• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis Deskriptif Kuantitatif yaitu merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel

dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.

Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang

terjadi di dalam masyarakat, pertentangan 2 keadaan atau lebih, hubungan antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain. masalah yang diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif kualitatif mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif, serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional 1 unsur bersama unsur lainnya.

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. Iswanto Makassar 1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Iswanto Makassar merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perdagangan. Kantor pusat PT. Iswanto Makassar beralamat di jalan Andi Pangeran Pettarani No. 21, Telp (0411) 832025 Makassar.

PT. Iswanto Makassar adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan umum dan keagenan, kecuali agen perjalanan. Pada saat pendirian, perusahaan ini bernama PT. Iswanto didirikan Pada tanggal 15 April 1985 berdasarkan akte pendirian No. 10606 di depan notaries Sitse Lamowa, S.H, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No.

C2.5403HT.01.01 tahun1985 tertanggal 27 Agustus 1985 dengan modal awal yang diisetor sebesar Rp. 500.000.000,- yang terdiri dari 500 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1000.000,-. Pada awal berdirinya perusahaan ini berkedudukan di jalan Nusantara No. 70 makassar serta hanya terbatas pada bidang usaha di daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Namun pada perkembangan selanjutnya PT. Iswanto senantiasa terus mengadakan pembenahan dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi di daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, maka berdasarkan

pertimbangan manajemen agaknya perlu untuk mencari posisi yang lebih memudahkan pengangkutan guna mendukung kemungkinan ekspansi, sehingga pada tahun 1995 alamat kantor perusahaan dipindahkan ke jalan Andi Pangeran Pettarani No.21 Makassar menempati gedung berlantai tiga yang dijadikan ruang kantor dan costumer service hingga sekarang ini.

2. Gambaran Umum Kantor

Tingginya animo pelanggan untuk melakuakan transaksi pembeli barang-barang kebutuhan saat ini membuat PT. Iswanto Makassar yang berpusat di jalan Andi Andi Pangeran Pettarani No.21 Makassar. Memilih didaerah selatan kota merupakan pilihan yang tepat karena sangat strategis yang mana tempatnya berada ditengah-tengah kota. Mahasiswa dari kampus manapun yang ingin melakukan kuliah kerja profesi (KKP) atau yang ingin melakukan penelitian selalu disambut positif. PT. Iswanto Makassar memiliki tiga lantai yang dimana lantai pertama digunakan untuk tempat penerimaan data transaksi penjualan maupun pembelian dan sebagai ruang kantor kepala personalia dan lantai dua digunakan sebagai bagian ruang rapat dibagian pojok kanan dan masing-masing ruangan memiliki kamar mandi, dan bagian belakang lantai dua ada dapur, juga digunakan sebagai tempat tempat kantor dan lantai ke tiga digunakan sebagai tempat para petinggi Kantor dan para direktur maupun para manajer, dan memiliki masing-masing kamar mandi.

3. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi

Menjadi mitra utama bagi semua pihak yang berkepentingan dalam memajukan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa maju di dunia, khususnya dalam pendistribusian produk, yang akan kami capai melalui kepemimpinan setiap segmen pasar tempat kami bersaing.

b. Misi

1) Memberikan solusi kepada setiap orang yang mencari dan menginginkan produk sesui keinginan.

2) Kami akan menyediakan produk dan layanan yang memenuhi standar yang mampu kami capai dalam industri dimana kami bersaing.

3) Kami ingin memastikan bahwa semua pihak yang berhubungan dengan kami dapat merasakan dan menerima mamfaat positif dengan kehadiran kami dalam bisnis ini.

4) Menghasilkan tingkat pengembalian yang wajar atas resiko modal dan investasi yang dihadapi oleh para pemegang saham, meningkatkan kekayaan perusahaan, menjadi sumber kemakmuran bagi orang-orang yang bekerja pada kami.

4. Tujuan Perusahaan

Komitmen PT. Iswanto Makassar tampak dengan misinya melayani pendistribusian produk, sebagai ”pelayan”. PT. Iswanto Makassar berupaya cepat tanggap terhadap arus reformasi penjualan. Untuk itulah revisi, pembaharuan, dan pendistribusian produk terus dilakukan.

Turut melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintahan dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pendistribusian produk untuk memenuhi permintaan pasar.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

a. Mendistribusikan produk yang bersifat menyeluruh kepada pihak pelanggan.

b. Membuat surat jaminan penggunaan produk sesui dengan ketentuan yang berlaku.

5. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan kegiatan perusahaan, maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah struktur organisasi yang baik dan tersusun secara rapi demi kelancaran tugas dalam perusahaan.

Struktur organisasi merupakan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Cara pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab diperlihatkan dalam suatu bentuk tertentu berupa bagan atau skema struktur organisasi yang bersangkutan.

Rapat Umum Pemegang Saham

Adapun struktur organisasi PT. Iswanto Makassar adalah sebagai berikut:

Struktur Organisasi Perusahaan

Berdasarkan struktur organisasi diatas, tentang tugas dan wewenang tiap bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Rapat Umum Pemegang Saham

1) Merumuskan garis kebijakan perusahaan.

2) Menyetujui penambahan dan jenis modal saham.

3) Menetapkan besarnya pembagian deviden.

4) Menetapkan personil dan komisaris.

5) Menetapkan pejabat direktur.

6) Menyetujui perluasan usaha perusahaan.

7) Menyetujui usaha pembelian aktiva tetap dalam jumlah tertentu.

8) Menerima dan mengevaluasi dean komisaris.

9) Menerima/menolak pertanggungjawaban yang dibuat direksi.

10) Mengesahkan/menyetujui pembagian laba usaha.

b. Dewan Komisaris

Fungsi pokoknya adalah sebagai wakil dari pemilik saham dalam mengawasi jalannya perusahaan, menetapkan dan mengawasi garis-garis besar kebijaksanaan perusahaan. Berikut ini tugas dan tanggungjawabnya:

1) Bertanggungjawab kepada rapat umum pemegang saham.

2) Menetapkan dan mengawasi garis-garis besar kebijaksanaan perusahaan sesui dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan.

3) Memberikan petunjukkan kepada direktur, baik secara langsug manapun tidak melaui laporan direktur secara periodik.

4) Mengadakan rapat apabila perlu.

Adapun wewenangnya adalah:

1) Mengesahkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

2) Mengangkat dan memberhentikan direksi.

3) Menyetujui atau menolak laporan direktur.

c. Sekretaris

Adapun sekretaris adalah membantu direktur perusahaan dalam hal administrasi. Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1) Mengatur hubungan dengan pihak luar perusahaan.

2) Melakukan hubungan dengan pihak luar.

3) Melakukan penilaian dan evaluasi serta melaporkan kegiatan perusahaan ke dewan komisaris.

4) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan perusahaan.

5) Melakukan tugas lainnya melalui anggaran dasar.

Adapun wewenangnya adalah:

1) Mewakili perusahaan secara hukum, baik didalam maupun diluar perusahaan.

2) Menandatangani kontrak dan perjanjian dengan pihak ketiga dan pihak diluar perusahaan.

3) Menyetujui pembelian aktiva tetap perusahaan dalam jumlah tertentu.

4) Menyetujui perjanjian pinjaman/kredit dalam julah tertentu.

5) Mengesahkan anggaran an laporan keuangan.

6) Menandatangani cek dan bilyet giro.

d. Direktur Utama

Fungsi pokok direkur utama adalah mengawasi pelaksanaan utama perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar.

Berikut ini tugas dan tanggungjawabnya:

1) Melakukan perencanaan jangka panjang dan jangka pendek perusahaan.

2) Melakukan hubungan dengan pihak luar perusahaan.

3) Melakukan penilaian dan evaluasi serta melaporkan kegiatan perusahaan dewan komisaris.

4) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan perusahaan.

5) Melakukan tugas lainnya melalui anggaran dasar.

Adapun wewenanya adalah:

1) Mewakili perusahaan secara hukum, baik didalam maupun diluar perusahaan.

2) Menandatangani kontrak dan perjanjian dengan pihak ketiga dan pihak luar perusahaan.

3) Menyetujui pembelian aktiva tetap perusahaan dalam jumlah tertentu.

4) Menyetujui perjanjian pinjaman/kredit dalam jumlah tertentu.

5) Mengesahkan anggaran dan laporan keuangan.

6) Menandatangani cek dan bilyet giro.

e. Asisten Direktur

Fungsi pokoknya adalah mewakili pelaksanaan kegiatan utama perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar.

f. General Manager

Fungsi pokoknya adalah mengolah, membina dan mengembangka usaha kebijaksanaan dewan komisaris. Berikut ini tugas dan tanggung jawabnya:

1) Mengelolah keuangan kantor sesuai dengan manajemen usaha.

2) Mengembangkan sistem administrasi keuangan yang sehat agar dapat membantu pelaporan.

3) Membina karyawan perusahaan sehingga bisa merupakan aset yang berharga bagi pembinaan dan pengembangan usaha.

4) Menyampaikan laporan secara periodik ke direktur utama tentang kegiatan perusahaan.

5) Mengangkat dan memberhentikan karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6) Mengadakan konsultasi yang continue dengan kepala bagian tentang pengembangan usaha dimasa yang akan datang.

7) Membina dan mengembangkan hubungan yang serasi dengan pihak yang terkait dengan pengembangan usaha.

8) Melakukan kegiatan sesui dengan petunjuk direktur utama.

Adapun wewenangnya adalah:

1) Mewakili direktur utama jika tidak ada ditempat.

2) Menanda tangani sek dan bilyet giro.

3) Mengajukan permohonan kredit setelah mendapat persetujuan dari direktur utama.

b. Kepala Cabang

Wewenangnya adalah:

1) Mewakili direksi pusat menjalankan perusahaan dicabang.

2) Memberikan informasi kemajuan cabang pada direksi pusat termasuk keuangan.

3) Mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai target.

4) Berhak atas promosi dan bonus, jika cabang maju melebihi target perusahaan.

b. Manajer Devisi Produk

Menyelenggarakan kegitan unit-unit usaha pelayanan pendistribusian yang meliputi kegiatan gudang serta kegiatan penunjang agar menghasilkan keuntungan sesui dengan target yang ditetapkan perusahaan.

c. Manajer Keuangan

Fungsi pokoknya adalah mengkoordinir penyelenggaraan penegelolaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan akuntansi keuangan.

Tugas dan tanggungjawabnya adalah:

1) Memeriksa kelengkapan dokumen dan kebenaran perhitungan sesui bukti pengeluaran kas (BKK) dan pengeluaran kas (BKM)

dibandingkan dengan mutasi kas sebelum dokumen dikirim sebagian accounting.

2) Memeriksa nota-nota penagihan yang telah jatuh tempo dan bagian fakturis dengan memperhatikan kuantitas produk, harga jual, jumlah penagihan, dan nama pelanggan.

3) Memeriksa inkaso kembali dengan memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen pengeluaran (biaya, cek/giro serta uang tunai yang masuk ke kasir dengan membandingkan perhitungan inkaso.

4) Memeriksa kelengkapan dokumen untuk menerima bank dan setoran bank, khususnya mengnai otoritas bank.

5) Memperhatikan buku-buku bank, terutama yang berkaitan dengan pinjaman bank bunga dan deposito bank serta transfer antar cabang.

6) Mengkoordinasikan pembayaran hutang pabrik dengan bagian accounting agar tidak terjadi kesalahan bayar maupun denda

keterlambatan pembayaran.

7) Melakukan penjadwalan pembayaran hutang biaya sesui hari yang telah ditentukan oleh pimpinan.

8) Memperhatikan pengeluaran oleh masing-masing agar terealisasi biaya tidak melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan bersama.

9) Mengkoordinasi dengan bagian kasir, fakturis, administrasi, keuangan, mengenai dokumen-dokumen pendukung laporan cashflow.

10) Mengecek rekening Koran bank dengan buku bank footing, cross footing yang kemudian diteruskan kebagian accounting.

11) Membuat daftar gaji bulanan karyawan selanjutnya memasukkan kerekening masing-masing karyawan.

12) Membuat laporan cashflow untuk keperluan intern perusahaan.

13) Membuat SPP untuk PPh 21 dan laporan jamsostek karyawan.

14) Bersama-sama dengan bagian internal control dalam membuat konsep system penganggaran dan studi kelayakan serta sistem pengendalian keuangan dan akuntansi.

15) Melakukan tugas-tugas yang diminta oleh pemimpin.

Adapun wewenangnya adalah:

1) Melakukan pemeriksaan kas, nota dan nota penjualan secara periodik.

2) Melakukan pemeriksaan inkaso dan perhitungan inkaso.

3) Melakukan pemeriksaan kelengkapan material serta keabsahan dari bukti penerimaan kas/bank serta bukti pengeluaran kas/bank.

4) Melakukan pembayaran atas faktur tagihan sesui otoris pimpinan.

5) Bersama-dengan bagian internal control untuk merencanakan, menerapkan dan mengawasi teknis dan prosedur akuntansi perusahaan.

6) Mewakili pimpinan apabila diperlukan dalam hal pemeriksaan cabang ataupun depot.

d. Kasir

Tanggung jawabnya adalah:

1) Menjalankan register.

2) Pencatatan penjualan.

3) Melakukan beberapa tugas uang terkait lainnya.

4) Mampu menangani uang secara tepat, yang meliputi menerima uang dari konsumen atau pelanggan.

e. Mutasi Kas

Mengolah dan menghitung dana kas kecil, menghitung selisih dana kas kecil dan menjelaskan pelaporan rekonsialiasi.

f. Buku Bank

Menyimpan berbagai dokumen tugas-tugas accounting seperti pengisian jurnal, rekonsiliasi data, laporan khusus, dan konstribusi.

g. Kas Kecil

Melakukan pemeriksaan tentang keuangan perusahaan.

h. Collector

Adalah sub bagian dari keuangan yang bertugas untuk melakukan penagihan dan bertanggung jawab atas penagihan.

i. Pemegang Faktur

1) Melaksanakan berbagai tugas-tugas accounting seperti pengisian jurnal, rekonsiliasi data, laporan-laporan khusus dan konstribusi.

2) Menyimpan dokumen-dokumen penting perusahaan.

j. Manajer Personil Dan Umum

Menyelenggarakan seluruh kegiatan unit-unit usaha pelayanan personil yang meliputi kegiatan gudang serta kegiatan penunjang agar

menghasilkan keuntungan sesui dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan.

Sub-sub bagian personil adalah sebagai berikut:

1) Personalia

Bagian perseorangan yang mengatur dan menerima semua laporan dalam bentuk surat atau hasil data-data dalam suatu perusahaan.

2) Security

Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan perusahaan dan mencatat setiap pengiriman barang yang dikeluarkan oleh ekspedisi.

3) Rumah Tangga

Menyiapkan konsumsi untuk karyawan dan bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan perusahaan.

4) Umum

a) Melakukan persiapan, seleksi dan tenaga kerja preparation and selection.

b) Melakukan pengembangan dan evaluasi karyawan.

c) Memberikan konpensasi dan proteksi kepada pegawai.

5) Workshop

a) Memberikan pemahaman kepada direksi dan komisaris tentang aspek hokum dari tugas, dan tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki.

b) Sebagai penyedia layanan informasi menunjang kelancaran kegiatan perusahaan.

c) Mengelolah dan memelihara pada bagian instansi perusahaan.

d) Bertanggung jawab atas pengadaan dan perbaikan.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan

Untuk meningkatkan aktivitas operasional suatu perusahaan, maka perusahaan perlu memperhatikan analisis laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas usaha perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemilik perusahaan.

Laporan keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan bukan hanya sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi juga sebagai dasar usaha dapat menemukan atau menilai posisi perusahaan tersebut, di mana dengan hasil analisa tersebut pemilik suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah tercapai oleh perusahaan, maka perlu disusun adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Menyadari kepentingan peranan laporan keuangan pada perusahaan, maka PT. Iswanto merupakan salah satu perusahaan distributor barang campuran yang menjual beberapa macam barang, seperti rokok, minyak, ikan kaleng madina dan masih banyak jenis barang kebutuhan rumah tangga lainnya, dimana dalam usaha menjalankan aktivitas keuangan, maka perusahaan berkepentingan untuk melakukan evaluasi atas penerapan koreks fiskal yang telah dilakukan selama ini, dan apabila disusun secara baik dan akurat maka dapat memberikan gamaran

keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan selama periode tertentu.

Sebelum melakukan koreksi fiskal, maka terlebih dahulu akan disajikan laporan keuangan perusahaan, yang terdiri dari neraca dan laporan perhitungan laba rugi periode 01 Januari s/d 31 Desember tahun 2013 yang dapat dilihat memalui table 1 dan table 2 berikut ini:

PT. ISWANTO PUSAT MAKASSAR

EKUITAS

Modal Disetor 16 500.000.000 Laba (Rugi) s/d Tahun Lalu 17 6.159.416.553 Laba (Rugi) Tahun Berjalan 18 2.346.425.262 Jumlah Ekuitas 9.005.841.815 JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 101.690.726.572

Makassar, 31 Desember 2013

Disetujui Oleh Disajikan Oleh :

Budi Sutomo Isa A m r a n

Direktur Manajer Akuntansi

Tabel 1.1

Laporan Neraca PT. Iswanto Pusat

PT. ISWANTO PUSAT MAKASSAR LAPORAN LABA RUGI

Periode Tanggal 01 Januari s/d 31 Desember 2013

HARGA POKOK PENJUALAN 20

HPP. Barang Dagangan (7.735.572.469)

Laporan Laba Rugi PT. Iswanto Pusat

Perhitungan Koreksi Fiskal atas Laporan Keuangan Tahun 2013 Laporan keuangan Fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai dengan perturan perpajakan dan digunakan untuk keperluan pemghitungan pajak. Undang-undang pajak tidak mengatur secara khusus bentuk dari laporan keuangan, hana memberikan pembatasan untuk hal-hal tertentu baik dalam pengakuan penghasilan maupun biaya.

Salah satu yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan adalah dengan melakukan koreksi fiskal yang betujuan untuk melhat apakah pelaporan pajak yang ditempuh oleh perusahaan telah sesuai dengan undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008.

Berdasarkan data neraca dan perhitungan laba/rugi per 31 Desember tahun 2013 pada perusahaan PT. Iswanto di Makassar maka selanjutnya dapat dilakukan penerpan koreksi fiskal yang bertujuan untuk melihat apakah penerapan pelaporan pajak yang dilakukan selama ini telah sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan.

Adapun perhitungan laporan keuangan fiskal atas biaya penyusutan yang terjadi pada perusahaan, tidak dilakukan koreksi atas biaya penyusutan maupun penyusutannya dikarsenakan pada PT. Iswanto menggunakan sistem perhitungan penyusutannya menggunakan sistem garis lurus yang artinya sama dengan yang berlakukan oleh fiskus. Maka dari itu biaya penyusutan pada PT. Iswanto tidak lagi dilakukan pengoreksian.

Adapun biaya-biaya yang perlu dilakukan koreksi fiskal diantaranya yaitu:

1. PBB & Pajak Lainnya

Rekening atau akun PBB & Pajak lainnya berdasarkan data sebesar Rp. 254.836.652,00 , biaya tersebut tidak semuanya adalah biaya yang langsung berhubungan dengan kantor, karena PBB pribadi milik pemegang saham juga terdapat didalamnya. Selain itu berhubugn PBB dan Pajak lainnya termasuk dalam PPh final.

Karena itu perlu dilakukan pengoreksian, diantaranya yaitu :

 PBB Pribadi : Rp. 22.415.372,00

 PBB & Pajak Lainnya : Rp. 254.836.652,00 PBB & Pajak Lainnya menurut pajak : Rp. 232.421.280,00

Koreksi Fiskal : Rp. 232.421.280,00

PBB dan Pajak lainnya menurut pajak : Rp. 0

Biaya ini akan berpengaruh + (positif) pada laporan koreksi fiskal.

2. Biaya Direksi dan Komisaris

Biaya Direksi dan Komisaris didalamnya berkaitan dengan biaya-biaya perjamuan tamu ,dan biaya-biaya keperluan pribadi pemeganga saham tetapi biaya ini termasuk didalam Biaya lain-lain. Oleh karena biaya Direksi dan Komisaris tidak diakui oleh pajak maka dilakukan koreksi fiskal sebagai berikut:

Biaya Direksi menurut perusahaan : Rp.739.983.244,00 Koreksi Fiskal : Rp. 739.983.244,00 Biaya Direksi menurut Pajak : Rp. 0

Biaya ini akan berpengaruh + (Positif) pada laporan koreksi fiskal.

3. Biaya Entertaiment dan Sumbangan

Biaya sumbangan sebesar Rp. 52.201.500,00 berkaitan dengan biaya sumbangan di Kelenteng tempat ibadah pemegang saham.

Sehingga koreksi Fiskal dapat diuraikan sebagai berikut:

Biaya Sumbangan menurut perusahaan : Rp. 52.201.500,00

Koreksi fiskal : Rp. 52.201.500,00

Biaya sumbangan menurut pajak : Rp. 0

Biaya ini akan berpengaruh + (Positif) pada laporan koreksi fiskal.

4. Biaya Perjalanan Dinas

Biaya perjalanan dinas diakui oleh pajak sebagai biaya tetapi jika disertakan bukti nominatifnya, berhubung tidak semua perjalanan yang dilakuan oleh direksi dan pemegang saham adalah real urusan yang berhubungan langsung dengan perusahaan, maka ada biaya perjalanan dinas yang dilakukan koreksi fiskal sebagai berikut:

Biaya Perjalanan Dinas menurut perusahaan : Rp. 81.463.271,00 Biaya perjalanan Pribadi direksi : Rp. 34.315.141,00 Biaya Perjalanan Dinas Menurut Pajak : Rp. 47.147.857,00 Biaya ini akan berpengaruh + (Positif) pada laporan koreksi fiskal.

5. Biaya Lain-lain

Biaya lain-lain yang dimiliki oleh PT. Iswanto yang terdiri didalamnya biaya-biaya yang telah termasuk didalamnya pajak final, Sehingga koreksi fiskal dapat diuraikan sebagai berikut:

Administrasi & Provisi Bank : Rp. 202.669.220,61 Bunga Bank Rp. 1.499.629.063,82 Biaya Lain-lain menurut Perusahaan : Rp. 1.702.298.284,00 Koreksi Fiskal : Rp. 1.702.298.284,00 Biaya lain-lain menurut Pajak : Rp. 0

Biaya ini akan berpengaruh + (Positif) pada laporan koreksi fiskal.

6. Pendapatan Lain-lain

Pendapatan lain-lain yang dimiliki oleh perusahaan didalamnya terdapat pendapatan yang telah dikenakan pajak Final. Sehingga koreksi fiskal dapat diuraikan sebagai berikut:

Jasa Giro : Rp. 80.660,35 Pend. Bunga DPK : Rp. 8.049.400,00 Laba Penjualan Akt.Tetap dan invest : Rp. 506.013.373,59 Lain-lain : Rp. 3.000.000.000,00 Pend. Lain-lain menurut Perusahaan : Rp. 3.514.143.434,00 Koreksi Fiskal : Rp. 3.514.143.434,00 Pend. Lain-lain menurut Pajak : Rp. 0

Biaya ini akan berpengaruh - (Negatif) pada laporan koreksi fiskal.

B. Koreksi Fiskal Berupa Koreksi Positif dan Negatif

Ikhtisar perhitungan laba kena pajak, khususnya pada perusahaan PT.

Iswanto di Makassar, dapat ditentukan sebagai berikut:

Laba Bersih sebelum Pajak ……… Rp. 6.370.067.404 Koreksi Fiskal Positif:

PBB dan Pajak Lainnya ……… Rp. 254.836.652 Biaya Direksi dan komisaris ……… Rp. 739.983.244 Biaya Entertaiment dan sumbangan Rp. 52.201.500 Biaya Perjalanan Dinas ………Rp. 47.147.857 Biaya Lain-lain ……… Rp. 1.702.298.284

Rp. 2.796.467.537

Rp. 9.166.534.941

Koreksi Fiskal Negatif :

Pendapatan Lain-lain ………. Rp. 3.514.143.434

(Rp. 3.514.143.434 ) Rp. 5.652.391.507 Dalam hubungannya dengan uraian tersebut diatas, laba kena pajak setelah dikoreksi fiskal terhadap laba akuntansi sebesar Rp. 5.652.391.507 , sehingga pajak penghasilan terhutang adalah:

50 % X 25 % X Rp. 5.652.391.507………. Rp. 706.548.938 Berdasarkan perhitungan pajak tersebut diatas, maka pajak terhutang untuk tahun 2013 adalah Rp. 706.548.938 merupakan besarnya pajak terhutang yang dihitung

dari laba fiskal untuk tahun 2013 sehingga besarnya selisih pajak penghasilan terhutang adalah sebgai berikut:

PPh menurut laba perusahaan ……. Rp. 796.258.425 PPh menurut Pajak ……… Rp. 706.548.938 Selisih ……… Rp. 89.709.487

Dalam kaitanya dengan urian tersebut diatas maka dapat disajikan kedalam kertas kerja memalui table 1.3

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan mengenai koreksi fiskal dan laporan laba rugi berdasarkan undang-undang Perpajakan dalam menetapkan pajak terhutang pada PT. Iswanto di Makassar, maka penulis menarik kesimpulan dari hasil analisa yaitu pada laporan keuangan menurut perusahaan, pajak yang dikeluarkan sebesar Rp 796.258.425 jauh lebih besar dibandingakan dengan laporan keuangan setelah dilakukan koreksi fiskal oleh fiskus sebesar Rp 706.548.938.

2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, serta hasil kesimpulan maka dapat diberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan yaitu sebagai beriku:

“ Perusahaan sebaiknya memperhatikan kembali akun-akun yang seharusnya dan bahkan telah di kenakan pajak final. Agar tidak memasukan kembali akun-akun tersebut ke laporan yang akan disetorkan ke fiskus”.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.,Trisnawati, Estralista, ,2008, Akuntansi Perpajakan, Jakarta, Salemba Empat.

Agoes, Sukrisno.,Trisnawati, Estralista, Akuntansi Perpajakan edisi 3, 2013, Jakarta, Salemba Empat.

Hasanu, Nunu, Akuntans dasar teori dan praktik, 2011, Jakarta, Mitra Wacana

Hasanu, Nunu, Akuntans dasar teori dan praktik, 2011, Jakarta, Mitra Wacana

Dokumen terkait