• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

5. FOR NEXT

2.10 METODE FAST ( FRAMEWORK FOR THE APPLICATION OF SYSTEM TECHNIQUE)

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Dalam menganalisis data dan mendesain sistem informasi, digunakan metodologi FAST (Framework for the Application of System Thinking) yang merupakan kerangka yang fleksibel untuk menyediakan tipe-tipe berbeda proyek dan strategi (Whitten, dkk. 2003). Metode ini merupakan suatu proses standar atau metodologi yang digunakan untuk mengembangkan dan memelihara seluruh bagian sistem informasi. Metodologi FAST mendukung bagian pengembangan sistem dan

commit to user

operasi serta langkah-langkah pendukungnya. Metodologi FAST merupakan metodologi yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan proyek dan keperluan analis, hasil akhir dari metodologi pengembangan adalah untuk menyelesaikan masalah, peluang dan petunjuk untuk memulai sebuah proyek desain sistem. Tahap-tahap tersebut adalah pemeriksaan pendahuluan, analisa masalah, analisa keperluan, analisa keputusan, desain, pembangunan dan penerapan, pengoperasian dan sistem pendukung. Tahap yang digunakan metode FAST.

2.10.1 Preliminary Investigation Phase

Tahap Preliminary Investigation Phase merupakan tahap awal dari pengembangan sistem. Tahap ini berisikan investigasi awal ketika ingin merancang sebuah sistem, seperti wawancara, tinjauan langsung dan mempelajari dokumen perusahaan. Tujuan dari tahap ini adalah menjawab pertanyaan mengenai apakah proyek ini cukup berharga untuk diperhatikan. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu didefinisikan terlebih dahulu masalah, kesempata, dan resiko- resiko dalam melanjutkan proyek. Kerangka kerja PIECES dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan ini namun hasilnya bukanlah penyelesaian permasalahan melainkan kategori masalah (dengan asumsi bahwa proyek ini berharga untuk diperhatikan) menetapkan rincian proyek yang akan menetapkan lingkup, keperluan dan hambatan proyek, anggota proyek, biaya, dan jadwal.

Lingkup masalah yang ditetapkan dari tahap ini menyatakan seberapa besar proyek ini akan dilaksanakan. Dengan adanya lingkup seperti ini maka analis dapat menentukan tim proyek, estimasi biaya, dan menyiapkan jadwal untuk tahap selanjutnya. Kemudian ditentukan oleh sistem apakah menyetujui lingkup seperti ini dengan biaya dan jadwal yang telah dirancang atau lingkup yang ada perlu diperkecil lagi. Output dari tahap ini adalah project charter.

2.10.2 Problem Analysis Phase

Problem Analysis ialah menganalisa masalah yang terdapat di lapangan. Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap pertama. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap sistem yang telah ada saat itu. Tahap ini memberikan pemahaman yang lebih dalam bagi tim proyek mengenai permasalahan yang

commit to user

dihadapi. Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah keuntungan yang diperoleh setelah pemecahan masalah lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Input utama dari tahap ini adalah project charter dari tahap sebelumnya. Informasi yang digunakan dalam memperlajari permasalahan yang dihadapi adalah fakta yang terdapat dalam sistem, masalah, akibat, penyebab dari permasalahan, dan spesialis IT yang merancang sistem yang telah ada. Output yang dihasilkan adalah system improvement objectives yang menyatakan kriteria bisnis yang akan digunakan untuk mengevaluasi sistem. Kadang dilakukan representasi pada tahap ini, pada akhir tahap, pemillik sistem kembali akan memutuskan salah satu dari 3 alternatif, sebagai berikut:

1. Membatalkan proyek jika masalah tidak cukup berharga untuk dipecahkan. 2. Menyetujui kelanjutan proyek.

3. Memperkecil atau memperbesar lingkup dan menyetujui kelanjutan tahap berikutnya.

2.10.3 Requirement Analysis Phase

Requirement Analysis ialah melakukan analisa terhadap keperluan perusahaan. Pada tahap ini dilakukan bila manajemen menyetujui untuk melanjutkan proyek. Pekerjaan pada tahap ini adalah mendefinisikan apa saja yang perlu dilakukan oleh sistem, apa yang diperlukan dan diinginkan oleh pengguna dari sistem baru. Tahap ini memerlukan perhatian yang besar karena jika terjadi kesalahan dalam menerjemahkan keperluan dan keinginan pengguna sistem maka dapat mengakibatkan adanya rasa tidak puas pada sistem final dan perlu diadakan modifikasi yang tentunya akan kembali mengeluarkan biaya.

Input dari tahap ini adalah system improvement objectives yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, tim mengumpulkan dan mendiskusikan keperluan dan prioritas berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner, wawancara, dan rapat-rapat. Tantangannya adalah untuk memvalidasi semua keperluan informasi.

Output yang dihasilkan dari tahap ini adalah business requirement statement. Tahap ini pun merupakan tahap yang penting karena dapat menimbulkan ketidakpuasan dari pengguna sistem yang merasa keperluannya

commit to user

tidak terpenuhi. Tim proyek harus dapat membedakan antara apa yang diperlukan oleh pengguna dan bagaiman sebaiknya sistem yang baru bekerja.

2.10.4 Decision Analysis Phase

Decision Analysis ialah melakukan analisa terhadap keputusan yang akan diambil berdasarkan penyelesaian yang ditawarkan. Dalam analisis keputusan, umumnya terdapat berbagai alternatif untuk mendesain sistem informasi yang baru. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu dalam proses analisis keputusan, sebagai berikut:

1. Berapa banyak sistem akan dikomputerisasi.

2. Apakah kita sebaiknya membeli software atau mengembangkannya sendiri.

3. Apakah kita sebaiknya mendesain sistem untuk jaringan internal atau berbasis web.

4. Teknologi informasi apa yang dapat digunakan dalam apilkasi ini.

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasi kandidat-kandidat penyelesaian, menganalisis fisibilitas kandidat tersebut, dan merekomendasikan kandidat yang dipilih.

Tim proyek biasa akan mencari penyelesaian yang paling fisibel, yaitu penyelesaian yang menghasilkan kombinasi terbaik dari kriteria. Output dari tahap ini adalah proposal sistem yang telah disetujui. Beberapa alternatif keputusan yang dihasilkan dalam tahap ini, yaitu:

1. Menyetujui dan mendanai proposal sistem untuk didesain dan dikonstruksikan.

2. Menyetujui dan mendanai salah satu dari alternatif penyelesaian.

3. Menolak semua kandidat penyelesaian dan membatalkan proyek atau mengirimkannya kembali untuk rekomendasi yang baru.

4. Menyetujui versi lingkup yang diperkecil dari penyelesaian yang diajukan.

2.10.5 Desain Phase

Setelah diperoleh proposal sistem yang disetujui, maka dapat mulai dilakukan proses desain dari sistem target. Tujuan dari tahap ini adalah mentransformasikan business requirement statement menjadi spesifikasi desain

commit to user

proses construksi. Dengan kata lain, tahap desain menyatakan bagaimana teknologi akan digunakan dalam sistem yang baru. Tahap ini memerlukan ide dan opini dari pengguna, vendor, dan spesialis IT. Pada akhir tahap ini masih terdapat beberapa alternatif keputusan mengenai proyek walaupun pembatalan proyek jarang dilakukan pada tahap ini (kecuali benar-benar over budget atau sangat terlambat dari jadwal). Perubahan lingkup menjadi lebih kecil masih dapat terjadi. Selain itu, mungkin juga terjadi perubahaan ulang jadwal untuk menghasilkan penyelesaian yang lebih lengkap.

2.10.6 Construction Phase

Construction Phase ialah tahapan melaksanakan pengujian pada komponen sistem secara individu dan sistem secara keseluruhan. Tujuan dari tahap ini, adalah:

1. Membangun dan menguji sistem yang memenuhi business requirement dan spesifikasi desain.

2. Mengimplementasikan penghubung antara sitem baru dan sistem lama, termasuk instalasi dari software yang dibeli atau disewa.

Pada tahap ini dilakukan konstruksi basis data, program aplikasi, dan penghubung antara sistem dan pengguna. Beberapa dari komponen ini telah ada sebelumnya. Setelah dilakukan pengujian, maka sistem dapat mulai diimplementasikan.

2.10.7 Implementation Phase

Implementation ialah menerapkan hasil rancangan yang disusun sedemikian rupa ke dalam sistem perusahaan untuk mendapatkan kondisi yang sesuai dengan keperluan perusahaan. Input dari tahap ini adalah sistem fungsional dari tahap konstruksi. Analis harus mampu menyediakan transisi yang sederhana dari sistem lama ke sistem baru dan membantu pengguna menghadapi masalah utama saat mulai menggunakan sistem baru. Selain itu, analis harus melatih pengguna, menuliskan cara penggunaan manual, menginput file dan basis data, dan melakukan tes akhir. Pengguna sistem akan memberikan feedback bagi tim

commit to user

proyek sebagai masalah baru dan isu baru. Output adalah sistem operasional yang memasuki tahap operasi dan pendukung dalam siklus hidup perusahaan.

2.10.8 Operation and Support Stage Phase

Sistem pendukung teknis berkelanjutan bagi para pengguna, seperti keperluan maintenance untuk memperbaiki kesalahan, penghilangan, dan keperluan-keperluan baru. Aktivitas dalam sistem pendukung, adalah:

1. Assisting users, tidak peduli seberapa baiknya pelatihan yang diberikan pada pengguna, pasti tetap ada keperluan asistensi bagi para pengguna terutama saat muncul masalah baru, muncul tambahan pengguna.

2. Fixing software, defects, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang muncul saat operasional maupun pengujian.

3. Recovering system, kegagalan sistem dapat menyebabkan terjadinya kehilangan atau ‘crash’ data yang memerlukan perbaikan pada sistemnya seperti pemasukan ulang file basis data dan merestart ulang sistem.

4. Adapting the system to new requirements, keperluan yang selalu berkembang menimbulkan keperluan akan perbaikan berkelanjutan dalam sistem informasi agar sistem yang ada dapat terus mengikuti perubahan yang terjadi.

Untuk melaksanakan aktivitas ini diperlukan feedback dari pengguna dan permasalah yang mengindikasikan waktu yang tepat untuk melaksanakan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.

Dokumen terkait