BAB III. METODE PENELITIAN
E. Metode analisis data
Moloeng (2000) analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang dihasilkan oleh
narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto) ataupun
bentuk-bentuk non angka yang lain (Purwandari, 1998).
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan eksploratif maka
analisis data yang digunakan adalah analisis data induktif deskriptif yaitu
melakukan abstraksi setelah rekaman fenomena-fenomena khusus dikelompokkan
menjadi satu.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan data kualitatif yaitu
data yang bersifat narasi dan deskripsi. Data-data tersebut diperoleh dari hasil
wawancara, observasi, alat tes psikologi, dan juga dokumentasi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data
yang berdeda-beda atau bervariasi, mulai dari wawancara, observasi, dokumentasi
dan tes psikologi. Maka didapatkan pula data yang bervariasi sehingga analisisnya
juga bervariasi.
1. Metode analisis data wawancara a. Organisasi data
Proses yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian yaitu dengan
mengorganisasikan data. Hal-hal yang disimpan dan diorganisasikan adalah : (a)
data mentah (catatan lapangan dan kaset), (b) data yang sudah ditulis dalam
verbatim, (c) data yang sudah di tandai dengan kode-kode, (d) teks laporan (yang
masih terus akan ditambah jika perlu, dan diperbaiki sesuai dengan perkembangan
b. Koding
Setelah pengorganisasian data, selanjutnya dilakukan pengkodingan. Yaitu
proses pengkodean atau pembubuhan kode-kode pada materi yang diperoleh
dengan maksud agar dapat mengorganisasikan dan mensistemasi data secara
lengkap dan mendetail sehingga data-data dapat memunculkan gambaran tentang
topik yang dipelajari.
Koding dapat dilakukan melalui: (a) penulis menyusun transkrip verbatim
(kata demi kata) atau catatan lapangan sedimikian rupa sehingga ada kolom
kosong yang cukup besar sebelah kanan dan kiri transkrip. Hal ini akan
memudahkan untuk membubuhkan kode-kode atau catatan-catatan tertentu pada
transkrip tersebut. (b) penulis memberikan nama untuk masing-masing berkas
dengan kode tertentu.
c. Menetukan tema
Cara menentukan tema, berdasarkan isi cerita informan (conten analysis).
Setelah memberikan nama dan kode pada berkas, maka penulis membaca isi
cerita dan memahami transkrip yang sudah dikoding, untuk mencari tema-tema
penting. Dari isi cerita informan akan tampak tema yang dapat dikategorisasikan
/ dikelompokan berdasar tema yang sama. Setelah itu penulis membaca transkrip
verbatim berulang-ulang untuk mengidentifikasi tema-tema yang muncul. Pada
tahap ini penulis melakukan interpretasi terhadap pernyataan informan penelitian,
tetapi tetap sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan. Setelah itu penulis
dan kategori-kategori, yang telah disusun sehingga memperlihatkan pola
hubungan antar kategori cross cases (bukan kasus tunggal lagi).
2. Metode analisis data observasi
Observasi dalam penelitian ini lebih difokuskan pada aktifitas dan
interaksi informan dengan teman-temannya ketika disekolah, guru dan warga
sekolah yang lain. Data yang diperoleh dari observasi akan di gunakan sebagai
penguat data yang diperoleh dari interview dan SSCT, dengan cara melakukan
pencatatan setiap proses interaksi informan dengan teman-temannya untuk
kemudian di gabung dengan data-data lain yang diperoleh dari interview dan alat
tes psikologi (SSCT) atau yang sering disebut dengan istilah matrik interkorelasi.
3. Metode analisis data tes SSCT (sacks sentence completion test)
Adapun analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil tes
psikologi dengan menggunakan alat tes:
a) Skoring
Skoring dilakukan dengan menuliskan skor di samping tiap aitem. Adapun
skor dalam aitem-aitem SSCT yaitu:
Table II Skoring SSCT
Skor Interpretasi
0 Bila sikap normal, yaitu tidak menunjukkan adanya gangguan
1
Bila sikap itu dianggap menunjukan adanya sedikit gangguan, perlu diberi pengarahan; namun informan masih mampu untuk mengatasinya sendiri.
2 Bila sikap itu dianggap menunjukkan sangat terganggu sehingga subyek memerlukan terapi/perawatan.
*Aitem-aitem yang mendapat skor X sebaiknya ditanyakan lebih lanjut untuk memastikan respon subyek mendapat skor 0, 1, 2.
Pemberian skor terhadap sikap aitem tergantung pada pemahaman penguji
terhadap sasaran dari makna pengelompokan sikap tersebut. Berikut ini penjelasan
yang dapat digunakan sebagai pegangan dalam pemberian skor dalam setiap
kelompok penyesuaian.
1). Penyesuaian terhadap keluarga.
a. Sikap terhadap Ibu
Yang dimaksud dengan sikap terhadap ibu adalah bagaimana penilaian anak
terhadapibunya. Apakah anak tersebut mencintai ibunya, apakah selain
mencintai ibu juga menyayangkan sikap ibu, apakah anak membenci sikap
ibudan sebagainya.
b. Sikap terhadap ayah
Yang dimaksud dengan sikap terhadap ayah adalah bagaimana penilaian
anak terhadap ayahnya. Apakah anak tersebut mencintai dan membenci
ayahnya. Apakah selain menyayangi, juga menyayangkan tindakan ayahnya
sehingga mempengaruhi penilaian terhadap anak terhadap ayah.
c. Sikap terhadap keluarga
Yang dimaksud sikap terhadap keluarga adalah bagaimana pandangan anak
terhadap keluarga. Apakah anak menyayangi dan membanggakan
keluarganya. Atau sebaliknya dia tidak menyukai, acuh tak acuh seolah-olah
2). Penyesuaian dalam bidang seks
a. Sikap terhadap wanita
Yang dimaksud sikap terhadap wanita adalah bagaimana pandangan
individu terhadap wanita. Apakah dia menghormati dan kagum terhadap
wanita. Apakah selain kagum ia juga menyayangkan sifat-sifat wanita yang
dipandangnya negatif. Apakah ia membenci figure wanita karena pernah
mengalami pengalaman yang traumatis.
b. Sikap terhadap hubungan heteroseksual: bagaimana pandangan individu
terhadap hubungan heteroseksual. Apakah ia menjadi orang yang disenangi
dalam pergaulan oleh lawan jenis. Apakah senang membantu orang lain,
menghargai dan menghormati lawan jenis yang ada di lingkungannya.
Apakah ia kecewa terhadap lawan jenis sehingga ia cenderung untuk
menarik diri dan tidak suka bergaul dengan mereka. Apakah ia membenci
lawan jenis.
3). Penyesuaian dalam hubungan interpersonal
a. Sikap terhadap teman: sangat mementingkan dirinya sendiri, memilih-milih
teman atau ia dapat bergaul dengan semua orang secara lancar.
b. Sikap terhadap atasan: bagaimana hubungan individu dengan atasan, guru
atau siapapun yang berperan sebagai orang yang dalam jabatannya dapat
memberikan perintah kepadanya. Bagaimana cara individu menerima
atasannya, apakah ia selalu patuh dengan sikap tertentu, selalu melawan atau
c. Sikap terhadap bawahan: bagaimana hubungan individu dengan orang yang
dalam jabatannya dapat diperintah oleh dirinya. Apakah ia cukup dapat
menerima alasan-alasan yang diberikan bawahannya. Apakah ia seorang
yang harus dituriti kemauannya. Apakah ia dapat bekerja sama dengan baik.
Ataukah ia tidak mampu memberikan contoh kepemimpinan yang baik
terhadap bawahannya.
d. Sikap terhadap teman sejawat: bagaimana hubungan individu dengan teman
sejawat. Apakah ia dapat bekerja sama, selalu tergantung pada orang lain
ataukah ia seorang yang sanggup berdiri sendiri. Apakah ia selalu
mempunyai prasangka yang kurang baik terhadap teman sekerja dan
sebagainya.
4). Penyesuaian dalam konsep diri
a. Sikap terhadap ketakutan: bagaimana individu menghadapi sesuatu yang
menakutkan baginya. Apabila ia menghadapi ketakutan, apakah ia
melarikan diri, menyerah, putus asa, atau memberikan reaksi yang lain.
b. Sikap terhadap rasa bersalah: bagaimana sikap individu terhadap rasa
bersalah. Apakah ia dapat menjadikan rasa bersalah sebagai pelajaran
sehingga tidak mengalaminya lagi. Apakah ia dihantui oleh rasa bersalah
terus menerus dan sulit melupakan. Apakah ia tidak pernah merasa bersalah
walaupun melakukan kesalahan.
c. Sikap terhadap kemampuan diri: bagaimana individu menganggap dan
menilai dirinya sendiri dalam menghadapi berbagai permasalahan. Apaah ia
kenyataanya ia tidak mampu mengerjakannya. Apakah sebaliknya, ia selalu
tidak yakin akan kesanggupannya untuk melakukan sesuatu. Apakah ia
selalu ragu-ragu, kurang percaya diri, dan sebagainya.
d. Sikap terhadap masa lalu: masa lampau bagi seseorang dapat merupakan hal
yang mengesankan dan dapat menentukan kehidupan sebelumnya. Namun
bagi orang lain, mungkin masa lampau merupakan sesuatu hal yang sangat
menekan kehidupannya, sehingga ia menjadi putus asa dan tidak
mempunyai harapan lagi dalam kehidupan selanjutnya.
e. Sikap terhadap masa yang akan datang: bagaimanakah individu
menghadapai masa depannya. Akankah ia merasakan masa depan yang
begitu cemerlang dan penuh harapan. Apakah sebaliknya, ia acuh tak acuh,
belum dapat membayangkan, atau mungkin masa depannya begitu gelap
seakan-akan tidak ada harapan.
f. Sikap terhadap tujuan hidup: bagaimana individu menghadapi masa
depannya. Apakah ia mempunyai rencana akan masa depannya. Apakah
mempunyai gagasan untuk masa depannya, misalnya ingin bekerja sebagai
apa, ingin bekerja di mana. Apakah ia belum memikirkan masa depannya
dan mengharapkan bantuan orang lain.
b) Interpretasi
Ada dua macam interpretasi yaitu summary dan general interpretation.
Summary interpretation merupakan interpretasi dari masing-masing area. General
interpretation merupakan hubungan dari gabungan empat sikap pokok (sikap
mengungkapkan area-area yang terganggu, caranya dengan melakukan scoring
pada masing-masing area tersebut. Interpretasi SSCT dilakukan dengan
menganalisis isi (content) terhadap respon yang diberikan testi pada setiap aitem
lain yang tergolong dalam suatu kelompok. Selanjutnya dibuat kesimpulan umum
yang berisi:
1. Area konflik dan gangguan yang diderita testi.
2. Hubungan diantara masing-masing sikap yang tercermin dan hubungan
masing-masing aitem.
3. Struktur kepribadian.
a. Respon testi terhadap impuls-impuls yang ada dalam dirinya maupun yang
berasal dari luar.
b. Penyesuaian emosional (emotional adjustment)
c. Kematangan (maturity)
d. Tingkat realitas (reality level)
e. Bagaimana testi mengekspresikan konflik-konflik dari dalam dirinya.
3. Metode Analisis Data Dokumentasi
Dalam penelitian ini juga didapatkan data berupa dokumentasi yang
berupa foto-foto interaksi informan dengan teman-temannya ketika di sekolah.
Namun data dokumentasi ini hanya digunakan sebagai penguat data yang
Adapun desain penelitian dan metode analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: