• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2.6 Metadata

Metadata adalah informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan, menemukan atau menjadikan suatu informasi mudah untuk ditemukan kembali, digunakan atau dikelola. Metadata ini mengandung informasi mengenai isi dari suatu data yang dipakai untuk keperluan manajemen file atau data itu nantinya dalam suatu basis data.

World Wide Web Consortium (1998) menyatakan bahwa metadata sebagai mesin yang dapat memahami informasi tentang objek web serta menyatakan bahwa metadata dapat dikembangkan ke sumber daya elektronik (electronic resources) lainnya pada masa depan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metadata adalah data yang terstruktur untuk data atau informasi. Data tersebut dikodekan untuk menjelaskan karakteristik informasi untuk memudahkan dalam identifikasi, penemuan, penilaian dan pengolahan informasi.

Metadata yang sering digunakan diperpustakaan, yaitu:

1. MARC dan INDOMARC

MARC merupakan salah satu hasil dan juga sebagai salah satu standar untuk penulisan katalog koleksi bahan perpustakaan, contohnya pada penerapan struktur data OPAC. Dalam penerapannya, MARC memiliki standar metadata yang memiliki elemen lengkap dibandingkan standar metadata lainnya. “Dengan menggunakan metadata MARC, sebuah dokumen dapat direpresentasikan secara mendetail” (Gunawan 2011, 9).

Dalam situs Library of Congress (LC) dinyatakan bahwa standar metadata katalog perpustakaan ini dikembangkan pertama kali oleh mereka pada pertengahan tahun 1960 dan diprakarsai oleh Henriette Avram yang juga seorang anggota dari LC. Format LC MARC diketahui sangat besar manfaatnya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat negara lain turut mengembangkan format MARC bagi kepentingan nasionalnya masing-masing.

MARC pada dasarnya merupakan sekumpulan format data yang memungkinkan pertukaran antar katalog atau bentuk data lainnya terkait sistem perpustakaan yang menggunakan perangkat elektronik berupa komputer. MARC dikembangkan oleh

orang-orang yang memiliki latarpendidikan dan pekerjaan di bidang perpustakaan, sehingga MARC dianggap mampu mewakili kebutuhan dunia perpustakaan terhadap sebuah standar metadata.

Bahasa yang digunakan MARC terdiri atas angka, huruf, dan karakter sehingga MARC terkadang hanya dimengerti oleh orang-orang yang berada dalam lingkup dunia perpustakaan (Primadesi 2012, 7-11).

Menurut Library of Congress (LC 2008, 1) “A MARC record is composed of three elements: the record structure, the content designation, and the data content of the record”. (Rekod MARC terdiri dari 3 unsur, yaitu: struktur rekod, penunjukan konten, dan konten data dari rekod).

Lebih lanjut, LC (2008, 1) menjelaskan lebih detail ketiga unsur yang merupakan bagian dari rekod MARC diantaranya:

1.Struktur rekod

Merupakan implementasi dari standar internasional Format for Information Exchange (ISO 2709) dari Amerika, dan Bibliographic Information Interchange (ANSI/NISO Z39.2).

2. Penunjukan konten

Kode dan konvensi yang ditetapkan secara eksplisit untuk mengidentifikasi dan mencirikan elemen data dalam catatan dan untuk mendukung manipulasi data yang didefinisikan oleh masing-masing format MARC.

3. Konten data atau isi

Isi dari elemen data yang terbentuk dari rekod MARC biasanya diartikan oleh sebuah standar tertentu. Contohnya adalah International Standard Bibliographic Description (ISBD), Anglo-American Cataloguing Rules (AACR), Library of Congress Subject Headings (LCSH), Tesaurus Subjek, atau peraturan katalogisasi lainnya.

Masing-masing negara mengembangkan format MARC sendiri sesuai dengan kebutuhan spesifik dari negara tersebut, sebagai contoh:

Indonesia mengembangkan IndoMARC, Inggris mengembangkan

UKMARC, Rusia mengembangkan RUSMARC, dan Malaysia mengembangkan MALMARC.

Menurut Taylor (2004), format MARC menjadi berbeda penerapannya di beberapa negara karena beberapa hal diantaranya:

1. MARC merupakan pengembangan sistem katalogisasi, 2. Adanya perbedaan subject control dan sistem klasifikasi, 3. Perbedaan bahasa resmi yang digunakan,

4. Perbedaan script bahasa,

5. Perbedaan set karakter dan kode, dan

6. Beberapa perbedaan teknik yang pada umumnya disesuaikan dengan kebutuhan pengembang konsep MARC tersebut.

IndoMARC merupakan implementasi dari International Standard Organization (ISO) 2709 untuk Indonesia, yang merupakan format untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui format digital atau media terbacakan mesin (machine-readable). Informasi bibliografi biasanya mencakup pengarang, judul, subjek, catatan, data penerbitan dan deskripsi fisik (Suharyanto 2012, 2).

IndoMARC menguraikan format cantuman bibliografi yang sangat lengkap terdiri dari 700 elemen dan dapat mendeskripsikan dengan baik objek fisik sumber pengetahuan, seperti monograf (BK); manuskrip (AM);

dan terbitan berseri (SE) termasuk buku pamflet, lembar tercetak, atlas, skripsi, tesis dan disertasi (baik diterbitkan ataupun tidak), dan jurnal buku langka (LC 2008, 2).

2. Dublin Core

Dublin Core Metadata Element Set (DCMES) atau yang biasa disebut sebagai Dublin Core merupakan standar metadata yang sangat terkenal dan dipakai secara luas di berbagai bidang ilmu termasuk salah satunya perpustakaan, yaitu pada USU-IR. “Standar metadata Dublin Core memiliki elemen yang sederhana, namun efektif untuk merepresentasikan berbagai sumber daya” (Gunawan 2011, 6).

National Information Standards Organization (NISO 2004, 3) menyatakan bahwa Dublin Core muncul sejak tahun 1995 tepatnya di kota Dublin, Ohio. Dengan dukungan dari Online Computer Library Center (OCLC) dan National Center for Supercomputing Applications (NCSA), metadata Dublin Core dibangun berdasarkan 15 unsur yang bertujuan untuk mendeskripsikan kumpulan elemen yang dibuat oleh suatu mesin pengendali informasi berbasis web.

Lebih lanjut, NISO mengemukakan metadata Dublin Core yang terdiri atas 15 unsur tersebut, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Unsur Metadata Dublin Core

No Elemen Keterangan

1. Title Judul dari sumber informasi 2. Creator Pencipta sumber informasi

3. Subject Pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi

4. Description Keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya berupa abstrak, daftar isi atau uraian

5. Publisher Orang atau badan yang mempublikasikan sumber informasi 6. Contributor Orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi

7. Date Tanggal penciptaan sumber informasi

8. Type Jenis sumber informasi, novel, laporan, peta dan sebagainya 9. Format Bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi,

sumber informasi

10. Identifier

Nomor atau serangkaian angka dan huruf yang

mengidentifikasikan sumber informasi. Contoh: URI atau alamat situs

11. Source Rujukan ke sumber asal atau suatu sumber informasi 12. Language Bahasa yang intelektual yang digunakan sumber informasi 13. Relation Hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber

informasi lainnya

14. Coverage Cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu 15. Rights Pemilik hak cipta sumber informasi

Sumber: NISO 2013, 2

Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk web resource description and discovery. Lima belas elemen Dublin Core yang telah dijelaskan dalam standar ini adalah bagian dari metadata kosakata dan spesifikasi teknis yang dikelola oleh Dublin Core Metadata Initiative (DCMI).

Seperti yang dikemukakan oleh Ajie (2011, 3) metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:

1. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana,

2. Semantic atau arti kata yang mudah dikenali secara umum, dan

3. Bersifat expandable yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Dublin Core memiliki kesederhanaan dalam menciptakan dan memelihara metadata, semantik yang bisa diterima dan dimengerti secara luas serta berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode sebagaimana dalam kamus besar bahasa indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Sementara itu metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif.

Penulis menggunakan penelitian ini dengan maksud prosedur penelitian yang dihasilkan adalah data deskriptif yang mengkaji kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang dapat dianalisis. Dalam penelitan ini, tidak mengkhususkan besar atau kecilnya populasi yang digunakan, tetapi lebih mengutamakan kualitas data, sehingga dalam penelitiannya mengkaji pemaparan pengolahan informasi elektronik yang lebih relevan, aktual dan mendalam.

Bahwasanya penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara berlangsung.

Adapun penggunaan metode ini akan menunjukkan deskripsi tentang Pustakawan dalam melakukan fungsi dan tugas dalam mengelola informasi elektronik yaitu skripsi kedalam repositori perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dibagian ruangan Grey Literature Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2019.

3.3 Proses Penelitian

Penulis menentukan informan terlebih dahulu dalam mengumpulkan beberapa data yang akan dianalisis. Pemilihan informan adalah hal yang penting dalam proses penelitian ini. Informan adalah orang dalam latar penelitian. Mereka adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi mengenai situasi atau kondisi dari latar penelitian (Moleong, 2005 : 132). Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah Pustakawan yang melaksanakan pengadaan dan pengolahan dokumen skripsi elektronik yang akan diakses pengguna nanti.

Dari data yang diperoleh, ada 2 (dua) orang yaitu Kepala Perpustakaan dan Staf perpustakaan Bagian Pengolahan Skripsi.

Alat dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, artinya kalimat serta urutan pertanyaan yang diajukan tidak mengikuti ketentuan secara ketat. Hasil wawancara yang telah dilakukan akan dibuat dalam bentuk tertulis secara verbal, yang diteliti dan dikaji ulang untuk menghasilkan data yang relevan. Wawancara dilakukan dengan media perekam suara dan catatan yang dipersiapkan peneliti.

3.4 Teknik Pengumpulan dan Sumber Data

Untuk penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, adapun sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu pengamatan dan pengumpulan data berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama dalam menjelaskan data.

2. Observasi, yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis dalam mengemukakan ucapan indera manusia. Dengan ini penulis melakukan observasi partisipan yaitu dengan melakukan pengamatan langsung dan ikutserta dalam kegiatan pengolahan bagian Repositori Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan.

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data yang bersumber dari buku, jurnal, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian, yang kan digunakan dalam mendorong keberhasilan penelitian ini.

3.5 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003:70), yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyaijan data dan penarikan kesimpulan yang akan menjadi sumber penyajian hasil penelitian.

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari analisis data.

Reduksi data adalah proses pemilihan dan penyederhanaan data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi yaitu menemukan kesimpulan dari hasil reduksi dan penyajian data.

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif deskriptif sangatlah penting. Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif deskriptif dapat tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data. Adapun trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:330). Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan trianggulasi dengan sumber seperti hasil wawancara, teori dan observasi. Trianggulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Perpustakaan dan Staf Perpustakaan di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan yang terlibat dalam tugas mengelola dokumen elektronik skripsi hingga siap untuk dilayankan melalui Sistem Perpustakaan Online.

Tabel 3. Karakteristik Informan

No Kode Informan Informan Penempatan Tugas

1 Pustakawan Kepala Perpustakaan

2 Staf Staf bagian pengolahan

Kedua informan tersebut berhasil diwawancarai dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan daripada penelitian ini yang dalam pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. Wawancara terhadap kedua informan berlangsung secara informal, wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara dan dengan wawancara mendalam (depth interview). Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.

4.2 Prosedur Pengolahan

Saat ini Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan melakukan prosedur pengolahan skripsi elektronik melalui 4 tahapan yaitu pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, dan pengawasan. Pertama dilakukan proses penerimaan dokumen elektronik (CD) yang diterima dari mahasiswa saat penyerahan skripsi tercetak, kemudian dilakukan proses editing dengan memberikan watermark dan footer. Selanjutnya dilakukan proses uploading, yaitu meng-upload metadata-metadata yang diperlukan ke dalam sistem.

4.2.1 Proses Pengumpulan Dokumen

Semua dokumen hendaknya dipilih secara cermat, disesuaikan dengan standar kebutuhan pengguna. Langkah pertama yang dilakukan pustakawan dalam proses penerimaan dokumen yaitu menerima file skripsi tercetak dan elektronik dari mahasiswa/i Universitas HKBP Nommensen Medan. Berikut pendapat yang dikemukakan oleh :

Prosedur kerja pertama, mahasiswa menyerahkan skripsi dalam bentuk tercetak dan elektronik (CD) ke perpustakaan. Pustakawan akan memeriksa kesesuaian dokumen tercetak dengan elektronik yang dilampirkan. Dan sebelumnya pustakawan sudah menampaikan lewat selebaran kalau skripsi dalam bentuk CD harus mencantumkan abstrak. Jika sudah dicantumkan,

mahasiswa akan diberikan surat tanda terima kasih dari perpustakaan.

Terakhir, skripsi di proses agar dapat dilayankan.

Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwa dokumen elektronik Sistem Perpustakaan Online Universitas HKBP Nommensen Medan hanya diperoleh dari skripsi yang diberikan mahasiswa/i dalam bentuk file tercetak dan elektronik (CD) yang diserahkan ke perpustakaan sebagai salah satu syarat wisuda.

4.2.2 Pemrosesan Dokumen

Pemrosesan dokumen elektronik di Perpustakaan Nommensen Medan melalui 2 tahap, aitu editing dan uploading. Dimana proses editing adalah proses mengelola file Portable Document Format (PDF) termasuk memberikan file watermark, footer dan sebagainya sehingga menjadi sebuah file yang siap di-upload ke dalam Sistem Perpustakaan Online. Ada dua kegiatan yang harus dilakukan dalam proses editing pada Perpustakaan HKBP Nommensen Medan yaitu proses konversi dan proses pemecahan file sesuai dengan pernyataan :

Dalam proses editing ada dua kegiatan yang harus dilakukan. Yaitu pertama proses konversi file .doc menjadi .pdf, dan kedua proses pemecahan file menjadi beberapa bagian.

Berdasarkan observasi, langkah-langkah yang dilakukan dalam proses editing adalah sebagai berikut:

1. Konversi

Pustakawan memasukkan Compact Disk (CD) ke komputer. Kemudian file dalam CD yang berbentuk format .doc di copy dan disimpan ke dalam folder komputer “Skripsi” dan subfolder yang diberi nama sesuai dengan “NIM dan nama mahasiswa” pemilik skripsi. Contoh : 140709140-Renggaditra, agar lebih mudah ditemukan. Sesudah di-copy, CD di keluarkan kembali. Begitu seterusnya untuk skripsi selanjutnya. Kemudian file skripsi tersebut dikonversi dari dokumen elektronik bentuk .doc menjadi bentuk .pdf dengan menggunakan aplikasi Nitro pro 9 yang sudah terintegrasi dengan aplikasi Microsoft Word 2007.

2. Pemecahan File

Pustakawan menjalankan program Adobe Acrobat 8.0 Pro kemudian memecahkan file menjadi beberapa bagian yaitu Chapter I, Chapter II, dan Chapter III dalam bentuk format .pdf dan disimpan dalam satu folder yang sama pada proses awal konversi.

Setelah dokumen elektronik melalui proses penerimaan dan proses penyuntingan (editing), maka langkah selanjutnya adalah meng-upload dokumen elektronik skripsi tersebut ke Sistem Perpustakaan Online Universitas Nommensen Medan. Pada Perpustakaan Nommensen Medan sebelum melalui proses uploading harus melewati proses entry data ke dalam sistem terlebih dahulu.

Proses entry data merupakan proses penentuan deskripsi fisik, tajuk subjek

lengkap. Dalam kegiatan ini Perpustakaan Nommensen Medan sudah menggunakan sistem. Berikut pendapat yang dikemukakan oleh .

Sebelum melalui proses uploading harus melewati proses entry data ke dalam sistem terlebih dahulu. Untuk proses entry data, pustakawan menggunakan perangkat lunak aplikasi perpustakaan DSPACE. Dengan begitu hasil outputnya dapat diakses melalui repositori Nommensen Medan. Proses entry data mulai dari memasukkan abstrak, judul skripsi, kemudian Bab I-III, dan proses attachment file untuk mengupload dokumen elektronik.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa proses entry data adalah memasukkan data-data berupa abstrak, judul skripsi, bab I-III hingga lampiran dokumen dimasukkan secara lengkap dalam komputer menggunakan perangkat lunak. Aplikasi tersebut juga menyediakan fasilitas OPAC sebagai sarana penelusuran sehingga pengguna lebih mudah dalam melakukan pencarian koleksi yang dibutuhkan dan mengetahui letak koleksi skripsi tercetak disimpan.

4.2.3 Proses Penyimpanan

Dalam proses penyimpanan dokumen elektronik skripsi di Perpustakaan Nommensen Medan cukup sederhana. Berikut pernyataan yang dikemukakan oleh

:

Dalam proses penyimpanannya kami menyimpan di media komputer oleh bagian pusat sistem informasi (PSI). Yaitu dengan membuat database file-file skripsi elektronik.

Dokumen elektronik skripsi tersebut disimpan ke dalam folder baru yang diberi nama “Skripsi” dengan subfolder berdasarkan NIM dan nama mahasiswa pemilik skripsi. Subfolder tersebut berisikan “Abstrak, Chapter I, Chapter II, Chapter III, dan Lampiran” dalam bentuk PDF. Hal itu dilakukan agar mempermudah pustakawan ketika mencari folder tersebut pada saat proses upload ke Sistem Perpustakaan Online Nommensen Medan.

Sedangkan dokumen elektronik skripsi yang disimpan dalam media Compact Disk (CD) adalah seluruh dokumen elektronik skripsi yang sudah di-upload untuk disimpan berdasarkan tahun yang kemudian akan diletakkan di rak penyimpanan CD sebagai back-up data.

Format file dokumen elektronik yang dilayankan hanya bentuk Portable Document Format (PDF) saja. Berikut pernyataan yang dikemukakan oleh :

Bentuk format elektronik yang dilayankan kepada pengguna hanya PDF saja.

Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwa format elektronik yang dilayankan kepada pengguna pada Sistem Perpustakaan Online Nommensen Medan yaitu Portable Document Format (PDF).

4.2.4 Pengawasan Dokumen

Pengawasan skripsi elektronik dalam hal ini yaitu pengguna dibatasi dalam pengaksesannya, hanya bab I-III yang bisa dilayankan kepada pengguna. Isi skripsi elektronik yang biasanya dilayankan kepada pengguna adalah berupa abstrak dan teks penuh (fulltext). Berikut pernyataan yang dikemukakan oleh :

Format isi dokumen yang dilayankan kepada pengguna hanya sebagian saja, yaitu Bab I – Bab III saja. Kalau untuk mendapatkan full text, pengguna harus datang langsung ke perpustakaan bagian ruang grey literatur agar diizinkan untuk foto copy.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa isi dokumen elektronik hanya sebagian saja yang disediakan. Sedangkan bagi pengguna yang ingin mendapatkan fulltext harus izin terlebih dahulu ke ruangan skripsi untuk foto copy.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Koleksi dokumen elektronik Perpustakaan Nommensen Medan saat ini adalah karya ilmiah skripsi yang dihasilkan oleh mahasiswa/i dalam bentuk file tercetak dan elektronik (CD) yang diserahkan ke perpustakaan sebagai salah satu syarat wisuda.

2. Dalam pengolahan koleksi skripsi tercetak maupun skripsi elektronik, Perpustakaan Nommensen Medan menggunakan aplikasi perangkat lunak DSPACE.

3. Format isi dokumen yang dilayankan kepada pengguna hanya sebagian saa, yaitu Bab I – Bab III saja. Kalau untuk mendapatkan full text, pengguna harus datang langsung ke perpustakaan bagian ruang grey literatur agar diizinkan untuk foto copy.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan hasil dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan, maka penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perpustakaan Nommensen Medan hendaknya menambah sumber daya manusia pendukung untuk pengolahan dokumen elektronik baik dari segi jumlah maupun pengetahuan.

2. Untuk dapat menampung dokumen elektronik yang banyak baik dari lingkungan Nommensen Medan maupun dari luar Nommensen Medan, sebaiknya Perpustakaan Nommensen Medan membuat box penyimpanan untuk dokumen elektronik.

3. Untuk dapat mempermudah pengguna mengakses dokumen elektronik lebih cepat di Perpustakaan Nommensen Medan, sebaiknya Perpustakaan menambah kecepatan jaringan baik dari lingkungan Nommensen Medan maupun luar Nommensen.

DAFTAR PUSTAKA

Ajie, Miyarso Dwi. 2011. “Metadata: Pengatalogan Abad 21”. Direktori Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Website.

<http://file.upi.edu/direktori/fip/prodi._perpustakaan_dan_informasi/miyarso _dwi_ajie/makalah_a.n_miyarso_dwiajie/hand_out_%2311-metadata.pdf>

(diakses 14 Juli 2019).

Anselm, Strauss dan Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ardoni. 2008. Pedoman Pengelolaan Dokumen Elektronik. Pustaha, No.1, Juni.

Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi.

Bungin, Burhan. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. 2004. Sistem Informasi Akuntansi.

Edisi 9. Diterjemahkan oleh: Agung Saputra, Julianto dan Lilis Setiawati.

Yogyakarta: ANDI.

Caplan, P. 2003. Metadata Fundamentals for All Librarians. Chicago: ALA Edition.

Deegan, Marilyn and Simon Tanner. 2002. Digital Futures: strategies for the information age. London: Library Association Publishing.

Dictionary, Business. Digitalization Definition. 2008.

http://www.businessdictionary.com/definition/digitalization.html

Gunawan, Dani. 2011. Peningkatan Perolehan Metadata Melalui Sistem Terdistribusi. Tesis., Universitas Sumatera Utara (USU).

<http://www.repositori.usu.ac.id/bitstream/123456789/29699/chapter%20ii.p df> (diakses 3 Agustus 2019).

Handoko, Hani T.. 1984. Dasar-Dasar Menajemen Produksi dan Operasi.BPFE.

Yogyakarta.<http://digilib.unila.ac.id/393/4/Ahmad%20Denny%20Salthori_

Bab%20II.pdf> (diakses 10 Oktober 2019).

Horgan, Gerald Patrick. 1994. Staff Use of Online Public Access Catalogues (OPAC) in an University Library, University of Wales, http://www.iol.ie/~parkbeg/opac.htm

Kuny, Terry. 1995. An Introduction to Digitization Technologies and Issues

<http://www.collectionscanada.ca/9/1/p1-213-e.html> (diakses 23 Juli 2019) LC. Library of Congress. Introduction MARC Bibliographic. 22 April 2008.

<http://www.loc.gov/marc/bibliographic/bdintro.html> (diakses 3 Agustus 2019).

Lexy J. Moleong. 2005. metodologi penelitian kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Makarim, Edmon. 2005. Pengantar Hukum Telematika (Suatu Kompilasi Kajian).

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Malhotra, Naresh, 2007. Marketing Research : an applied orientation, pearson education, inc., fifth edition. New Jearsey : USA

National Information Standard Organization. 2004. “Understanding Metadata”.

Disunting oleh Rebecca Guenther dan Jacqueline Radebaugh. NISO Website.

Disunting oleh Rebecca Guenther dan Jacqueline Radebaugh. NISO Website.

Dokumen terkait