• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merangkum Isi Informasi Teks Buku

Dalam dokumen sma10bhsind AktifDanKreatif (Halaman 182-185)

B

Dalam beberapa pelajaran sebelumnya, Anda telah belajar mengambil manfaat informasi dalam media cetak dan elektronik. Anda akan belajar merangkum informasi dari buku. Anda akan mencatat pokok-pokok penting dalam buku, lalu membuat ringkasan. Oleh karena itu, akan semakin banyak pulalah informasi yang Anda peroleh.

Pendahuluan

Sintaksis (Yunani: Sun + tattein = mengatur bersama sama) adalah bagian dari tatabahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa. Penelitian bidang fonetis, morfologis dan struktur frasa dari suatu bahasa merupakan bagian dari iImu bahasa

Setiap bahasa memiliki sistem-sistem yang khusus untuk mengikat kata-kata atau kelompok-kelompok kata ke dalam suatu gerak yang dinamis. Oleh sebab itu, kita tidak dapat dibenarkan untuk menyusun tatakalimat suatu bahasa dengan secara sembarangan menerapkan sintaksis bahasa lain. Hal salah kaprah ini pernah dilakukan oleh ahli-ahli tatabahasa lama.

kata-kata dalam suatu bahasa. Jika nanti ada persamaan tatakalimat suatu bahasa dengan bahasa lain, haruslah merupakan hasil perbandingan yang diadakan antara bahasa-bahasa tersebut. Akan tetapi, bukan sebagai hasil penerapan sintaksis bahasa lain.

Tatabahasa-tatabahasa lama tidak banyak bicara tentang sintaksis. Mereka yang menelaah sintaksis secara mendalam dan menggunakan kalimat sebagai titik-tolak penelitiannya. Dalam hal ini, hanya beberapa gelintir manusia yang mau berusaha untuk melaksanakan sekuat-kuatnya menelaah sintaksis. Akan tetapi, kadang hasil masih jauh dari sasaran optimal. Mereka masih sering kembali ke dalam pemikiran falsafah, di mana semua fenomena bahasa selalu ditinjau dan bidang falsafah. Falsafah dijadikan alat untuk memecahkan segala macam persoalan. Dengan demikian, timbul suatu kesan bahwa bukan masalah bahasa yang dipersoalkan, tetapi kecerdasan berpikir atau berpikir secara logislah yang dipersoalkan. Di sini kita berusaha bertolak dari seberang lain, bertolak dari bahasa sendiri, sebagai sumber penurunan perumusan-perumusan tentang sintaksis.

1. Kata, Frase, dan Klausa

Jika sekali lagi kita melihat tataran-tataran (tata tingkat/hirarki) dalam bahasa, urutan tataran itu dari yang kecil sampai paling luas beserta bidang ilmunya masing-masing adalah:

Bidang Ilmu Tataran

Fonologi : fon/fonem suku kata Morfologi : morfem

terikat bebas kata dasar turunan/jadian

Sintaksis : frasa klausa

Wacana : alinea bagian (sejumlah alinea) anak bab

bab

Karangan yang utuh : terdiri atas bab-bab

Semua unsur di atas disebut unsur segmental, yaitu unsur-unsur yang dapat dibagi-bagi menjadi bagian atau segmen-segmen yang lebih kecil. Di samping unsur segmental terdapat juga unsur supra-segmental, yang kehadirannya tergantung dari unsur-unsur segmental. Unsur suprasegmental mulai hadir dalam tataran kata sampai wacana: nada, tekanan keras, panjang, dan intonasi.

Dengan demikian kata merupakan suatu unsur yang dibicarakan dalam morfologi, sebaliknya frase dan klausa berdasarkan strukturnya termasuk dalam sintaksis.

Frase adalah suatu konstruksi yang terdiri dari

dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan. Kesatuan itu dapat menimbulkan suatu makna baru yang sebelumnya tidak ada. Misalnya dalam frase rumah ayah muncul makna baru yang menyatakan milik, dalam frase rumah makan terdapat pengertian baru ‘untuk'. Adapun frase obat nyamuk terdapat makna baru ‘untuk memberantas'.

Sebaliknya klausa adalah suatu konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung hubungan fungsional. Dalam tatabahasa lama dikenal dengan pengertian subjek, predikat, obyek, dan keterangan-keterangan. Sebuah klausa sekurang-kurangnya harus mengandung satu subjek, satu predikat, dan secara fakultatif satu obyek. Dalam hal-hal tertentu klausa terdiri dari satu predikat dan boleh dengan keterangan (bentuk impersonal), misalnya: 1. Saya menyanyikan sebuah lagu

2. Adik membaca buku

3. Anak itu menangis

4. Ia sudah bangun 5. diberitahukan kepada umum 6. demikian diceritakan

7. sementara adik menyanyikan sebuah lagu, saya membaca buku

8. ia makan, karena (ia) lapar

Konstruksi no. 1 sampai dengan 6 membentuk satu klausa, dan sekaligus sebuah kalimat. Sebaliknya, konstruksi no. 7 dan 8 merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari dua klausa.

Sementara itu, kalau kita mendengar orang mengucapkan: ,

9. "Maling!" "Pergi!" "Keluar!"

10. "Rumah ayah!" sebagai jawaban atas pertanyaan, "Rumah siapa itu?"

11. "Karena lapar!" sebagai jawaban atas pertanyaan, "Mengapa kamu malas bekerja?"

Semua konstruksi di atas diterima juga sebagai kalimat, walaupun contoh-contoh dalam nomor 9 hanya terdiri dari satu kata. Adapun nomor 10 dan 11 terdiri atas frase.

Jika demikian: sebuah kata, sebuah frase, atau sebuah klausa dapat menjadi sebuah kalimat. Akan tetapi, di mana letak perbedaannya? Kita menye-butnya sebagai kata, frase, atau klausa, semata-mata berdasarkan unsur segmentalnya. Sebaliknya, unsur kata, frase, dan klausa dapat dijadikan kalimat kalau diberikan kepadanya unsur suprasegmental (dalam hal ini intonasi).

Jadi:

kata + intonasi > kalimat frasa + intonasi > kalimat klausa + intonasi > kalimat

Kegiatan membaca cepat, baik skimming maupun scanning, sangat bermanfaat untuk memperoleh informasi secara cepat. Kita dapat membuat rangkuman dari bacaan yang telah kita baca.

Rangkuman dapat diartikan penyajian singkat dari suatu karangan asli, dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandangan pengarangnya. Dengan demikian, merangkum merupakan kegiatan me-nyingkat bacaan dengan tetap mempertahankan urutan isinya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat ringkasan atau rangkuman, yakni sebagai berikut.

1. Membaca naskah aslinya. Sebelum merangkum, kita harus mem-baca teks mem-bacaan seluruhnya untuk mengetahui kesan umum, terutama maksud penulis dan sudut pandangannya.

2. Mencatat gagasan utama. Semua gagasan utama dapat dicatat terlebih dahulu atau cukup digarisbawahi.

Contohnya:

a. Tataran bahasa terdiri atas fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.

b. Bahasa terdiri atas dua unsur, yaitu unsur segmental dan suprasegmental.

c. Yang termasuk unsur segmental ialah fon, suku kata, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, alinea, bagian (sejumlah alinea), anak bab, bab, dan karangan utuh.

d. Yang termasuk unsur suprasegmental ialah nada, tekanan keras, panjang, dan intonasi.

e. Kata merupakan suatu unsur yang dibicarakan dalam morfologi. f. Frase adalah suatu konstruksi yang terdiri atas dua kata

atau lebih yang membentuk suatu kesatuan dan kesatuan tersebut dapat menimbulkan makna baru yang sebelumnya tidak ada. Misalnya, frase rumah ayah muncul makna baru yang menyatakan milik.

g. Klausa adalah suatu konstruksi yang sekurang-kurangnya mengandung satu subjek, satu predikat, dan secara fakultatif satu objek.

h. Kata, frase, ataupun klausa dapat menjadi sebuah kalimat apabila diberikan unsur suprasegmental.

3. Membuat reproduksi. Setelah melalui kedua tahap tersebut, barulah kita menyusun kembali bacaan tersebut dalam suatu karan-gan singkat berdasarkan gagasan utama yang telah dicatat.

Contohnya:

Tataran bahasa terdiri atas fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana. Adapun bahasa terdiri atas dua unsur, yaitu unsur segmental dan suprasegmental. Adapun yang termasuk unsur segmental ialah fon, suku kata, morfem, kata, frase klausa, kalimat, alinea, bagian (sejumlah alinea), anak bab, bab, dan karangan utuh. Berikutnya yang termasuk unsur suprasegmental ialah nada, tekanan keras, panjang, dan intonasi.

Kata merupakan suatu unsur yang dibicarakan dalam morfologi. Frase adalah konstruksi yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan yang dapat menimbulkan makna baru yang sebelumnya tidak ada. Misalnya, dalam frase rumah ayah muncul makna baru yang menyatakan milik. Adapun klausa adalah suatu konstruksi yang di dalamnya sekurang-kurangnya mengandung satu subjek, satu predikat, dan secara fakultatif satu objek. Kata, frase,

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 9.2

Buku Berbahasa Indonesia dengan Benar yang ditulis oleh Dendy Sugono

Dalam dokumen sma10bhsind AktifDanKreatif (Halaman 182-185)