• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT OPERASI HITUNG PERKALIAN MENGGUNAKAN METODE MENCONGAK DAN TABEL PERKLIAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KUWARASAN 02 TAHUN 2014 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT OPERASI HITUNG PERKALIAN MENGGUNAKAN METODE MENCONGAK DAN TABEL PERKLIAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KUWARASAN 02 TAHUN 2014 - Test Repository"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT OPERASI HITUNG PERKALIAN MENGGUNAKAN

METODE MENCONGAK DAN TABEL PERKLIAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KUWARASAN 02

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : IKA MUSLIKAH

11510048

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT OPERASI HITUNG PERKALIAN MENGGUNAKAN

METODE MENCONGAK DAN TABEL PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KUWARASAN 02

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : IKA MUSLIKAH

11510048

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

 Selama ada keyakinan, semua akan menjadi mungkin  Hari ini berjuang, besok raih kemenangan

 Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tidak kenal putus asa

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

 Ayahanda tercinta Wasimin dan Ibunda tercinta Suminah kalian adalah segala-galanya bagiku didunia, terimakasih atas perjuangan kalian dengan penuh susah payah ditengah malam, yang tidak pernah mengeluh, serta kalimah do’a dan kasih sayangnya.

 Kakakku tercinta Rismiyati dan keluarga dan adikku tercinta Tria Aulia yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menimba ilmu selama dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini.

 Pamanku Lestariyo M.Pd.I dan Bibiku Ike Yulistiya WWS S.Pd yang selalu memberi motivasi dan semangat serta bantuan kepada penulis saat penulis membutuhkan.

 Keluarga besar makde dan maklek yang telah memdoakan dan memberikan nasehat demi suksesnya penulis mencapai cita-cita.

(8)

viii

 Teman-teman senasib seperjuangan terlebih untuk sahabatku kesana kemari Catur Ayu Pratiwi.

 Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2010, khususnya PGMI B, sebagai teman berbagi ilmu diperkuliahan dan teman canda tawa.

 Sahabat-sahabatku masa SMP dan masa Putih Abu-abu yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa

tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat -sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak

mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG SIFAT OPERASI HITUNG PERKALIAN MENGGUNAKAN

METODE MENCONGAK DAN TABEL PERKALIAN PADA SISWA

KELAS III DI SD NEGERI KUWARASAN 02” ini disusun untuk melengkapi

syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

pada Jurusan Tarbiyah di STAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana

serta banyak kekurangan.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Yang terhormat Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga.

(10)

x

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua program Studi PGMI.

4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan memberi petunjuk-petunjuk dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan segala pengetahuan dan bimbingan

selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala sekolah SD Negeri Kuwarasan 02 Bapak Sudarto S.Pd, beserta guru dan karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di SD Negeri Kuwarasan 02.

7. Siswa-siswi kelas III SD Negeri Kuwarasan 02 yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan.

8. Ayahanda Wasimin, Ibunda tercinta Suminah, kakak tercinta Rismiyati dan keluarga, adik tercinta Tria Aulia dan paman kebanggaanku Lestariyo, M.Pd.I dan keluarga yang telah mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

9. Yang tercinta teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, mudah-mudahan

mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amien. Serta proses yang

(11)
(12)

xii ABSTRAK

Muslikah, Ika. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Perkalian Menggunakan Metode Mencongak dan Tabel Perkalian Pada Siswa Kelas III SD Negeri Kuwarasan 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika Operasi Bilangan Bulat, Mencongak

Penelitian ini merupakan upaya peningkatan metode mencongak dan tabel perkalian dalam operasi hitung perkalian 1 sampai 100 pada pelajaran matematika kelas III SD Negeri Kuwarasan 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun 2014. Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah peningkatan keaktifan belajar siswa pada pelajaran matematika materi perkalian, (2) Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menerapkan metode mencongak dan tabel perkalian bilangan 1 sampai 100? Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan evaluasi tes dan pengamatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat metode mencongak dan tabel perkalian dalam meningkatkan hasil belajar Matematika materi Operasi Perkalian 1 sampai 100 dan pencapaian target KKM kelas pada siswa kelas III SD Negeri Kuwarasan 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas III yang berjumlah 11 orang yang terdiri dari siswa laki-laki yang berjumlah 7 orang dan siswa perempuan yang berjumlah 4 orang.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas terdiri dari 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil dari hasil soal post test, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus Presentase = Frekuensi : Jumlah siswa x 100.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui, dengan penggunaan metode mencongak pada pokok bahasan perkalian dengan hasil tiga angka mengalami peningkatan dengan KKM 61. Siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak 4 siswa atau 36,4%. Siklus II yang mencapai ketuntasan belajar sesuai KKM sebanyak 7 siswa atau 63,6%, ada peningkatan sebesar 27,2% dari siklus I. Pada Siklus III mencapai ketuntasan belajar sesuai KKM sebanyak 10 siswa atau 90,9% meningkat 27,3% dari siklus II.

(13)

xiii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... xi

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar BelakangMasalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Penelitian ... 7

E. Kegunaan Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

G. Metode Penelitian ... 12

1. Rancangan Penelitian ... 12

2. Subjek Penelitian ... 11

3. Langkah-Langkah ... 13

4. Instrumen Penelitian ... 15

5. Pengumpulan Data ... 16

6. Analisis Data ... 17

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 19

(14)

xiv

6. Pengertian Hasil Belajar ... 26

7. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 26

B. Matematika ... 30

1. Pengertian Matematika ... 30

2. Tujuan Belajar Matematika ... 31

C. Metode Mencongak dan Tabel Perkalian ... 31

1. Pengertian Metode ... 31

a. Metode Pembelajaran ... 31

b. Kedudukan Metode Pembelajaran ... 32

c. Mencongak ... 34

2. Tabel Perkalian ... 36

a. Pengertian Tabel Perkalian ... 36

b. Media Tabel Perkalian ... 36

c. Langkah-langkah Penggunaan Tabel Perkalian ... 36

d. Perkalian Bilangan 1 sampai 100 ... 37

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 41

A. Diskripsi Pelaksanaan Siklus ... 41

1. Siklus I ... 41

2. Siklus II ... 44

3. Siklus III ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Diskripsi Penelitian Per Siklus ... 51

1. Siklus I ... 51

2. Siklus II ... 54

3. Siklus III ... 57

(15)

xv

1. Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa ... 61

2. Siklus I ... 62

3. Siklus II ... 63

4. Siklus III ... 64

BAB V PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 Nilai Siswa Siklus I ... 52

TABEL 4.2 Nilai Siswa Siklus II ... 55

TABEL 4.3 Nilai Siswa Siklus III ... 58

TABEL 4.4 Nilai Siswa Hasil Rekapitulasi Siklus I-III... 61

TABEL 4.5 Data Rekapitulasi Ketuntasan Siswa ... 62

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah

Lampiran 2 Silabus Matematika Kelas 3

Lampiran 3 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Lampiran 4 Soal-Soal

Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 10 Surat Pembimbing

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Lampiran 12 Nilai SKK

(18)
(19)

1 BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi yang semakin maju ini, pendidikan sangat penting bagi anak-anak saat ini, pendidikan yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar yang harus dilalui oleh seorang siswa ataupun guru. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas (Djamarah, 1995: 88).

Berdasarkan peraturan pemerintah No.74 Tahun 2008, pada ketentuan umum pasal 1 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi pserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru harus mampu mengembnagkan diri dalam menguasai materi dan mampu dalam melihat serta menilai kinerjanya sendiri.

(20)

2

dituntut bagaimana mengembangkan kreatifitas guru dalam memecahkan masalah dan menghadapi peserta didik yang inovatif. Seorang guru harus mampu mendesain model pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa untuk mempelajari materi yang dianggap sulit, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan suatu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang menarik dan menumbuhkan minat dan motivasi belajar matematika yang dianggap menakutkan dan sulit. Selain itu, metode dan teknik berhitung yang diajarkan oleh guru kurang mendukungng peningkatan kemampuan siswa dalam berhitung. Padahal berhitung merupakan ilmu dasar dalam matematika yang harus dikuasai sebelum mempelajari sesuatu yang lebih rumit (Prasetyono, 2009:5-6).

Seorang siswa yang cerdas sekalipun bisa takut terhadap matematika (math phobia) dikarenakan adanya seorang guru yang mengatakan bahwa siswa tidak dapat mengerjakan hitungan matematika. Meskipun sebenarnya siswa itu mampu mngerjakannya, tapi ucapan itu secara tidak langsung membuat kepercayaan diri siswa hilang dan keinginan belajarnya menurun.

(21)

3

sekolahpun tang mereka sadari menggunakan ilmu dasar matematika, baik dalam bentuk penjumlahan, pengurangan, pembgaian dan perkalian. Untuk itu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik dari sekolah dasar untuk membekali mereka menuju pendidikan selanjutnya yang membutuhkan ketelitian dan pemikiran yang logis serta krnyataan kritis. Dengan adanya kenyataan itu sebagai seorang guru harus tanggap dalam masalah pembelajaran dengan menciptkan kegiatan belajar yang efektif dan penggunaan teknik belajar matematika yang menjadikan siswa tidak takut lagi dengan matematika.

Demikian pula dari pengamatan yang penulis lakukan pada tanggal 24 September 2014 pada pembelajaran Matematika dalam pembahasan materi “perkalian” pada awal pembelajaran yaitu kurikulum KTSP di SD Negeri Kuwarasan 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tahun 2014 yang jauh dari harapan pencapaian target KKM 61. Pada ulangan tentang perkalian kelas III dari 11 siswa yang mendapat nilai kurang dari standar ketuntasan sebanyak 7 siswa. Artinya, hanya 36,6% anak yang mencapai ketuntasan. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika kelas III SD Negeri Kuwarasan 02 belum berhasil. Hal ini terjadi dikarenakan guru kurang maksimal dalam mengajarkan perkalian dan tergantungnya siswa dengan alat bantu hitung lidi dalam melakukan hitung perkalian.

(22)

4

pembelajaran sehari-hari dengan menggunakan metode Mencongak dan Tabel Perkalian . Metode ini sangat bermanfaat bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan yaitu mengingat dan menghafal serta mengenalkan anak-anak berhitung secara abstrak nyata. Hal ini bisa dilakukan setiap hari melalui pertanyaan yang diberikan oleh guru sebagai metode belajar terutama berhitung. Dengan pelaksanaan yang kontinu (berkesinambungan, terus-menerus, dan berkelanjutan) di setiap pelajaran matematika, maka hasil yang diharapkan adalah siswa akan lebih mudah mengingat tentang perkalian dan lebih cepat dalam menghitung matematika. Tidak sekedar ingat dan hafal, tetapi dapat melekat yang sangat rekat dipikiran siswa, karena terbiasa. Selain itu penulis juga mengkombinasikan metode mencongak dengan tabel perkalian yang dilakukan secara berulang-ulang untuk membantu siswa dalam mengingat dan menghafal perkalian diluar kepala.

Hal-hal tersebut diatas mendorong peneliti untuk melaksanakan peneletian dengan judul skripsi PTK “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT OPERASI HITUNG

PERKALIAN MENGGUNAKAN METODE MENCONGAK DAN

TABEL PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI

KUWARASAN 02 KECAMATAN JAMBU KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2014. Karena menurut penulis metode

(23)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang ang diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah dengan metode mencongak dan tabel perkalian dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas III SD Negeri Kuwarasan 02, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Apakah dengan metode mencongak dan tabel perkalian dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas III SD Negeri Kuwarasan 02, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Tahun Pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Menurut rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan tujuan penelitian untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui metode mencongak dan tabel perkalian dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas III SD Negeri Kuwarasan 02, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Tahun Pelajaran 2014/2015?

(24)

6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis

Hipotesis kata lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesa adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesa adalah dugaan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Nazir, 1988:182).

Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar atau mungkin salah.

Hipotesis merupakan jawaban Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam penelitian ini adalah , dengan menggunakan metode mencongak dan tabel perkalian hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Kuwarasan 02, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang dapat mengalami peningkatan dan sesuai tujuan.

2. Indikator Keberhasilan

(25)

7

a) Ada peningkatan keaktifan siswa dalam penerapan metode Mencongak dan Tabel Perkalian.

b) Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus pertama ke siklus dua dan seterusnya hingga memenuhi kriteria ketuntasan minimal dalam pembelajaran matematika.

E. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan pendidik disekolah. Adapun berbagai manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar matematika pada sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan metode mencongak dan tabel perkalian terhadap siswa sekolah dasar sangat bermanfaat bagi siswa.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar Matematika siswa materi perkalian.

(26)

8

3) Membantu siswa untuk tidak tergantung dengan alat bantu hitung yang sering ditekankan oleh guru berupa lidi dan biji-bijian yang wajib dibawa.

b) Bagi Guru

1) Dapat dijadikan pedoman penggunaan metode pembelajaran yang mengasyikkan dan menarik untuk dipelajari.

2) Dengan penelitian ini guru dapat menambah pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas.

3) Guru mampu mendeteksi atau mengetahui kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi siswa dalam pembelajran sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat.

c) Bagi Sekolah

1) Sebagai masukan bagi guru dalam mengajarkan matematika pada sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat.

2) Sebagai salah satu cara/ide dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika melalui kegiatan bermain kartu.

F. Definisi Operasional

(27)

9 1. Peningkatan Hasil Belajar

Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Peningkatan hasil belajar merupakan suatu cara untuk mengukur sebuah keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajarn dan menghasilkan pemahaman, serta ketrampilan, kecerdasan dan perubahan-perubahan pada setiap individu. Indikator yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

a) Perhatian siswa terhadap model pembelajaran yang menarik untuk dikembangkan.

b) Keaktifan siswa dalam bertanya.

c) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.

(28)

10 2. Matematika

Matematika menurut Ruseffendi dalam (Heruman 2010:1) adalah bahasa symbol;ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000:102), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang deduktif.

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001:7) dalam Susanto (2013: 184).

3. Perkalian 1 sampai 100

Perkalian adalah menyatakan penggandaan. Perkalian adalah perbanyakan; hasil kali(Poerwadharminta, 2006 : 512).

(29)

11 G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Arikunto (2006) dalam (Suyadi, 2013:18) menjelaskan pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan

mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan meningkatkan mutu objek yang diamati (Suyadi, 2011:18).

Terdapat empat tahap yang digunakan secara sistematis dalam prosedur penelitian dan diterpkan dalam tiga siklus yaitu proses tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III. Adapan tahapan yang digunakan dalam setiap siklus yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).

2. Subjek Penelitian

(30)

12 3. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada semester awal tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri Kuwarasan 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang dimulai 23 September 2014 sampai dengan 22 Oktober 2014.

4. Langkah-langkah

Arikuntoro (2008:20) mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi; (a)Perencanaan (Planning), (b) Pelaksanaan (Action), (c)Pengamatan (Observation), (d) Refleksi (Reflection).

Gambar 2.1 Tahap-tahap PTK (Arikunto,2008:74) Pengamatan

Perencanaan Pengamatan Perencanaan

SIKLUS I

Pelaksanaan SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

Refleksi

(31)

13 a) Perencanaan (Planning)

Proses penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakn 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada tahap perencanaan dilaksanakan berdasarkan refleksi awal sebelum melakukan penelitian. Hasilnya dalam memahami tingkat penguasaan kompetensi siswa dalam pembelajaran siswa masih kurang. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan yang diawali dengan:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai dasar untuk membantu memecahkan permasalahan yang ditemukan dengan adanya perencanaan tindakan pembelajaran.

2) Menyusun lembar observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode Mencongak.

3) Menyusun soal/tes formatif untuk siswa. b) Tindakan (Action)

(32)

14 d) Pengamatan (Observation)

Tahapan ini penulis menggunakan pedoman observasi yang telah direncanakan dalam melaksanakan pengamatan pembelajara yaitu terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa. e) Refleksi (Reflection)

Pada tahapn ini untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya (Arikunto, 2008:80).

5. Instrumen Penelitian a) Lembar observasi

Observasi atau pengamatan langsung adalah pengambilan data secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu secara langsung menggunakan mata tanpa ada alat pertolongan standar lain(Nazir, 1988:212). Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran untuk menjawab pertanyaan dari guru secara cepat dan tepat. b) Tes tertulis

(33)

15

konten atau materi tertentu. Tes tertulis juga digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

6. Pengumpulan Data

Dalam penelitian Tindakan Kelas ini, menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a) Observasi

Melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa untuk mengetahui keaktifan siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mencongak.

b) Tes

Mengadakan tes atau pemberian evaluasi terhadap siswa melalui tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa mengenai materi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran menggunaakn metode Mencongak.

c) Dokumentasi

(34)

16 7. Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menganalisa data dengan menyusun dan mengolah data yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi. Adapun metode analisis data yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif. Untuk itu diperlukan dua analisis data pula. Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus-menerus pada saat penelitian sedang berlangsung hingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Data yang diperoleh diolah dengan mencari presentase tiap-tiap kegiatan dengan menggunakan rumus presentase (Sugiyono, 2010:43). Adapun rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

P = jumlah nilai dalam persen f = jumlah siswa

N = jumlah seluruh siswa

Sedangkan data yang bersifat kuantitatif, nilai ulangan harian siswa di analisis menggunakan rata-rata kemudian dikelompokkan sesuai tingkatan diatas rata-rata, dan dibawah rata-rata.

(35)

17 H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bagian awal meliputi: halaman judul, nota pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian inti meliputi:

BAB I pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan , kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(36)

18

pengertian tabel, fungsi tabel perkalian dan langkah-langkah penggunaan tabel perkalian.

BAB III Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini membahas tentang deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan meliputi diskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Tentang penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

(37)
(38)

19 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah pembentukan kebiasaan-kebiasaan secara otomatis. Belajar juga biasa diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar dan mengajar merupakan suatu proses yang mempunyai hubungan yang sangat erat dalam dalam dunia pengajaran antara peserta didik dengan guru.

Rusyan Tabarani dkk (1989:7) berpendapat, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Sedangkan, pendapat yang lebih modern ialah sebagai a change in behavior atau perubahan tingkah laku, seperti belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia belajar, sehingg tidak ada perubahan dan harus menggunakan cara lain.

(39)

20

antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Drs. Slameto dalam bukunya Djamarah (2011:13) merumuskan tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dari pengalaman individu dalam interaksi lingkungan secara keseluruhan yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotorik individu itu sendiri.

2. Ciri-ciri Belajar

Djamarah merumuskan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri belajar berikut:

a) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar

(40)

21

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika anak belajar musik, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menyukai music menjadi tertarik mendalami musik

b) Perubahan Belajar bersifat Positif dan Aktif

Perubahan belajar yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu itu sendiri. Sedangkan perubahan belajar yang positif artinya perubahan yang dimilki oleh individu untuk dikembangkan kearah yang lebih baik da berguna bagi kehidupan individu dan lingkungannya sendiri.

c) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

(41)

22

d) Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada tingkah laku yang benar-benar disadari.

e) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku . jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya. 3. Teori-teori belajar

Adapun teori-teori belajar yang dirumuskan oleh Djamarah (2011:17) dalam pembahasan berikut:

a) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

(42)

23 b) Teori Tanggapan

Teori tanggapan adalah suatu teor belajar yang menentang teori belajar yang dikemukakan oleh ilmu jiwa daya yang dikemukakan oleh Herbart yaitu teori ilmu jiwa daya tidak ilmiah. Sebab psikologi daya tidak dapat menerangkan kehidupan jiwa. Oleh sebab itu Herbart mengajukan teorinya, yaitu teori tanggapan. Menurutnya unsur jiwa yang paling sederhana adalah tanggapan.

c) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Gestalt adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian didahului oleh keseluruhan. Dalam belajar, menurut teori Gestalt yang terpenting adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat. d) Teori Conectionism (Thorndike)

Proses belajar menurut Thorndike melalui proses: 1) Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan). 2) Law of effect yang berarti bahwa segala tingkah laku yang

(43)

24 4. Tujuan Belajar

Menurut Sardiman (2009:26-28) tujuan belajar ada tiga jenis yaitu:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memperlukan suatu keterampilan yang berupa jasmani maupun rohani. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.

c. Pembentukan sikap

Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya.

Jadi, dari tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai individu yang baik.

5. Prinsip-prinsip Belajar

(44)

25

a. Prinsip belajar yang bersifat psikologis adalah:

a) Motivasi, diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.

b) Pengalaman, sendiri atau yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan daripada mengetahui dari kata orang lain.

c) Keingintahuan, merupakan kodrat manusia yang dapat menyebabkan manusia itu menjadi maju.

b. Prinsip belajar yang bersifat linguistik yang dirumuskan oleh Chaer dan Agustina dalam bukunya Djamarah (2011:71), sebagai berikut:

1) Mudah menuju sukar, artinya pemberian materi harus dimulai dari yang mudah kemudian diikuti dengan yang sukar atau yang lebih sukar.

2) Sederhana menuju kompleks, artinya bahan pelajaran harus dimulai dari yang sederhana, baru kemudian diikuti dengan yang kompleks.

3) Dekat menuju jauh, artinya pemberian materi pelajaran harus dimulai dari yang ada didekat anak didik, bau kemudian berangsur-angsur menuju yang agak jauh atau yang jauh.

(45)

26

dari yang mudah menuju sukar, sederhana menuju kompleks dan dekat menuju jauh dalam memperoleh ilmu.

6. Pengertian Hasil Belajar

Berdasarkan konsep belajar diatas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek belajar, afektif, psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar(Susanto, 2013:5).

Hasil belajar dapat diartikan juga sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari tes mengenal sejumlah pelajaran tertentu.

Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar dan siswa dianggap berhasil dalam belajar setelah mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

(46)

27 a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi; kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal merupakan factor yang bersumber dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dalam bukunya Susanto, (2003:15) Russefendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kedalam sepuluh macam yaitu:

1) Kecerdasan Anak

(47)

28

2) Kesiapan atau Kematangan Anak

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkemabangan dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana sangat menentukan keberhasilan dalam belajar.

3) Bakat Anak

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang.

4) Kemauan Belajar

Keengganan siswa untuk belajar disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.

5) Minat Anak

Minat berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu pada seseorang. 6) Model Penyajian Materi

(48)

29

menyenagkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.

7) Pribadi dan Sikap Guru

Kepribadian sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru sikap guru yang aktif dan kreatif. Pribadi sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh kasih saying, membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat marah, tanggap terhadap keluhan atau kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan penilaian yang objektif, rajin, disiplin, bekerja penuh dedikasi dan penuh tanggung jawab dalam segala tindakan yang ia lakukan.

8) Suasana Belajar

Faktor lain yang menentukan keberhasilan belajar adalah suasana belajar yang tenang, terjadinya dialog yang kritis Antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang diantara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara maksimal dan sesuai tujuan belajar. 9) Kompetensi Guru

(49)

30

yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya. 10) Kondisi Masyarakat

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku yang dapat memberikan pengaruh belajar individu itu sendiri.

B. Matematika

1. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam

bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001:7) dalam Susanto (2013:).

(50)

31 2. Tujuan Belajar Matematika

Tujuan pembelajaran matematika disekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika.

Tujuan pembelajaran Matematika secara khusus di sekolah dasar, sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas dalam bukunya Susanto (2013:189) sebagai berikut :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konase, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika.

c. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

d. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

C. Metode Mencongak dan Tabel Perkalian

1. Metode Mencongak a. Pengertian Metode

(51)

32

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Syaiful Bahri Jamarah, 1995:72).

b. Kedudukan Metode Pembelajaran

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan bagi kegiatan belajar mengajar.

Kedudukan metode belajar mengajar menurut Djamarah dan Dzain (2006: 72-75) adalah sebagai berikut:

1. Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

(52)

33

2. Metode sebagai Strategi Pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai. Untuk itu guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan . salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. 3. Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.

(53)

34

tujuan pengajaran serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.

c. Mencongak

Mencongak adalah metode menghitung di luar kepala, dengan ingatan saja dan siswa cukup menuliskan hasilnya (Isbah Khoiri, http:// isbahkhoiri.blogspot.com/diakses pada 2/02/2013).

Mencongak adalah menghitung di luar kepala tanpa menggunakan alat bantu dan langsung menuliskan hasilnya dengan waktu terbatas dan ketukan atau perintah dari guru. Materi yang digunakan untuk kegiatan mencongak adalah materi yang telah dihafal oleh siswa, dan pelaksanaannya dalam waktu yang relatif singkat.

1. Langkah-langkah pembelajaran mencongak

(1) Guru mengenalkan bentuk perkalian dasar 1-10.

(2) Siswa diminta mengingat dan menghafal perkalian 1-10 terlebih dahulu.

(3) Berilah waktu yang cukup untuk menyelesaikan materi tersebut.

(4) Guru mengajukan pertanyaan.

(5) Setelah pertanyaan selesai guru langsung memberi ketukan diatas meja.

(54)

35 2. Manfaat Metode Mencongak

Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari mencongak, yaitu berkat keterampilan siswa melakukan perhitungan, maka daya berpikir siswa akan bertambah baik dan sekatan dalam menerima pertanyaan dari guru. Selain daya pikir, mencongak juga dapat mempertajam daya ingat siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecepatan dan ketelitian yang diperoleh melalui mencongak akan sangat bermanfaat bagi ketrampilan siswa di kelas menyelesaikan soal Matematika dan tidak memiliki ketergantungan dengan alat bantu hitung lagi.. 3. Kelebihan dan Kekurangan metode Mencongak

1) Kelebihan metode Mencongak dalam operasi hitung matematika sebagai berikut :

a. Bagi pengajar dapat menilai ketrampilan siswa dalam berhitung .

b. Membantu siswa menghitung cepat tanpa alat bantu (tabel perkalian dan kalkulator) atau media hitung seperti lidi dan manik-manik.

2) Kekurangan dari metode Mencongak dalam operasi hitung matematika seabagai berikut :

(55)

36

b. Membatasi siswa untuk menggunakan media bantu hitung.

2) Tabel Perkalian 1 sampai 100 a. Pengertian Tabel Perkalian

Tabel perkalian adalah sebuah alat untuk menampilkan informasi dalam bentuk matrik, untuk memudahkan anak mempelajari perkalian atau menyelesaikan soal yang ada kaitannya dengan masalah yang ada pada tabel perkalian. Dalam pelajaran matematika sering kali banyak soal cerita yang selanjutnya cara pemecahan masalahnya dengan menggunakan tabel perkalian.

b. Media Tabel Perkalian.

Media tabel perkalian adalah sarana atau alat untuk menyampaikan informasi yang harus dihafal berupa tabel atau daftar yang berisi soal dan jawaban yang sudah ditulis penerima tinggal mengamati, mempelajari, dan memahami, serta menghafal soal dan jawaban yang sudah ada pada tabel tersebut.

c. Langkah-langkah Penggunaan Tabel Perkalian

Langkah-langkah penggunaan tabel perkalian adalah :

(1) Menunjang atau menampilkan tabel perkalian tersebut di papan tulis.

(56)

37

(3) Menyuruh siswa untuk mengamati dan memahami serta serta menghafal perkalian tersebut.

(4) Menggunakan tabel perkalian untuk menyelesaikan soal matematika untuk menentukan hasil dari perkalian bilangan 1 sampai 100.

(5) Berikut contoh menentukan hasil perkalian bilangan 6 X 7 = 42

X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40

5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

6 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60

7 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70

8 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80

9 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90

10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

d. Perkalian Bilangan 1 sampai 100 1.Konsep Dasar Perkalian

Perkalian adalah penjumlahan berulang pada bilangan.

(57)

38 Gambar 2.1

Ada 3 piring yang berisi jeruk. Setiap piring berisi 6 buah jeruk.

Banyak jeruk seluruhnya dapat dihitung dengan cara.

6 + 6 + 6 = 18

Bentuk 6 + 6 + 6 menunjukkan penjumlahan angka 6 sebanyak

3 kali.

Jadi, 6 + 6 + 6 dapat ditulis menjadi perkalian 3 × 6 = 18.

d. Perkalian bilangan dasar 1 sampai 5.

Perkalian dengan bilangan dasar 1 sampai 5

Contoh :

3 x 5 = 15

6 x 6 = 36

4 x 2 = 8

1 x 9 = 9

2 x 7 = 14

5 x 8 = 40

Contoh soal cerita :

1) Didalam kelas terdapat 5 baris dan setiap baris berisi 3 siswa.

Berapa jumlah siswa seluruhnya?

2) Rumah adit lantainya dipasang keramik dengan panjang

ruangan 6 meter dan lebar ruangan 4 meter?

(58)

39

e. Mengenal sifat-sifat dalam perkalian

1. Sifat Pertukaran (Komutatif)

Meskipun letak kedua bilangan ditukar tempatnya, hasil

perkalian tetap sama. Maka perkalian mempunyai sifat komutati

atau pertukaran.

3 × 5 = 5 × 3

15 = 15

Jadi, 3 × 5 = 5 × 3

1) Sifat Pengelompokan (Asosiatif)

Menurut sifat pengelompokan pada perkalian, hasil

perkalian akan tetap sama jika dikerjakan dari mana saja.

(2 × 3) × 5 = 2 × (3 × 5)

6 × 5 = 2 × 15

30 = 30

Jadi, (2× 3) × 5 = 2 × (3 × 5)

2) Sifat Penyebaran (Distributif)

Sifat ini digunakan untuk menguraikan suatu kalimat

matematika.

3 × (10 + 5) = (3 × 10) + (3 × 5)

3 × 15 = 30 + 15

(59)

40

Jadi, 3 × (10 + 5) = (3 × 10) + (3 × 5)

3) Perkalian dengan angka 1 (satu).

Bilangan berapapun bila dikalikan dengan angka 1

hasilnya tetap bilangan itu sendiri.

Contoh :

6 X 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 6

1 X 11 = 1

4) Perkalian dengan angka nol (0)

Bilangan berapapun bila dikalikan dengan 0 maka

hasilnya tetap 0, nol merupakan bilangan tidak ada angka.

Contoh :

7 X 0 = 0

(60)
(61)

41 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Diskripsi Pelaksanaan Siklus

Dalam pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan 3 siklus penelitian yang masing-masing dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Gambaran pelaksanaan ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut: 1. Siklus I

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 27 September 2014 dan terdiri dari empat tahap, yaitu:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus I meliputi:

1) Penentuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian dilaksanakan.

(62)

42 b. Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 September 2014 penelitian siklus I sudah menggunakan metode mencongak.

Tahap-tahap yang dilakukan adalah: 1) Kegiatan Awal

a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. b) Guru mengabsensi siswa.

c) Guru mengadakan Tanya jawab.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan tentang konsep perkalian bilangan.

b) Guru menjelaskan cara membaca tabel perkalian bilangan dasar 1 sampai 5.

c) Guru melakukan tanya jawab tentang perkalian dan konsep perkalian.

d) Siswa membaca tabel perkalian didepan teman-temannya. e) Siswa melakukan latihan secara berulang-berulang secara

kontinu. 3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberi penekanan terhadap materi untuk mengetahui daya serap belajar.

(63)

43

d) Guru memberikan penilaian dan penyimpulan pembelajaran. e) Guru memberi motivasi belajar menghafal perkalian bilangan

1 sampai 50 dan mengakhiri pelajaran.

f) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup.

c. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi/ pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:

1) Mengamati tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.

2) Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk mengamati aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil pengamatan situasi kelas atau pembelajaran dan perbandingan atau peningkatan nilai post test dibanding nilai sebelum menggunakan metode mencongak.

(64)

44

1) Pelaksanaan post test belum sesuai dengan yang diharapkan, karena perhatian siswa belum sepenuhnya terfokus pada pembelajaran.

2) Siswa belum bisa menyelesaikan soal dengan cara mencongak. 3) Kemampuan siswa untuk memahami materi juga belum

maksimal, sehingga guru harus mengulang-ngulang materi. Meskipun demikian pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan atau peningkatan yaitu dalam hal:

1) Siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran bisa mengerti tentang materi yang diajarkan.

2) Beberapa siswa ada yang bertanya tentang hal-hal yang ada hubungannya dengan materi.

Dari hal tersebut di atas maka yang akan peneliti perhatiakn dan perbaiki pada siklus kedua adalah: mengupayakan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajarn yang diharapkan agar pemahaman dan hasil belajar siswa lebih meningkat.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II meliputi:

(65)

45

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian dilaksanakan.

3) Penyiapan sarana dan media pembelajaran, yaitu tabel perkalian 1-10 dan buku paket matematika kelas III.

b. Pelaksanaan 1) Kegiatan awal

a) Guru mengucapkan salam.

b) Guru menanyakan kabar dan mengabsensi siswa.

c) Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum pelajaran dimulai.

d) Guru bernyanyi bersama untuk menarik siswa ”dua kali dua sama dengan empat, empat kali dua sama dengan 8, dst”.

e) Guru mengadakan Tanya jawab dengan menjawab cepat. f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan tentang konsep perkalian bilangan.

b) Guru melakukan tanya jawab tentang perkalian dan konsep perkalian

c) Siswa mengerjakan soal tanpa melihat tabel perkalian

(66)

46 4) Kegiatan Akhir

a) Guru memberi penekanan terhadap materi untuk mengetahui daya serap belajar.

b) Guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis. c) Siswa mengerjakan post test.

d) Guru memberikan penilaian dan penyimpulan pembelajaran. e) Guru memberi motivasi belajar menghafal perkalian bilangan

1 sampai 50 dan mengakhiri pelajaran.

f) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup.

c. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi/ pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:

1) Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode mencongak pada mata pelajaran Matematika 2) Mengamati tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan

pembelajaran.

(67)

47 d. Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil pengamatan kelas dan hasil nilai post test. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, pada siklus kedua peneliti menemukan cukup ada peningkatan dalam pembelajaran Matematika melalui penerapan metode Mencongak pada siswa kelas III SD Negeri Kuwarasan 02.

1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat walaupun tidak maksimal.

2) Perhatian siswa cukup mengalami peningkatan.

3) Penerapan metode mencongak mengalami peningkatan meskipun belum maksimal..

Berdasarkan hal diatas, maka hal-hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus ketiga adalah:

1) Meningkatkan pengelolaan kelas.

2) Meningkatkan penguasaan konsep siswa terhadap materi.

3) Meningkatkan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Mencongak.

3. Siklus III

a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus III meliputi:

(68)

48

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian dilaksanakan.

3) Penyiapan sarana dan media pembelajaran, yaitu tabel perkalian 1-25.

b. Pelaksanaan 1) Kegiatan awal

a) Guru mengucapkan salam.

b) Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum pelajaran dimulai.

c) Guru bernyanyi untuk menarik siswa ”dua kali dua, sama dengan

empat. Empat dikali 2 sama dengan delapan, pelajaran matematika

memang menyenangkan”.

d) Guru mengadakan Tanya jawab cepat. e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan tentang konsep perkalian bilangan.

b) Guru menjelaskan cara membaca tabel perkalian bilangan dasar kelipatan 10.

c) Guru melakukan tanya jawab tentang perkalian dan sifat-sifat perkalian bilangan.

d) Guru menjelaskan cara membaca tabel perkalian dasar kelipatan 10.

(69)

49

f) Guru memberikan pertanyaan secara kontinu kepada siswa tentang perkalian untuk dijawab secara langsung.

g) Siswa melakukan latihan secara berulang-berulang secara kontinu kepada teman-temannya.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa hal-hal yang belum diketahui siswa mengenai hasil perkalian kelipatan 1 sampai 10.

b) Guru mengadakan post tes.

c) Guru mengakhiri KBM dengan salam. c. Observasi

Berdasarkan lembar pengamatan yang dilakukan guru kolaborator, di siklus ketiga ini terdapat peningkatan prestasi belajar yang maksimal, siswa juga sudah paham dan mengenal langkah-langkah pembelajaran dengan metode mencongak sehingga siswa sudah perhatian dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga kondisi kelas sudah kondusif dan siswa aktif dan gembira dalam mengikuti pembelajaran.

d. Refleksi

(70)

50

peningkatan yang maksimal dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas III SD Negeri Kuwarasan 02 sebagai berikut:

1) Siswa sudah seluruhnya aktif dan semangat dalam pembelajaran Matematika dan suasana kelas sudah terkontrol.

(71)
(72)

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus

1. Siklus I

a. Data Hasil Pengamatan

(73)

52

Tabel 4.1.

Hasil Tes Formatif pada Siklus I

No Nama Nilai Ketuntasan

Tuntas Tdk Tuntas

1 AH 65 

2 ES 55 

3 JH 50 

4 LA 100 

5 MS 40 

6 MN 50 

7 RH 50 

8 SI 50 

9 VS 65 

10 EW 75 

11 FA 60 

Jumlah 660 4 7

Rata-rata 60

Presentase 36,36% 63,64%

(74)

53

dari 4 siswa atau 36.6%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 63,64%. .

b. Refleksi

Penerapan metode mencongak pada siklus I masih sangat kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan tidak fokusnya siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:

(1) Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena guru menggunakan metode pembelajaran mencongak yang jarang diberikan kepada siswa. Jadi, guru masih canggung saat penyajian materi dengan metode.

(2) Siswa belum dapat menyelesaikan materi perkalian dengan berhitung cepat, dikarenakan mereka terbiasa menyelesaikan perkalian dengan cara menggunakan media hitung lidi dan tuntunan dari guru.

(3) Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar ketuntasan, hal ini dikarenakan belum paham materi yang disampaikan oleh guru

(75)

54

(ketuntasan kelas). Hal ini harus dijadikan bahan pembenahan dalam pelaksanaan siklus II.

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, dari 11 siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini dikarenakan selain metode pembelajaran yang baru dikenal ternyata banyak siswa yang menganggap bahwa mencongak pada pembelajaran Matematika sangat sulit dan terlalu cepat. Tetapi siswa sangat antusias dan berharap pembelajaran dengan penerapan metode Mencongak dilanjutkan keesokan harinya lagi.

2. Siklus II

a. Data Hasil Pengamatan

Siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2014 di SD Negeri Kuwarasan 02. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap ketuntasan belajar kelas III SD Negeri Kuwarasan 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tahun 2014 selama pelaksanaan pada siklus II, maka diperoleh data sebagai berikut:

(76)

55

Tabel 4.2

Hasil Tes Formatif pada Siklus II

No Nama Nilai Keterangan Tuntas Tdk Tuntas

1 AH 60 

2 ES 80 

3 JH 75 

4 LA 100 

5 MS 50 

6 MN 90 

7 RH 60 

8 SI 60 

9 VS 80 

10 EW 80 

11 FA 75 

Jumlah 810 7 4

Rata-rata 73,64

Presentase 63,64% 36,36%

(77)

56

dari 7 siswa atau 63.64%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 36,36%. Artinya, ada peningkatan dari siklus I terhadap siklus II.

b. Refleksi

Pada siklus II ini siswa mulai memperhatikan dan tertarik dibandingkan pada siklus I, hal ini dikarenakan guru melaksanakan pembelajaran matematika dengan cara Mencongak dan pengulangan tabel perkalian secara maksimal. Mulai dari menyiapkan perlengkapan pembelajaran yang diperlukan dan penyampaian materi pelajaran Matematika dengan menggunakan metode Mencongak. Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada siklus II didapatkan hasil sebagai berikut:

(1) Siswa tidak lagi merasa terbebani karena diminta guru untuk memahami materi dengan cara membaca tabel perkalian dan berhitung cepat, hal ini dikarenakan mereka sudah mengerti pentingnya berhitung cepat dan berulang untuk bisa menjawab pertanyaan dari guru.

(2) Siswa sudah banyak yang memperhatikan instruksi guru dan suasana kelas dalam pembelajaran sudah mulai efektif

(78)

57

(4) Guru tidak mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran dengan Mencongak dan pengulangan tabel perkalian karena belajar memahami manfaat dan tujuan mencongak dari pengalaman pelaksanaan siklus I.

Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan baik. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Terbukti dari 11 siswa, 7 siswa (63,64%) tuntas dan 4 siswa (36,36%) tidak tuntas.artinya, ada peningkatan prestasi siswa dalam hasil belajar siswa. Meskipun sudah 50% lebih siswa yang tuntas dalam mengikuti tes formatif pada siklus II akan tetapi nilai yang diperoleh belum cukup memuaskan dan belum mencpai ketentuan dari pemerintah sebesar 85%, sehingga perlu diadakan Siklus III.

3. Siklus III

a. Data Hasil Pengamatan

(79)

58

Adapun dari hasil tes formatif pada siklus III ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Hasil Tes Formatif pada siklus III

No Nama Nilai Keterangan

Tuntas Tidak tuntas

1 AH 95 

2 ES 100 

3 JH 90 

4 LA 100 

5 MS 60 

6 MN 100 

7 RH 70 

8 SI 85 

9 VS 90 

10 EW 85 

11 FA 80 

Jumlah 955

Rata-rata 86,81

(80)

59

Pada siklus III semua siswa fokus dan memperhatikan materi pembelajaran yang disimpulkan guru, hal ini dikarenakan guru melaksanakan pembelajaran Mencongak dan pengulangan tabel perkalian yang dilaksanakan pada siklus III sudah tidak asing lagi bagi siswa. Hal itu dapat dilihat dari pengamatan peneliti yang mengamati perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan mencongak. Dari pengamatan diperoleh bahwa 100% siswa sudah fokus dalam mengikuti pembelajaran matematika materi perkalian dengan metode Mencongak dan pengulangan tabel perkalian.

b. Refleksi

(81)

60

Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada siklus III didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran Mencongak

b. Sebagian besar siswa sudah fokus dalam mengikuti jalannya pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode Mencongak

c. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab pertanyaan dari guru ketika pembelajaran dengan metode Mencongak dalam operasi hitung perkalian.

d. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes formatif, ada 3 siswa yang menjawab soal benar semua.

(82)

61 B. Pembahasan

1. Hasil Rekapitulasi

Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi berikut ini:

Hasil rekapitulasi hasil (prestasi siswa) belajar Matematika melalui metode Mencongak, tabel pekalian dan pengulangan perkalian.

Tabel 4.4.

Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Semua Siklus

No Nama Siklus I Siklus II Siklus III

1 AH 65 60 95

2 ES 55 80 100

3 JH 50 75 90

4 LA 100 100 100

5 MS 40 50 60

6 MN 50 90 100

7 RH 50 60 70

8 SI 50 60 85

9 VS 65 80 90

10 EW 75 80 70

11 FA 60 75 75

(83)

62

Tabel 4.5.

Hasil Rekapitulasi Tentang Ketuntasan Siswa

(84)

63

Dari 11 siswa terdapat 7 siswa (36,36%)yang belum tuntas belajar, sedangkan siswa yang tuntas ada 4 siswa (63,64%) dengan rata-rata keseluruhan 60. Keempat siswa yang meraih nilai tuntas yaitu Ahid Ramadlani, Lisa Adati Lava iva, Vivi Saputri dan Eky Wulandari. Ke empat siswa tersebut sangat antusias dan semangat dalam memperhatikan pembelajaran sehingga mereka paham dan terbiasa belajar berhitung tanpa alat bantu hitung.

3. Siklus II

Pada siklus II ini jumlah siswa yang kurang memperhatikan sudah berkurang jika dibandingkan dengan Siklus I, hal ini dikarenakan siswa mulai mengenal metode Mencongak dan guru mulai melakukan pengulangan tabel perkalian untuk menambah daya ingat anak dan menghafal.

(85)

64

Menurut pandangan dan wawancara nilai mereka meningkat dan memenuhi KKM pada siklus II ini, didukung oleh:

a. Motivasi yang diberikan oleh guru

b. Siswa menganggap metode Mencongak sangat diperlukan karena membantu mereka tidak tergantung lagi dengan alat bantu hitung. c. Siswa mulai paham dengan metode pembelajaran Mencongak dan

dibantu dengan model pengulangan perkalian untuk memudahkan siswa.

d. Siswa juga mulai merasakan pembelajaran Matematika yang tidak bosan dan ribet seperti kegiatan belajar sehari-hari sbelumnya (saat belajar berhitung selalu menggunakan alat bantu hitung lidi yang jumlahnya tidak sedikit dan harus membawa dari rumah).

4. Siklus III

Gambar

Gambar 2.1 Tahap-tahap PTK (Arikunto,2008:74)
Tabel 4.1.
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pelitian ini menunjukkan hasil belajar kognitif sebelum tindakan sebanyak 10 ( 44% ) siswa tuntas, setelah dilakukan tindakan dengan model pembelajaran

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu bagaimana model pembelajaran matematika realistik berbasis teori Bruner dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkah-langkah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan bagi dunia pendidikan, utamanya dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar yang kreatif khususnya dalam

Tujuan penelitian untuk mengetahui penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan media gambar dan alat peraga uang dalam meningkatkan hasil belajar

Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi yang digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai peningkatan minat dan hasil belajar

Institus Agama Islam Negeri (IAIN) salatiga. Kata Kunci : Gasing, Hasil Belajar, Operasi Hitung Perkalian. Banyak siswa MI khususnya MI Gondoriyo yang menganggap matapelajara

Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 5 raman aji kecamatan raman utara. Berdasarkan observasi diperoleh bahwa pada