UNTUK TANAMAN CABAI ( Capsicum annuum L.) PADA TANAH INCEPTISOL
Lampiran 5. Metode ekstraksi dengan Pengekstrak Morgan-Wolf
Peralatan:
♦ Timbangan analitik 0.01 g. ♦ Botol kocok plastik 100 ml
♦ Tabung reaksi ♦ Pipet volume 1, 2 dan 5 ml
♦ Kertas saring ♦ Pipet ukur 10 ml
♦ Flamefotometer ♦ AAS
♦ Mesin pengocok bolak balik 180 goyangan menit-1
♦ Spekrofotometer
Pereaksi:
♦ Pengekstrak Morgan-Wolf
Timbang 100 g Na-asetat (NaC2H3O2.3H2O) dalam labu ukur 1000 ml ditambah 30 ml asam asetat glasial dan 0,05 g DTPA. Diencerkan dengan air bebas ion sampai 950 ml. Atur pH sampai 4,8 dengan penambahan asam asetat. Setelah pH nya tercapai impitkan sampai tanda garis 1000 ml dan dikocok. ♦ Karbon aktif
♦ Pengekstrak Morgan-Wolf pekat empat kali
Cara kerja seperti pembuatan pengekstrak Morgan-Wolf dengan menggunakan bahan empat kali, kecuali pengenceran tetap hingga 1 l.
♦ Standar pokok 1.000 ppm N-NH4 +
Timbang 4,7143 serbuk (NH4)2SO4 p.a. (kering 105 oC) ke dalam labu ukur 1 l. Tambahkan air bebas ion hingga tepat 1 l dan kocok hingga larutan homogen. ♦ Standar 20 ppm N-NH4 dibuat dengan memipet 2 ml standar pokok 1.000 ppm
N ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan pengekstrak Morgan-Wolf hingga tepat 100 ml.
♦ Deret standar 0-20 ppm N-NH4+
Pipet 0, 1, 2, 4, 6, 8 dan 10 ml standar 20 ppm N-NH4 + masing-masing ke dalam tabung reaksi. Tambahkan pengekstrak Morgan-Wolf hingga semuanya menjadi 10 ml. Deret standar ini memiliki kepekatan 0, 2, 4, 8, 12, 16, dan 20 ppm N. Lakukan pengocokan pada setiap pencampuran.
♦ Larutan Na-fenat
Timbang 100 g serbuk NaOH p.a. dan dilarutkan secara perlahan sambil diaduk dengan sekitar 500 ml air bebas ion di dalam labu ukur 1 l. Setelah dingin tambahkan 125 g serbuk fenol dan aduk hingga larut. Encerkan dengan air bebas ion sampai 1 l.
♦ Larutan sangga Tartrat
Timbang 50 g serbuk NaOH p.a. dan dilarutkan secara perlahan sambil diaduk dengan sekitar 500 ml air bebas ion di dalam labu ukur 1 l. Setelah dingin tambahkan 50 g serbuk K,Na-tartrat dan aduk hingga larut. Encerkan dengan air bebas ion sampai 1 l.
♦ Natrium hipoklorit (NaOCl) 5 % ♦ Standar pokok 1.000 ppm N-NO3-
Larutkan 7,218 g serbuk KNO3 p.a. (kering 105oC) dengan air bebas ion di dalam labu ukur hingga 1 l.
dan impitkan dengan air bebas ion hingga 1 l. ♦ Standar campur 50 ppm S-SO42- dan 10 ppm N-NO3 -
Pipet 5 ml standar pokok 1.000 ppm S-SO4 2- dan 1 ml standar pokok 1.000 ppm N-NO3- ke dalam labu ukur 100 ml. Encerkan dengan pengekstrak Morgan-Wolf hingga 100 ml.
♦ Deret standar campur SO42-(0-50 ppm S) dan N03- (0-10 ppm N)
Pipet standar campur 50 ppm S-SO42- dan 10 ppm N-NO3- sebanyak 0, 1, 2, 4, 6, 8 dan 10 ml, masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
dijadikan 10 ml dengan pengekstrak Morgan-Wolf. ♦ Larutan Brucine 2 %
Larutkan 2 g brucine dengan pengekstak Morgan-Wolf hingga 100 ml. ♦ H2SO4 pekat (95-97 %) p.a.
♦ Larutan BaCl2-Tween
Timbang 3 g serbuk BaCl2 p.a. ke dalam botol kocok 250 ml, ditambahkan 4 ml Tween 80 dan botol digoyangkan agar campuran merata. Campuran dibiarkan semalam, selanjutnya ditambah 100 ml air bebas ion dan dikocok selama 2 jam hingga serbuk BaCl2 terlarut sempurna. Larutan dibiarkan semalam sebelum digunakan.
♦ Larutan asam campur
Ke dalam labu ukur 1 l yang berisi air bebas ion kira-kira setengahnya, tambahkan secara perlahan berturut-turut 50 ml CH3COOH glasial (100 %) p.a., 20 ml HCl pekat (37 %) p.a. dan 20 ml H3PO4 pekat (70 %) p.a., kemudian diimpitkan dengan air bebas ion menjadi 1 l.
♦ Pereaksi P pekat
Larutkan 12 g (NH4)6 Mo7O24.4H2O dalam 100 ml air. Tambahkan 140 ml H2SO4 pekat dan 0,227 g K (SbO)C4H4O6.0,5 H2O. Jadikan 1 l dengan air bebas ion.
♦ Pereaksi pewarna P pekat
Timbang 0,53 g asam ascorbat ke dalam labu ukur 100 ml, ditambah 50 ml pereaksi P pekat dan diencerkan dengan air bebas ion sampai tanda garis. ♦ Standar pokok P 500 ppm
Larutkan 2,1954 g KH2PO4 p.a. (kering 40oC) dengan air bebas ion dalam labu ukur 1000 ml, ditambah beberapa tetes kloroform, kemudian diimpitkan sampai tanda garis. Dapat pula digunakan standar pokok PO43- dari Titrisol.
♦ Standar P 50 ppm
Pipet 10 ml standar pokok 500 ppm P ke dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan 25 ml pengekstrak Morgan-Wolf pekat empat kali dan kemudian diimpitkan dengan air bebas ion.
♦ Standar P 1 ppm
Pipet 2 ml standar 50 ppm P ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan pengekstrak Morgan-Wolf hingga tepat 100 ml.
♦ Deret standar P ( 0-1 ppm)
Pipet berturut turut 0; 1; 2; 4; 6; 8 dan 10 ml standar 1 ppm P ke dalam tabung reaksi. Tambahkan pengekstrak Morgan-Wolf sehingga volume masing-masing menjadi 10 ml. Bila menggunakan standar PO43-, deret standar dibuat dengan kepekatan 0 – 4 ppm.
pokok 1000 ppm Ca 5,0 ml standar pokok 1000 ppm Mg. Campurkan dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan 25 ml pengekstrak Morgan-Wolf pekat empat kali, kemudian diimpitkan dengan air bebas ion hingga tepat 100 ml.
♦ Deret standar campur K (0-250 ppm), Ca (0-250 ppm) dan Mg (0-50 ppm) Pipet standar campur sebanyak 0; 1; 2; 4; 6; 8; dan 10 ml, masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dijadikan 10 ml dengan larutan Morgan-Wolf.
♦ Larutan La 0,25 %
Timbang 66,8376 gram LaCl3.7H2O, dilarutkan dengan air bebas ion ditambahkan 10 ml HCl 25% kemudian diimpitkan tepat 1 l.
Cara kerja:
♦ Timbang 20,00 g contoh tanah halus <2 mm dalam botol kocok 100 ml, tambahkan 1 ml karbon aktif dan 40 ml pengekstrak Morgan Wolf.
♦ Kocok selama 5 menit dengan mesin pengocok pada minimum 180 goyangan menit-1.
♦ Saring dengan kertas saring Whatman No.1 untuk mendapatkan ekstrak yang jernih.
Pengukuran P
♦ Dipipet masing-masing 5 ml ekstrak contoh dan deret standar P ke dalam tabung kimia.
♦ Ditambahkan 1 ml pereaksi pewarna P. Kocok dengan pengocok tabung sampai homogen dan biarkan 30 menit.
♦ P dalam larutan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm.
Pengukuran K, Ca dan Mg
♦ Dipipet 1 ml ekstrak dan deret standar masing-masing ke dalam tabung kimia dan ditambahkan 9 ml larutan La 0,25 %.
♦ Kocok menggunakan pengocok tabung sampai homogen. Ca & Mg diukur dengan AAS dan K diukur dengan alat Flamephotometer dengan deret standar sebagai pembanding.
Perhitungan:
Kadar unsur makro dan mikro (ppm)
= pm kurva x ml ekstrak 1.000 ml-1 x 1000 g g contoh-1 x fp x fk = pm kurva x 40/1.000 x 1.000/20 x fp x fk
= pm kurva x 2 x fp x fk
Keterangan:
ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.
fp = faktor pengenceran (bila ada)
Peralatan :
♦ Tabung reaksi ♦ Mesin kocok 180 goyangan per menit; ♦ Botol kocok plastic 100ml ♦ kertas saring
♦ Dispenser 10 ml ♦ Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) ♦ Labu semprot
♦ Neraca 3 desimal ♦ Labu ukur 100 ml
♦ Alat centrifuge
♦ Pipet volume 1, 2 dan 5 ml ♦ Pipet ukur 10 ml
Pereaksi :
▪ Larutan pengekstrak Mehlich (asam ganda) HCl 0.05 N dan H2SO4 0.025 N. Dipipet 4 ml HCl pekat dan 0.7 ml H2SO4 pekat kedalam labu ukur 1 liter. Diencerkan dengan air murni sampai tanda garis.
▪ Larutan standar 100 ppm K
Encerkan 25 ml larutan standar 1000 ppm K dalam labu ukur 250 ml dengan air bebas ion sampai tanda garis.
▪ Larutan standar 0 ppm K
Encerkan 50 ml larutan pengekstrak asam ganda dengan air murni dalam labu ukur 250 ml sampai tanda garis.
▪ Larutan deret standar K
Masing-masing labu ukur 100 ml dimasukkan berturut-turut 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 ml larutan standar 100 ppm K. Ditambahkan larutan pengekstrak mehlich dan diencerkan dengan air murni sampai tanda garis. Deret standar ini mengandung berturut-turut : 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm K.
Cara kerja :
Sampel tanah halus ditimbang seberat 5 g kemudian di campur dengan 25 ml larutan Mechlich-1. Kocok selama 30 menit dan disaring. Pipet 2 ml larutan tersebut dan diencerkan dengan air bebas ion sebanyak 8 ml, kemudian dikocok agar homogen. Ekstrak ini kemudian di ukur menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dengan deret standar sebagai pembanding.
Perhitungan :
▪ Dibuat kurva standar untuk K berdasarkan kepekatan (0 – 10 ppm) dan pembacaan intensitas sinar. Kemudian hasil pengukuran kepekatan dalam contoh dicari pada kurva standar.
▪ Kepekatan contoh ekstrak yang diukur setelah dikoreksi dengan blanko diperoleh :
ppm K = 25 X A contoh X ppm Standar X FK A standar
dimana: A : Absorband FK : Faktor Koreksi.
(NH4-OAc 1 M pH 7.0)
Peralatan :
♦ Tabung perkolasi ♦ Mesin kocok 180 goyangan per menit; ♦ Labu ukur 50 ml ♦ kertas saring
♦ Labu ukur 100 ml ♦ Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) ♦ Labu semprot ♦ Alat centrifuge
Pereaksi :
▪ Pengekstrak amonium asetat 1 M pH 7.0.
Dilarutkan 60 ml asam asetat glacial 100% dan sambil digoyang ditambahkan 75 ml ammonia pekat 25%. Kemudian diencerkan dengan air bebas ion hingga sekitar 900 ml. Setelah pH ditetapkan menjadi 7.0 dengan penambahan ammonia kemudian diencerkan menjadi 1 liter.
▪ Larutan standar 0.
Diencerkan 50 ml larutan pengekstrak NH4-OAc 1 M pH 7.0 dengan air murni dalam labu ukur 500 ml sampai tanda garis.
▪ Larutan standar 20 ppm K.
Masukkan 10 ml larutan standar 1000 ppm K, dan 50 ml larutan pengekstrak NH4-asetat 1 M pH 7.0 kedalam labu ukur dan encerkan dengan air murni sampai tanda garis 500 ml. Larutan standar 1000 ppm K dibuat dari larutan standar titrisol. Menyediakan deret standar :
▪ Larutan standar campuran 20 ppm K dipipet sebanyak 0, 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 ml, masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diencerkan dengan laruan standar 0 sampai menjadi 10 ml. Deret standar ini berturut-turut mengandung: 0, 2, 4, 8, 12, 16 dan 20 ppm unsur K.
Cara Kerja :
▪ Timbang 1 gram contoh tanah halus dan masukkan ke dalam tabung sentrifus. Tambahkan 20 ml larutan pengekstrak NH4OAc 1 M pH 7.0 dan dikocok dengan mesin pengocok 180 goyangan per menit selama 30 menit. Kemudian disentrifusi dan disaring untuk mendapatkan ekstrak jernih.
▪ Siapkan juga blanko
▪ Pipet 1 ml ekstrak jernih kedalam tabung reaksi, diencerkan dengan 9 ml air bebas ion. Kadar Kalium dalam ekstrak encer diukur menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer dengan deret standar K sebagai pembanding. ▪ Alat dipersiapkan untuk pengukuran K. Sebelum pengukuran alat dikalibrasi
dengan deret standar K, kemudian diukur contoh. Setiap pengukuran 10 contoh, alat dikalibrasi dengan standar 0.
Cara menghitung :
▪ Buat kurva standar K berdasarkan kepekatan K (0 – 20 ppm) dan pembacaan alat. Kepekatan K dalam ekstrak diukur dicari dalam kurva standar.
▪ ppm K = 200 X Acth X ppm standart X FK Astandart
Dimana : A : Absorband
(NH4– OAc 1 M pH 4.8)
Peralatan :
♦ Tabung reaksi ♦ Mesin kocok 180 goyangan per menit; ♦ Botol kocok ♦ kertas saring
♦ Dispenser 25 ml ♦ Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) ♦ Labu semprot
♦ Neraca 3 desimal ♦ Labu ukur 100 ml
♦ Alat centrifuge
♦ Pipet volume 1, 2 dan 5 ml ♦ Pipet ukur 10 ml
Pereaksi :
▪ Pengekstrak amonium asetat 1 M pH 4.8
NH4OAc 1 M sebanyak 57.7 g dilarutkan dengan air bebas ion sambil digoyang hingga mencapai 900 ml. Setelah pH ditetapkan menjadi 4.8 lalu diencerkan menjadi 1 liter dan dikocok hingga homogen.
▪ Larutan standar 0
Diencerkan 25 ml larutan pengekstrak NH4-OAc 1 M pH 4.8 dengan air murni dalam labu ukur 500 ml sampai tanda garis.
▪ Larutan standar 20 ppm K.
Masukkan 10 ml larutan standar 1000 ppm K, dan 25 ml larutan pengekstrak NH4-asetat 1 M pH 4.8 kedalam labu ukur dan encerkan dengan air murni sampai tanda garis 500 ml. Larutan standar 1000 ppm K dibuat dari larutan standar titrisol.
Menyediakan deret standar :
▪ Larutan standar campuran 20 ppm K dipipet sebanyak 0, 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 ml, masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diencerkan dengan laruan standar 0 sampai menjadi 10 ml. Deret standar ini berturut-turut mengandung: 0, 2, 4, 8, 12, 16 dan 20 ppm unsur K.
Cara Kerja :
▪ Timbang 5 gram contoh tanah halus dalam botol kocok. Tambahkan 25 ml larutan pengekstrak NH4OAc 1 M pH 4.8 dan dikocok dengan mesin pengocok 180 goyangan per menit selama 5 menit. Kemudian disaring untuk mendapatkan ekstrak jernih.
▪ Siapkan juga blanko
▪ Pipet 0.25 ml ekstrak jernih kedalam tabung reaksi, diencerkan dengan 4.75 ml air bebas ion. Kadar Kalium dalam ekstrak encer diukur dengan Atomic Absorption Spectrophotometer dengan deret standar K sebagai pembanding. ▪ Alat dipersiapkan untuk pengukuran K. Sebelum pengukuran alat dikalibrasi
dengan deret standar K, kemudian diukur contoh. Setiap pengukuran 10 contoh, alat dikalibrasi dengan standar 0.
Cara menghitung :
▪ Buat kurva standar K berdasarkan kepekatan K (0 – 20 ppm) dan pembacaan alat. Kepekatan K dalam ekstrak diukur dicari dalam kurva standar.
ppm K = 200 X A contoh X ppm standar X FK A standar
Dimana : A : Absorband
Peralatan :
♦ Timbangan analitik 0.01 g. ♦ Botol kocok 50 ml
♦ Tabung reaksi ♦ Pipet 2 ml
♦ Dispenser 25 ml ♦ Dispenser 10 ml
♦ Kertas saring W 40 ♦ Mesin pengocok
♦ Spektrofotometer UV-VIS ♦ Erlenmeyer 250 ml
Pereaksi :
♦ Ekstrak larutan 0.5M NH4OAc + 0.5 M HOAc + 0.02 M EDTA, pH 4.65 : Berturut-turut dilarutkan dalam gelas kimia yang berisi ± 3 l air:
- 192.5 g ammonium acetat (CH3COONH4) - 125 ml asam acetat beku (CH3COOH)
- 29.225 g asam EDTA (ethylene diamine tetra-acetit acid) H4Y dari (Na2H2Y!) (22*).
Menguji pH dan jika penting tambahkan dengan amonia cair yang ditambah air 1/3 (v/v) dan atau asam asetat yang ditambahkan air 1/3 (v/v). Dipindahkan kedalam botol 5 l dan pencairan ini diberi tanda. Gunakan pengaduk bebas magnet (eri tanda 1).
♦ Saring dengan kertas saring Whatman 40 diameter 125 mm atau yang sejenisnya.
Cara kerja:
♦ Masukkan 20 g tanah yang sudah kering udara dan 100 ml larutan pengekstrak kedalam erlenmeyer 250 ml
♦ Kocok selama 30 menit menggunakan mesin pengocok ♦ Saring kedalam botol
metode ekstraksi P tanah Inceptisols untuk tanaman cabai. Sumber
Keragaman
Tinggi tanaman pada umur
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST Ulangan 3.12tn 1.35 tn 2.61 tn 5.73 tn 9.76 tn 45.36 tn Status P tanah 37.14* 85.83 * 139.85 * 199.38 * 177.13 * 191.97 *
KK (%) 10.08 11.19 11.56 10.28 8.87 9.13
** = berpengaruh sangat nyata berdasarkan uji F pada taraf 1% ; * =berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5% ; tn =tidak nyata berdasarkan uji F
Lampiran 11. Nilai kuadrat tengah bobot kering biomassa, kandungan P tajuk, dan hasil pada percobaan pemilihan metode ekstraksi P tanah Inceptisols untuk tanaman cabai.
Sumber Keragaman Bobot kering tajuk Bobot kering akar Kandung an P tajuk Jumlah buah Bobot per buah Bobot buah panen Ulangan 2.69 tn 0.33 tn 0.0001 tn 5.60 tn 1.04 tn 1143.21 tn Status P tanah 281.30 ** 4.80 ** 0.008 ** 126.52 ** 1.12 tn 24020.03 ** KK (%) 9.02 14.29 9.74 10.04 7.72 12.05
** = berpengaruh sangat nyata berdasarkan uji F pada taraf 1% ; * =berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5% ; tn =tidak nyata berdasarkan uji F
Lampiran 12. Nilai kuadrat tengah tinggi tanaman dan bobot kering biomassa, pada percobaan kalibrasi uji P tanah Inceptisols untuk tanaman cabai. Sumber Keragaman Tinggi tanaman 4 MST Tinggi tanaman 8 MST Bobot kering tajuk Bobot kering akar Ulangan (U) 826.36 ** 822.92 ** 536.47 ** 35.10 ** Status P tanah (A) 618.89 ** 743.38 ** 394.24 ** 23.97 **
A x U 61.81 * 62.45 tn 38.45 * 2.27 tn
Pemupukan P (P) 691.62 ** 714.51 ** 443.36 ** 27.58 **
P x A 54.90 * 60.31 * 35.40 * 2.23 *
KK (%) 12.50 7.77 12.27 12.55
** = berpengaruh sangat nyata berdasarkan uji F pada taraf 1% ; * =berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5% ; tn =tidak nyata berdasarkan uji F
kalibrasi uji P tanah Inceptisols untuk tanaman cabai. Sumber Keragaman Kandungan
P tajuk Jumlah buah Bobot per buah Bobot buah panen Ulangan (U) 0.021 ** 724.01 ** 25.35 ** 92582.20 ** Status P tanah (A) 0.022 ** 588.71 ** 3.90 ** 70002.81 **
A x U 0.001 tn 64.35 * 1.09 tn 6672.32 *
Pemupukan P (P) 0.023 ** 628.81 ** 3.51 * 73017.42 **
P x A 0.002 ** 49.95 * 1.89 * 6123.76 *
KK (%) 11.06 11.75 8.52 12.34
** = berpengaruh sangat nyata berdasarkan uji F pada taraf 1% ; * =berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5% ; tn =tidak nyata berdasarkan uji F
Lampiran 14. Nilai kuadrat tengah tinggi tanaman pada percobaan pemilihan metode ekstraksi K tanah Inceptisols untuk tanaman cabai. Sumber
Keragaman
Tinggi tanaman pada umur
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST Ulangan 1.72 tn 1.07 tn 7.39 tn 39.69 tn 38.99 tn 33.70 tn Status K tanah 6.35 tn 32.86 ** 49.78 * 138.21 * 111.07 * 133.28 *
KK (%) 6.42 5.31 7.23 9.61 7.22 6.93
** = berpengaruh sangat nyata berdasarkan uji F pada taraf 1% ; * =berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5% ; tn =tidak nyata berdasarkan uji F
Lampiran 15. Nilai kuadrat tengah bobot kering biomassa, kandungan K tajuk, dan hasil pada percobaan pemilihan metode ekstraksi K tanah Inceptisols untuk tanaman cabai.
Sumber Keragaman Bobot kering tajuk Bobot kering akar Kandung an K tajuk Jumlah buah Bobot per buah Bobot buah panen Ulangan 14.53 tn 0.08 tn 0.04 tn 20.41 tn 1.01 tn 2627.59 tn Status K tanah 311.95 ** 6.63 ** 4.02 ** 108.67 * 1.91 tn 30742.11 ** KK (%) 12.35 11.06 10.54 14.97 7.26 15.12
** = berpengaruh sangat nyata berdasarkan uji F pada taraf 1% ; * =berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5% ; tn =tidak nyata berdasarkan uji F
pada percobaan kalibrasi uji K tanah Inceptisols untuk tanaman cabai. Sumber Keragaman Tinggi tanaman 4 MST Tinggi tanaman 8 MST Bobot kering tajuk Bobot kering akar Ulangan (U) 224.72 ** 533.76 ** 636.66 ** 42.38 ** Status K tanah (B) 161.09 ** 651.67 ** 479.74 ** 29.21 ** B x U 18.87 tn 77.33 tn 40.71 * 2.30 tn Pemupukan K (K) 235.13 ** 799.86 ** 679.62 ** 42.57 ** K x B 29.90 * 95.53 * 57.64 ** 2.64 ** KK (%) 9.08 9.04 11.94 12.46
** = berpengaruh sangat nyata berdasarkan uji F pada taraf 1% ; * =berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5% ; tn =tidak nyata berdasarkan uji F
Lampiran 17. Nilai kuadrat tengah kandungan K tajuk dan hasil pada percobaan kalibrasi uji K tanah Inceptisols untuk tanaman cabai.
Sumber Keragaman Kandungan K tajuk Jumlah buah Bobot per buah Bobot buah panen Ulangan (U) 5.19 ** 741.97 ** 19.47 ** 105705.39 ** Status K tanah (B) 3.33 ** 624.27 ** 2.34 ** 77617.49 ** B x U 0.25 tn 68.70 * 0.25 tn 8407.55 * Pemupukan K (K) 5.28 ** 604.70 ** 8.09 ** 74272.07 ** K x B 0.42 ** 52.30 * 0.86 * 6819.88 * KK (%) 12.47 11.69 5.80 12.34
** = berpengaruh sangat nyata berdasarkan uji F pada taraf 1% ; * =berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5% ; tn =tidak nyata berdasarkan uji F
Lahan pembuatan status P tanah Lahan pembuatan status K tanah
Pembuatan larutan H3PO4 Pembuatan larutan KCl
Pengambilan tanah untuk media tanam Tanah dikeringanginkan
Pupuk kandang untuk persemaian Pembibitan cabai
Persiapan lahan kalibrasi uji P tanah Persiapan lahan kalibrasi uji K tanah
Penanaman bibit cabai Performa tanaman cabai umur 8 MST
Penulis dilahirkan di Ujung Pandang tanggal 23 Maret 1973 sebagai anak sulung dari pasangan Bapak Amir Nanza (Almarhum) dan Ibu Sundari. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih, lulus pada tahun 1995. Pada tahun 2002, penulis diterima di Departemen Agronomi pada Sekolah Pascasarjana IPB dan menamatkannya pada tahun 2005. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Proyek PAATP Badan Penelitian Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia. Penulis melanjutkan pendidikan strata tiga (S3) pada Institut Pertanian Bogor dan diterima kembali di Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun 2009.
Pada tahun 1995-1998 penulis diterima bekerja pada Sustainable Agriculture Development Project (SADP) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Irian Jaya dan bertugas di kabupanen Jayawijaya dan tahun 1999-2000 penulis menjadi konsultan Community Development Project pada proyek SADP bertempat di kabupaten Manokwari. Penulis bekerja sebagai Asisten Peneliti Muda di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua sejak tahun 2001 dan ditempatkan di Jayapura. Bidang penelitian yang menjadi tanggung jawab peneliti adalah teknik budidaya pertanian dan konservasi lahan serta pengembangan wanita tani. Pada tahun 2005 sampai sekarang, penulis menjadi peneliti pertama pada Balai Pengkajian Teknologi Papua Barat. Penulis menikah dengan Dr. Ir. D. Wasgito Purnomo, M.Si pada tahun 1998 dan dikarunia putra bernama Kallaf Dzaky Gaviano Pasca.