• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Metode Bercerita dengan Gambar

1. Pengertian Metode Bercerita dengan Gambar

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan (Moeslichatoen,2004:157). Melalui cerita pendidik dapat menyampaikan ide atau pesan melalui serangkaian penataan yang baik dengan tujuan agar pesan menjadi lebih mudah diterima dan memberikan dampak yang lebih luas dan banyak pada sasaran (Bachtiar, 2005: 17). Pesan yang ada dalam cerita diharapakan dapat sampai dan memberi dampak yang positif terhadap pengalaman siswa.Cerita dapat disampaikan dengan lisan maupun dengan tulisan. Cerita dapat diselipkan dalam pembelajaran agar memudahkan pendidik menyampaikan materi pada anak. Agar penyampaian pesan dalam cerita lebih menarik, mudah diterima, dan mengkonkritkan apa yang diceritakan, maka cerita dilengkapi dengan alat atau media berupa gambar.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode cerita dengan gambar adalah sarana menyampaikan pesan melalui cerita menggunakan gambar yang

29

diharapkan agar pesan mudah diterima dan memberikan dampak yang positif bagi pendengar cerita. Metode cerita dengan gambar dilakukan dengan memberikan cerita tentang lingkungan sekitar anak dan kejadian menarik di sekitar anak. Penyampaian cerita disertai gambar-gambar yang mendukung isi cerita dan menarik bagi anak.

2. Jenis Cerita untuk Anak Taman Kanak-kanak

Cerita bagi anak usia dini adalah sesuatu yang menarik. Namun tidak semua cerita dapat disampaikan pada anak dan perlu dikemas agar sesuai dengan karakteristik anak. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008: 69-80), ada tiga jenis cerita yang sesuai dengan anak Taman Kanak-kanak, yaitu:

a. Cerita rakyat

Cerita rakyat adalah cerita yang tersebar dari mulut ke mulut yang berkaitan dengan cerminan kebudayaan di lingkungan masyarakat tertentu sehingga mempengaruhi tingkah laku mereka.

b. Cerita fiksi modern

Cerita fiksi modern merupakan cerita imajinatif yang diciptakan oleh seseorang mengenai kehidupan sehari-hari. Ada dua bentuk cerita fiktif modern yaitu:

1) Cerita fiksi popular adalah cerita yang menampilkan peri kehidupan sehari-hari melalui tokoh manusia maupun rekaan (binatang atau tokoh khayal dengan bentuk tertentu).

2) Cerita fiksi ilmiah adalah cerita yang mengandung unsur-unsur keilmiahan walaupun dalam kadar yang disesuaikan dengan pendengar yang dibidik.

30

Cerita fiksi ilmiah mengandung nilai kebenaran yang dapat dibuktikan di alam nyata.

c. Cerita faktual

Cerita faktual adalah cerita yang didasarkan pada peristiwa nyata yang telah dialami seseorang atau sekelompok orang. Cerita ini biasanya berbentuk buku sejarah dan berisi tentang peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh.

Jenis cerita yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cerita fiksi modern dengan bentuk cerita fiksi popular yang menampilkan tentang peri kehidupan atau nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang digambarkan oleh tokoh manusia. Nilai-nilai kehidupan yang disampaikan yaitu tentang menghargai orang lain, saling berbagi, dan kejujuran. Cerita yang disampaikan disesuaikan dengan kehidupan di sekitar anak.

3. Manfaat Cerita dengan Gambar untuk Anak Taman Kanak-kanak

Cerita memiliki makna yang luas, dari segi bentuk cerita dapat dimaknai bahwa cerita adalah fantasi/hayalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat (folklore), cerita yang benar-benar terjadi dalam sejarah (history), dan cerita dalam imajinasi penulis (fiction) (Nur Mustakim, 2005: 12). Isi cerita dapat dikaitkan dengan kehidupan anak agar anak mudah memahami isi cerita. Cerita harus diupayakan dapat memberikan perasaan, gembira, lucu, dan mengasyikkan (Moeslichatoen, 2004: 157). Jadi dengan cerita diharapkan anak-anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan membentuk nilai moral pada anak.

Cerita yang disampaikan dengan menarik dan baik akan memberikan manfaat bagi anak. Melalui cerita, bahkan anak-anak akan meniru dan

31

mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Manfaat dari cerita itu sendiri menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008: 81-97), yaitu:

a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak, b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi, c. Memacu kemampuan verbal anak,

d. Merangsang minat menulis anak, e. Merangsang minat baca anak, dan f. Membuka cakrawala pengetahuan anak.

Bachtiar S. Bachri (2005: 11) menyatakan bahwa manfaat bercerita adalah dapat memperluas wawasan dan cara berpikir anak, sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya.Selain manfaat cerita itu sendiri, manfaat bercerita dengan gambar yaitu untuk membantu menambahkan ilustrasi gambar sehingga anak dapat mengkonkritkan apa yang disampaikan, menarik perhatian anak agar lebih lama, dan memperjelas pesan-pesan yang dituturkan dalam cerita (Moeslichatoen, 2004: 158). Selain itu manfaat bagi pendidik yaitu agar lebih terampil dan kreatif dalam penyampaian cerita dan membantu guru fokus juga mengingat alur cerita.

Berdasarkan pendapat di atas manfaat cerita dengan gambar untuk anak Taman Kanak-kanak yaitu membantu memberikan daya imajinatif dan fantasi sehingga lebih konkrit, mengasah kemampuan bahasa anak seperti komunikasi melalui membaca atau menebak gambar, menambah wawasan juga memudahkan anak dalam memahami materi yang disampaikan pendidik.

32 4. Karakteristik Cerita untuk Anak

Cerita yang disampaikan pada anak-anak memiliki karakteristik tertentu. Musfiroh (2008: 33) Muh. Nur Mustakim (2005: 20) menjelaskan karakteristik cerita untuk anak meliputi:

a. Latar

Latar cerita adalah unsur cerita yang menunjukkan dimana dan kapan terjadinya cerita yang disampaikan. Dalam cerita anak, latar boleh terjadi dalam situasi apapun dan dimanapun asalkan disesuaikan dengan perkembangan kognisi dan moral anak.

b. Sudut pandang

Sudut pandang dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pandang pertama dan sudut pandang orang ke tiga. Sudut pandang ke tiga memudahkan anak memahami isi cerita.

c. Tokoh dan penokohan

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa dalam cerita. Anak TK memerlukan tokoh cerita yang jelas dan sederhana (flat character). Tokoh sederhana akan membantu anak mengidentifikasi tokoh jahat dan tokoh baik. Tokoh sederhana hanya memiliki satu sifat saja. Anak usia TK masih memiliki sifat egosentris sehingga mereka hanya mampu melihat permasalahan dari sudut pandang tunggal. Anak mengenal tokoh cerita dari sudut pandang positif dan negatif, baik dan buruk, pahlawan dan penjahat, jahat dan baik hati.

33 d. Alur cerita

Alur adalah peristiwa-peristiwa naratif yang disusun dalam serangkaian waktu. Cerita untuk anak usia Taman Kanak-kanak memiliki alur yang sederhana, tidak terlalu rumit yaitu dengan alur maju dari hal yang tidak baik ke hal yang baik (progresif). Alur cerita yang cenderung dihindari adalah alur mundur (regresif) yang dapat membuat anak berkutat pada alur cerita. Bagian awal cerita biasanya berisi tentang pengenalan tokoh. Pada klimaks cerita, anak-anak akan memberikan reaksi tertentu seperti menjerit, menutup mata, dan tertegun.

e. Tema

Tema adalah makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Tema yang sesuai bagi anak usia Taman Kanak-kanak sebaiknya memiliki tema yang tunggal, berupa tema sosial maupun tema ketuhanan.

f. Sarana kebahasaan

Dalam bercerita untuk anak, bahasa yang digunakan berbeda dengan cerita untuk orang dewasa. Bahasa yang digunakan sebaiknya sesuai dengan tahap perkembangan bahasa anak, yaitu menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dicerna dan diingat oleh anak.

Sedangkan menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008: 33), karakteristik cerita meliputi tema, amanat, plot dan alur cerita, tokoh dan penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat. Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang cerita, baik ditampilkan secara eksplisit (jelas) dan dapat dimengerti maupun secara implisit (terkandung di dalamnya), baik dinyatakan

34

oleh tokoh maupun oleh pencerita (Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 42).Karakteristik cerita untuk anak yaitu harus memiliki karakter yang jelas dalam penokohan, alur, setting, dan lain-lain. Selain itu memuat pesan nilai dan moral yang akan disampaikan pada anak. Cerita untuk anak harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak dan disajikan dengan metode bercerita yang menarik, salah satunya adalah metode bercerita dengan gambar.

5. Langkah Pembelajaran Metode Bercerita dengan Gambar

Bercerita dengan gambar adalah kegiatan bercerita menggunakan satu atau lebih gambar sebagai media atau alat bantu. Gambar yang digunakan dapat berupa gambar lepas maupun gambar seri yang digunakan untuk meluruskan dan mendukung jalannya cerita. Terdapat ketentuan dalam bercerita dengan menggunakan media gambar, yaitu (Nurbiana Dhieni, dkk., 2005: 6.35): a) Judul cerita singkat dan menarik bagi anak, b) Cerita sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang ada di lingkungan anak, c) Menggunakan gaya bahasa anak, d) Gambar tidak terlalu kecil, e) Gambar menggambarkan tokoh yang sedang beraksi, f) Gambar sesuai dengan tahap perkembangan anak, g) Warna gambar menarik dan tidak mengaburkan imajinasi anak, h) Isi cerita dapat ditulis dibagian belakang gambar untuk memudahkan penyampaian cerita. Nurbiana Dhieni (2005: 6.35) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran bercerita dengan gambar:

1) Pendidik menyiapkan cerita yang akan disampaikan sesuai dengan tema atau sesuai dengan apa yang akan diajarkan.

35

3) Pendidik membimbing anak mengatur posisi tempat duduk dan mengkondisikan anak agar fokus. Tidak hanya memfokuskan anak, namun pendidik memotivasi anak agar tertarik dengan cerita yang disampaikan.

4) Pendidik memberi kesempatan pada anak untuk terlibat dalam menciptakan aturan main.

5) Pendidik membuka cerita dengan kata-kata yang menggugah minat dan membuat penasaran.

6) Pendidik memulai bercerita dengan pernyataan kesiapan dari anak, pendidik bercerita dengan memunculkan tokoh dan dengan ekspresi emosi yang ada. Gambar yang diperlihatkan adalah gambar yang sedang diceritakan.

7) Setelah cerita selesai, pendidik menutup kegiatan bercerita dengan memperlihatkan semua gambar yang ada dan memberi kesempatan pada anak menyimpulkan isi cerita.

Seddangkan langkah-langkah pembelajaran bercerita dengan gambar pada penelitian ini yaitu:

1) Pendidik menyiapkan cerita sesuai dengan tema atau sesuai dengan apa yang akan diajarkan.

2) Pendidik menyiapkan gambar yang menarik dan sesuai dengan isi cerita.

3) Pendidik mengatur posisi tempat duduk dan mengkondisikan anak agar fokus. Pendidik memotivasi anak dengan yel-yel agar tertarik dengan cerita yang disampaikan.

36

4) Pendidik memulai bercerita dengan pernyataan kesiapan dari anak, pendidik bercerita dengan memunculkan tokoh dan dengan ekspresi emosi yang ada. Gambar yang diperlihatkan adalah gambar yang sedang diceritakan.

5) Setelah cerita selesai, pendidik menutup kegiatan bercerita dengan memperlihatkan semua gambar yang ada. Pendidik memberi kesempatan pada anak menyimpulkan isi cerita dengan menceritakan kembali isi cerita dan mengungkapkan pendapat tentang cerita. Pendidik juga memberikan pertanyaan terkait isi cerita.

Dokumen terkait