• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Analisis Data

Dalam dokumen Kebijakan Pemerintah Era Reformasi Menge (Halaman 28-38)

BAB II. METODE PENELITIAN

E. Metode Analisis Data

Yang dimaksud dengan analisis data menurut Moleong, adalah ”proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan ditemukan hipotesis seperti yang disarankan oleh data”.17 Sementara itu, Miles dan Huberman menjelaskan, bahwa analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.18

Dalam praktek, peneliti melacak data mentah yang terdiri dari catatan-catatan yang berupa pendapat para pakar sebagai ringkasan dari aktivitas membaca teks dalam dokumen kajian ilmiah, mengorganisasikannya ke dalam satuan-satuan tertentu sejalan dengan urutan rumusan masalah; sehingga pekerjaan analisis data ini sebenarnya bergerak dari membaca dokumen yang diduga kuat memuat teks yang dipandang relevan dengan rumusan masalah, kemudian pembuatan data mentah sampai dengan menjadi produk penelitian yang disajikan ke dalam laporan penelitian ini.

Tipe teknik analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini lebih dekat dengan analisis isi semantik yang diarahkan pada analisis pensifatan (attribu-tions).19 Ini diterapkan untuk menggambarkan keadaan psikis, sosiologis, dan edukatif masa anak-anak sekaligus merepliksikan berbagai sikap, kepentingan, dan pola-pola kulturalnya sebagai pijakan mengembangkan wawasan mengenai PAUD demi masa depan kehidupan anak dan bangsa Indonesia yang terasa makin sarat dengan tantangan dan

17 Lexy Moleng, op.cit, hal. 103.

18 Vide, Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, terjem. Tjetjep Rohendi, UI-Press, Jakarta, 1992, hal. 15.

HAR-PAUD-2012 19 problema di era globalisasi sebagai perkembangan peradaban renaisance yang dirintis oleh materialisme.

Untuk penganalisisan data mentah yang berupa catatan dalam resume-cards setelah direduksi sampai dengan menjadi produk penelitian yang disajikan ke dalam laporan penelitian ini, peneliti berusaha menerapkan metode analisis data seperti di bawah ini.

1. Metode deduksi

Yang dimaksud dengan metode deduksi dalam pandangan Winardi, adalah ”… proses penguraian dari hal-hal yang bersifat umum (GENARAL) ke hal-hal khusus (PARTICULAR), dari hal-hal yang universil ke hal-hal individuil, dari premis-premis tertentu ke kesimpulan-kesimpulan berdasarkannya”.20 Sementara itu, dalam pandangan Sutrisno Hadi, ”dengan deduktif berangkat dari pengetahuan yang bersifat umum, dan bertitik tolak pada pengetahuan yang umum itu kita hendak menilai sesuatu kejadian yang khusus”.21

Berpijak pada batasan deduksi yang dipaparkan oleh dua pakar di atas, maka penerapan metode deduksi dalam laporan penelitian ini, pertama-tama dimulai dengan dalil (pendapat, teori) yang kemudian diikuti oleh uraian dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Dalam laporan penelitian ini, aplikasi metode deduksi yang menonjol untuk menganalisis data dapat disimak pada bab pertama pendahuluan dan bab kedua metode penelitian juga bab ketiga pembahasan.

2. Metode induksi

Yang dimaksud dengan metode induksi dalam pandangan Winardi, adalah ”… suatu proses penguraian dari kasus-kasus khusus hingga suatu kelompok kasus secara keseluruhan, dari fakta-fakta konkrit hingga hal-hal yang bersifat umum (GENERALITIES), dari situasi-situasi individuil ke

20 Winardi, Pengantar Metodologi Research, Alumni, Bandung, 1979, hal. 94-95.

21 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, vol. 1, Andi Offset, Yogyakarta, 1993, hal. 42.

HAR-PAUD-2012 20 situasi universil …”.22 Sementara itu Sutrisno Hadi berpandangan, bahwa ”berfikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang konkrit, kemudian fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa-peristiwa-peristiwa yang khusus dan konkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum”.23

Berpijak pada batasan induksi di atas, maka penerapan metode induksi ini, pertama-tama dimulai dengan penyajian data mentah, kemudian diikuti dengan uraian dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Dalam laporan penelitian ini, aplikasi metode induksi yang dapat dianggap menonjol untuk menganalisis data dapat disimak pada bab keempat penutup sub kesimpulan.

3. Metode komparasi

Yang dimaksud dengan metode komparasi dalam laporan penelitian ini, adalah cara penguraian data yang dimulai dengan penyajian pendapat para ahli untuk dicari persamaan yang prinsipil dan perbedaannya yang juga prinsipil, setelah hal itu benar-benar diketahui perlu dipertimbangkan secara rasional untuk kemudian diakhiri dengan penarikan suatu kisimpulan. Atau paling tidak, diambil satu pendapat yang dipandang paling kuat.24

Dalam laporan penelitian ini, aplikasi metode komparasi untuk menganalisis data dapat disimak pada hampir setiap bab seperti dalam bab pertama, bab kedua, bab ketiga ketika peneliti menyajikan pendapat minimal dari dua pakar mengenai urusan yang sama. Pendapat para pakar yang disajikan itu lazim memakai redaksi yang berbeda, dengan kemungkinan unsur-unsur yang dimuatnya adalah sama persis atau ada perbedaan yang signifikan.

4. Analisis SWOT

Pemimpin suatu organisasi dituntut selalu memikirkan sekaligus menemukan strategi-strategi yang semakin relevan untuk memajukan

22 Winardi, loc.cit. 23 Sutrisno Hadi, loc.cit.

HAR-PAUD-2012 21 organisasi dalam pencapaian tujuannya. Memimpin suatu organisasi jelas tidak dapat hanya dengan rutinitas administratif, serta plagiasi kegiatan kepemimpinan organisasi sebelumnya guna pemenuhan kewajiban menjalankan program. Pemimpin seperti ini jelas kurang peka terhadap organisasi dan tidak tahu strategi yang efektif dan tepat untuk dipakai dalam kepemimpinannya.

Strategi dalam pencapian tujuan organisasi dapat dirumuskan dengan terlebih dahulu melakukan suatu analisis terhadap keseluruan indikasi dalam organisasi semisal menggunakan analisis SWOT, agar dapat ditemukan formula pengambilan keputusan yang baik lagi tepat untuk mengarahkan seluruh potensi organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan untuk mengatasi berbagai masalah secara efektif. Pemimpin seperti inilah yang cerdas dalam memimpin serta mengarahkan organisasi semakin dinamik dalam merumuskan sekaligus mencapai tujuan.

Analisis SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert Humphrey, akademisi yang memimpin proyek penelitian di Universitas Stanford pada tahun 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari banyak perusahaan terkemuka dunia. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi mengapa perencanaan perusahaan bisa gagal. Penelitian yang dihasilkan mengidentifikasi sejumlah area kunci dan alat yang digunakan untuk menjelajahi setiap area penting yang disebut analisa SOFT. Humphrey dan tim penelitian awal menggunakan kaidah : apa yang baik di masa sekarang ini disebut Satisfactory (memuaskan), yang baik di masa depan disebut Opportunity (peluang); yang buruk di masa sekarang disebut Fault (kesalahan) dan yang buruk di masa depan disebut Threat (ancaman). Ini yang dikenal dengan analisis SOFT (Satisfactory, Opportunity, Fault, Threat). Kemudian, Urick dan Orr pada tahun 1964 dalam sebuah konferensi mengubah huruf F menjadi W, sehingga menjadi analisis SWOT yang lebih populer sampai sekarang ini.25

25 Vide, ”Analisa SWOT”, online, http://ekonomi.kompasiana.com/, diakses hari Ahad 30-09-2012.

HAR-PAUD-2012 22 Analisis SWOT merupakan metode analisis untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek strategis milik organisasi tertentu. Proses analisis SWOT melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi suatu proyek, sekaligus pengidentifikasian faktor internal (strengths, weaknesses) dan faktor eksternal (opportunities, threats) yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam pencapaian tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktor tersebut, kemudian menerapkannya dengan strategi :

… bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.26

Dengan demikian, secara sederhana analisis SWOT dapat diartikan sebagai suatu metode analisis data yang berfungsi untuk mengetahui peta kekuatan (strengths) , kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (treaths) organisasi guna penentuan faktor unggulan dan strategi interaksi efektif yang tepat dilakukan untuk mencapai sukses yang lebih besar. Apabila dikaitkan dengan PAUD; maka peneliti mengarahkan analisis SWOT pada empat hal. Pertama, kekuatan (strengths), adalah kondisi internal yang berada dalam kendali organisasi PAUD sebagai pilar utama bagi kegiatan-kegiatan layanan pemberian rangsangan pendidikan terhadap peserta-didik dapat berjalan secara maksimal untuk mencapai tujuan. Kedua, kelemahan (weakness), adalah kondisi internal yang berada dalam kendali organisasi PAUD yang dapat mengurangi lagi menghambat bagi kegiatan-kegiatan layanan pemberian rangsangan pendidikan terhadap peserta-didik untuk mencapai tujuan.

HAR-PAUD-2012 23

Ketiga, peluang (opportunities), adalah kondisi eksternal yang berada di luar kendali organisasi PAUD yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan layanan pemberian rangsangan pendidikan terhadap peserta-didik untuk mencapai tujuan. Keempat, ancaman (treaths), adalah kondisi eksternal yang berada di luar kendali organisasi PAUD yang dapat menggagalkan lagi mencelakakan kegiatan-kegiatan layanan pemberian rangsangan pendidikan terhadap peserta-didik untuk mencapai tujuan.

Sebelum peneliti melakukan analisis SWOT terhadap organisasi PAUD, maka data dan informasi tekstual yang berkaitan dengan organisasi PAUD yang telah peneliti dapatkan dan kumpulkan dianggap memadai lagi mencukupi. Hal ini perlu ditempuh sebagai langkah awal dari peneliti meminimalisasi kemungkinan kesalahan dalam melakukan pembahasan yang selanjutnya dapat berdampak negatif pada pengambilan keputusan mengenai strategi pembinaan PAUD ke depan. Data dan informasi tekstual yang berkaitan dengan organisasi PAUD telah peneliti kumpulkan secara obyektif-demokratis, dan peneliti berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak bersikap subyektif-otoriter baik selama pengumpulan data tengah berlangsung maupun analisis SWOT sedang berlangsung. Kehati-hatian ini oleh peneliti masih diperkuat melalui diskusi-diskusi nonformal dengan dosen sejawat di STAIN Tulungagung untuk mendapatkan aneka kritik dan saran penyempurnaan sebagai alat kontrol bagi penulis untuk menghindarkan diri dari kemungkinan tindakan yang barangkali saja tidak penulis sadari selama melakukan analisis data, namun itu semua dapat mengurangi bobot ilmiah laporan penelitian yang disusun secara berkelanjutan dalam waktu yang relatif panjang dalam semester gasal tahun akademik 2012-2013.

Penerapan analisis SWOT terkait dengan PAUD yang peneliti arahkan pada empat hal sebagaimana disebutkan di atas dapat disajikan secara lebih sederhana melalui matriks SWOT seperti dalam tabel I.27

27 Vide, “Analisis SWOT : Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman”, online, http://rickyanggili.blogspot.com/, diakses 30-09-2012.

HAR-PAUD-2012 24 TABEL I MATRIKS SWOT

.

5 5 4 4 3 3 2 2 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 1 1 ANCAMAN PELUANG EKSTERNAL KELEMAHAN KEKUATAN INTERNAL NEGATIF POSITIF

Apabila dilakukan pencermatan lebih lanjut secara arif bijaksana melalui “diagram SWOT”28 seperti tampak di bawah ini yang disertai pengambilan keputusan yang tepat lagi mendapatkan dukungan sumber daya insani dan noninsani tertentu yang efektif, maka hasil analisis SWOT dapat menghantarkan organisasi memiliki kemampuan memilih dan memadukan faktor kunci sukses internal dan eksternal untuk dapat membangun sinergi keunggulan organisasi mencapai sukses yang lebih besar di masa mendatang yang secara eksternal cenderung menghadirkan beraneka ancaman yang kompleks. Ini relevan dengan konsep analisis SWOT, bahwa : siapa mengetahui keadaan medan kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan lawan akan memenangkan perjuangan; siapa yang dapat memadukan atau menciptakan interaksi efektif anatara

strengh (kekuatan) dengan opportunities (peluang) dan meminimalkan

weakness (kelemahan) dengan treaths (ancaman) akan memiliki

HAR-PAUD-2012 25 keunggulan meraih sukses yang lebih besar.29 Dengan membangun interaksi yang efektif antar faktor kunci sukses akan tercipta sinergi unsur-unsur organisasi dalam meraih peluang atau tujuan organisasi.

DIAGRAM SWOT

PELUANG (ekternal)

ANCAMAN (ekternal)

KELEMAHAN (internal) KEKUATAN (internal)

Kuadran I : AGRESIF Kuadran III : TURN AROUND

Kuadran II : DIVERSIFIKASI Kuadran IV : DIVENSIF

Diagram SWOT tersebut memberikan penegasan mengenai kondisi organisasi dalam empat kuadran sebagai kecenderungan. Pertama, kuadran I, yakni kondisi organisasi yang sangat menguntungkan, bahwa organisasi secara eksternal memiliki peluang (Opportunities) dan secara internal memiliki kekuatan (Strengh), sehingga dapat mengarahkan seluruh potensi internal organisasi untuk memanfaatkan peluang yang ada. Yang harus diterapkan dalam kondisi kuadran I ini adalah strategi OS dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi OS ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi, bahwa dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Ini merupakan

29 Vide, ”Analisis SWOT sebagai Teknik Analisis Manajemen”, online, http://2frameit.blogspot.com/ , diakses 30-09-2012.

HAR-PAUD-2012 26 strategi agresif positif yaitu menyerang penuh inisiatif dan terencana. Seluruh program yang akan dilaksanakan, kapan dilaksanakan, dan dimana dilaksanakan, didata secara lengkap sehingga tujuan organisasi akan tercapai secara terencana dan terukur. Dalam strategi OS, organisasi mengejar peluang-peluang dengan mempertimbangkan kekuatan organisasi.

Kedua, kuadran II, yakni kondisi organisasi secara eksternal harus menghadapi berbagai ancaman (Treaths), tetapi secara internal masih memiliki kekuatan (Strengh), sehingga yang harus diterapkan adalah strategi TS dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara diversifikasi, yaitu membuat strategi yang berbeda (lain dari yang biasanya) dengan memanfaatkan kekuatan internal, sehingga dimasa yang akan datang memungkinkan tercipta peluang. Strategi TS ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman yang terdeteksi. Strategi ini dikenal dengan istilah strategi diversifikasi atau strategi perbedaan. Maksudnya, seberapa besar pun ancaman yang ada, kepanikan dan ketergesa-gesaan hanya memperburuk suasana. Untuk itu perlu memahami kekuatan besar yang masih dimiliki yang bersifat independen dan dapat digunakan sebagai senjata untuk mengatasi ancaman. Maka perlu selalu mengidentifikasi kekuatan dan menggunankannya untuk mengurangi ancaman.

Ketiga, kuadran III, yakni organisasi secara eksternal medapatkan peluang (Opportunities) yang sangat besar, tetapi dilain pihak secara internal menghadapi beberapa kendala/ kelemahan (Weakness), sehingga yang harus diterapkan adalah strategi OW dengan meminimalkan jenis dan intensitas kendala/kelemahan agar dapat merebut peluang dengan baik. Strategi OW ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan. Dalam hal ini perlu dirancang strategi turn around yaitu strategi merubah haluan. Maksudnya, terkadang harus mundur satu atau dua langkah ke belakang

HAR-PAUD-2012 27 untuk kemudian maju melangkah jauh ke depan. Peluang eksternal yang besar penting untuk diraih, namun kelemahan internal lebih utama diperbaiki untuk dicarikan solusi, sehingga capaian peluang yang besar tadi perlu sedikit diturunkan skalanya.

Keempat, kuadran IV, yakni kondisi organisasi yang sangat tidak menguntungkan, bahwa organisasi secara eksternal menghadapi berbagai ancaman (Treaths) sekaligus secara internal memiliki berbagai kelemahan (Weakness), sehingga yang harus diterapkan adalah strategi TW mempertahankan diri untuk membangun kekuatan internal sekaligus meminimalisir kelemahan. Strategi TW diterapkan ke dalam bentuk kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Karena dalam kondisi ini, organisasi sedang dalam bahaya, kelemahan menimpa kondisi internal sedangkan ancaman dari luar juga menyerang. Bila tidak diambil strategi yang tepat, maka kondisi ini bisa berdampak buruk bagi citra dan eksistensi organisasi.Yang perlu dilakukan adalah bersama seluruh elemen organisasi merencanakan suatu kegiatan untuk mengurangi kelemahan organisasi, dan menghindar (menyelematkan diri) dari ancaman eksternal.

Organisasi yang sukses adalah organisasi yang mengenal dirinya dan mengetahui kemana ia akan melangkah. Oleh sebab itu, prinsip dalam penentuan strategi berdasarkan hasil analisis SWOT, adalah jika kelemahan organisasi besar, walaupun ada peluang ataupun ancaman, maka yang perlu dilakukan adalah mengadakan konsolidasi internal. konsolidasi internal bertujuan untuk menguatkan kembali kelemahan-kelemahan organisasi, seperti SDM, infrastruktur, pendanaan dan lainnya, sehingga mampu menghadapi ancaman serta menangkap peluang dari eksternal. Sedangkan kalau yang terjadi adalah organisasi memiliki kekuatan yang besar, maka organisasi dapat membuat strategi dengan perencanaan yang matang, sistematis dan terukur dengan memanfaatkan sumber daya potensial organisasi, untuk bergerak menuju

HAR-PAUD-2012 28 tujuang organisasi. Hal ini dilakukan agar dapat menekan ancaman dari luar, serta menangkap peluang yang ada.

F. Prosedur Penelitian

Dalam dokumen Kebijakan Pemerintah Era Reformasi Menge (Halaman 28-38)