• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

3.7 Metode dan Analisa Data

Data yang dikumpulkan melalui sumber data akan diolah melalui langkah-langkah berikut:

1. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan lembar kuesioner mulai dari identitas sumber, kesediaan untuk mengisi kuesioner, dan memastikan semua pertanyaan telah dijawab.

2. Coding

Setiap lembar kuesioner diberi kode angka khas untuk membantu dalam proses tabulasi dan analisa data.

3. Entry

Data dimasukkan ke dalam SPSS (Statistical Product and Service Solution).

4. Cleaning data

Pemeriksaan terhadap semua data untuk menghindari kesalahan dalam pemasukan data.

5. Saving & Analysis

Penyimpanan data untuk masuk ke tahap selanjutnya yaitu analisis. Data akan disajikan dalam bentuk tabel yaitu frekuensi dan persentase.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan secara daring melalui 2 metode. Metode pertama adalah pengiriman link kuesioner kepada responden melalui WhatsApp secara langsung atau melalui Line dengan perantara mahasiswa sebagai anak dari responden. Metode kedua adalah pengisian kuesioner dengan video call responden.

4.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden penelitian ini adalah ibu rumah tangga sebagai orang tua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2018-2019.

Responden yang mengisi kuesioner sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 86 orang. Karakter responden yang diamati meliputi pendidikan dan usia.

Data lengkap karakter responden dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Pendidikan:

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kelompok terbesar responden berdasarkan pendidikan adalah responden dengan pendidikan S1 berjumlah 31 orang (36%). Kelompok terbesar selanjutnya diikuti dengan responden dengan latar belakang pendidikan SMA berjumlah 26 orang (30.2%), Diploma berjumlah 23 orang (26.7%), SMP berjumlah 3 orang (3.5%). Kelompok terkecil responden adalah responden dengan latar belakang pendidikan SD berjumlah 2 orang (2.3%) dan S2 berjumlah 1 orang (1.2%). Pada penelitian ini, tidak ada responden dengan pendidikan S3.

Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa kelompok terbesar responden berdasarkan usia terdapat pada usia 46-55 tahun yaitu 59 orang (68.6%). Kelompok selanjutnya diikuti oleh responden dengan usia 35-45 tahun yaitu 16 orang (18.6%).

Kelompok terkecil responden terdapat pada usia 55-65 tahun yaitu 11 orang (12.8%).

4.2 Hasil Analisa Data

Kuesioner berjumlah 18 pertanyaan dan diisi oleh 86 responden. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden untuk variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

No Pertanyaan Jawaban Responden

Benar Salah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, pertanyaan tentang faktor risiko kanker serviks (pertanyaan nomor 5) merupakan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden. Pertanyaan tersebut menyatakan berganti-ganti pasangan seksual meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Pertanyaan dapat dijawab dengan benar oleh 83 responden (97.7%). Pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden adalah pertanyaan nomor 18 tentang gejala kanker serviks stadium lanjut. Pertanyaan tersebut hanya dapat dijawab dengan benar oleh 18 responden (20.9%). Gambaran tingkat pengetahuan kanker serviks pada ibu rumah tangga sebagai orang tua mahasiswa FK USU angkatan 2018-2019 dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks Pada Ibu Rumah Tangga Sebagai Orang Tua Mahasiswa FK USU Angkatan 2018-2019

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 19 22.1%

Sedang 24 27.9%

Baik 43 50%

Total 86 100%

Dari tabel 4.3 dapat dilihat tingkat pengetahuan responden mengenai kanker serviks dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu kurang, sedang, dan baik. Pada penelitian ini, tingkat pengpetahuan responden paling banyak pada kategori baik, yaitu 43 orang (50%), kemudian diikuti oleh kategori sedang yaitu 24 orang (27.9%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang berjumlah 17 orang (20%).

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Tingkat Pengetahuan

Kurang Sedang Baik

Berdasarkan tabel 4.4, responden dengan pendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sedang. Responden dengan riwayat pendidikan terakhir SMA mencapai tingkat pengetahuan kurang, sedang, dan baik dengan rata-rata jumlah responden yang hampir sama pada setiap tingkatan pengetahuan. Responden dengan pendidikan tingkat lanjut (Diploma, S1, S2) mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik.

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Anatomi dan Definisi Kanker Serviks Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Tingkat Pengetahuan Terhadap Anatomi dan Definisi Kanker Serviks serviks dan definisi kanker serviks dapat dikategorikan baik. Ibu yang mencapai tingkat pengetahuan baik berjumlah 68 ibu (79.1%). Jika dilihat dari latar belakang pendidikan ibu, ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai anatomi dan definisi kanker serviks. Ibu dengan pendidikan terakhir SD dan SMP mayoritas memiliki tingkat pengetahuan kurang mengenai anatomi dan definisi kanker serviks.

Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Etiologi Kanker Serviks Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Tingkat Pengetahuan Terhadap Etiologi Kanker Serviks

Pertanyaan mengenai etiologi kanker serviks berjumlah 4 pertanyaan. Dari 4 pertanyaan tersebut, 62.8% ibu mencapai tingkat pengetahuan baik, dan 37.2 ibu

mencapai tingkat pengetahuan kurang. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka semakin baik pengetahuan ibu mengenai etiologi kanker serviks. Jika dilihat pada ibu dengan pendidikan terakhir SMA, 14 ibu mencapai tingkat pengetahuan kurang dan 12 ibu mencapai tingkat pengetahuan baik. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua ibu dengan pendidikan menengah tidak mengerti tentang etiologi kanker serviks. Ibu dengan pendidikan menengah juga mengerti mengenai etiologi kanker serviks.

Tabel 4.7 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Faktor Risiko Kanker Serviks Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Tingkat Pengetahuan Terhadap Faktor Risiko Kanker Serviks pengetahuan baik mengenai faktor risiko kanker serviks, namun masih ada 20 ibu (23.3%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan 21 ibu (24.4%) memiliki tingkat pengetahuan sedang mengenai faktor risiko kanker serviks. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan lanjut (diploma, S1, dan S2) paling banyak memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai faktor risiko kanker serviks.

Ibu dengan pendidikan terakhir dasar dan menengah mencapai 3 kategori tingkat pengetahuan, yaitu kurang, sedang, dan baik.

Tabel 4.8 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Gejala Kanker Serviks Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Tingkat Pengetahuan Terhadap Gejala Kanker Serviks

Pada tabel 4.8 dapat dilihat hanya 17 ibu (19.8%) ibu yang mencapai tingkat pengetahuan baik mengenai gejala kanker serviks. Ibu paling banyak mencapai tingkat pengetahuan kurang mengenai gejala kanker serviks yaitu berjumlah 36 ibu (41.9%). Ibu yang memiliki pengetahuan sedang mengenai kanker serviks berjumlah 33 ibu (38.4%). Pada tabel 4.8, ibu yang memiliki pendidikan tinggi belum tentu memiliki pengetahuan yang baik mengenai gejala kanker serviks. Ibu dengan pendidikan terakhir diploma paling banyak mencapai tingkat pengetahuan kurang. Ibu dengan pendidikan terakhir S1 mayoritas mencapai tingkat pengetahuan sedang mengenai gejala kanker serviks.

Tabel 4.9 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Deteksi Dini Serviks Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Tingkat Pengetahuan Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa ibu belum memiliki pengetahuan yang baik mengenai deteksi dini kanker serviks. Ibu paling banyak memiliki tingkat pengetahuan sedang mengenai deteksi dini kanker serviks. Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai kanker serviks hanya 19 ibu (22.1%). Ibu dengan pendidikan SD dan SMP tidak mencapai tingkat pengetahuan baik. Ibu dengan pendidikan SMA, diploma, S1, dan S2 mencapai 3 kategori tingkat pengetahuan dan mayoritas ibu memiliki tingkat pengetahuan sedang mengenai kanker serviks.

Tabel 4.10 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Pencegahan Kanker Serviks Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Tingkat Pengetahuan Terhadap Pencegahan Kanker Serviks

Kurang Sedang Baik

N % N % N %

SD 1 1.2 0 - 1 1.2

SMP 0 - 0 - 3 3.5

SMA 9 10.5 0 - 17 19.8

DIPLOMA 4 4.7 0 - 19 22.1

S1 3 3.5 0 - 28 32.6

S2 0 - 0 - 1 1.2

S3 0 - 0 - 0 -

Total 17 19.8 0 - 69 80.2

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan baik mengenai pencegahan kanker serviks. Ibu yang mencapai tingkat pengetahuan kurang hanya 17 ibu (19.8%). Ibu dengan pendidikan yang tinggi memiliki pengetahuan yang baik mengenai pencegahan kanker serviks. Tabel 4.10 juga menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan SD dan SMP mampu mencapai tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan kanker serviks.

Tabel 4.11 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Pengobatan Kanker Serviks Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Tingkat Pengetahuan Terhadap Pengobatan Kanker Serviks

Pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa 82 ibu (95.3%) memiliki pengetahuan baik terhadap pengobatan kanker serviks. Ibu yang memiliki pengetahuan kurang terhadap pengobatan kanker serviks hanya 4 ibu (4.7%). Tabel 4.11 menunjukkan bahwa ibu dengan berbagai latar belakang pendidikan memiliki pengetahuan baik mengenai pengobatan kanker serviks.

Tabel 4.12 Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia

Usia Tingkat Pengetahuan

Kurang Sedang Baik

Pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa pada setiap kelompok usia, mayoritas hasil kuesioner menunjukkan tingkat pengetahuan baik. Pada kategori usia 36-45 tahun, 7 dari 11 orang dengan tingkat pengetahuan baik. Pada kategori usia 45-55 tahun, 30 dari 59 orang dengan tingkat pengetahuan baik. Kategori usia yang terakhir yaitu 55-65 tahun, 6 dari 11 orang pada usia tersebut memiliki tingkat pengetahuan baik.

Tabel 4.13 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Anatomi dan Definisi Kanker Serviks Berdasarkan Usia

Usia Tingkat Pengetahuan Terhadap Anatomi dan Definisi Kanker Serviks mengenai anatomi dan definisi kanker serviks, yaitu sejumlah 68 ibu (79.1%). Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang mengenai anatomi dan definisi kanker serviks hanya 18 ibu (20.9%). Tabel 4.13 menunjukkan bahwa semakin bertambah usia ibu, semakin baik pula pengetahuan ibu mengenai anatomi dan definisi kanker serviks.

Tabel 4.14 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Etiologi Kanker Serviks Berdasarkan Usia

Usia Tingkat Pengetahuan Terhadap Etiologi Kanker Serviks

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa ibu memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai etiologi kanker serviks. Hal tersebut dapat dilihat dari 54 ibu yang mencapai tingkat pengetahuan baik. Ibu dengan berbagai kategori usia memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai etiologi kanker serviks.

Tabel 4.15 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Faktor Risiko Kanker Serviks Berdasarkan Usia

Usia Tingkat Pengetahuan Terhadap Faktor Risiko Kanker Serviks

Pada tabel 4.15, ibu mencapai 3 kategori tingkat pengetahuan yaitu kurang, sedang, dan baik. Ibu yang memiliki pengetahuan baik mengenai faktor risiko kanker serviks berjumlah 45 ibu (52.3%). Tabel 4.15 menunjukkan masih banyak ibu yang memiliki pengetahuan kurang dan sedang mengenai faktor risiko kanker serviks, yaitu berjumlah 42 ibu (47.7%). Jika dilihat dari aspek usia, ibu dengan usia muda mau pun tua memiliki tingkat pengetahuan yang beragam mengenai faktor risiko kanker serviks.

Tabel 4.16 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Gejala Kanker Serviks Berdasarkan Usia

Usia Tingkat Pengetahuan Terhadap Gejala Kanker Serviks

Pada tabel 4.16 dapat dilihat ibu yang mencapai tingkat pengetahuan baik sangat sedikit yaitu 17 ibu (19.8%). Ibu dengan usia 36-45 tahun mencapai 3 kategori tingkat pengetahuan. Ibu dengan usia 45-65 tahun juga mencapai 3 kategori tingkat pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa ibu dengan usia muda mau pun tua mampu mencapai tingkat pengetahuan baik terhadap gejala kanker serviks.

Tabel 4.17 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks Berdasarkan Usia

Usia Tingkat Pengetahuan Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks

Dua puluh tiga ibu dengan usia 45-55 tahun memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sedang. Ibu dengan usia 55-65 tahun paling banyak memiliki tingkat pengetahuan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi usia ibu tidak menunjukkan pengetahuan yang semakin baik.

Tabel 4.18 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Pencegahan Kanker Serviks Berdasarkan Usia

Usia Tingkat Pengetahuan Terhadap Pencegahan Kanker Serviks

Pada tabel 4.18 dapat dilihat bahwa ibu dengan berbagai latar belakang usia mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan kanker serviks.

Ibu dengan usia 45-55 tahun merupakan ibu yang paling banyak mencapai tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan kanker serviks. Ibu dengan usia 55-65 tahun hanya memiliki 1 ibu dengan tingkat pengetahuan kurang.

Tabel 4.19 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Pengobatan Kanker Serviks Berdasarkan Usia

Usia Tingkat Pengetahuan Terhadap Pengobatan Kanker Serviks

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa ibu paling banyak memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pengobatan kanker serviks. Ibu dengan berbagai latar belakang usia mayoritas mencapai tingkat pengetahuan baik, dimulai dari ibu dengan usia 45-55 tahun, 35-45 tahun, dan 55-65 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dalam setiap kategori usia, ibu mampu mencapai tingkat pengetahuan baik mengenai pengobatan kanker serviks.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Karakteristik Responden

Pada tabel 4.1 mengenai distribusi responden berdasarkan pendidikan, sebagian besar ibu memiliki pendidikan tingkat lanjut yaitu diploma, S1 dan S2, dengan mayoritas ibu yang memiliki pendidikan terakhir S1 berjumlah 31 ibu (36%). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sri Lestari (2012), di mana mayoritas responden dengan pendidikan terakhir SMA berjumlah 29 orang (43,3%). Penelitian ini juga memiliki karakteristik responden yang berbeda dengan penelitian Sintiya (2017) di Puskesmas Pisangan Ciputat Tangerang Selatan, bahwa 68 responden (63%) memiliki pendidikan menengah.

Pada penelitian ini, responden berada dalam rentang usia 35-65 tahun (dapat dilihat pada tabel 4.1). Penelitian ini sesuai dengan data dari American Cancer Society yang menyatakan bahwa kanker serviks paling sering didiagnosis saat usia

35-50 tahun. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Muchlis (2011) yang menyatakan bahwa 42% kasus kanker serviks didiagnosis pada usia 45-54 tahun.

4.3.2 Tingkat Pengetahuan Ibu

Tingkat pengetahuan kanker serviks secara umum pada ibu rumah tangga sebagai orang tua dari mahasiswa FK USU angkatan 2018-2019 mayoritas berada dalam kategori baik. Ibu dengan pengetahuan baik berjumlah 43 orang (50%), dan ibu dengan pengetahuan sedang berjumlah 24 orang (27.9%). Penelitian ini memiliki hasil berbeda dengan penelitian Novita (2013) mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan perilaku deteksi dini pada tahun 2013. Pada penelitian Novita (2013), responden ibu rumah tangga berjumlah 32 orang (48,5%) dan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan kurang (74,2%) sedangkan pada penelitian ini, seluruh responden adalah ibu rumah tangga dan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Aghina (2011) di Kelurahan Cempaka, 70% responden merupakan ibu rumah tangga dengan mayoritas responden (56,95%) memiliki pengetahuan cukup.

Tingkat pengetahuan yang berbeda pada setiap responden dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut di antaranya adalah faktor pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, pengalaman, keyakinan, dan umur (Notoadmojo, 2010).

Pada penelitian ini, tingkat pengetahuan ibu dilihat dari faktor usia dan pendidikan.

Pada tabel 4.4, 50% ibu mencapai tingkat pengetahuan baik mengenai kanker serviks secara umum. Ibu dengan tingkat pengetahuan baik mayoritas memiliki latar belakang pendidikan lanjut (diploma, S1, dan S2) dengan jumlah 55 orang. Dari 31 ibu dengan pendidikan terakhir S1, 20 ibu memiliki tingkat pengetahuan baik, 9 ibu memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 2 ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang. Jika dilihat dari tingkat pendidikan yang lebih rendah seperti SMA, 17 dari 26 memiliki tingkat pendidikan kurang dan sedang. Ibu dengan pendidikan terakhir SD dan SMP tidak memiliki pengetahuan yang baik mengenai kanker serviks.

Penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoadmojo bahwa tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor dari pengetahuan seseorang karena pendidikan menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami informasi. Menurut Carter (2011), bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah bagi mereka untuk menerima informasi, dalam hal ini khususnya kanker serviks. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo dan Carter. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada penelitian ini, responden dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang baik pula.

Penelitian ini juga sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya. Pada penelitian Eti Suryani (2011), sebagian besar ibu dusun batang cilik mempunyai tingkat pengetahuan sedang atau cukup tentang kanker serviks (67,6%) dengan rata-rata ibu memiliki pendidikan terakhir SMA. Selain itu, penelitian Suryani dan Retno (2019) menunjukkan bahwa 50 responden (48,5%) dengan pendidikan terakhir SMA memiliki tingkat pengetahuan kurang (78%). Hal ini membuktikan bahwa orang dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi untuk menyerap dan memahami informasi.

Pada tabel 4.5, usia dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu 35-45 tahun, 45-55 tahun, dan 55-65 tahun. Pada 3 kategori usia, rata-rata responden memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai kanker serviks secara umum, mulai dari usia muda hingga usia tua. Menurut Notoadmojo (2011), semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang dalam berpikir dan bekerja akan lebih matang. Semakin bertambah usia, semakin berkembang pula tingkat kognitif seseorang, terutama dalam hal daya tangkap dan pola pikir. Selain itu, dengan bertambahnya usia menunjukkan lebih banyak pengalaman yang dilalui oleh seseorang. Namun, penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan landasan teori tersebut.

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan baik pada setiap kategori usia.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suryani dan Retno (2019), di mana ibu dengan usia 36-40 tahun memiliki pengetahuan cukup mengenai kanker serviks

dibandingkan ibu dengan usia 30-35 tahun dan 41-50 tahun. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Dwi dan Setya pada tahun 2015. Pada penelitian Dwi dan Setya, 65 responden (49,1%) dengan usia 22-30 tahun tidak memiliki pengetahuan kanker serviks dengan baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua orang dengan usia yang lebih tua memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya teknologi. Kemajuan teknologi yang tidak terbatas dan dapat diakses oleh semua oran membuat orang yang lebih muda mampu mendapatkan informasi dengan mudah dan cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang baik.

Selain melihat tingkat pengetahuan ibu secara umum mengenai kanker serviks, penelitian ini juga melihat pengetahuan ibu secara khusus mengenai anatomi dan definisi kanker serviks, etiologi, faktor risiko, gejala, deteksi dini, pencegahan, dan pengobatan pada kanker serviks. Ibu mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai anatomi dan definisi kanker serviks, etiologi kanker serviks, serta pencegahan dan pengobatan kanker serviks. Namun, ibu masih belum memiliki pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko, gejala, dan deteksi dini kanker serviks. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun ibu mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai kanker serviks secara umum, namun ibu masih belum mengerti mengenai kanker serviks dari berbagai aspek.

Tingkat pengetahuan ibu yang kurang dan sedang mengenai faktor risiko, gejala, dan deteksi dini kanker serviks menjadi salah satu faktor tingginya angka kanker serviks di Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan (2019), Sumatera Utara menjadi 10 provinsi terbawah dengan angka pemeriksaan dini yang rendah.

Wanita di Sumatera Utara yang sudah melakukan pemeriksaan dini kanker serviks hanya 5,07%. Selain itu, tingkat pengetahuan ibu yang kurang mengenai gejala kanker serviks juga dapat menjadi salah satu faktor kejadian kanker serviks yang didiagnosis ketika sudah stadium lanjut. Kejadian kanker serviks yang didiagnosis ketika sudah stadium lanjut menyebabkan tingginya angka kematian kanker serviks di Indonesia sekitar 13,9 per 100.000 penduduk.

Penelitian ini juga memiliki 3 responden yang menikah muda. Pada ketiga responden tersebut, satu orang berusia 39 dan dua orang 41 tahun. Ketiganya diperkirakan menikah sekitar usia 20 tahun. Responden memiliki latar belakang pendidikan SMA, serta memiliki tingkat pengetahuan kurang terhadap kanker serviks. Sumardi Rahardjo (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan spesifik antara pengetahuan dan pendidikan dengan pernikahan usia dini. Pengetahuan dapat diperoleh dari proses belajar melalui pendidikan formal dan non formal, dan tindakan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan. Sesuai dengan penelitian ini, latar belakang pendidikan mempengaruhi seseorang untuk menikah muda, dan hal tersebut juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Tingkat pengetahuan dalam hal ini yaitu tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks.

Berdasarkan penelitian, faktor pendidikan berperan besar dalam tingkat pengetahuan dan faktor usia tidak memiliki peran yang signifikan. Tingkat pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh sosial budaya seperti riwayat keluarga atau orang yang dikenal mengenai suatu penyakit tertentu. Pengalaman juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seperti mengikuti kegiatan penyuluhan atau webinar, dan mengakses informasi melalui media.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan:

1. Tingkat pengetahuan kanker serviks secara umum pada ibu rumah tangga sebagai orang tua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018-2019 rata-rata berada dalam kategori baik. Responden yang mencapai tingkat pengetahuan baik berjumlah 43 dari 86 responden (50%).

2. Ibu rumah tangga sebagai orang tua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018-2019 mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik secara khusus mengenai anatomi dan definisi kanker serviks, etiologi, pencegahan, dan pengobatan kanker serviks.

Ibu masih memiliki tingkat pengetahuan yang kurang dan sedang secara khusus pada faktor risiko, gejala, dan deteksi dini kanker serviks.

3. Faktor pendidikan memiliki peran dalam tingkat pengetahuan ibu. Ibu dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat pengetahuan baik. Pada penelitian ini, responden dengan pendidikan tingkat lanjut yaitu diploma, S1, dan S2 mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik. Responden dengan pendidikan dasar dan menengah rata-rata memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sedang.

4. Faktor usia tidak memiliki peran dalam tingkat pengetahuan ibu. Ibu dengan berbagai usia rata-rata memiliki tingkat pengetahuan baik.

5.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan aspek ada tidaknya riwayat penyakit kanker serviks pada ibu sebagai salah satu faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan ibu mengenai kanker serviks.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberi brosur edukasi berbentuk foto atau softcopy mengenai kanker serviks kepada ibu setelah mengisi kuesioner agar ibu dapat lebih memahami kanker serviks.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aghnia, G. (2011). Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Kanker Serviks Dan Pap Smear di Kelurahan Campaka Tahun 2011 Serta Faktor-Faktor Yang Berhubungan. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

American Cancer Society. (2019). Cervical Cancer Causes, Risk Factors, and Prevention Risk Factors. American Cancer Society. p. 2. Available at:

https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/causes-risks-prevention.html American Cancer Society. (2020). Risk Factors for Cervical Cancer. Available at:

https://cancer.org/

Anwar, M. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anwar, M. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Dokumen terkait