• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif 1.Statistik Deskriptif

METODE PENELITIAN

D. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif 1.Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum, dan

25

2. Uji Kualitas Data

Untuk menguji kualitas data atas data primer ini, peneliti melakukan uji validitas dan uji realibilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dengan

menggunakan Coeficient corelation pearson yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai. Kriteria yang akan digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai. Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai mempunyai tingkat signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai mempuntyai tingakt signifikan diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2009).

b. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2009) reliabilitas sebenarnya alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel suatu konstruk. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan adalah konsisten. Suatu kuesioner dikatakan reliable

26 atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:

a) Repeated measure atau pengukuran ulang, yaitu seseorang akan

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

b) One Shot atau pengukuran sekali saja, yaitu pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cara One Shot,

yaitu digunakan uji statistic Cronbach alpha (a). Suatu variable

dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach alpha > 0,60.

Sedangkan jika nilai Cronbach alpha < 0,60 maka data tersebut

dikatakan tidak reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik atas data primer yang diperoleh dalam penelitian

ini dilakukan dengan melakukan, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji normalitas yaitu sebagai berikut:

a. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2009), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas

27

dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya dan nilai variance

inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance kurang

dari 0,10 atau sama dengan nilai variance inflation factor (VIF) lebih

dari 10. Selain itu untuk mendeteksi adanya multikolinearitas biasa dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut

homoskedastisitas. Dan jika ada varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot dan titik-titik menyebar mengelilingi garis diagonal, maka pengujian ini bebas dari heteroskedastisitas dan sebaliknya jika titik-titik pada grafik tidak mengelilingi garis diagonal atau berada jauh dari garis-garis diagonal maka diindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan pada

28

scater plot, jika pada grafik tersebut ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola teratur (bergelombang, melebar, dan menyempit) maka diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

c. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak, karena data diperoleh langsung dari pihak pertama melalui kuesioner. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengujinya dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif

dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi

normal. Jika distribusi adalah nominal maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009).

4. Uji hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini di uji dengan menggunakan model

analisis regres berganda (multiple regretion analysis) yaitu menguji

pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen (Nur indriantoro, 2002). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala

29 ordinal atau skala likert dengan rumus regresi berganda yang digunkan sebagai berikut: Y1 = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + ……… (1) Keterangan: Y1 : Minat Pemanfaatan SI X1 : Ekspektasi Kinerja X2 : Ekspektasi Usaha

X3 : Faktor konsekuensi jangka panjang

X4 : Faktor Kompleksitas

: Konstanta

β : Koefisieen Regresi

ε : Error

Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui :

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:87)

30

b. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan

tingkat signifikansi 5% atau ( )=0.05. Jika probability t lebih besar

dari 0.05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika

nilai probability t lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh dari

variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien signifikan) (Ghozali, 2009:88).

c. Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen atau terikat. Probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009:88).