu
4. Iliustrasi Rencana Visi
Peta ini menggambarkan bagaimana masterplan di masa depan yang bertujuan agar terangkum visi pembangunan fisik kampus yang menyeluruh. Ilustrasi rencana visi ini mengantisipasi pertumbuhan genrasi yang berlebihan. Bangunan lama diberi warna abu-abu, banguan yang akan diusulkan berwarna merah, dan parkiran baru berwarna coklat muda terang.Sedangkan fasilitas lainnya yang diusulkan masih bersifat sementara dalam penggunaannya.
5. Fleksibilitas dan Prioritas
secara bertahap. Dimana dalam pelaksanaannya dapat bersifat fleksibel namun tetap mmeprioritaskan kebutuhan yang tercantum dalam Rencana Strategis.
6. Kehidupan Kampus
Gambar 2. 12. Posisi jantung kampus
Sumber : www.andrews.edu
7. Penggunaan Lahan
Memperkuat kehidupan kampus memerlukan pertimbangan cermat dari pola penggunaan lahan. Pertama, penggunaan lahan harus dikombinasikan dengan kehadiran gabungan bangunan akademik, sosial dan pusat rekreasi, pusat studi, asrama, ruang ibadah dan acara, dan ruang luar. Penggunaan tanah yang bervariasi dapat saling mendukung seperti halnya anggota tubuh yang berbeda, dan gerakan pejalan kaki di antara tempat-tempat ini mengaktifkan keseluruhan lingkungan, menjaga kampus tetap hidup, aman, dan nyaman untuk kehidupan aktivitas kampus sepanjang hari dan musim.
8. Membentuk Ruang Kampus
Gambar 2. 13. Ruang terbuka hijau
Sumber : www.andrews.edu
kehidupan kampus.
9. Terminasi Vista
Gambar 2.14. Pemandangan 1 kampus
Sumber : www.andrews.edu
Pemandangan lurus atau linear harus dihilangkan dengan pemandangan alam, benda, dan elemen bangunan. Penghilangan pemandangan ini memberikan permintaan efek visual dan membantu untuk membentuk ruang menarik yang aktif dan disukai. Dampak estetika dari penghilangan pemandangan harus disesuaikan dengan hati-hati untuk signifikansi relatif dari pandangan koridor,
10. Pelestarian Pohon
Gambar 2.15. Pemandangan 2 kampus
Sumber : www.andrews.edu
memberikan fleksibilitas desainer untuk mencapai persyaratan program tertentu. Fleksibilitas ini juga dimaksudkan untuk membantu melestarikan pohon utama di kampus. Perencanaan situs harus dikoordinasikan dengan Dewan Arboretum dalam kasus pohon-pohon besar yang mungkin akan berpengaruh atau diusulkan untuk dihapuskan. Sebisa mungkin, kualitas kematangan pohon harus dipertahankan untuk menjaga karakter kampus dan kesehatan.
11. Mempromosikan Kebiasaan Berjalan
Gambar 2.16. Pemandangan 3 kampus
Sumber : www.andrews.edu
2.2.2. Studi banding Kampus Budidaya Perikanan Air Tawar
Pada studi banding yang saya cari, saya tidak mendapat kampus budidaya perikanan air tawar yang juga menerapkan konsep sustainable dan symbiosis. Hal ini disebabkan karena mayoritas sekolah peikanan lebih banyak menangani budidaya perikanan air laut baik di dalam dan luar negeri. Namun saya menemukan studi banding konsep sustainable dan symbiosis yang diterapkan pada sekolah dasar di Afrika. Menurut saya sekolah ini sangat memiliki konsep yang bagus, menarik dan sesuai dengan kasus proyek saya. Berikut adalah penjelasan konsep sekolah tersebut :
Sebuah Proses Rancangan berkelanjutan untuk Sekolah Dasar Distrik Busia di Uganda, Afrika
Gambar 2.17. Sekolah Dasar Distrik Busia
Sumber : www.epdc.org
kolektor utama kayu bakar dan juga yang paling terkena dampak di masa depan dengan krisis energi lokal yang muncul. Oleh karena itu tim Texas Impact Design percaya bahwa sekolah merupakan titik awal yang sangat baik untuk mengajar tentang sistem bangunan yang berkelanjutan regional dan alternatif energi terbarukan. Desain iklim sekolah dasar yang baru didorong oleh keadaan lokal seperti orientasi situs, kondisi hidup rakyat, keterampilan konstruksi mereka, akses ke bahan-bahan lokal, dan sebagainya. Perhatian khusus telah diberikan kepada program ramah lingkungan, langkah desain seperti : beranda shading, ventilasi alami, pencahayaan, dan daur ulang air hujan. Pengambilan keuntungan dari potensi yang besar dari bahan-bahan tradisional dan sumber daya energi terbarukan dan produk limbah didaur ulang dalam desain dan konstruksi merupakan fokus utama dari konsep perancangan sekolah ini dan memberikan model yang berguna untuk desain sekolah.
1. Bahan bangunan lokal
2. Strategi energi pasif
Strategi energi pasif yang tergabung dalam kelas meliputi desain pasif pencahayaan, ventilasi pasif, massa termal, shading, dan pengumpulan air hujan karena lokasi khatulistiwa Uganda, matahari tepat di atas kepala untuk sebagian besar tahun. Pencahayaan clearstory diusulkan memungkinkan untuk cahaya ambient maksimum untuk masuk kelas tanpa silau keras dan panas yang disebabkan oleh sinar matahari khatulistiwa langsung. Jendela terletak untuk memaksimalkan ventilasi alami, pembilasan udara panas keluar dari kelas dengan angin yang berlaku. Langit-langit dirancang untuk menyerap radiasi panas dari atap logam, menghilangkan mendapatkan panas yang tidak diinginkan ke dalam ruang kelas. Massa termal yang disediakan oleh dinding batu juga membantu untuk menjaga dingin bangunan. Air hujan yang dikumpulkan dari atap logam dari ruang kelas dan dapat digunakan untuk mengairi lahan pertanian.
3. Permakultur
Memberi makan dan mendidik siswa melalui sistem budidaya, irigasi tetes lambat, dan permakultur adalah inti dari pendidikan berkelanjutan. Anak-anak di Uganda sering tidak diberi makan dengan benar, dan gizi adalah masalah utama dalam kesehatan dan pertumbuhan anak usia sekolah dasar. Sekolah mengusulkan untuk mengintegrasikan praktek – praktek perikanan berkelanjutan ke dalam kurikulum.
Produk makanan perikanan adalah jawaban yang potensial untuk masalah yang timbul pada anak-anak yang kekurangan protein hewani. Tingkat konversi pakan ikan lebih tinggi dari sumber protein hewani konersial umum lainnya karena :
-Ikan dapat memanfaatkan makanan yang tidak digunakan oleh sebagian besar hewan darat
-Ikan membutuhkan lebih sedikit energi dari makanan mereka untuk hidup
Budidaya ikan membutuhkan pakan ikan. Pakan ikan komersial, disesuaikan dengan kebutuhan individu keturunan ikan tertentu, yang tersedia tapi mahal, dan beberapa ikan seperti nila akan berkembang pada ganggang dan rumput kliping bersama dengan dosis kecil pupuk kandang. Ikan berlebih, buah dan sayuran yang tidak dikonsumsi oleh sekolah dapat dijual untuk menghasilkan dana untuk taman dan pemeliharaan sekolah dan peralatan mempromosikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan.
Gambar 2.18. Interior Ruang Kelas
Gambar 2.19. Halaman Sekolah
Sumber : www.epdc.org
Gambar 2.20. Lapangan Sekolah Permakultur
Sumber : www.epdc.org
2.2.3. Studi banding Kolam/ Tambak ikan air tawar
Ikan sebagai salah satu jenis organisme perairan yang sudah dapat dibudidayakan oleh manusia. Dengan melakukan kegiatan budidaya maka kebutuhan manusia akan ikan selalu tersedia sesuai dengan permintaan. Dalam melakukan kegiatan budidaya ikan untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal dilakukan suatu program pengembangbiakan terhadap ikan yang akan dibudidayakan. Ilmu yang mendasari dalam program pengembangbiakan ikan adalah tentang biologi ikan, fisiologi ikan, kebiasaan hidup ikan, reproduksi ikan dan berbagai ilmu tentang rekayasa siklus reproduksi ikan. Ikan yang akan dibudidayakan harus dikelola dengan baik tentang persediaan induk ikan yang akan dibudidayakan. Pengembangbiakan ikan peliharaan akan berhasil jika tersedia induk yang baik. Ketersediaan induk ikan budidaya harus dikelola dengan baik untuk memperoleh benih ikan yang tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat jenis dan tepat harga.
1. Klasifikasi Jenis Ikan Air Tawar yang Dibudidayakan di AKNIRA :
Ikan Mas
Gambar 2.22. Ikan Mas
Ikan Gurami
Gambar 2.23. Ikan Gurami
Sumber : www.youtube.com Ikan Nila
Gambar 2.24. Ikan Nila
Sumber : www.pusatmakalah.com Ikan Lele
Gambar 2.25. Ikan Lele
Tabel 2.3. Kapasitas besaran kolam pembudidayaan ikan air tawar
Sumber : Dinas Perikanan Kalitirto ( tahun 2010 )
Kolam atau tambak yang saya jadikan studi banding adalah tambak / kolam yang terletak di Tanjung Morawa. Dimana dalam satu kawasan tersebut hanya terdapat kolam ikan Gurami, Kolam ikan lele, dan Kolam ikan Mas.
Kolam Ikan Lele
Gambar 2.26. Kolam Ikan Lele
Kolam Ikan Gurami
Gambar 2.27. Kolam Ikan Gurami
Sumber : Dokumen pribadi Kolam Ikan Mas
Gambar 2.28. Kolam Ikan Mas
Sumber: Dokumen pribadi Proses Panen dan Penjualan
BAB III
BERBAGAI ELEMEN PENYEIMBANG
3.1.Berputar Layaknya Balerina ( Perjalanan di Pancur Batu )
Sehubungan karena kami masih sulit menemukan waktu untuk survey menuju Nias Utara. Kami diajak oleh stakeholder untuk mencari gambaran kota Nias Utara di Pancur batu. Kami diajak bukan hanya untuk berekreasi tetapi untuk sementara mengamati seperti apakah Pancur Batu dan bagaimana pandangan kami tentang bangunan yang kami kunjungi. Berikut juga adalah hasil laporan yang saya buat mengenai Pancur Batu.
pembeli dagangannya dengan setia dengan tetap menebarkan senyum yang indah. Kesan inilah yang terkadang juga mengingatkanku akan perjuangan para orang tua dan membayangkan bagaimanakah kelak saya ketika menjadi orang tua. Hanya kesan inilah yang saya dapatkan dan bahkan tidak sempat terpikirkan untuk bertanya kepada kerabat mengenai desa ini.
Tepat di hari Senin pada saat hari yang cerah kami hendak mengunjungi Pancur Batu. Pada saat itu di dalam pikiran saya penuh dengan pertanyaan “ Ada
apa di tempat itu? “ Namun keheranan itu membuat saya semakin penasaran dan
bukan mengurungkan niat untuk pergi ke sana. Sedia payung sebelum hujan, sebuah pepatah yang sangat tepat bagi orang yang hendak melakukan perjalanan. Persiapan yang kami lakukan adalah menyiapkan peralatan seperti meteran, topi, alat tulis, dan kamera. Tidak lupa kami juga membawa keperluan bekal makanan yang kami beli di rumah makan yang tidak jauh dari kampus kami. Sewaktu di perjalanan kami juga mendiskusikan lokasi mana yang hendak kami kunjungi.
Berastagi dan lainnya. Namun saya jadi semakin heran dan bertanya-tanya mengapa sedikit sekali orang-orang yang mau berwisata ke tempat ini padahal lokasinya sangat terjangkau dari kota Medan.
Pancur Batu berada pada dataran tinggi, sehingga kita akan menjumpai banyak perbukitan. Jika berbicara tentang perbukitan, saya langsung berpikir akan menemukan banyak tempat yang teduh dan sejuk, karena banyak pepohonan yang rimbun atau mungkin hutan jati, pohon-pohon yang tinggi menjulang, yang memperlihatkan aksen yang kokoh dan indah dan juga pohon cemara dengan keharumannya yang menyegarkan . Namun ternyata, itu hanya bayangan yang sering saya nikmati saat di pulau Jawa. Sepanjang jalan, saya memang melihat banyak perbukitan tetapi semua tertutupi oleh pohon kelapa sawit, dan jika dilihat dari atas, lahan kosong atau celah diantara setiap pohon hampir tidak terlihat lagi. Kesan teduh yang saya bayangkan tidak dapat saya rasakan. Saya seolah-olah sebagai pungguk merindukan bulan karena semua yang saya bayangkan ternyata hanya ilusi.
hayati sehingga ekosistem menjadi tidak seimbang. Pohon kelapa sawit juga dikenal sebagai pohon yang banyak menyerap air tanah sehingga tanah menjadi kering dan suhu udara menjadi tinggi serta berkurangnya unsur hara tanah dan akhirnya tanah menjadi tidak subur.
Menurut saya hal ini lah yang mengakibatkan sedikit orang yang mau berwisata ke tempat ini. Terdapat banyak tempat wisata yang kami lewati di sana, namun hanya ada sedikit pengunjung dan bahkan ada tempat pariwisata yang gagal atau tidak jadi beroperasi. Sungguh mengecewakan, sepertinya ini juga dampak akibat kurangnya kesatuan di setiap unsur – unsur proses perancangan. Untuk selanjutnya saya akan menjelaskan tentang lokasi-lokasi yang kami kunjungi :
Gambar 3.1. Sungai dekat dengan lahan Bpk. Rudolf Sumber : Dokumen pribadi