• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam melakukan pengolahan data yang diperoleh, maka digunakan analisis data terhadap jawaban dari proses wawancara dan alat bantu statistik yang terdapat pada Statistical Quality Control (SQC). Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:

commit to user

1. Identifikasi jenis-jenis kerusakan pada produk benih melon yang diproduksi oleh CV. MGA

Identifikasi jenis kerusakan pada produk benih melon menggunakan alat bantu yaitu check sheet. Cheek sheet merupakan salah satu alat dalam quality control yang berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana.

2. Identifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam melaksanakan pengendalian kualitas benih melon

Identifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam melaksanakan pengendalian kualitas benih melon yaitu informasi atau data yang dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dicatat kemudian disusun dan dianalisis. wawancara mendalam dilakukan dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara yang dibuat dalam suatu bentuk pertanyaan terkait dengan pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA.

3. Analisis pelaksanaan pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA Analisis pelaksanaan pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan pedoman wawancara sebagai instrumen pengambilan data atau informasi yang dibutuhkan. Setelah mewawancarai seluruh responden dengan bantuan pedoman wawancara maka data yang terkumpul dianalisis. Wawancara yang digunakan merupakan wawancara semiterstruktur dimana responden diminta pendapatnya terhadap pertanyaan yang diajukan. Wawancara semiterstruktur ini termasuk ke dalam wawancara mendalam karena sebelum melakukan wawancara peneliti membuat terlebih dahulu pedoman wawancara untuk ditanyakan kepada responden dan pertanyaan itu bisa berkembang sesuai dengan jawaban dari responden.

commit to user

4. Analisis penerapan alat bantu statistik dalam pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA menggunakan beberapa alat bantu diantaranya yaitu: a. Analisis Peta Kendali (Control Chart)

Dalam hal menganalisis data, digunakan peta kendali p (peta kendali proporsi kerusakan) sebagai alat untuk pengendalian proses secara statistik. Penggunaan peta kendali p ini adalah dikarenakan pengendalian kualitas yang dilakukan bersifat atribut dimana data yang diambil memiliki karakteristik cacat atau tidak cacat, data yang diperoleh untuk dijadikan sampel pengamatan tidak tetap jumlahnya dan produk yang mengalami kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki lagi. Adapun langkah-langkah dalam membuat peta kendali p sebagai berikut :

1) Menghitung Proporsi Kerusakan

p =

Keterangan : np : jumlah gagal

n : jumlah yang diperiksa

2) Menghitung garis pusat/Central Line (CL)

Garis pusat merupakan rata-rata kerusakan produk ( ).

CL = =

Keterangan :

∑np : jumlah total yang rusak ∑n : jumlah total yang diperiksa

3) Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL) Untuk menghitung batas kendali atas atau UCL dilakukan dengan rumus :

UCL = + 3

Keterangan :

commit to user n : jumlah produksi

4) Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) Untuk menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan rumus:

LCL = – 3 Keterangan :

: rata-rata ketidak sesuaian produk

n : jumlah produksi

Catatan : Jika LCL < 0 maka LCL dianggap = 0

Apabila data yang diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas kendali yang ditetapkan, maka hal ini berarti data yang diambil belum seragam. Hal tersebut menyatakan bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan oleh CV. MGA masih perlu adanya perbaikan. Hal tersebut dapat terlihat apabila ada titik yang berfluktuasi secara tidak beraturan yang menunjukkan bahwa proses produksi masih mengalami penyimpangan. Dengan peta kendali tersebut dapat diidentifikasi jenis-jenis kerusakan dari produk yang dihasilkan. Jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada benih melon yang dihasilkan disusun dengan menggunakan diagram pareto, sebagai hasilnya adalah jenis-jenis kerusakan yang paling dominan dapat ditemukan dan diatasi terlebih dahulu.

b. Analisis Diagram Pareto

Dari data informasi mengenai jenis kerusakan produk yang terjadi kemudian dibuat diagram pareto. Diagram Pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah). Dengan memakai diagram Pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas

commit to user

penyelesaian masalah. Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling kecil.

c. Analisis Diagram Sebab - Akibat (Fishbone Diagram)

Setelah diketahui masalah utama yang paling dominan, maka dilakukan analisa faktor penyebab kerusakan produk dengan menggunakan fishbone diagram, sehingga dapat menganalisis faktor- faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk.

Langkah-langkah dalam penyusunan diagram sebab–akibat

(Fishbone Diagram) adalah sebagai berikut ini :

1) Mengidentifikasi masalah utama

Bila terdapat banyak masalah, perlu diteliti masalah mana yang paling penting untuk diselesaikan.

2) Mencari faktor penyebab dari masalah

Setelah mengetahui masalah utama untu diselesaikan, maka langkah selanjutnya membuat daftar semua sebab yang mungkin berpengaruh terhadap akibat yang muncul dengan menggunakan diagram sebab-akibat dan melalui teknik brainstorming (sumbang saran). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah manusia, material, mesin, metode atau prosedur dan lingkungan.

3) Menemukan penyebab utama yang paling berpengaruh

Setelah mengetahui semua faktor penyebab dari masalah, langkah selanjutnya yaitu memastikan sebab-akibat yang paling mungkin dan paling berpengaruh dengan memastikan adanya pengaruh antara sebab terhadap akibat. Penentuan penyebab utama ini dapat dilakukan dengan cara diskusi atau voting. Berikut ini adalah contoh penggunaan diagram sebab–akibat (Fishbone

commit to user

Gambar 3 Diagram Sebab - Akibat (Fishbone Diagram) d. Membuat rekomendasi atau usulan perbaikan kualitas

Setelah diketahui penyebab terjadinya kerusakan produk, maka dapat disusun sebuah rekomendasi atau usulan tindakan untuk melakukan perbaikan kualitas produk.

Manusia Prosedur Mesin

Material Lingkungan kerja

Produk Cacat

commit to user

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A.Sejarah dan Perkembangan CV. Multi Global Agrindo

Perusahaan CV. Multi Global Agrindo adalah badan usaha yang bergerak dibidang perbenihan, khususnya bidang pemuliaan tanaman (breeding). Kegiatan breeding di CV. MGA yang berkedudukan di Karanganyar sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1980, akan tetapi pada waktu itu belum berdiri perusahaan yang bernama CV. MGA. lokasi CV. MGA ini terletak di jalan raya Solo-Tawangmangu km 30, Desa Gerdu Blero, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.

Dalam kegiatan breeding fokus utamanya adalah mengembangkan potensi karyawan R&D (research and development). R&D adalah kegiatan penelitian dan pengembangan varietas baru, maksudnya setelah CV. MGA mengadakan penelitian-penelitian terhadap varietas baru, varietas tersebut dikembangkan menjadi varietas-varietas unggul berkualitas tinggi. Akibat besarnya pembiayaan R&D ini kegiatan pemuliaan tanaman di CV. MGA sempat terhenti karena kekurangan pembiayaan. Pada tahun 1993 kegiatan pemuliaan tersebut dihidupkan kembali oleh bapak Mulyono Herlambang pendiri CV. MGA. Pada tahun 1998 barulah didirikan CV. MGA secara resmi.

CV. MGA sebagai perusahaan yang mempekerjakan para pemulia tanaman (breeder) di karanganyar. CV. MGA berasal dari kata “Multi” yang berarti bermacam-macam, “Global” yang dihubungkan dengan produk yang dihasilkan dapat berupa produk yang berskala global baik nasional maupun

internasional, dan “Agrindo” yang merupakan kependekan dari agrikultur indonesia. Dengan berdirinya CV. MGA diharapkan dapat memulai inovasi dari para pemulia tanman di indonesia sehingga mampu menghasilkan pemulia tanaman yang mampu bersaing ditingkat nasional ataupun internasional dan mampu memenuhi kebutuhan benih di indonesia yang selama ini masih bergantung dengan benih impor.

Sejalan dengan kegiatan R&D yang terus berkembang dan mengalami kemajuan sehingga dalam kurun waktu 10 tahun antara tahun 1993-2003 CV.

commit to user

MGA telah banyak menghasilkan varietas benih baru seperti melon varietas ladika, tomat varietas maestro, semangka varietas metal dan lain-lain. Puncak dari kegiatan CV. MGA yaitu pada tahun 2004 memulai produksi benih dan tahun 2006 melakukan pengembangan pasar. Saat ini benih yang telah diproduksi oleh CV. MGA sudah merambah ke pasar luar negeri yaitu jepang selain pasar dalam negeri sendiri. Sehingga CV. MGA telah banyak mendapat penghargaan salah satunya adalah adanya penghargaan pada acara apresiasi penerapan teknologi budidaya maju melon pada tahun 2001.

Dokumen terkait