Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT atas ni’mat dan barokah yang selalu dilimpahkan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga selalu tersampaikan kepada Rasul junjungan, panutan dalam kehidupan; Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, serta umat yang selalu mengikuti tuntunannya.
Perjalanan perbankan syariah yang ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 merupakan tonggak bersejarah bagi sistem keuangan syariah di negeri Indonesia tercinta. Bank Syariah pertama yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan diresmikan keberadaannya oleh Presiden Republik Indonesia HM. Soeharto, serta mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat di tengah gencarnya sistem ekonomi kapitalis. Kini Bank Muamalat Indonesia tidak sendiri dalam mengembangkan ekonomi syariah pada sektor keuangan. Beberapa Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah telah berdiri untuk bahu membahu membangun perekonomian masyarakat berdasarkan prinsip syariah.
Praise and gratitude be to Allah SWT for the joys and blessings granted to us at all times. Greetings and respect to our esteemed leader and role model in life, the Prophet Muhammad SAW along with his family and companions, and the people that live by his guidance.
The establishment of Bank Muamalat Indonesia on November 1, 1991, marked a historic milestone in the journey of Islamic banking and Islamic financial system in our beloved country. The Indonesia Council of Ulemma (MUI) instigated the first Islamic bank in Indonesia, officially inaugurated by HM Soeharto, then President of the Republic of Indonesia, to an enthusiastic welcome from a society largely inured to a capitalist economic system. Today, Bank Muamalat Indonesia is no longer alone in the sharia financial sector. A number of sharia commercial banks as well as sharia business units of commercial banks exist today with a shared aspiration of building an economic system for the people based on the sharia principles.
Assa l a m u ’a l a i k u m Wa r a h m a t u l l a h i Wa b a r a k a t u h
Al h a m d u l i l a h i Ra b b i l ‘Aa l a m i n , Wa sh Sh a l a t u Wa s Sa l a m u
‘Al a Na b i yyi n a M u h a m m a d , Wa ‘Al a
Dr. (HC) KH. Ma’ruf Amin
Kontribusi perbankan syariah terhadap sistem perekonomian nasional tidak diragukan lagi, hal tersebut dapat dibuktikan dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah. Setelah kurang lebih eksis selama seperempat abad menghadapi tantangan, Bank Syariah secara umum dan Bank Muamalat Indonesia secara khusus harus menghadapi ketidakstabilan ekonomi global yang secara langsung maupun tidak langsung turut mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Oleh karena itu, Bank Muamalat Indonesia sebagai pioner perbankan syariah harus dapat membuktikan kembali bahwa ekonomi syariah mampu bertahan menghadapi goncangan ekonomi global. Eksistensi Bank Muamalat Indonesia melampaui ujian tersebut merupakan sebuah prestasi yang akan kembali dicatat oleh sejarah.
Mempertahankan prestasi yang telah dicapai lebih sulit daripada meraihnya. Oleh karena itu, image yang baik atas kinerja dan reputasi perbankan syariah terutama apa yang telah dilampaui oleh Bank Muamalat Indonesia harus terus dijaga. Membangun reputasi hingga melahirkan kepercayaan dari masyarakat kepada perbankan syariah membutuhkan waktu sangat panjang dan usaha keras. Penerimaan yang positif dari masyarakat harus tetap diikuti dengan usaha memelihara kemurnian dan kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah dalam seluruh aspek layanan dan transaksi yang dilakukan oleh seluruh perbankan syariah, khususnya Bank Muamalat Indonesia.
Kepatuhan terhadap prinsip syariah akan tercermin dari produk yang dibuat, proses pelaksanaan yang dijalankan, dan hasil yang telah dilakukan. Oleh karenanya, DPS selaku pengawas aspek syariah terhadap penghimpunan, penyaluran, dan aktivitas operasional Bank terus berupaya menjalankan tugasnya sesuai yang diamanahkan UU 21/2008 tentang Perbankan Syariah dan PBI 11/33/2009 tentang Good Corporate Governance (GCG).
Kita harus bersyukur atas apa yang telah kita lakukan dan menerima hasilnya. Namun jangan berhenti untuk terus melakukan perbaikan atas apa yang telah kita kerjakan. Keridhaan Allah SWT atas usaha kita adalah akhir dari tujuan dalam memperjuangkan ekonomi syariah. Di akhir sambutan ini, saya ingin menukil firman Allah SWT sebagai penguat bagi kita semua untuk terus senantiasa melakukan perbaikan-perbaikan,
The contribution of sharia banking to the domestic economic system is well known, as evidenced by the trust and confidence shown by the banking public towards sharia banks. After about a quarter century of managing the challenge of growth, the sharia banking industry in general, and Bank Muamalat Indonesia in particular, had to contend with global economic uncertainties that, directly or indirectly, affected developments in the domestic economy. Bank Muamalat Indonesia, as the pioneer of sharia banking in Indonesia, is thus called up once again to show that a sharia-based economy is more resilient against global economy shocks. That Bank Muamalat Indonesia was proven able to pass the test is milestone achievement in the history and continuing journey of sharia banking in Indonesia.
Maintaining a level of accomplishment is often more difficult than to achieve it in the first place. Bank Muamalat Indonesia thus has to work hard to maintain the good reputation and image of sharia banking and especially of its own past performance. It took a hard work and time to build a reputation and to nurture public confidence in the sharia banking sector. Favorable public reception of the sharia banking system should be ensured by maintaining the purity of and compliance with sharia principles with regards to sharia banking products, services and transactions, and especially those by Bank Muamalat Indonesia.
Adherence to sharia principles is reflected on the products tahat have been developed, the implementation of work processes, and the results that have been achieved. Thus, the Sharia Supervisory Board will continue to supervise the Bank’s financing, funding and operational activities to ensure compliance with sharia principles as mandated by Law No. 21 Year 2008 on Sharia Banking and PBI 11/33/2009 on Good Corporate Governance (GCG).
We are off course should be grateful for what we have done, and for the results of such. Nevertheless, we should not stop to improve on what we have done. The blessings of Allah SWT on our endeavour is what we seek about in building the sharia economy system. In closing, I would like to quote a saying by Allah SWT that should serve to strengthen our resolve to seek continuing improvement, thus