• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

C. Metode Mencongak dan Tabel Perkalian 1.Metode Mencongak 1.Metode Mencongak

C. Metode Mencongak dan Tabel Perkalian 1. Metode Mencongak

a. Pengertian Metode

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

32

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Syaiful Bahri Jamarah, 1995:72).

b. Kedudukan Metode Pembelajaran

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan bagi kegiatan belajar mengajar.

Kedudukan metode belajar mengajar menurut Djamarah dan Dzain (2006: 72-75) adalah sebagai berikut:

1. Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (1988: 90) adalah motif-motif yang aktif dan berbagai fungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

33

2. Metode sebagai Strategi Pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai. Untuk itu guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan . salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. 3. Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.

Metode mengajar sangat penting kedudukannya karena merupakan sarana komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian ketepatan sebuah metode yang perlu diperhatikan sesuai dengan strategi dan

34

tujuan pengajaran serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.

c. Mencongak

Mencongak adalah metode menghitung di luar kepala, dengan ingatan saja dan siswa cukup menuliskan hasilnya (Isbah Khoiri, http:// isbahkhoiri.blogspot.com/diakses pada 2/02/2013).

Mencongak adalah menghitung di luar kepala tanpa menggunakan alat bantu dan langsung menuliskan hasilnya dengan waktu terbatas dan ketukan atau perintah dari guru. Materi yang digunakan untuk kegiatan mencongak adalah materi yang telah dihafal oleh siswa, dan pelaksanaannya dalam waktu yang relatif singkat.

1. Langkah-langkah pembelajaran mencongak

(1) Guru mengenalkan bentuk perkalian dasar 1-10.

(2) Siswa diminta mengingat dan menghafal perkalian 1-10 terlebih dahulu.

(3) Berilah waktu yang cukup untuk menyelesaikan materi tersebut.

(4) Guru mengajukan pertanyaan.

(5) Setelah pertanyaan selesai guru langsung memberi ketukan diatas meja.

35 2. Manfaat Metode Mencongak

Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari mencongak, yaitu berkat keterampilan siswa melakukan perhitungan, maka daya berpikir siswa akan bertambah baik dan sekatan dalam menerima pertanyaan dari guru. Selain daya pikir, mencongak juga dapat mempertajam daya ingat siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecepatan dan ketelitian yang diperoleh melalui mencongak akan sangat bermanfaat bagi ketrampilan siswa di kelas menyelesaikan soal Matematika dan tidak memiliki ketergantungan dengan alat bantu hitung lagi.. 3. Kelebihan dan Kekurangan metode Mencongak

1) Kelebihan metode Mencongak dalam operasi hitung matematika sebagai berikut :

a. Bagi pengajar dapat menilai ketrampilan siswa dalam berhitung .

b. Membantu siswa menghitung cepat tanpa alat bantu (tabel perkalian dan kalkulator) atau media hitung seperti lidi dan manik-manik.

2) Kekurangan dari metode Mencongak dalam operasi hitung matematika seabagai berikut :

a. Bagi siswa yang lemah dalam mengingat atau menghafal akan kesulitan dalam melakukan hitung cepat.

36

b. Membatasi siswa untuk menggunakan media bantu hitung.

2) Tabel Perkalian 1 sampai 100 a. Pengertian Tabel Perkalian

Tabel perkalian adalah sebuah alat untuk menampilkan informasi dalam bentuk matrik, untuk memudahkan anak mempelajari perkalian atau menyelesaikan soal yang ada kaitannya dengan masalah yang ada pada tabel perkalian. Dalam pelajaran matematika sering kali banyak soal cerita yang selanjutnya cara pemecahan masalahnya dengan menggunakan tabel perkalian.

b. Media Tabel Perkalian.

Media tabel perkalian adalah sarana atau alat untuk menyampaikan informasi yang harus dihafal berupa tabel atau daftar yang berisi soal dan jawaban yang sudah ditulis penerima tinggal mengamati, mempelajari, dan memahami, serta menghafal soal dan jawaban yang sudah ada pada tabel tersebut.

c. Langkah-langkah Penggunaan Tabel Perkalian

Langkah-langkah penggunaan tabel perkalian adalah :

(1) Menunjang atau menampilkan tabel perkalian tersebut di papan tulis.

(2) Memberikan petunjuk kepada siswa cara menggunakan tabel perkalian tersebut.

37

(3) Menyuruh siswa untuk mengamati dan memahami serta serta menghafal perkalian tersebut.

(4) Menggunakan tabel perkalian untuk menyelesaikan soal matematika untuk menentukan hasil dari perkalian bilangan 1 sampai 100.

(5) Berikut contoh menentukan hasil perkalian bilangan 6 X 7 = 42

X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 6 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 7 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 8 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80 9 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90 10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 d. Perkalian Bilangan 1 sampai 100

1.Konsep Dasar Perkalian

Perkalian adalah penjumlahan berulang pada bilangan.

38 Gambar 2.1

Ada 3 piring yang berisi jeruk. Setiap piring berisi 6 buah jeruk.

Banyak jeruk seluruhnya dapat dihitung dengan cara.

6 + 6 + 6 = 18

Bentuk 6 + 6 + 6 menunjukkan penjumlahan angka 6 sebanyak 3 kali.

Jadi, 6 + 6 + 6 dapat ditulis menjadi perkalian 3 × 6 = 18.

d. Perkalian bilangan dasar 1 sampai 5.

Perkalian dengan bilangan dasar 1 sampai 5 Contoh : 3 x 5 = 15 6 x 6 = 36 4 x 2 = 8 1 x 9 = 9 2 x 7 = 14 5 x 8 = 40 Contoh soal cerita :

1) Didalam kelas terdapat 5 baris dan setiap baris berisi 3 siswa. Berapa jumlah siswa seluruhnya?

2) Rumah adit lantainya dipasang keramik dengan panjang ruangan 6 meter dan lebar ruangan 4 meter?

39

e. Mengenal sifat-sifat dalam perkalian 1. Sifat Pertukaran (Komutatif)

Meskipun letak kedua bilangan ditukar tempatnya, hasil perkalian tetap sama. Maka perkalian mempunyai sifat komutati atau pertukaran.

3 × 5 = 5 × 3

15 = 15

Jadi, 3 × 5 = 5 × 3

1) Sifat Pengelompokan (Asosiatif)

Menurut sifat pengelompokan pada perkalian, hasil perkalian akan tetap sama jika dikerjakan dari mana saja.

(2 × 3) × 5 = 2 × (3 × 5) 6 × 5 = 2 × 15

30 = 30

Jadi, (2× 3) × 5 = 2 × (3 × 5) 2) Sifat Penyebaran (Distributif)

Sifat ini digunakan untuk menguraikan suatu kalimat matematika.

3 × (10 + 5) = (3 × 10) + (3 × 5)

3 × 15 = 30 + 15

40

Jadi, 3 × (10 + 5) = (3 × 10) + (3 × 5)

3) Perkalian dengan angka 1 (satu).

Bilangan berapapun bila dikalikan dengan angka 1 hasilnya tetap bilangan itu sendiri.

Contoh :

6 X 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 6 1 X 11 = 1

4) Perkalian dengan angka nol (0)

Bilangan berapapun bila dikalikan dengan 0 maka hasilnya tetap 0, nol merupakan bilangan tidak ada angka. Contoh :

7 X 0 = 0 0 X 7 = 0

41 BAB III

Dokumen terkait