• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengendalian kualitas benih melon (cucumis melo l) di cv. Multi global agrindo (mga) kabupaten Karanganyar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis pengendalian kualitas benih melon (cucumis melo l) di cv. Multi global agrindo (mga) kabupaten Karanganyar"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS BENIH MELON

(Cucumis melo L) DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA)

KABUPATEN KARANGANYAR

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh:

Gita Agustining Esty

H 0809049

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS BENIH MELON

(Cucumis melo L) DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA)

KABUPATEN KARANGANYAR

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Gita Agustining Esty

H0809049

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : 1 Maret 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP NIP. 19480808 197612 2 001

Anggota I

Nuning Setyowati, SP. M.Sc NIP. 19820325 200501 2 001

Anggota II

Setyowati, SP. MP NIP. 19710322 199601 2 001

Surakarta, Maret 2013

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Analisis Pengendalian

Kualitas Benih Melon (Cucumis melo L) Di CV. Multi Global Agrindo (MGA)

Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar

kesarjanaan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan serta dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta Bapak Suhariyono dan Ibu Sumartini serta seluruh

keluarga, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, nasehat, dukungan,

motivasi dan doa yang tiada pernah putus. Ridho seorang ibu

membukakan ridho Allah SWT.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. selaku Ketua Program Studi

Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP. selaku Dosen Pembimbing Utama

dan Pembimbing Akademik yang telah mendampingi dan memberikan

ilmu, saran dan masukan selama penyusunan skripsi ini dan selama masa

perkuliahan.

5. Ibu Nuning Setyowati, SP. M.Sc. selaku Ketua Komisi Sarjana Program

Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku Dosen

Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan

perhatian yang sangat membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Setyowati, SP. MP selaku Dosen penguji yang telah memberikan kritik

(4)

commit to user

iv

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta terutama Program Studi Agribisnis atas ilmu yang telah

diberikan dan bantuannya selama masa perkuliahan.

8. Seluruh karyawan Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret

Surakarta atas kemudahan dalam menyelesaikan persyaratan skripsi.

9. Bapak Mulyono Herlambang dan staf karyawan selaku pembimbing di

CV. Multi Global Agrindo, terimakasih atas bantuan dan bimbingannya

yang telah membantu penulis dalam penyusunan skipsi ini.

10.Kakakku dan adikku, bayu dan tari terimaksih atas doa, perhatian dan

dukungan yang selama ini.

11.Hanief khalifa, terimaksih untuk doa dan perhatiannya.

12.Sahabat terbaikku Enny, Dyan, Dila, Khusnul, Choi dan Indri, terimakasih

atas bantuannya, dukungan, motivasi dan saran yang diberikan sehingga

membantu proses kelancaran dalam penyususnan skripsi ini .

13.Teman-teman Kos ”Sriwaluyo” yang telah banyak membantu memberikan

motivasi dalam penyusunan skirsi dan selalu menjadi teman berharga bagi

penulis selama masa kuliah.

14.Teman-teman seperjuangan dan Keluarga Besar Agribisnis 2009,

terimaksih atas kerjasamanya.

15.Kakak-kakak Agribisnis Angkatan 2008 terimaksih atas segala bantuannya

dan nasehatnya dalam penyusunan skripsi.

16.Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulis dalam penelitian

maupun penyusunan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

penulis berharap semoga sumbangan pemikiran ini akan dapat bermanfaat bagi

pembaca. Terimakasih.

Surakarta, Maret 2013

(5)

commit to user

4. Pengendalian Kualitas ... 15

5. Pengendalian Kualitas Statistik ... 18

6. Alat Bntu Pengendalian Kualitas ... 20

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 24

D. Pembatasan Masalah ... 25

E. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ... 25

III.METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ... 28

B. Metode Pengumpulan Data ... 28

1. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian ... 28

2. Metode Penentuan Responden ... 29

C. Jenis dan Sumber Data ... 29

1. Data Primer ... 29

2. Data Sekunder ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Wawancara Mendalam ... 30

2. Observasi ... 30

3. Dokumentasi ... 30

E. Metode Analisis Data ... 30

(6)

commit to user

vi

B. Visi, Misi Dan Budaya Perusahaan ... 37

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 37

D. Tahap-Tahap Dalam Pembenihan Melon ... 39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis-Jenis Kerusakan Produk Benih Melon yang Terjadi di CV. MGA ... 44

B. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan CV. MGA Dalam Melaksanakan Pengendalian Kualitas Benih Melon ... 44

1. Tenaga Kerja ... 45

2. Bahan Baku ... .46

3. Peralatan ... 47

4. Metode Kerja ... 47

5. Keadaan Lingkungan ... 48

C. Penerapan Pengendalian Kualitas Benih Melon di CV. MGA ... 49

1. Pengendalian Terhadap Bahan Baku ... 49

2. Pengendalian Terhadap Proses Produksi ... .50

3. Pengendalian Terhadap Produk Jadi ... 52

D. Penerapan Pengendalian Kualitas Statistik ... 52

1. Analisis Membuat Peta Kendali p ... 53

2. Menentukan Prioritas Perbaikan Dengan Menggunakan Diagram Pareto ... .56

3. Menentukan Faktor Penyebab Dominan Dengan Menggunakan Diagram Sebab Akibat ... 57

4. Usulan atau Rekomendasi Tindakan Perbaikan Untuk Mengatasi Penyebab Produk Cacat Pada Benih Melon ... 64

VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

(7)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1. Hasil Uji Laboraturium Benih Melon di CV. MGA Tahun 2008 .. 2

Tabel 2. Data Jumlah Produksi, Jumlah Produk Rusak, dan Persentase Produk Rusak CV. MGA, 2012 ... 4

Tabel 3. Kandungan Gizi Tiap 100 gr Buah Melon yang Dapat Dimakan .. 13 Tabel 4. Data Jumlah Produksi Benih Melon di CV. MGA karanganyar,

2007-2012 ... 28

Tabel 5. Data Produksi Benih Melon dan Jenis Produk Cacat di CV. MGA, 2012 ... 44

Tabel 6. Hasil Perhitungan Batas Kendali Produksi Benih Melon di CV. MGA Tahun 2012 ... 54 Tabel 7. Jumlah Jenis Produk Cacat Benih Melon, 2012... 56

Tabel 8. Faktor yang Diamati Dan Masalah yang Terjadi Pada Kerusakan Produk Benih Melon Jenis Gabuk di CV. MGA... 59

(8)

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1. Siklus Plan Do Check Action dari Deming ... 17

Gambar 2. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 24

Gambar 3. Diagram Sebab - Akibat (Fishbone Diagram) ... 35

Gambar 4. Struktur Organisasi CV. MGA ... 39

Gambar 5. Processing benih melon di CV. MGA ... 51

Gambar 6. Peta Kendali p Terhadap Produk Rusak jenis gabuk di CV. MGA Tahun 2012 ... 55

Gambar 7. Diagram Pareto Produk Rusak Benih Melon di CV. MGA Tahun 2012 ... 56

(9)

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1. Panduan Wawancara ... 71

Lampiran 2. Laporan Produksi Benih Melon di CV. MGA ... 74

Lampiran 3. Dokumentasi ... 76

Lampiran 4. Surat Perijinan Penelitian ... 78

Lampiran 5. Hasil Uji Laboraturium Benih Melon di CV. MGA ... 79

Lampiran 6. Profil Perusahaan CV. Multi Global Agrindo ... 80

(10)

commit to user

x

RINGKASAN

Gita Agustining Esty, H0809049. 2013. Analisis Pengendalian Kualitas Benih Melon (Cucumis melo L) di CV. Multi Global Agrindo (MGA)

Karanganyar. Skripsi dengan pembimbing Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP dan Nuning Setyowati, SP, MSc. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

CV. MGA merupakan perusahaan yang memproduksi benih hortikultura. Salah satu benih yang diproduksi di CV. MGA yaitu benih melon. CV. MGA dalam memproduksi benih melon ternyata masih ada kerusakan benih melon yang terjadi sehingga diperlukan adanya pengendalian kualitas yang diterapkan oleh CV. MGA dan mencari penyebab timbulnya kerusakan produk tersebut serta mencari solusi perbaikan dengan menggunakan alat bantu statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis kerusakan yang terjadi pada benih melon, mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam melaksanakan pengendalian kualitas benih melon, mengetahui pelaksanaan pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA, mengetahui penerapan alat bantu statistik dalam mengendalikan kualitas benih melon di CV. MGA.

Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan CV. MGA mampu memproduksi benih melon setiap tahun secara kontinyu dan di CV. MGA masih mengalami masalah pengendalian kualitas benih melon. Penentuan responden pada penelitian ini dilakukan secara purposive. Metode analisis data yang digunakan yaitu menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan statistical quality control dengan alat bantu check sheet, peta kendali p, diagram pareto dan diagram sebab akibat.

(11)

commit to user

xi

SUMMARY

Gita Agustining Esty, H0809049. 2013. Quality Control Analysis Of Melon Seed (Cucumis melo L) at the CV. Global Multi Agrindo (MGA)

Karanganyar. essay with Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP and Nuning Setyowati, SP, MSc. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret Surakarta University.

CV. MGA is a company producing horticultural seeds. One of the seeds produced at the CV. MGA is melon seeds. CV. MGA in producing melon seed there is still damage to melon seeds so be required to quality control applied by the CV. MGA and look for the causes of product defects and to find repair solutions using statistical tools. The purpose of this research was to know the kind of damage that occurs on the melon seeds, know the factors considered CV. MGA in implementing quality control melon seeds, know the quality control implementation of the melon seeds in the CV. MGA. know the application of statistical tools in controlling the quality of melon seeds in the CV. MGA.

The basic method of this research is descriptive analytical method. Site selection research conducted by purposive with consideration CV. MGA is able to produce melon seeds continuously every year and at the CV. MGA still having problems quality control of the melon seeds. Determination of the respondents in this research conducted by purposive. methods of data analysis is to use techniques of data collection through in-depth interviews and statistical quality control with a check sheet tools, control chart p, Pareto diagrams, and cause-effect diagrams.

(12)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor penggerak dan sektor industri

ditumbuhkan sebagai komplemen bagi pertumbuhan sektor pertanian.

Peningkatan produksi sektor pertanian didukung pula dengan peningkatan

subsektor di dalamnya yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura.

Tujuan utama pembangunan subsektor tanaman pangan dan hortikultura

adalah peningkatan produksi dan kesejahteraan petani yang dicapai melalui

upaya peningkatan pendapatan, produksi, dan produktivitas usahatani

(Rasahan et al., 1999:1-2)

Menurut Arief (1990:1) Hortikultura terbagi menjadi tiga golongan

yaitu tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, dan tanaman bunga atau hias.

Pada umumnya produk hortiultura dikonsumsi dalam bentuk segar, sehingga

kadar air sangat menentukan kualitasnya. Dengan kadar air yang tinggi

menyebabkan produk tersebut mudah rusak. Kontribusi tanaman hortikultura

terhadap manusia dan lingkungan cukup besar. Manfaat produk hortikultura

bagi manusia diantaranya adalah sebagai sumber pangan dan gizi, pendapatan

keluarga, pendapatan negara, sedangkan bagi lingkungan adalah sebagai

penyangga kelestarian alam.

Tanaman melon termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan

semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi

khususnya dalam peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat

dan perluasan kesempatan kerja. Upaya yang dapat dilakukan dalam

peningkatan produksi dan kualitas melon yaitu tidak terlepas dari dukungan

subsistem hulu yang menghasilkan benih melon. Kualitas melon yang

dihasilkan sangat bergantung dengan kualitas benih yang dihasilkan pada

subsistem pengadaan input perbenihan. Menurut Heizer dan Render

(2005:273) kualitas merupakan karakteristik total produk atau jasa yang

dikaitkan dengan kemampuannya untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

(13)

commit to user

Benih merupakan salah satu penentu keberhasilan agribisnis, karena itu

penggunaan benih bermutu dari varietas unggul sangat menentukan

keberhasilan produksi di bidang pertanian, termasuk hortikultura. Dalam

upaya mencapai perkembangan agribisnis hortikultura tersebut, maka industri

perbenihan dalam negeri dituntut untuk mampu memenuhi semua segmen

pengguna benih dan memproduksi benih yang sesuai kebutuhan pengguna

serta menerapkan prinsip 7 (tujuh) tepat yaitu tepat jenis, varietas, mutu,

jumlah, tempat, waktu, dan harga. Dengan demikian industri perbenihan

dalam negeri harus lebih maju (Agustri, 2008).

Perusahaan yang bergerak dibidang perbenihan yaitu Multi Global

Agrindo (MGA). Multi Global Agrindo (MGA) adalah suatu badan usaha

berbentuk CV yang bergerak dalam bidang pemuliaan tanaman, produksi

benih dan pemasaran benih. Kegiatan dari pemuliaan tanaman sendiri yaitu

untuk mencari benih melon yang berkualitas dari tanaman induk yang

merupakan hasil persilangan dan dilakukan oleh bagian Risearch and

Development (RnD). Salah satu benih yang diproduksi oleh CV. MGA yaitu

benih melon selain melon benih yang diproduksi yaitu benih ketimun, cabai,

pare, terong, dan semangka. Dipilihnya benih melon sebagai obyek penelitian

dikarenakan permintaan benih melon lebih banyak dibandingkan benih yang

lainnya. Dalam menjalankan kegiatan industrinya selama ini CV. MGA

mengacu kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). Berikut

merupakan hasil uji laboraturium sertifikasi benih melon oleh Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) :

Tabel 1. Hasil Uji Laboraturium Benih Melon di CV. MGA, 2008

(14)

commit to user

Menurut Burlikowska (2011:487-488) kualitas sangat penting

dirasakan bagi perusahaan seiring dengan pertumbuhan kebutuhan pelanggan

yang bertujuan untuk menawarkan produk sesuai dengan harapan pelanggan.

Oleh karena itu, organisasi harus fokus pada perbaikan terus-menerus untuk

meningkatkan kualitas secara kontinyu. Maka, pengendalian kualitas penting

dilakukan perusahaan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan perusahaan dan sesuai dengan harapan konsumen.

Pengendalian kualitas yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan

dampak terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan

melakukan peningkatan kualitas secara terus menerus terhadap produk akan

mampu mengurangi ketidaksesuaian produk tersebut. Menurut Gaspersz

(2001:1) dengan peningkatan kualitas produk atau jasa bisa dibandingkan

melalui hasil pengukuran karakteristik kualitas produk atau jasa dengan

spesifikasi produk yang diinginkan pelanggan.

Dalam memproduksi benih melon CV. MGA selalu berorientasi

kepada harapan konsumen, sehingga dalam pemasarannya sangat

diperhatikan benih melon yang berkualitas dan tidak ada benih cacat yang

berada di tangan konsumen akhir. Untuk itu CV. MGA selalu mengupayakan

sebelum benih melon dikemas benih melon diseleksi terlebih dahulu supaya

tidak ada benih yang cacat yang diterima oleh konsumen. Selama konsumen

(petani) membeli benih melon di CV. MGA, petani tidak pernah

mendapatkan benih yang cacat dalam kemasan karena benih yang dijual

merupakan benih yang berkualitas dan telah diseleksi sebelum di pasarkan.

Petani hanya mengalami masalah ketika daya tumbuhnya berkurang yang

tidak sesuai dalam label kemasan benih yaitu 85%. Hal ini dikarenakan

kesalahan teknis dari petani itu sendiri saat melakukan perendaman benih.

Benih melon yang seharusnya direndam sekitar 1 jam, akan tetapi akibat

kelalaian petani sendiri benih direndam hampir 2-3 jam sehingga

menyebabkan daya tumbuh benih berkurang.

CV. MGA mempunyai tujuan yaitu menjadi Pelopor kegiatan

(15)

commit to user

bermutu tinggi. Dengan tujuan tersebut, produksi benih melon harus

memenuhi standar kualitas. Untuk itu, diperlukan pengendalian kualitas benih

melon agar benih melon yang didapat merupakan benih unggul dan terjamin

kualitasnya. Berikut ini merupakan data mengenai jumlah produksi benih

melon dan banyaknya produk yang rusak :

Tabel 2. Data Jumlah Produksi, Jumlah Produk Rusak, dan Persentase Produk Rusak CV. MGA, 2012

Berdasarkan tabel tersebut masih ada kerusakan produk yang terjadi di

CV. MGA dan persentase produk rusak tertinggi yaitu pada melon varietas

Ladika sebesar 35%, sehingga diperlukan pengendalian kualitas benih melon

dan mencari penyebab timbulnya kerusakan produk tersebut serta mencari

solusi perbaikan dengan menggunakan alat bantu statistik. Alat bantu statistik

yaitu metode pengendalian kualitas yang dalam aktifitasnya menggunakan

alat bantu statistik yang terdapat pada Statistical Quality Control (SQC),

dimana proses produksi dikendalikan kualitasnya mulai dari awal produksi,

pada saat proses produksi berlangsung sampai dengan benih jadi. Menurut

Lakshmi dan Ramesh, (2012:142) penggunaan teknik statistik mampu

membantu menentukan adanya sinyal penyebab dan memberikan peringatan

untuk melakukan penyesuaian dalam proses serta menghindari adanya produk

di luar kontrol dalam proses produksi.

B. Rumusan Masalah

CV. MGA berlokasi di Kecamatan Karangpandan Kabupaten

Karanganyar memproduksi benih melon yang unggul. Dalam proses

perbanyakan benih melon di CV. MGA memerlukan cara budidaya dan

(16)

commit to user

dalam memproduksi benih melon yang berkualitas mengalami masalah ketika

terjadi tingkat kerusakan benih melon yang di luar batas toleransi yang dapat

diterima oleh CV. MGA. Tingkat kerusakan ini ditandai dengan banyaknya

produk yang cacat dari jumlah keseluruhan yang diproduksi. Menurut Grant

dan Richard (1989:7) produk cacat didefinisikan sebagai produk yang gagal

memenuhi spesifikasi dalam satu atau lebih karakteristik kualitas.

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa jumlah benih melon yang diproduksi

sebanyak 2.067.500 benih masih terdapat produk benih yang rusak dengan

jumlah 670.250 benih. Agar tingkat kerusakan pada benih melon dapat

berkurang maka diperlukan pengendalian kualitas produksi benih melon

dalam upaya pengendalian tingkat kerusakan menggunakan alat bantu

statistik.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan, sebagai

berikut:

1. Jenis kerusakan apa saja yang terjadi pada benih melon yang diproduksi

oleh CV. MGA?

2. Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan CV. MGA dalam

melaksanakan pengendalian kualitas benih melon?

3. Bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas di CV. MGA dalam upaya

menekan tingkat kerusakan benih melon?

4. Bagaimana penerapan alat bantu statistik dalam mengendalikan kualitas

benih melon di CV. MGA?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan

untuk :

1. Mengidentifikasi jenis kerusakan yang terjadi pada produk benih melon

yang diproduksi oleh CV. MGA.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam

melaksanakan pengendalian kualitas benih melon.

3. Menganalisis pelaksanaan pengendalian kualitas di CV. MGA dalam

(17)

commit to user

4. Menganalisis penerapan alat bantu statistik dalam mengendalikan kualitas

benih melon di CV. MGA.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian Analisis Pengendalian Kualitas benih melon di CV. MGA

Kabupaten Karanganyar ini memiliki kegunaan antara lain :

1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang

berkaitan dengan topik penelitian serta sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana pertanian.

2. Bagi CV. MGA, penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran dan bahan

pertimbangan dalam pengambilan strategi melakukan pengendalian

kualitas benih melon di CV. MGA Kabupaten Karanganyar.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan pustaka dalam menambah pengetahuan dan

(18)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Muhammad Tarigan (2004:115-121) dengan judul Analisis

Pengendalian Mutu Pada Perusahaan Pabrik Gula. Pengendalian mutu pada

perusahaan pabrik gula dimulai dari pengadaan bahan baku sampai pada

proses produksinya. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui

bahwa perusahaan pabrik pada umumnya telah melaksanakan kebijakan

kualitas dengan menjalankan pengendalian kualitas dalam bentuk gugus

kendali mutu secara kontinue dan terkoordinir dan di bawah pengawasan

bagian pabrikasi. Metode analisis yang digunakan yaitu Control chart.

Berdasarkan hasil pengujian Control chart khususnya X chart yang dilakukan

pada tahun 2000 secara keseluruhan semua data berada dalam batas

pengendalian statistik. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui

bahwa hasil analisis kadar air pada gula dikatakan kering apabila air sebesar

0,1-0,15 % atau apabila digenggam gula tersebut tidak menempel di tangan.

Dari hasil analisis didapat bahwa kadar air dalam gula berada dalam batas

kendali, dimana diperoleh hasil batas atas (UCL) yaitu 0,09 % dan batas

bawah (LCL) yaitu 0,04 %. Dari hasil penelitian masih ada data-data yang

tidak terkendali secara statistik dapat disebabkan oleh faktor alat atau mesin

yang masih digunakan termasuk kondisi mesin putaran SHS yang masih

manual dan alat pengukur suhu yang tidak stabil.

Penelitian Muktiadji dan Lukman (2006:49-54) dengan judul

Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Control Chart Pada PT XYZ.

PT XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi pakaian jadi. Dalam

pelaksanaan pengendalian kualitas dimulai dari awal proses produksi sampai

akhir produksi. Dalam proses produksi yang dilakukan oleh PT XYZ

menggunakan proses terus-menerus (continuous process) karena perusahaan

ini mempunyai urutan kerja sejak awal hingga akhir yang meliputi cutting

process, sewing process, quality control process, dan packing process. Dari

hasil pada diagram sebab akibat (Fishbone diagram) diketahui bahwa akibat

(19)

commit to user

dalam mengidentifikasi penyebab produk rusak atau cacat adalah kondisi

material yang sudah terpasang tidak sesuai dengan WOS (work order sheet).

Selain itu juga dilihat dari peta kendali (Control chart) diketahui bahwa

proses produksi yang dijalankan dapat dikatakan hampir sempurna walaupun

terdapat empat bulan (September, Oktober, November, Desember) berada di

daerah luar kendali statistik. Dari hasil pengecekan hipotesis denngan

menggunakan AOQ (Average Out Going Quality) dalam persentase

kerusakan diketahui bahwa dengan menggunakan Pa sebesar 0,515 dapat

menghasilkan rata-rata keluaran mutu yang jauh lebih rendah dibandingkan

dengan persentase kerusakan.

Penelitian Wulandari (2012:37-56) dengan judul Pengendalian

Kualitas Produksi Di PT. Nutrifood Indonesia Dalam Upaya Mengendalikan

Tingkat Kerusakan (Defect) Dus Produk Sweetener Dengan Menggunakan

Statistical Process Control (SPC). PT. Nutrifood Indonesia sejak tahun 1994

berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas. PT. Nutrifood

Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan minuman

dengan produk utama adalah gula pemanis (gula pengganti yang aman untuk

dikonsumsi khususnya penderita diabetes). Dalam kegiatan produksi

perusahaan berusaha menghasilkan produk yang baik dan mengurangi produk

cacat dengan standar toleransi 0,5% dari total produksi. Teknik analisis data

yang digunakan yaitu check sheet, histogram, peta kendali p, diagram pareto

dan diagram fishbone. Dari hasil analisis menggunakan check sheet diketahui

terdapat lima jenis kerusakan yang terjadi pada dus sweetener yaitu

bentuknya tidak simetris sebanyak 1.367 pcs, lem tidak merekat sebanyak

5.369 pcs, dus sobek sebanyak 1.464 pcs, dus terpotong sebanyak 878 pcs

dan alur lipatan tidak jelas sebanyak 683 pcs. Hasil analisis dengan peta

kendali p diketahu bahwa proses produksi masih mengalami penyimpangan

atau berada diluar batas kendali yang dipersyaratkan perusahaan yaitu 0,5%.

Berdasarkan diagram pareto diketahui bahwa jenis kerusakan produk

dominan pada dus sweetener yaitu jenis kerusakan lem yang tidak merekat

(20)

commit to user

kerusakan beradsal dari faktor manusia, mesin, metode kerja, material dan

lingkungan.

Penelitian Tisnowati et all (2008:51-61) dengan judul Analisis

Pengendalian Mutu Produksi Roti (kasus PT. AC Tangerang). PT. AC

bergerak dalam bidang usaha industri dan perdagangan roti tawar, roti manis

dan bagelen dengan orientasi pasar lokal. Analisis permasalahan proses

pengendalian mutu produk roti di PT. AC dengan menggunakan metode

Statistical Quality Control (SQC). SQC merupakan pendekatan kuantitatif

yang dikelompokkan menjadi diagram sebab akibat (Fishbone diagram),

Pareto diagram, dan Control Chart (peta kendali). Dari hasil analisis

diketahui bahwa PT. AC telah melakukan pengendalian mutu dalam kegiatan

produksi roti namun masih memiliki kelemahan belum adanya prosedur baku

pengawasan dan pengawasan hanya dibuat dalam laporan singkat mengenai

suatu permasalahan. Dari hasil analisa SQC dengan diagram Fishbone

(diagram sebab akibat) menunjukkan hasil penyebab mutu roti yang kurang

baik terjadi karena masalah bahan baku, mesin, personil dan proses produksi.

Jika dilihat dari diagram pareto diketahui bahwa jenis kegagalan produk yang

dominan pada bulan agustus dan september adalah bentuk tidak seragam dan

hangus, serta grafik kendali proses produksi perusahaan masih berada di luar

batas kendali, karena proses di luar garis UCL dan LCL sebanyak 32%, tetapi

berikutnya membaik (proses di luar kendali 9,7%).

Dari beberapa penelitian tersebut dipilih sebagai referensi dari

penelitian ini karena terdapat kesamaan topik yang dipilih yaitu mengenai

pengendalian kualitas dan juga memiliki kesamaan dalam metode analisis

yaitu penggunaan check sheet, control chart (peta kendali), diagram

sebab-akibat, pareto diagram dalam mengatasi permasalahan kualitas yang terjadi.

Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengendalian

kualitas benih melon di CV. MGA Karanganyar berdasarkan beberapa

penelitian tersebut dan dengan menggunakan metode analisis yang sama

(21)

commit to user

B. Tinjauan Pustaka

1. Benih

Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan

pengembangan usahatani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan

komponen agronomi. Benih bersetifikat adalah benih yang pada proses

produksinya diterapkan cara dan persyaratan tertentu sesuai dengan

ketentuan sertifikat benih. Benih bermutu ialah benih yang telah

dinyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi dari jenis tanman unggul

(Kartasapoetra, 2003:3-5).

Dormansi benih dapat disebabkan antara lain adanya

impermeabilitas kulit benih terhadap air dan gas (oksigen), embrio yang

belum tumbuh secara sempurna, hambatan mekanis kulit benih terhadap

pertumbuhan embrio, belum terbentuknya zat pengatur tumbuh atau

karena ketidakseimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur

tumbuh di dalam embrio. Tahap pertama suatu perkecambahan benih

dimulai dengan proses penyerapan air, melunaknya kulit benih dan hidrasi

dari protoplasma. (Salim, 2004:81).

Menurut Kartasapoetra (2003:7) secara fisik faktor yang harus

diperhatikan untuk menilai mutu benih adalah:

a. Benih yang bersih tidak tercampur dengan potongan-potongan tangkai

yang kering, biji-bijian yang lain debu dll.

b. Warna benih, dalam hal ini benih yang baik berwarna terang dan tidak

kusam (mengkilat).

c. Benih berwarna kuning muda, tidak bercak-bercak hitam, besar benih

normal (tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar).

d. Benih yang bernas atau berisi, untuk mengetahuinya direndam dalam

air, yang diambil yang mengendap, tidak cacat

e. Benih yang tidak terlalu kering karena daya tumbuhnya kurang baik

demikian pula yang terkelupas kulitnya

Sertifikat benih merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam

(22)

commit to user

varietas-varietas yang genetis unggul yang selalu harus terpelihara dan

dipertanggungjawabkan. Sertifikasi benih telah menunjukkan suatu

perlindungan bagi keberadaan suatu benih dengan persyaratan

keunggulannya. Benih bersetifikat merupakan benih yang pada proses

produksinya diterapkan cara-cara dan persyaratan tertentu sesuai dengan

ketentuan sertifikasi benih (Kartasapoetra, 2003:124).

2. Melon

Menurut Rukmana (1994:15) Melon merupakan tanaman

labu-labuan (Cucurbitaceae) kedudukan tanaman melon dalam sistematika

tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Sub-Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis melo L.

Tanaman melon belum diketahui dengan pasti darimana asalnya,

namun berdasarkan penyebaran jenis liarnya mungkin Afrika merupakan

daerah asal-usulnya. Di kawasan asia melon merupakan jenis tanman yang

masih baru, akan tetapi saat ini tanaman melon sudah menyebar ke

beberapa negara seperti indi, cina, persia, dan rusia selatan. Tanaman

melon ini tidak cocok ditanam didaerah yang beriklim lembab karena akan

mudah terserang penyakit dan juga perkembangan buahnya kurang baik.

Tanaman melon sangat baik tumbuh pada tanah berlempung dengan pH

netral (Ashari, 1995:349).

Secara tradisioanal melon dianggap lebih cocok dibudidayakan di

daerah subtropika dan iklim sedang dengan iklim kering sebagai

pertanaman musim panas. Pada kenyataannya buah melon yang ditanam di

dataran rendah tropika dapat memperoleh hasil yang tinggi dan kualitas

(23)

commit to user

semangka, yaitu hari-hari yang cerah dan hara kalium yang cukup

diperlukan untuk mendapatkan buah yang manis. Varietas yang baik dari

melon itu sendiri berasal dari Taiwan (Ronoprawiro, 1993:200).

Menurut Tjahjadi (1990:21) sebagian buah segar, melon

mengandung 94 % air, sedangkan bagian yang dapat dimakan hanya 50-75

% dari total buah. Namun demikian beberapa zat gizi yang diperlukan

tubuh manusia terdapat dalam buah melon ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3. Kandungan Gizi Tiap 100 gr Buah Melon yang Dapat Dimakan:

Jenis Zat Gizi Jumlah

Ribloflavin 0,065 miligram

Niacin 1,0 miligram

Karbohidrat 6,0 miligram

Besi 0,4 miligram

Nicotinamida 0,5 miligram

Air 93,0 miligram

(berkualitas). Biji dikeluarkan dari melon yang terpilih, dicuci bersih,

kemudian biji dijemur sampai kering setelah itu benih disimpan. Benih

melon yang akan disemai sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam air

panas kurang lebih 55°C selama satu jam agar kulit biji menjadi lunak.

Setelah itu, benih tersebut direndam lagi dalam larutan fungisida Dithane

M-45 (0,2%) selama 30 menit untuk memberantas kemungkinan

mengandung patogen dan benih melon siap untuk disemai (Sutarya,

1995:165).

Menurut Tamiang (2010) untuk menghasilkan benih melon yang

(24)

commit to user

a. Menanam tanaman melon yang sehat yang akan dijadikan sebagai benih

b. Memilih benih yang paling baik dari tanaman yang terbaik dengan ciri

tanaman bebas dari hama penyakit, menghasilkan buah yang segar, dan

daun yang sehat. Benih-benih yang besar umumnya akan bertahan lebih

lama daripada benih yang kecil

c. Cara memanen benih harus dilihat dari buah melon yang masak

sebelum dipetik benihnya. Ini berarti membiarkan tanaman tersebut

melewati tahapan yang layak dikonsumsi

d. Membersihkan benih melon (benih dicuci dengan air) kemudian benih

tersebut dikeringkan sekitar 1-2 minggu untuk mendapatkan kering

sempurna

e. Melakukan penyimpanan benih dengan baik. Dalam penyimpanan

benih harus dilindungi dari kelembaban yang dapat membuat benih

busuk, panas yang akan mengurangi jumlah benih yang tumbuh, dan

binatang yang dapat merusak benih.

3. Kualitas

Menurut Tjiptono dan Anastasia (2003:2) kualitas merupakan

produk atau jasa yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu

produk atau jasa yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian.

Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas

kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi

persyaratan atau spesifikasi yang telah ditetapkan.

Terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan

atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik kualitas dari suatu

produk (barang dan/atau jasa) yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan

yang telah dispesifikasikan, guna meningkatkan kepuasan pelanggan

internal maupun eksternal. Variasi adalah ketidakseragaman dalam proses

operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas produk

(25)

commit to user

Beberapa elemen yang terkandung dalam makna kualitas yaitu :

a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

b. Kualitas mencakup produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan

c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang

dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang

berkualitas pada masa mendatang)

(Nasution, 2005:16)

Istilah kualitas biasanya digunakan dalam hal produk yang sangat

baik atau jasa yang memenuhi atau melebihi harapan kita. harapan

didasarkan pada tujuan penggunaan dan harga jual. kualitas adalah totalitas

fitur dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang kemampuannya

untuk memenuhi kebutuhan tersirat atau dinyatakan. kebutuhan tersirat

adalah fungsi dari pasar dan harus diidentifikasi dan didefinisikan

(Besterfield, 1994:1).

Kualitas adalah gelar yang diprediksi dari keseragaman dan

ketergantungan, dengan biaya rendah dan cocok untuk pasar. tiga jenis

kualitas sangat penting untuk memproduksi produk dan jasa dengan

tingkat prediksi keseragaman dan ketergantungan, dengan biaya rendah

yang cocok untuk pasar. mereka adalah kualitas desain atau desain ulang,

kualitas kesesuaian, dan kualitas kinerja (Gitlow et all, 1995).

Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu

produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan

konsumen dengan memuaskan, sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan.

Mutu produk berorientasikan konsumen, karena penjualan suatu produk

bergantung kepada persepsi konsumen yaitu enak digunakan (fitness for

use) bukan bergantung kepada selera produsen (Prawirosentono, 2002:6).

Menurut Assauri (2004:206) faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas suatu barang atau jasa yaitu :

a. Fungsi suatu barang

Suatu barang yang dihasilkan harus memperhatikan fungsi untuk

(26)

commit to user

mempengaruhi kepuasan para konsumen, sehingga tingkat mutu suatu

barang tergantung dari tingkat pemenuhan fungsi kepuasan penggunaan

barang atau jasa.

b. Wujud luar

Salah satu faktor yang penting dan sering digunakan konsumen

dalam melihat suatu barang pertama kalinya untuk menentukan mutu

barang tersebut adalah wujud luar barang itu.

c. Biaya barang tersebut

Biaya atau harga suatu barang akan dapat menentukan mutu

barang tersebut. Terlihat bahwa, barang-barang yang mempunyai biaya

atau harga yang mahal dapat menunjukkan bahwa kualitas barang

tersebut relatif kebih baik dan sebaliknya.

Menurut Heizer dan Render (2005:302) penyebab pentingnya

kualitas yaitu :

a. Reputasi perusahaan

Suatu organisasi menyadari reputasi akan mengikuti kualitas,

apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi

tentang produk baru perusahaan.

b. Kehandalan produk

Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi yang

merancang, memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang

penggunaannya mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan.

c. Keterlibatan global

Di masa teknologi sekarang ini kualitas adalah suatu perhatian

internasional, dimana bagi perusahaan yang ingin bersaing secara

efektif pada ekonomi global produk mereka harus memenuhi ekspektasi

akan kualitas.

4. Pengendalian Kualitas

Pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus

dilakukan untuk menjamin tercapainya sasaran perusahaan dalam hal

(27)

commit to user

kualitas pelayanan pada dasarnya adalah pengendalian kualitas kerja dan

proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan (quality is

customer’s satisfaction) yang dilakukan oleh setiap orang dari setiap bagian dalam organisasi (Yamit. 2005:33).

Pengendalian dapat diartikan sebagai suatu pengawasan yang

sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan yang

diperlukan. Sehingga fungsi pengendalian ini bukan hanya sekedar

mengadakan pengawasan melainkan juga termasuk pengumpulan data

sebagai masukan (input) guna penentuan tindak lanjut dalam usaha

perbaikan pelaksanaan kegiatan perusahaan (Ahyari, 1994:44).

Pengendalian kualitas produk mempunyai peranan penting dalam

rangka usaha mempertahankan kelangsungan hidup dari suatu perusahaan.

Berproduksi tanpa memperhatikan kualitas hasil produksinya, akan

berakibat terancamnya kehidupan perusahaan tersebut pada masa yang

akan datang. Sehingga pengendalian kualitas sudah merupakan suatu

kebutuhan bagi perusahaan yang menginginkan adanya kemajuan dalam

perusahaan yang bersangkutan (Ahyari, 1994:57).

Menurut Subagyo (2000:201-203) perbaikan yang terus-menerus

atau continuous improvement merupakan penyempurnaan kualitas produk,

cara kerja, dan selalu berusaha menghilangkan kekurangan-kekurangan

yang selalu diusahakan. Salah satu konsultan Amerika bernama Edward

Deming mengemukakan konsep continuous improvement dengan

menggunakan konsep Plan, Do, Check dan Action (PDCA). Oleh Deming

digambarkan dengan lingkaran yang menunjukkan siklus perbaikan

(28)

commit to user

Gambar 1 Siklus Plan Do Check Action dari Deming

Roda dalam gambar Siklus Plan Do Check Action dari Deming

berputar terus, sehingga kualitas barang atau jasa semakin lama semakin

baik, dimana Siklus Plan Do Check Action (PDCA) dijelaskan sebagai

berikut:

a. Mengembangkan rencana (plan)

Mula-mula tim memilih proses yang memerlukan perbaikan,

kemudian tim membuat dokumen atas proses yang ada biasanya diikuti

dengan melakukan analisis data. Membuat tujuan yang dirumuskan

secara kualitatif, kemudian didiskusikan bagaimana cara mencapai

tujuan itu dan tim memilih rencana yang paling tepat untuk

memperoleh pengembangan.

b. Melaksanakan rencana (do)

Tim mengimplementasikan atau melaksanakan rencana, di

samping itu juga memonitor perkembangannya. Secara rutin data

dikumpulkan dan setiap ada perubahan dalam proses selalu dicatat serta

dilakukan perbaikan bila perlu.

c. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (check)

Dalam tahap ini team menganalisis data yang dikumpulkan dari

pelaksanaan kegiatan (dalam do) untuk melihat kesesuaiannya dengan

tujuan yang telah ditetapkan dalam tahap plan. Apabila terdapat

(29)

commit to user

d. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (action)

Bila pelaksanaan kegiatan (dalam do) berhasil maka oleh tim, apa

yang telah dilakukan berhasil ini dijadikan pedoman bagi kegiatan yang

sama (dibuat suatu pedoman atau prosedur standar). Setiap karyawan

yang hendak melaksanakan pekerjaan yang sama harus menggunakan

prosedur standar.

Program peningkatan kualitas telah dirancang dan dilaksanakan

untuk meningkatkan kualitas produk sehingga mampu untuk membuat

lebih banyak keuntungan bagi perusahaan. Dengan meningkatkan kualitas,

itu juga berarti perbaikan dalam produktivitas dan menurunkan tingkat

produk yang rusak. Tujuan kualitas dapat dimasukkan dalam rencana

bisnis dan sebagai ukuran dari keunggulan produk atau jasa yang diberikan

kepada pelanggan. peningkatan kualitas seharusnya tidak hanya terfokus

pada pelanggan eksternal tetapi juga pelanggan internal

(Srinivasu, R, et all, 2009:15-16).

Proses perbaikan dan pengendalian kualitas dibentuk oleh empat

building blocks, yaitu input, transformasi, output, dan customer value.

Setiap output memiliki pelanggan baik internal maupun eksternal.

Sebelum proses transformasi terjadi, input seperti strategi, struktur, desain

produk, mesin, layout pabrik, kebijakan, peraturan, bahan baku, dan

sumber daya manusia telah tersedia. Manajer bertanggung jawab untuk

mengendallikandan memperbaiki input sistem sebagai faktor penentu

output. Sekarang ini pengendalian kualitas yang efektif adalah persyaratan

pokok untuk tercapainya manajemen yang berhasil. Jika pengendalian ini

gagal maka akan menambah biaya perusahaan dan berkurangnya

pendapatan perusahaan (Tjiptono dan Anastasia, 2003:271).

5. Pengendalian Kualitas Statistik

Tujuan pengendalian kualitas statistik adalah untuk membantu para

manajer dan karyawan mengembangkan dan mengontrol proses produksi

dan produk yang diproduksi. Agar tujuan ini tercapai semua staf harus

(30)

commit to user

yang terjadi. Dengan cara ini, pengendalian kualitas akan menjadi alat

untuk manajemen yang dapat mengontrol semua sistem selama proses

produksi (Gullu dan Motorcu, 2003:83-89).

Menurut prawirosentono (2002:62) metode statistik diketahui telah

digunakan sejak lama membantu perusahaan dalam masalah tertentu.

Dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk

pengendalian mutu termasuk dalam pencegahan kersakan barang. Alasan

digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi

b. Kerusakan atau cacatnya barang, sebenarnya merupakan akibat

terjadinya penyimpangan dalam proses produksi dan metode statistik

dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan

tersebut.

Statistika digunakan dalam program pengendalian kualitas akan

tetapi statistika hanyalah suatu alat yang digunakan sebagai bagian dari

pola kendali mutu terpadu. Statistika pada dasarnya adalah salah satu dari

beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam kendali mutu terpadu.

Metode-metode statistika ini mempunyai efek yang mendalam pada

keseluruhan bidang kendali mutu (Feigenbaum, 1989:44)

Statistical Quality Control (SQC) adalah suatu sistem yang

diperkembangkan, untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil

produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk

mencapai efesiensi perusahaan. Pada dasarnya Statistical Quality Control

merupakan penggunaan metode statistik untuk mengumpulkan dan

menganalisa data dalam menentukan dan mengawasi kualitas hasil

produksi (Assauri, 2004:219).

Pengendalian proses statistik digunakan untuk menggambarkan

variabilitas yang dapat dikendalikan atau yang tidak dapat dikendalikan.

Variabilitas ini juga disebut penyebab umum atau penyebab khusus. Jika

tidak ada variabilitas karena penyebab khusus, berarti proses secara

(31)

commit to user

kontrol, maka harus menghapus semua penyebab khusus dan variabilitas

yang tersisa akan berasal dari penyebab umum. Setelah mengambil proses

di bawah kendali, tahap selanjutnya yaitu meningkatkan proses

pengendalian kualitas (Srinivasu, R, et all, 2009:17).

6. Alat Bantu Pengendalian Kualitas

Menurut Nasution (2005:97-110) Alat perbaikan kualitas dibedakan

atas alat yang menggunakan data numerik dan alat yang menggunakan

data verbal. Ada lima alat yang digunakan dalam mengolah data numerik

atau data kuantitatif yaitu :

a. Check sheet

Check sheet adalah suatu alat yang paling mudah untuk

menghitung seberapa sering sesuatu terjadi. Check sheet merupakan alat

yang sederhana untuk pengumpulan dan pencatatan data.

b. Pareto Chart

Pareto Chart adalah diagram yang dikembangkan oleh seorang

ahli ekonomi italia bernama Vilfredo paretopada abad ke 19. Pareto

chart digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian

yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri

ke yang paling kecil disebelah kanan. Kegunaan Pareto Chart yaitu

dapat membantu untuk memusatkan perhatian pada persoalan utama

yang harus ditangani dalam upaya perbaikan.

c. Histogram

Histogram adalah alat untuk menunjukkan variasi data

pengukuran misalnya berat badan, temperatur, tinggi, dan sebagainya.

Histogram berbentuk bar graph menunjukkan distribusi frekuensi.

Dengan demikian histogram dapat digunakan untuk menunjukkan

variasi setiap proses

d. Diagram pencar (Scatter Diagram)

Scatter Diagram adalah gambaran yang menunjukkan

kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel.

(32)

commit to user

variabel menyebabkan timbulnya variabel yang lain. Scatter Diagram

biasanya menjelaskan adanya hubungan antara dua variabel dan

menunjukkan pula keeratan hubungan tersebut.

e. Diagram perjalanan (Run Chart)

Run chart adalah grafik yang menunjukkan variasi ukuran

sepanjang waktu. Pada Run Chart sumbu horisontalnya adalah ukuran

waktu. Interval waktu tersebut dapat berupa tahun, minggu, hari, dan

sebagainya.

Sedangkan alat yang digunakan untuk data verbal adalah :

a. Diagram Alur (Flow chart)

Flow chart adalah gambaran skematik atau diagram yang

menunjukkan seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan

bagaimana langkah itu saling mengadakan interaksi satu sama lain.

b. Brainstorming

Brainstorming adalah cara untuk memacu pemikiran kreatif guna

mengumpulkan ide-ide dari suatu kelompok dalam waktu yang relatif

singkat

c. Fishbone Diagram

Diagram sebab-akibat (cause and effect diagram) atau sering

disebut juga sebagai diagram tulang ikan (Fishbone diagram). Menurut

Hekmatpanah, M, (2011:26) diagram tulang ikan juga disebut diagram

Ishikawa yaitu alat untuk mengidentifikasi akar penyebab dari masalah

kualitas. Faktor-faktor penyebab utama ini dapat dikelompokkan dalam:

1) Material atau bahan baku

2) Machine atau mesin

3) Man atau tenaga kerja

4) Method atau metode

(33)

commit to user d. Diagram gabungan (affinity diagram)

Affinity diagram dikenalkan oleh jiro kawakita pada tahun

1950an. Affinity diagram merupakan hasil kerja sekelompok orang yang

bekerja sama secara kreatif untuk menganalisis data.

e. Diagram Pohon Keputusan

Diagram Pohon Keputusan adalah alat yang digunakan untuk

menghubungkan antara tujuan dengan tugas yang harus dilaksanakan

untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Heizer dan Render (2005:263-268) pengendalian kualitas

secara statistik dengan menggunakan SQC (Statistical Quality Control)

mempunyai 7 (tujuh) alat statistik utama yang dapat digunakan sebagai

alat bantu untuk mengendalikan kualitas antara lain yaitu; Check Sheet,

Histogram, Control chart, diagram Pareto, diagam sebab akibat, Scatter

diagram, dan diagram proses atau diagram alir (Flow chart).

Control chart merupakan alat yang digunakan untuk pengendalian

kualitas statistik (Statistical Quality Control = SQC). Bentuk dasar

pengendalian kualitas statistik ditunjukkan oleh grafik yang membuat garis

tengah (Central Line = CL) yang merupakan nilai rata-rata karakteristik

kualitas yang berkaitan dengan keadaan terkontrol. Sedangkan dua garis

mendatar yang lain dinamakan batas kendali atas (Upper Control Limit =

UCL) dan batas pengendalian bawah (Lower Control Limit = LCL). Jika

semua proses terkendali maka hampir semua titik sampel akan berada

diantara kedua garis UCL dan LCL. Adapun keuntungan menggunakan

grafik pengendalian kualitas ini yaitu efektif dalam pencegahan produk

cacat, dapat mencegah penyesuaian proses yang tidak perlu, dan

memberikan informasi tentang kemampuan proses (Yamit, 2005:202-205).

Menurut Gaspersz (2001:92-110) data atribut merupakan data

kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan anlisis. Pada umumnya

(34)

commit to user a. Peta kontrol p

Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi

ketidaksesuaian dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi

(proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan dalam suatu proses).

b. Peta kontrol np

Pada dasarnya peta kontrol np serupa dengan peta kontrol p. Peta

kontrol np menggunakan ukuran banyaknya item yang tidak memenuhi

spesifikasi atau banyaknya item yang tidak sesuai dalam suatu

pemeriksaan.

c. Peta kontrol c

Peta kontrol c didasarkan pada titik spesifik yang tidak memenuhi

syarat dalam produk, sehingga suatu produk dapat saja dianggap

memenuhi syarat meskipun mengandung satu atau beberapa titik

spesifikasi yang cacat.

d. Peta kontrol u

Peta kontrol u mengukur banyaknya ketidaksesuaian (titik

spesifik) per unit laporan inspeksi dalam kelompok periode pengamatan

yang mungkin memiliki ukuran contoh (banyaknya item yang

(35)

commit to user

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Gambar 2. Kerangka Teori Pendekatan Masalah CV. Multi Global

2. Mengetahui batas toleransi tingkat kerusakan benih yang diterima perusahaan

3. Mengetahui prioritas utama persoalan yang harus ditangani 4. Mengetahui faktor penyebab

(36)

commit to user

Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini untuk

menggambarkan bagaimana pengendalian kualitas yang dilakukan CV. MGA.

Pengendalian kualitas secara statistik dapat digunakan untuk menerima atau

menolak produk yang telah diproduksi dan dapat dipergunakan untuk

mengawasi kualitas produk. Selain itu pengendalian kualitas secara statistik

dapat bermanfaat dalam mengidentifikasi penyebab terjadinya kerusakan

produk dan mencari solusi penyelesaian masalah tersebut sehingga

menghasilkan usulan atau rekomendasi yang nantinya dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dan tolok ukur dalam pengendalian kualitas di

CV. MGA. Dengan pengedalian kualitas secara statistik diharapkan tingkat

kerusakan produk dapat ditekan seminimal mungkin serta masih berada

dalam batas pengendalian dari perusahaan. Alat analisis yang digunakan

dalam pengendalian secara statistik antara lain: Peta Kendali (Control Chart),

Diagram Pareto dan Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram).

D.Pembatasan Masalah

1. Pengendalian kualitas yang diteliti mulai dari bahan baku produksi sampai

dengan produk benih melon jadi.

2. Masalah yang diteliti yaitu jenis benih melon yang cacat yang merupakan

kerusakan dominan di CV. MGA tahun 2012.

3. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari bulan Desember 2012 sampai

Februari 2013.

4. Responden penelitian ini merupakan karyawan CV. MGA yang mengetahui

informasi tentang produksi benih melon, pemilik CV. MGA, dan petani

pengguna benih melon dari CV. MGA. Karyawan ini merupakan karyawan

yang ikut langsung dalam proses produksi benih melon yang terdiri dari

karyawan bagian Risearch and Development (RnD) dan karyawan bagian

produksi.

E.Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Benih melon adalah benih hasil produksi CV. MGA dari proses

(37)

commit to user

2. Kualitas benih melon adalah kesesuaian produk dengan standar yang

ditetapkan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB).

3. Pengendalian kualitas benih melon adalah pengendalian kualitas hasil

produksi benih melon untuk mencapai standar yang ditetapkan oleh Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB).

4. Benih melon yang baik adalah karakteristik benih melon yang sesuai

dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dengan

kriteria-kriteria tertentu. Kriterianya meliputi tingkat keseragaman 85%, daya

tumbuh 85%, kadar air < 8,0% dan bebas dari hama dan penyakit.

5. Benih melon yang rusak adalah karakteristik benih melon yang tidak

sesuai dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dengan

kriteria-kriteria tertentu. Kriterianya meliputi tingkat keseragaman < 85%,

daya tumbuh < 85%, kadar air ˃ 8,0% dan masih terdapat hama dan

penyakit pada benih.

6. Statistical Quality Control (SQC) merupakan teknik penyelesaian masalah

yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan produk benih melon

dengan menggunakan metode-metode statistik.

7. Check sheet merupakan alat dalam quality control yang berupa lembar

pencatatan data secara mudah dan sederhana untuk mengetahui jumlah

dari jenis kerusakan produk yang terjadi.

8. Peta Kendali (Control Chart) merupakan alat yang digunakan untuk

memonitor dan mengevaluasi aktivitas produksi benih melon berada dalam

pengendalian kualitas secara statistik atau tidak sehingga dapat dilakukan

pengendalian kualitas jika terjadi proses produksi berada di luar batas

kendali.

9. Diagram Pareto adalah distribusi frekuensi mengenai jumlah persen

kejadian yang disajikan bersama-sama dengan persen kumulatifnya.

Dengan diagram ini dapat terlihat jenis kerusakan produk yang paling

dominan yang dapat mempengaruhi kualitas benih melon sehingga dapat

membantu memusatkan perhatian pada persoalan utama yang harus

(38)

commit to user

10. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram) adalah diagram yang

menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan

sebab akibat dan penyebab suatu masalah dalam kualitas benih melon.

Diagram ini digunakan untuk mengetahui penyebab dari suatu masalah

untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan kualitas benih melon.

11. Rekomendasi perbaikan kualitas benih melon adalah solusi pemecahan

masalah terkait dengan penyebab dari suatu masalah dalam pengendalian

kualitas benih melon di CV. MGA untuk meningkatkan kualitas benih

(39)

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskripsi analitis. Metode penelitian deskriptif mempunyai ciri memusatkan

perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat

penelitian berlangsung (Asmani, 2011:40). Dalam metode deskriptif data

yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis

oleh karena itu metode ini sering disebut juga sebagai metode analitik

(Surakhmad, 1994:140).

B. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan obyek penelitian dilakukan secara purposive. Metode

purposive ini yaitu penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang diambil tersebut

berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbun dan Sofian, 1986:122). Lokasi

penelitian yaitu di CV. MGA Kabupaten Karanganyar dengan

pertimbangan CV. MGA mampu memproduksi benih melon setiap tahun

secara kontinyu dan juga di CV. MGA masih mengalami masalah

pengendalian kualitas terkait banyaknya tingkat kerusakan produk benih

melon yang terjadi. Berikut ini merupakan data produksi benih melon dari

tahun 2007-2012 di CV. MGA.

Tabel 4. Data Jumlah Produksi Benih Melon di CV. MGA karanganyar, 2007-2012

No Varietas Jumlah produksi (biji)

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 MAI 116 127.500 862.500 895.000 1.261.250 603.750 87.500

2 LADIKA 330.000 708.750 1.385.000 510.000 1.686.250 357.500

3 MAI 119 641.750 2.111.250 3.005.000 2.203.750 4.197.500 1.622.500

Sumber : CV. MGA

(40)

commit to user 2. Metode Penentuan Responden

Penentuan responden pada penelitian ini secara purposive atau

sengaja berdasarkan keterkaitan dan kompetensi responden terhadap data

yang dibutuhkan. Responden pada penelitian ini adalah karyawan CV.

MGA yang lebih memahami informasi terkait kualitas benih melon,

pemilik CV. MGA dan petani pengguna benih melon dari CV. MGA.

Karyawan tersebut merupakan karyawan yang ikut langsung dalam proses

produksi benih melon yang terdiri dari karyawan bagian Riset and

Development (RnD) dan karyawan bagian produksi. Jumlah responden

yang diambil sebanyak 11 responden yaitu 3 karyawan bagian Riset and

Development (RnD), 4 karyawan bagian produksi, 3 petani pengguna

benih melon, dan pemilik CV. MGA.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis, yaitu data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama,

data ini belum mengalami proses pengolahan. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh secara langsung dari proses wawancara mendalam

(indepth interviewing) kepada pihak manajemen atau karyawan CV. MGA

dan petani pengguna benih melon serta observasi langsung di CV. MGA

dalam menghasilkan benih melon berkualitas. Data primer yang diambil

merupakan data mengenai pengendalian kualitas benih melon, proses

produksi dan faktor penyebab terjadinya kerusakan benih melon.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah tersedia, diperoleh

dengan cara mencatat dan mengutip secara langsung dari instansi atau

lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder penelitian ini

diperoleh dari manajemen atau karyawan CV. MGA. Data sekunder

meliputi profil perusahaan, data hasil produksi benih melon dan hasil

(41)

commit to user

D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian di CV.

MGA adalah sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam

Teknik wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan

data primer dengan melakukan tanya jawab secara langsung untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Menurut Sutopo (2006:67-69)

Wawancara mendalam ini dilakukan untuk menggali informasi secara

mendalam dan lengkap dari narasumber. Untuk kelengkapan informasi

wawancara ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan

peneliti. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pihak

manajemen atau karyawan CV. MGA yang mengetahui informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data mengenai pengendalian

kualitas benih melon, proses produksi dan faktor penyebab terjadinya

kerusakan benih melon.

2. Observasi

Observasi yaitu pengamatan atau peninjauan secara langsung di

tempat penelitian yaitu di CV. MGA dengan mengamati cara kerja

pegawai yang ada, mengamati proses produksi dari awal sampai akhir, dan

kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan oleh CV. MGA.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang berupa laporan jumlah

produksi dan jumlah produk cacat atau rusak yang berkaitan dengan topik

penelitian serta gambar proses produksi benih melon.

E. Metode Analisis Data

Dalam melakukan pengolahan data yang diperoleh, maka digunakan

analisis data terhadap jawaban dari proses wawancara dan alat bantu statistik

yang terdapat pada Statistical Quality Control (SQC). Adapun

(42)

commit to user

1. Identifikasi jenis-jenis kerusakan pada produk benih melon yang

diproduksi oleh CV. MGA

Identifikasi jenis kerusakan pada produk benih melon

menggunakan alat bantu yaitu check sheet. Cheek sheet merupakan salah

satu alat dalam quality control yang berupa lembar pencatatan data secara

mudah dan sederhana.

2. Identifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam

melaksanakan pengendalian kualitas benih melon

Identifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam

melaksanakan pengendalian kualitas benih melon yaitu informasi atau data

yang dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara

mendalam. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dicatat kemudian

disusun dan dianalisis. wawancara mendalam dilakukan dengan bantuan

instrumen berupa pedoman wawancara yang dibuat dalam suatu bentuk

pertanyaan terkait dengan pengendalian kualitas benih melon di CV.

MGA.

3. Analisis pelaksanaan pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA

Analisis pelaksanaan pengendalian kualitas benih melon di CV.

MGA juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara

mendalam dan pedoman wawancara sebagai instrumen pengambilan data

atau informasi yang dibutuhkan. Setelah mewawancarai seluruh responden

dengan bantuan pedoman wawancara maka data yang terkumpul

dianalisis. Wawancara yang digunakan merupakan wawancara

semiterstruktur dimana responden diminta pendapatnya terhadap

pertanyaan yang diajukan. Wawancara semiterstruktur ini termasuk ke

dalam wawancara mendalam karena sebelum melakukan wawancara

peneliti membuat terlebih dahulu pedoman wawancara untuk ditanyakan

kepada responden dan pertanyaan itu bisa berkembang sesuai dengan

(43)

commit to user

4. Analisis penerapan alat bantu statistik dalam pengendalian kualitas benih

melon di CV. MGA menggunakan beberapa alat bantu diantaranya yaitu:

a. Analisis Peta Kendali (Control Chart)

Dalam hal menganalisis data, digunakan peta kendali p (peta

kendali proporsi kerusakan) sebagai alat untuk pengendalian proses

secara statistik. Penggunaan peta kendali p ini adalah dikarenakan

pengendalian kualitas yang dilakukan bersifat atribut dimana data yang

diambil memiliki karakteristik cacat atau tidak cacat, data yang

diperoleh untuk dijadikan sampel pengamatan tidak tetap jumlahnya

dan produk yang mengalami kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki

lagi. Adapun langkah-langkah dalam membuat peta kendali p sebagai

berikut :

1) Menghitung Proporsi Kerusakan

p =

Keterangan :

np : jumlah gagal

n : jumlah yang diperiksa

2) Menghitung garis pusat/Central Line (CL)

Garis pusat merupakan rata-rata kerusakan produk ( ).

CL = =

Keterangan :

∑np : jumlah total yang rusak ∑n : jumlah total yang diperiksa

3) Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL)

Untuk menghitung batas kendali atas atau UCL dilakukan dengan

rumus :

UCL = + 3

Keterangan :

Gambar

Tabel   1. Hasil Uji Laboraturium Benih Melon di CV. MGA Tahun 2008 ..
Gambar 1. Siklus Plan Do Check Action dari Deming ...................................
Tabel 1. Hasil Uji Laboraturium Benih Melon di CV. MGA, 2008
Tabel 3. Kandungan Gizi Tiap 100 gr Buah Melon yang Dapat Dimakan:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang harus melakukan prestasi.. Peristiwa yang menyebabkan darurat di luar kesalahan pihak yang harus

Dokumen ini dan informasi yang dimilikinya adalah milik Program Studi Magister Teknik Informatika-UAJY dan bersifat rahasia. Dilarang untuk me-reproduksi dokumen ini tanpa

Fanny Elizabeth teman setia seperjuangan mengerjakan laporan Tugas Akhir, Elizabeth Tri Astuti untuk masukan, refensi bukunya serta semangat dan doa yang

Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa nilai TBA dangke yang tidak diberi madu dan yang diberi madu jenis A memiliki nilai TBA yang tidak berbeda nyata dan lebih rendah

Kesiapan akan jaringan dan alat komunikasi tersebut yang harus dimili- ki petani di lahan pasir Kulon Progo untuk mendapatkan suatu informasi yang sesuai dengan yang

Dampak Lingkungan 13.15 - 14.55 Agribisnis Perikanan &amp; Kelautan Kultur Jaringan Pengelolaan Lahan Kering. 14.05 - 15.45 Pemuliaan Tanaman Dasar-dasar Bioteknologi Tanaman

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Melayu di desa Teluk Mega Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir,

Dari berbagai pendapat para ahli mengenai konsep dan definisi dari assesment (penilaian) dan E-Learning diatas, penulis berasumsi bahwa penerapan assesment jika