• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh selama

pelaksanaan penelitian maka penulis akan memberikan sumbangsih saran bagi:

1. Bagi penyadang tunadaksa di sekolah inklusif

Bagi siswa penyandang tunadaksa agar bisa memanfaatkan hasil penelitian

ini sebagai bahan introspeksi diri dan motivasi diri tentang bagaimana cara

menumbuhkan motivasi untuk tetap semangat dan optimis dengan segala

kekurangan yang ada, dan tentang bagaimana cara untuk mengatasi berbagai

macam gangguan dan ejekan yang disebabkan dari kecacatan yang ada pada

dirinya tersebut. Sehingga dia tetap bisa melanjutkan pendidikannya ke jejang

yang lebih tinggi tanpa dihantui oleh rasa takut dan malu dengan kondisi fisiknya

yang cacat.

2. Bagi kepada sekolah sekolah inklusif

Bagi kepala sekolah agar bisa menggunakan hasil penelitian ini sebagai

bahan referensi untuk memahami dinamika psikologis yang ada pada siswa

penyandang tunadaksa. Hal ini dikarenakan tidak semua guru bisa memahami

anak tunadaksa sehingga guru–guru membuat model dan strategi pembelajaran

yang tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan siswa penyandang cacat.

Sehingga setelah memahami hasil penelitian ini nantinya kepala sekolah beserta

jajarannya bisa membuat rancangan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai

3. Bagi orang tua siswa penyandang tunadaksa

Bagi orang tua siswa agar bisa memanfaatkan hasil penelitian ini dengan

sebaik mungkin, untuk memahami bagaimana kondisi psikologis anak

penyandang tunadaksa. Sehingga orang tua dapat memberikan dukungan dan

motivasi sebagaimana yang di inginkan oleh penyandang cacat.

4. Bagi ilmuwan psikologi pendidikan.

Bagi ilmuan psikologi diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini

sebagai data pelengkap mengenai kajian psikologi pendidikan untuk kemudian

perlu adanya pengkajian lebih lanjut mengenai dinamika psikologi khususnya

bagi ABK (anak berkebutuhan khusus) yang saat ini masih menjadi masyarakat

kelas kedua.

5. Bagi peneliti lain.

Kepada peneliti lain dapat meneruskan penelitian ini lebih lanjut untuk

dapat melakukan proses pendalaman lebih lanjut. Atau dapat melakukan

penelitian terhadap siswa penyandang tunadaksa yang sama tetapi melihat dari

sudut pandang yang berbeda. Hal ini tentunya akan memberikan kekayaan

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2007. Psikologi Kepribadian. Malang: UPT UMM

Alsa, Asmadi. 2003. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Annalia, Rena. 2005. Hubungan antara Kohesivitas Peer Group dengan Loyalitas Pada Merek Rokok pada Kalangan Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Faklutas Psikologi UMS.

An-nawawi, Imam. 2006. Riyadus Shalihin (Tarjamah). Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Aretha. 2007. Sekolah Inklusif Untuk Kesetaraan Sosial.

www.tatawidjojo.blogspot.com

Boeree, George: 2004: Personality Theories; Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia: Jogjakarta: Prismasophie

Chaplain, Paul G. Durbin. 1986. Alfred Adler's Understanding of Inferiority. www.InfinityInst.com

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. 2006. Informasi Mengenai Pendidikan untuk Anak Tuna daksa. www.ditplb.or.id.

Fattah, MA. 2005. Sekolah Syari’ah dan Pendidikan Inklusif. Makalah untuk Seminar Nasional dan Peluncuran “Kurikulum Sekolah Syariah dan Panduan Implementasi Pendidikan Inklusi UNESCO”. Surakarta.

Gunarsa, S. (1992). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta. PT BPK Gunung Mulia.

Hasbi, TM. Bustami A Gani. Muchtar Jaya. Toha Omar. Mukti Ali. Kamal Mukhtar. Ghazali. Musadad. Ali Maksum. Busjairi. 1978. Alqur’an dan tarjamah. Jakarta: Departemen Agama R.I

Karyani, Usmi dan Sri Lestari. 200. Buku Pedoman Kuliah dan Praktikum Psikodiagnostika V. Modul Kuliah (tidak diterbitkan). Surakarta: Fak Psikologi UMS.

Lestari, Rini dan Purwati. 2002. Hubungan Antara Religiusitas Dengan Tingkah Laku Coping. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Indigenous; Vol 6, No 1, 52-58

Lekompres. 2007. Psikologi UIN Terdampar Dilautan Stager, Kompensasi Berpeluangkah?. Lekompres.blogspot.com

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Mangunsong, Frieda.1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Depok. LPSP3 UI

Moleong, Lexy J. 2000. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rusdayakarta.

Mubarak. 2002. Pengertian Muslim, Mu'min dan Muttaqin. www.mubarak-institute.blogspot.com

Nasution, WN. 2007. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Konsep Diri Terhadap Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri Matraman Jakarta. Jurnal Analytica Islamica, vol. 9, No 1. 2007

Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung : PT. Tarsito

Ulwan, Nashih. 1999. Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta. Pustaka Amani

Patnani,Miwa. 2002. Kekerasan fisik terhadap anak dan strategi koping yang dikembangkan anak. Surakarta. Jurnal Indigenious.Vol 6 No 1. 2002.

Phil. H. 2008. Psikoanalisis. www.rumahbelajarpsikologi.com

Purwanto, Setiyo. 2006. Psikologi Perkembangan ; Kognisi, Emosi dan Sosial. Handout Mata Kuliah (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi UMS

Purwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Psikologi. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas UI. Jakarta.

Purnarini, Praditina. 2006. Hubungan antara kepercayaan diri dan dukungan sosial dengan gejala depresi pada penyandang cacat fisik. Skripsi. (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS

Sudrajad. Ahmad. 2008. Psikoanalisis. www.akhmadsudrajat.wordpress.com

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sumampouw, Anneke dan Setiasih. 2003. Profil Kebutuhan Remaja Tunarungu. Annima Indonesia Psychological Jurnal; Vol 18, No 4, 376-392

Santrock, John W.1995. Life Span Development; Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Santoso, Eko J. 2004. The Art of Life Revoluation. Jakarta. Gramedia

Stubbs, Sue. 2002. Inclusive Education; Where There Are Few Resources. Norwegi: The Atlas Alliance

Tarsidi, Didi. 2008. Konsep-konsep Utama: Apakah Sesungguhnya Pendidikan Inklusif Itu? www.tarsidi.blogspot.com.

Warsiki, Endang, Ghazali. 2007. Pendidikan Hak Setiap Anak. www.papua.go.id

Wibisono, Arif Adi. 2002. Psikologi Transpersonal: Kasus Sholat. Surakarta. Jurnal Indigenous. Vol 6 No 1.

VERBATIM

Informan : A.D

Usia : 13 th.

Profesi : Pelajar

Hari : Jum’at, 5 Desember 2008. Waktu : 18.30 s/d 20.00 wib. Tempat : Rumah Informan

Tujuan : Mengetahui konsep striving for superiority pada siswa muslim penyandang tunadaksa di sekolah inklusif.

Ket : W1 : Wawancara pertama S1 : Subjek pertama

No Hasil Wawancara Refleksi

1

5

10

Iter : Gimana Kabarnya? Itee : Baik-baik Saja.

Iter : Oya, Eh Adk Umur Berapa Dek? Itee: Eh… 13 Tahun.

Iter : 12 tahun ya….? Dah lumayan ya, lumayan mulai gede.

Iter : Dulu sekolahnya dimana SD nya? Itee : Muhammadiyah.

Iter ; Muhammadiyah?

Itee : Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta. Iter : Terus sekarang SMP nya di Simpon ya? Itee : Ya, di Simpon.

Iter ; Kok milih situ dek?

Itee : Karena itu,,eh anu kalau di Simpon itukan ada Akhlaq, Aqidah, banyak Agamanya

Informan memiliki ketertarikan pada pelajaran-pelajaran Agama..

15 20 25 30 35 40

tentang Al-qur’an ajakan kehidupan untuk besoknya di Akherat. Kalau di Negeri kan gak ada.

Iter : Gak ada to…?

Itee : Gak ada…! Ada Agama nya kan beda, ada yang Kristen, Khatolik kan gak suka saya.

Iter : Oh gak suka ya…? Lah kalau di Simpon itu Islam semua ya…?

Itee : Ya Islam semua.

Iter : Ini dipaksa atau milih sendiri? Itee : Milih sendiri.

Iter : Milih sendiri….! Kok gak ke sekolah lain? Itee : Nggak.

Iter : Senengnya di Simpon ya.

Iter ; Terus kalau Guru-guru sendiri sama kamu gimana?

Itee : Ya baik.

Iter ; Baik-baik ya…! gak pilih kasih gitu ya…? Itee : Nggak.

Iter : Jadi semua siswa sama? Itee : Sama.

Iter : Suka dimarahin Guru gak? Itee: Ya pernah, tapi terus tertawa. Iter : E… Gitu ya….!! Kalau

temen-temen sendiri gimana? Itee : Baik.

Informan kurang suka berinteraksi dengan non-Muslim.

Informan diberi keluasan oleh orangtuanya untuk memilih sekolahnya sendiri.

Informan diperlakukan sama seperti siswa lain oleh guru-gurunya tidak dibedakan dengan anak-anak yang normal.

Informan juga memiliki teman-teman yang baik. Yang tidak suka

45

50

55

60

65

Iter : Baik semua ya….? Gak pernah ngledekin, gak pernah jahilin gitu gak pernah ya..? Itee : Gak pernah.

Iter : Sekarang kelas I kan ? Itee : Ya…kelas I.

Iter : Biasanya kalau kamu di sekolah sama siapa temenya?

Itee : Temenya ya banyak. Kakak kelas..

Iter : Kakak kelas….!

Itee : Terus anu temen saya yang paling akrab ya banyak.

Iter : Ini temennya cowok atau cewek yang suka bermain bareng?

Itee : Kadang cowok cewek.

Iter : Tapi dari cowok-cewek dari temen-temen kalau maen itu gak ada yang jahilin kamu? Itee : Baik-baik

Iter : Pernah gak berselisih dengan temen-temen?

Itee : Nggak.

Iter : Nggak pernah ya…? Itee : Belum.

Iter : Belum? Belum apa nggak…? Itee : Nggak…hehe.

Iter ; Kalau kamu di sekolah kamu pernah merasa malu, pernah merasa minder gak?

Itee : Nggak, belum.

Iter : Belum ya, jadi biasa-biasa aja ya…? Kok bisa

Memiliki teman banyak, baik dan tidak pernah mengejek.

Informan adalah orang yang PD di sekolah.

70

75

80

85

90

to? Gimana sich caranya?

Itee : Ya itu, ya pokoknya kalau itu kalau anu dia gak nyakiti temen itu jangan pernah anu apa ngeledekin nama orang tua, jangan apa jelek-jelekin misalnya muka alah, mukamu kayak apa. Ah misalnya muka monyet. Itukan dia marah gak suka, yang baik aja yang baik.

Gitu. Misalnya kita tertawa, digojekin gitukan gak sakit, nggak dimarah nggak papa.

Iter : Itu kamu ketemen-temen seperti itu? Kalau temen-temen ke kamu gimana?

Itee : Ya tahu, kadang ngobrolin, gojek-gojek. Iter : Nggak pernah mencibir kamu, gini-gini itu

gak pernah ya?

Itee : Gak pernah ada yang ngejek.

Iter : Sekarang sudah punya pacar belum? Itee : Ya malah saya di sukai.

Iter : Oh di sukai…? Itee : Di sukai 3. Iter : Tiga cewek…?

Itee : Yang satunya kakak kelas.

Iter : Wau…! Kelas dua atau kelas tiga? Itee : Kelas tiga.

Iter :Mereka suka kenapa sama kamu? Itee : Nggak tahu.

Cara menumbuhkan rasa percaya diri, tidak minder dan banyak teman adalah menjaga perasaan teman dengan cara tidak mengejek dan menghinanya.

Informan belum pernah mendapatkan cibiran, hinaan di SMP Simpon.

Di sekolah informan termasuk orang yang menarik dan

menyenangkan, sehingga informan disukai oleh 3 perempuan.

95 100 105 110 115 120

Iter : Nggak tahu? Tapi kamu suka gak? Itee : Ya cuma sekedar teman.

Iter : Oh gitu, kamu gak merasa malu sama mereka?

Itee : Nggak.

Iter : Kamu PD aja gitu? Kok kamu bisa PD seperti itu kenapa?

Itee : Apa?

Iter : Kok bisa PD kayak gitu?

Itee : Ya ga papa, anu karena sesama muslim kan nganu harus kan ukhuwah islamiah. Semua

kan saudara, gak boleh nyek-nyekan, saling mengejek-mengejek kan gak boleh.

Iter : Kalau kamu sendiri memandang kehidupan ini seperti apa sich?

Itee : Apa?

Iter; Memandang kehidupan. Misalkan ya, misalkan e… Tuhan itu gak adil kayaknya. Kok aku gak diberi badan sempurna kayak temen-temenku. Pernah berpikir seperti itu ngak?

Itee : E… nggak…! Iter : Kenapa?

Itee : Yo nggak, soalnya yo yang memberi itukan sudah diterima apa adanya.

Iter : Oh gitu, terus bagaimana kamu menjalani kegiatan sehari-hari seperti apa?

Itee : Ya biasa, sholat ya sholat. Ngaji ya ngaji.

Informan tidak merasa malu dengan teman perempuan.

Ukhuwah islamiyah yang menjadikan informan lebih percaya diri.

Informan menerima pemberian Allah apa adany, dengan tidak pernah menyesalinya..

125

130

135

140

145

Dan nganu kalau bisa bangun malem sholat tahajud.

Iter : Oh gitu, sering?

Itee : Ya kadang kalau bisa bangun malam. Iter : Cita-cita kamu apa sich?

Itee : E.. astronom. Iter: Keren ya…?!

Itee: Di USA NASA Amerika.

Iter: O…masya’allah. Bener mau kesana? Itee; Iya.

Iter: Wah hebat sekali.

Itee: Kesana mau ketemu Pak Habibi.

Iter: Oh gitu ya…! Emang kamu bisa? Kamu punya kelebihan apa? Kelebihan kamu dimana?

Itee: Ya…misalnya ya kadang bisa bangun malem, terus ….. ya banyak.

Iter: E…kamu tadi katanya gak pernah minder ya? Itee: Nggak.

Iter : Dalam hal apapun kamu gak pernah minder? Itee : Tidak.

Iter : Dalam IQ gak minder, pergaulan sehari-hari dengan temen-temen, dari fisiknya juga gak

pernah minder.

Itee : Nggak

Iter : Oh gitu,…berarti itukan kamu bangga dengan dirimu. Yang kamu banggakan apa?

Itee : Ya itu, ya otaknya terus anu cara anunya

aktifitas kesehariannya sebagaimana orang normal pada umumnya.

Keterbatasan fisik tidak menghalangi informan untuk bercita-cita setinggi mungkin.

Informan tidak pernah minder dalam segala hal.

Informan bersyukur karena diberi otak yang cerdas.

150 155 160 165 170 175 bermainnya gitu.

Iter : Otaknya kenapa? Itee : Ya agak, ya agak… Iter : Cerdas gitu?

Itee : Yaa Alkhamdulillah.

Iter : Kelemahan-kelemahan kamu kalau disekolah gimana?

Itee : Ee…kadang ya capek kalau lari wah capek. Kalau maen bola kadang.

Iter : Pernah maen bola?

Itee: Pernah keseleo wah keseleo (terkilir) terus. Iter : Keseleo terus..! itu gak di ejek sama

temen-temen? Temen-temen ngelihat kamu itu gimana?

Itee ; Gak papa, malah ayo-ayo memberi semangat.

Iter : Oh mereka malah memberi semangat? Jadi kamu malah semangat ya…! Wah bagus sekali ya temen-temenya.

Iter : Ya terus siapa saja sich yang selalu member semangat itu?

Itee ; Ya banyak, Fahri. Iter : Temen-temen ya…? Itee : Banyak.

Iter : Kalau dari guru suka ngasih semangat gak? Itee ; Ada. Kadang-kadang kepala sekolahnya pak

Jek memberi semangat.

Informan memiliki kelemahan secara fisik.

Informan selalu mendapatkan dukungan dari teman-temannya.

Motivasi juga diberikan oleh guru-guru informan bahkan kepala

180

185

190

195

Iter : Kamu tadi kan pernah bilang kalau kamu dulu suka dipalakin dama kakak-kakak tingkat ya. Itu gimana kamu mengatasinya. Itee : Ya caranya misalnya minta uang dikasih aja,

gak papa.

Iter : Oh gitu…!

Itee : Kalau mau njotos, jangan no mas. Jangan gitu wong bolo sama-sama teman jangan gitu, terus tak gojekin gitukan nanti bisa

bagus nggak jadi kekerasan lagi. Gak jadi malakin lagi.

Iter : Oh gitu ya, berarti sekarang kamu sudah akrab sama mereka ya… sudah gak ada yang malakin lagi.

Iter : Jadi selama ini belum ada yang ngejek-ngejek secara fisik belum pernah ya…?

Itee : Belum.

Iter : Belum penah ya. Jadi temen-temennya baik semua ya…! Gak pernah mengusilkan.

Pernah gak kamu sekolah terus dikucilkan gitu?

Itee ; Belun ie…

Iter : Waktu SD juga belum pernah? Itee : Belum pernah.

Iter : Katanya dulu kamu sekolah di SD Gugus ini?

Kebaikan, kesabaran dan keroyalan informan digunakan sebagai alat untuk mengatasi permasalahan.

Selain itu, untuk informan juga sering memberikan nasihat dan mengingatkan teman-temannya agar tidak melakukan kekerasan kepadanya. Bahkan untuk meredam masalah informan mengajak mereka bercanda.

200 205 210 215 220 225

Itee ; Dulu Iya. Tapi gak suka. Soalnya itu gurunya apa mandangnya gak kayak guru Islam. Kadang gini dimarahin, gak salah apa dimarahin.

Iter : Temen-temennya gimana?

Itee : Ya ada yang baik.

Iter : Ada yang baik ada yang suka ngejek-ngejek juga?

Itee : Iya ada, kalau di Simpon sama di SD Muhammadiyah belum.

Iter : Belum pernah ya? Itee : Belum.

Iter : Jadi cuman di SD Gugus ini aja ya? Berapa lama kamu sekolah di SD Gugus ini?

Itee : Dua tahun.

Iter : Dua tahun ya? Jadi selama 2 tahun ini kamu merasa terkucilkan gitu?

Itee: Tapi gak papa. Anu malah tak buat jangan putus asa kan masih ada temen yang baik. Iter: Eh gitu, itu cara kamu untuk anu

mengatasinya gitu? Selain itu apalagi yang kamu lakukan?

Itee: Ya banyak.

Iter: Tadikan kamu bilangkan, e… kalau disakiti oleh temen lain masih ada temen yang lain yang baik sama kamu. Terus masih ada cara yang lain gak untuk mengatasi rasa malu, minder sama temen-temen yang lain?

Informan mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari guru-gurunya ketika di SD Negeri. Selain itu, di SD informan juga mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Walaupun mendapatkan perlakuan yan kurang menyenangkan, informan mencoba untuk selalu berbuat baik kepada mereka.

230

235

240

245

250

Itee : Ya sama kayak tadi, ya kalau misalnya marah itu jangan gitu, kan sama temenkan kalau marahkan gak enak. Dosa kan gak boleh sama Nabi Muhammad gak apa kan gak diperbolehkan marah.

Iter: Jadi malah kamu baikin seperti itu ya? Malah kamu ceramahin ya?hehe.. mereka suka ya kamu ceramahin kayak gitu?

Itee: Kadang-kadang cerita alam, alam akhirat itu kayak apa gitu.

Iter: Oh gitu, itu biasanya kamu ceritakan kepada siapa?

Itee : Temen-temen.

Iter : Temen-temen di Simpom?

Itee ; Iya, biar dia tahu. Soalnyakan duniakan gak kekal, pastikan fana rusak.

Iter : He’e…! temen-temen sama kamu jadi segan dong? Gimana mereka memandang kamu, segan atau takut, atau malah menjaga jarak sama kamu?

Itee: Nggak biasa-biasa aja.

Iter: Okey, kalau dari fasilitas sekolah gimana? Kamu bisa menggunakan semua fasilitas sekolah yang ada tidak?

Itee: Bisa

Iter: Gak ada kendala gitu ya? Naik-naik tangga bisa gitu bisa ya? Oya, kelas kamu dilantai

Selain itu Informan juga menasehati temen-temen yang suka mengejeknya.

Informan mengingatkan teman-temannya akan hari akhir.

Informan bisa mengunakan fasilitas yang ada di sekolah.

255 260 265 270 275 280

atas atau bawah?

Itee : Lantai atas, lantai tiga.

Iter : Oh bisa keatas gitu ya, gak ada masalah gitu ya.

Itee : ya

Iter; Bisa mengikuti semua legiatan belajar mengajar yang ada gak?

Itee: Bisa.

Iter: Jadi intinya kamu dengan keterbatasan fisikmu ini gak masalah gitu ya?

Itee: Ya aku mas, aku sudah bersyukur Alkhamdulillah sudah diberi kaki kayak gini tapi otaknya kan bisa berpikir untuk anu

perilakunya.

Iter: Selain itu adalagi gak yang kamu lakukan untuk menutupi rasa minder atau malu?

Itee : Anu kadang dzikir kalau malem dzikir terus ngaji, dzikir terus berdoa.

Iter: Itu ya yang kamu lakukan merasa yakin bahwa kamu sama dengan yang lainnya. Oya nanti kamu mau sekolah kemana lagi?

Itee: Belum masih mikir-mikir. Iter: Mikir-mikir apa?

Itee: Ya mikir-mikir SMA nya dimana gitu.

Iter: Oh gitu, tapi gak ada niatan ke sekolah Negeri gitu?

Informan bisa mengikuti semua materi pelajaran dengan baik.

Walaupun Informan diberi kaki yang cacat, namun informan

senatiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah untuknya.

Untuk menghilangkan rasa minder dan malu Informan selalu melakukan dzikir, do’a dan ngaji.

285

290

295

300

305

Itee : Ndak, ndak mau. Iter : Kenapa?

Itee ; Nggak mau saya, karena dulu-dulu gak enak kadang di ejek-ejek, eh kakimu kayak gitu. Iter: Itu sering ya kayak gitu?

Itee : Sering.

Iter : Terus kamu habis digituin gimana? Itee: Biasa aja.

Iter: Kamu gak marah?

Itee: Gak, tapi malah senyum tak ajak maen.

Iter : Jadi kalau di Negeri gitu ya, anak-anaknya nakal, suka mengejek terus guru-gurunya

juga kurang bersahabat ya? Itee : Ya

Iter : Tapi kalau di sekolah Islam gimana gak kayak gitukan?

Itee : Nggak.

Iter: Bearti nanti kalau kamu mau melanjutkan sekolah kesekolah Islam terus ya?

Itee : Ya sama tiru-tiru itu pak amin. Iter : Amin siapa?

Itee: Amin Rais kan itu dulu sekolahnya di Muhammadiyah terus.

Iter: Oh gitu, jadi kamu ingin seperti pak Amin ya?

Itee : Ya kan biar untuk memperdalam anu Agama Islam sama mau memperdalam lagi ke

Informan trauma dengan sekolah negeri.

Di sekolah negeri informan suka di ejek oleh teman-temannya.

Informan mencoba bersabar dan tersenyum dengan ejekan yang diterimanya.

Informan memiliki motivasi yang kuat untuk belajar agama.

310 315 320 325 330 Mekah.

Iter: Oh mau ke Mekah? Loh katanya mau jadi Astronom?

Itee : Ya habis astronom langsung ke Mekah. Iter : Oh gitu, oya sebenarnya yang paling berharga

dalam hidupmu apa sich?

Itee : Wah susah mas, gak bisa gambarinya. Iter : Wah gak bisa gambarinya ya…? Jangan di

gambar tapi di ungkapkan aja..

Itee : Anu kalau baik, temen-temen baik, guru-guru baik gak ada yang ngejek sudah Alkhamdulillah.

Iter : Oh gitu, berarti sekarang di Simpon ini sudah tidak ada yang ngejek-ngejek lagi ya.

Itee : Anu yang dulu ngejek-ngejekin saya dulu sudah tak maapkan.

Iter : Oh gitu, sudah ketemu lagi? Itee : Sudah banyak.

Iter : Oke jadi intinya kamu gak pernah minder ya.

Oya, kamu yakin gak dengan

kemampuanmu? Itee ; Yakin.

Iter : Gak pernah minder? Itee : Gak.

Iter : Kalau kamu keluar jalan-jalan ke Mall, gramedia itu gak malu?

Itee ; Gak, biasa aja.

Informan mengharapkan teman dan guru yang baik dan menjadikanya sebagai sesuatu yang paling berharga pada dirinya.

335

340

345

350

Iter : Kuncinya apa sich, biar gak minder. Kadang mas aja ya kadang masih suka malu, minder.

Bisa gak kamu kasih saran, biar gak malu dan minder apa sich rahasianya?

Itee : Ya selalu mendekatkan diri sama Allah. Iter : Oh gitu…?

Itee : Dzikir, do’a anu minta pertolongan biar dikasih kemudahan biar lancar sama biar masuk surga…(tersenyum.:)

Dalam dokumen PENYANDANG TUNADAKSA DI SEKOLAH INKLUSIF ISLAM (Halaman 113-200)

Dokumen terkait