• Tidak ada hasil yang ditemukan

MERENCANAKAN TINJAUAN HUKUM BERBASIS CEDAW Dalam bagian ini:

Dalam dokumen Apaka Hukum kita sudah Menerapkan prinsi (Halaman 37-41)

 Mengidentifikasi tujuan, cakupan, sasaran, dan pengaturan waktu tinjauan hukum berbasis CEDAW

 Siapa yang paling tepat untuk melakukan tinjauan hukum berbasis CEDAW?

Dalam proses melakukan tinjauan hukum, ada baiknya menyusun rencana yang jelas sebelum memulai. Pertimbangkan butir-butir berikut ketika merencanakan tinjauan hukum Anda:

(a) Tujuan. Mengidentifikasi tujuan spesifik dari tinjauan hukum Anda. Semakin jelas tujuan itu, semakin baik. Penting untuk mengetahui apa yang sedang Anda coba capai dengan tinjauan hukum Anda. Lihat Bagian 1: Tujuan Tinjauan Hukum berbasis CEDAW untuk tujuan-tujuan yang dimungkinkan.

(b) Cakupan (Bidang atau Pokok Cakupan). Anda perlu memutuskan apakah tinjauan hukum Anda bersifat komprehensif atau terfokus. Cakupan komprehensif atau menyeluruh berarti menilai kepatuhan semua bidang yang mempengaruhi kesetaraan gender, apakah bidang apakah secara kewarganegaraan, politik, ekonomi, sosial, atau budaya. Artinya, memeriksa semua ketetapan substantif CEDAW (Pasal 1-16). Cakupan terfokus berarti menilai kepatuhan/kesesuaian di dalam topik/bidang terpilih (misalnya, ketenagakerjaan, perkawinan dan keluarga, atau partisipasi politik) atau pasal-pasal CEDAW (misalnya, Pasal 12 tentang kesehatan).

(c) Cakupan (UU Terkait). Anda juga perlu memutuskan UU mana yang akan dinilai dalam tinjauan hukum Anda. Apakah tinjauan itu akan hanya menilai UU yang dikeluarkan oleh pembuat UU, atau semua hukum (misalnya UU yang dikeluarkan badan legislatif, eksekutif,

yudikatif?) Apakah hal itu akan mencakup UU pada semua tingkatan atau hanya yang di tingkat nasional? (See Determining Scope of a Legal Review (Relevant Laws) below

for further guidance on this matter). (Lihat Menentukan Cakupan Tinjauan Hukum (Hukum Terkait) di bawah ini untuk pedoman lebih lanjut mengenai hal ini).

(d) Khalayak Sasaran. Kenali khalayak sasaran dari tinjauan hukum Anda. Apakah untuk pelaku advokasi perempuan, akademik, spesialis, pejabat pemerintah, pembuat UU, atau masyarakat

umum? Mengidentifiaksi khalayak sasaran membantu Anda untuk memutuskan bahasa

dan format tinjauan itu (misalnya, apakah Anda akan menggunakan bahasa sederhana

atau khusus?).

(e) Kerangka Waktu. Tinjauan hukum memerlukan waktu untuk penulisannya. Identifikasi kerangka waktu yang realistis.

(f) Para penulis dan pemrakarsa. Tinjauan hukum berbasis CEDAW dapat dilakukan oleh beragam pihak, sepeerti pemerintah, ORNOP, badan-badan eksternal, atau kelompok orang dari sektor- sektor berbeda. Siapa pun yang melakukan tinjauan itu, penting bahwa mereka memiliki kepakaran dalam CEDAW, UU, dan situasi de facto kesetaraan gender dan perempuan. (Lihat Siapa yang Paling Cocok Melakukan Tinjauan Hukum Berbasis CEDAW di bawah ini).

3

BAGIAN TIGA

MERENCANAKAN TINJAUAN HUKUM BERBASIS CEDAW

(g) Keterbatasan. UU hanya merupakan satu dari banyak langkah untuk menciptakan kepatuhan pada CEDAW. Sejumlah kewajiban CEDAW dihadapi dengan lebih tepat melalui langkah- langkah kebijakan, intervensi program, atau penegakan legislasi. Dengan demikian, tinjauan hukum dan reformasi hukum hanya menangani satu bentuk intervensi yang diperlukan Negara untuk menyiapkannya untuk dapat menghapus diskriminasi gender.

(h) Metodologi. Tinjauan hukum terutama dilakukan sebagai penelitian kepustakaan. Lokakarya dengan orang-orang yang bekerja untuk hak-hak asasi perempuan untuk secara kolektif menentukan indikator hukum kunci dan rekomendasi, dan untuk memvalidasi temuan-temuan

dari tinjauan hukum, merupakan tambahan bagus untuk penelitian kepustakaan. Kepakaran dan pengalaman mereka akan memperkaya tinjauan. Konsultasi dengan perempuan,

khususnya yang akan dipengaruhi oleh rekomendasi tinjauan tersebut, juga disarankan. Salah satu tantangan yang perlu dipertimbangkan dalam mengidentifikasi metodologi adalah akses terbatas terhadap UU atau data yang tidak memadai tentang dampak pengaturan

hukum. Ketika informasi ditemukan, data mungkin tidak dipilah menurut jenis kelamin atau

tidak tersedia analisis gender.

Menentukan Cakupan Tinjauan Hukum (UU Terkait)

Kerjakan kuis ini dan pertimbangkan faktor-faktor berikut ketika sedang dalam proses

memutuskan cakupan tinjauan hukum Anda.

Bidang atau Pokok Cakupan

P. Apakah tinjauan hukum merupakan a) cakupan komprehensif, atau b) cakupan terfokus.

Jika Anda menjawab a, semua UU harus dinilai.

Jika Anda menjawab b, hanya UU yang mencakup bidang terbatas akan dimasukkan dalam tinjauan hukum.

Contoh: Di Vietnam, tinjauan hukum komprehensif dilakukan. Hasilnya, lebih dari 200 UU yang mencakup 18 bidang yang berkaitan dengan setiap pasal CEDAW telah dievaluasi.

Tingkat Cakupan

T. Apakah tujuan tinjauan hukum adalah untuk a) menilai UU negara, atau b) hanya menilai

UU lokal (misalnya tingkat provinsi atau desa)

Jika Anda menjawab a, hanya UU negara yang dimasukkan dalam tinjauan hukum.

JIka Anda menjawab b, baik UU negara maupun lokal harus dimasukkan dalam tinjauan hukum.

Kelengkapan Legislasi

T. Apakah legislasi di negara Anda a) memasukkan semua standar sehingga lengkap

dalam dirinya, atau b) apakah dilengkapi atau ditambah dengan kinerja eksekutif atau kehakiman.

Jika Anda menjawab a, memusatkan perhatian hanya pada legislasi sudah cukup untuk tinjauan hukum

Jika Anda menjawab b, memasukkan kinerja eksekutif atau kehakiman diperlukan untuk memberi gambar yang menyeluruh.

Bobot UU

T. Apakah yang dikeluarkan eksekutif memiliki kekuatan dan bobot yang sama seperti yang

disahkan legislatif?

3

BAGIAN TIGA:

MERENCANAKAN TINJAUAN HUKUM BERBASIS CEDAW

Siapa yang Paling Cocok untuk Melakukan Tinjauan Hukum berbasis CEDAW

Selalu ada diskusi tentang siapa yang paling cocok untuk melakukan tinjauan hukum berbasis CEDAW. Hal ini tergantung pada konteks di setiap negara. Namun, penting pula untuk mengetahui manfaat dan keterbatasan seorang pelaku atas yang lainnya.

Di bawah ini ada daftar ringkas berbagai pelaku yang dapat melakukan tinjauan hukum berbasis CEDAW, keuntungan dan kerugiannya secara umum, dan usulan untuk mengatasi kerugiannya.

Pemerintah

Tinjauan hukum berbasis CEDAW dapat secara resmi dilakukan oleh pemerintah. Dalam

banyak kasus, Kementerian Kehakiman atau perangkat perempuan nasional memimpin atau

memenuhi tugas proses itu. Kelebihan

Karena merupakan prakarsa pemerintah,

ada kepemilikan Negara atas proses itu. Negara cenderung akan mengakui temuan- temuan tinjauan hukum dan bekerja untuk melaksanakan rekomendasi.

Kekurangan

Kendati disambut, tinjauan hukum ini terkadang

dipandang parsial, untuk kepentingan sendiri, atau bersikap ‘lemah’ terhadap pemerintah.

Saran

Untuk menangani kerugian, pemerintah dapat mengatur konsultasi dengan para pemangku kepentingan non-pemerintah dan memasukkan pandangan mereka ke dalam tinjauan hukum. Mereka dapat pula membentuk panel penasihat atau pakar multi-sektoral untuk memberikan bantuan dan penelitian teknis.

ORNOP

ORNOP, dengan prakarsa mereka sendiri, dapat pula melakukan tinjauan hukum berbasis CEDAW.

Kelebihan

Tinjauan hukum berbasis CEDAW oleh ORNOP dapat menegaskan prakarsa Pemerintah atau dapat memeriksa isu-isu yang mungkin luput dari perhatian pemerintah. Di banyak negara ORNOP lebih dekat dengan situasi de facto dan dapat mencerminkan aspek ini dengan baik. ORNOP juga dapat dengan mudah memasukkan advokasi dalam program mereka untuk rekomendasi dalam tinjauan.

Kekurangan

Di negara-negara yang pemerintah dan

ORNOP –nya tidak bekerja bersama dengan

baik, tinjauan hukum yang dilakukan oleh ORNOP dapat dipandang sebagai bias atau terlalu kritis. Pemerintah dapat menolak mengakui hasil-hasil tinjauan itu. Selain itu, karena pemerintah tidak atau hanya sedikit terlibat dalam proses itu, mungkin tidak akan ada kepemilikan Negara atas tinjauan itu. Saran

Untuk mengatasi kerugian, perwakilan pemerintah dapat diberi tahu tentang proses lebih dulu dan mendorong untuk beragih informasi dengan para peninjau. Mereka juga akan diundang untuk beragih nasihat tentang bagaimana membangun kepemilikan pemerintah. Akan bermanfaat pula untuk memiliki kegiatan bersama menyangkut CEDAW, untuk memungkinkan pemahaman

atas standar-standar Konvensi, dan beroperasi sebagai langkah pengembangan kepercayaan

diri bagi pemerintah maupun ORNOP. Jika mungkin, ORNOP harus mengamankan komitmen pemerintah sejak awal guna mendukung temuan-temuan tinjauan hukum.

3

BAGIAN TIGA

MERENCANAKAN TINJAUAN HUKUM BERBASIS CEDAW

Eksternal

Tinjauan hukum berbasis CEDAW dapat pula dilakukan oleh kelompok-kelompok eksternal, seperti PBB dan badan-badan internasional lain.

Kelebihan

Ini berlaku sebagai penilaian eksternal. Pada beberapa negara, karena pembatasan pemerintah, kelompok-kelompok lokal seperti ORNOP tidak boleh memberikan analisis kritis. Jadi, tinjauan mereka dapat berlaku sebagai “mengisi kesenjangan” dengan memberi acuan hukum tentang situasi negara itu

Kekurangan

Kecuali ada dukungan kuat oleh mitra lokal,

tinjauan ini dapat menghadapi ketiadaan kepemilikan pada pihak pemerintah dan ORNOP atas temuan-temuan tinjauan hukum.

Saran

Untuk mengatasi kerugian, atur konsultasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan non-pemerintah mengenai tinjauan hukum berbasis CEDAW. Terima dengan baik usulan dan nasihat mereka. Jika mungkin, pastikan komitmen mereka untuk mendukung temuan-temuan tinjauan itu.

Kelompok Campuran

Tinjauan hukum berbasis CEDAW dapat merupakan komposisi campuran. Dapat dilakukan oleh tim antarsektoral yang terdiri atas antara lain pemerintah, ORNOP, dan pakar.

Kelebihan

Hal ini membuka keterlibatan berbagai kelompok yang terwakili dalam tim. Dengan demikian, ada rentang yang luas dalam kepemilikan proses dan temuan-temuan dari tinjauan hukum berbasis CEDAW.

Kekurangan

Tergantung pada dinamika di antara para anggota tim, hal ini dapat mengantar pada ketidaksepakatan atau kompromi akibat prioritas yang berbeda. Jika tidak ditangani dengan benar, hal ini akan mengurangi kredibilitas dan standar tinjauan hukum berbasis CEDAW.

Saran

Lihat Kekhawatiran tentang Menilai Kepatuhan dan Usulan untuk Menanganinya, dalam Bagian 4, Langkah 6 untuk menangani kerugian-kerugian yang didaftar di sini.

4

Dalam dokumen Apaka Hukum kita sudah Menerapkan prinsi (Halaman 37-41)