• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian Dengan Pendekatan Gasing Pada Siswa Kelas IVa MI Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian Dengan Pendekatan Gasing Pada Siswa Kelas IVa MI Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN PENDEKATAN GASING PADA SISWA

KELAS IVA MI GONDORIYO KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

AMIK MAYASARI NIM : 115-12-085

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN PENDEKATAN GASING PADA SISWA

KELAS IVA MI GONDORIYO KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

AMIK MAYASARI NIM : 115-12-085

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Barang siapa yang memajukan dirinya dengan mempelajari pelajaran

berhitung sedini mungkin dalam kehidupannya, maka dia akan menjadi orang yang jujur dan benar. Sebab dalam berhitung terdapat suatu dasar yang benar dan membutuhkan suatu kedisiplinan (tepat waktu) dalam

bekerja(Didi Haryono).

 Bahasa matematika adalah bahasa yang cermat, demikian cermatnya

sehingga sering membingungkan orang-orang yang tidak memahami bentuk-bentuknya (Morris Kline).

PERPSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua yang memotivasi saya untuk selalau menjadi kebanggaan.

2. Adikku Agil Gunawan, semoga ini bisa menjadi motivasi untuk mu.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas ridho dan hidayah-Nya

penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Dalam penulisan

skripsi ini tentulah tidak terlepas dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan

ini penulis akan mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Peni Susapti, M. Si. selaku ketua jursan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

4. Ibu Miftahur Rif’ah Machmud, M. Ag. Selaku dosen Pendamping akademik

yang telah membimbing saya sampai dengan semester akhir.

5. Bapak Wahidin, S.Pd.I., M. Pd selaku dosen pembimbing dalam pengerjaan

skripsi.

6. Bapak M. Irkham. M. Pd. I. selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo.

7. Bapak serta Ibu guru MI Gondoriyo yang telah membantu pelaksanaan

penelitian.

8. Kedua orang tua yang selalu menjadi pendorong saya untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman yang selalu berjuang bersama dan saling menguatkan.

10.Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini sehingga skripsi

(9)

Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT

menerima amal kita semua dan membalasnya dengan segala kemurahan-Nya.

Aamiin.

Tidak Ada Gading Yang Tak Retak, begitu juga dengan penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan

skripsi ini akan penulis terima dengan rasa ikhlas. Dan akhirnya semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis, dan pembaca. Aamiin yaa robbal ‘alamiin...

Salatiga, 12 Agustus 2016

Penulis

(10)

ABSTRAK

Amik Mayasari. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi

Hitung Perkalian Dengan Pendekatan Gasing Pada Siswa Kelas IVa MI

Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

2016/2017.Skripsi. Institus Agama Islam Negeri (IAIN) salatiga.

Pembimbing: Wahidin, S. Pd. I., M. Pd.

Kata Kunci : Gasing, Hasil Belajar, Operasi Hitung Perkalian.

Banyak siswa MI khususnya MI Gondoriyo yang menganggap matapelajara matematika itu sulit, terutama pada materi operasi hitung perkalian. Hal itu menyebabkan nilai mata pelajaran matematika masih rendah terutama materi operasi hitung perkalian. Untuk itu peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan gasing untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas IVA MI Gondoriyo.

Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan

pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting,

melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran matematikamaterioperasihitung perkalian. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan.Pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan tes

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Sampul ... i

Lembar Berlogo ... ii

Judul ... iii

Persetujuan Pembimbing ... iv

Pengesahan Kelulusan ... v

Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi

Motto Dan Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... ix

Abstrak ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Dan Indikator Keberhasilan ... 6

(12)

G. Metode Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil Belajar ... 21

1. Pengertian Belajar ... 21

2. Pengertian Hasil Belajar ... 22

3. Konsep Belajar ... 22

4. Tujuan Belajar ... 24

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ... 25

B. Matematika ... 30

1. Hakikat Matematika... 30

2. Pengertian Matematika ... 30

3. Tahapan Dalam Belajar Matematika ... 32

4. Tujun Pembelajaran Matematika ... 33

5. Perkalian... 34

C. Pendekatan gasing ... 35

1. Pengertian Pendekatan gasing ... 35

2. Kelebihan pendekatan gasing ... 37

3. Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan gasing ... 38

4. Implikasi Penerapan Pendekatan gasing (perkalian dari depan) ... 40

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Gondoriyo ... 44

(13)

2. Letak Geografis Madrasah ... 45

3. Data Ruang ... 45

4. Warga Sekolah ... 46

5. Visi Misi MI Gondoriyo ... 48

B. Diskripsi Pra Siklus ... 49

C. Diskripsi Siklus I ... 49

1. Perencanaan ... 49

2. Tindakan... 50

3. Observasi ... 51

4. Refleksi ... 52

D. Diskrpsi Siklus II ... 52

1. Perencanaan ... 52

2. Tindakan... 53

3. Observasi ... 54

4. Refleksi ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 56

1. Standar Pencapaian KKM ... 56

2. Pra siklus ... 57

3. SiklusI ... 57

(14)

1. Hasil Rekapitulasi ... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 73

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Guru dan Pegawai MI Gondoriyo

Tabel 1.2 Data Kondisi Siswa 10 Tahun Gerakhir MI Gondoriyo

Tabel 2.1 Hasil post test siklus I

Tabel 2.2

Tabel 2. 3

Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Data peningkatan pencapaian KKM Siklus I

Tabel 3.1 Hasil post test siklus II

Tabel 3. 2

Tabel 3. 3

Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Data peningkatan pencapaian KKM Siklus II

Tabel 4.1 Rekapitulasi Perbandingan Siklus I Dan Siklus II

Tabel 4.2 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Hasil pengerjaan siswa soal pree test

Hasil pengertjaan siswa soal post test

Lampiran 9 Foto Kegiatan Belajar

Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

Lampiran 11 Lembar Bimbingan Skripsi

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan zaman sekarang ini tentulah tidak lepas dengan

kemajuan teknologi yang membuat manusia mau tidak mau harus mau

belajar untuk mengejar perkembangan tersebut. Salah satu cara untuk

memenuhi tuntutan zaman adalah dengan menempuh jalur pendidikan.

Telah diakui dunia bahwa pendidikan yang memegang peran penting

dalam menyiapkan sumber daya manusia dengan hasil yang berkualitas

tinggi. Di negara maju matematika menjadi tolakukur atas keberhasilan

suatu pendidikan. Beberapa cara dilakukan untuk mewujudkan pendidikan

matematika yang berhasil, misalnya dengan didirikan museum

matematika. Itu dilakukan untuk memotivasi putra-putri bangsa supaya

gemar belajar matematika.

Di Indonesia matematika merupakan salah satu mata pelajaran

yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan

menengah. Kebanyakan ilmu yang ada pasti menggunakan matematika

sebagai dasarnya, seperti fisika, kimia, bahkan senimusik pun

menggunakan dasar ilmu matematika, oleh sebab itu ilmu matematika

sering disebut-sebut sebagai ratunya ilmu.

(18)

memahami bahwa matematika itu penting untuk masa sekarang dan masa

depan.Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan

sarana berpikir logis dan raelistis di masa dewasa nanti, ini menjadi alasan

pentingnya belajar matematika.

Menurut Susanto (2013:183) belajar matematika merupakan suatu

syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena

dengan belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif

dan aktif. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi

simbol-simbol, maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu

sebelum memanipulasi simbol-simbol itu

Pada usia siswa sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun),

menurut teori kognitif Piaget termasuk pada tahap operasional konkret.

Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar

pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang

bersifat abstrak, karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah

untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya (Susanto,

2013:184).

Bagi guru mengajarkan matematika kepada siswa bukanlah hal

yang mudah, karena fakta menunjukan bahwa siswa mengalami kesulitan

mempelajari matematika. Bahkan tidak sedikit siswa yang ketakutatan

memasuki jam pelajaran matematika. Padahal matematika ada, tidak untuk

ditakuti, melainkan untuk dipahami dan dijadikan bekal masa dewasa

(19)

matematika murni, yakni bagian dari matematika yang telah dipilih

berdasarkan kepentingan pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan

dan IPTEK, yaitu matematika yang dapat merangsang cara berpikir

menalar, dan membentuk kepribadian siswa.

Seperti yang kita pahami bahwa metematika adalah ilmu yang

memiliki sifat khusus, diantaranya bersifat abstrak, menggunakan

lambang-lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehiduan

sehari-hari dan proses berpikir yang dibatasi aturan-aturan ketat. Untuk itu

mengajarkna matematika di SD/MI pada khususnya perlu melakukan

pembelajaran dengan cara melihat, merasakan dan melakukan dengan

tangan siswa. Cara ini bisa dilakukan dengan menggunakan strategi,

metode dan media pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran juga

diperlukan komunikasi dua arah supaya hasil belajar bisa optimal. Dengan

begitu siswa menjadi pandai memecahkan masalah matematika serta

pandai berhitung secara tepat. Ketika mencapai keadaan sedemikian maka

hasil belajar siswa bisa meningkat, dan mampu mencapai KKM.

Menurut Djahiri dalam proses pembelajaran prinsip utamanya

adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi

siswa dan kebermaknaanya bagi diri dan kehidupannya saat ini dan masa

yang akan datang (Kunandar, 2011:293). Menurut Kunandar (2011) bahwa

melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan menggunakan cara

(20)

peningkatan prestasi belajar (Kunandar, 2011:329). Sedangkan dalam

Model-Model Media Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(Inovatif)

filosofi China mengenai metode pembelajaran adalah saya mendegar saya

dapat lupa, saya melihat saya akan ingat, dan saya melakukan saya lebih

paham (Aqib, 2014:48). Sesuai penjelasan di atas, penggunaan metode,

strategi dan media pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan

pemahaman dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan survey di MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas,

Kabupaten Semarang diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika masih rendah. Rendahnya hasil belajar ini

dibuktikan dengan data penilaian guru kelas IVA yaitu masih banyaknya

siswa yang belum mencapai KKM, yaitu dari 25siswa yang mencapai

KKM hanya 11 siswa. Selain masih rendahnya pencapaian KKM juga

masih banyak siswa yang ketika dijelaskan merasa paham, tetapi ketika

pada minggu atau hari-hari berikutnya ditanyakan lagi siswa lupa cara

mengerjakan soal matematika terutama materi perkalian.

Berdasarkan hasil diskusi guru kelas IV faktor dominan yang

menjadikan tidak tercapainya KKM mata pelajaran matematika adalah

metode yang digunakan oleh guru kurang inovatif sehingga membuat

siswa cepat bosan. Penempatan jam pelajaran yang kurang tepat yaitu di

jam-jam setelah istirahat dimana siswa sudah capek sehingga konsentrasi

siswa menurun. Kegiatan belajar mengajar yang hanya mengacu pada

(21)

dan strategi pembelajaran aktif, misal pembelajaran kontekstual

(contextual learning), cooperatif lerning, PAKEM, bahkan PAIKEM. Tapi

sayangnya model dan strategi pembelajaran ini belum dimanfaatkan secara

maksimal oleh guru, sehingga dalam penyampaian materi ajar dikelas

kurang menarik perhatian siswa , yang mengakibatkan rendahnya hasil

belajar matematika.

Pembaharuan model pembelajaran sekarang ini sudah berkembang

pesat, tinggal guru sebagai penyampai materi didalam kelas

mengimprovisasi dan berinovasi untuk semakin memperkaya model

strategi dan model pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan pembelajaran

yang inovatif diperlukan pula dengan dukungan metode menarik. Bahkan

jika diperlukan guru harus belajar atau mencari metode-metode terbaru

untuk memudahkan siswa menerima pelajaran. Berdasarkan telaah guru

dan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi

hitung perkalian, peneliti memberikan suatu solusi yang dapat mengatasi

kesulitan belajar matematika materi operasi hitung perkalian yaitu dengan

menggunakan pendekatan gasing. Pendekatan gasing adalah suatu

pendekatan baru pada pembelajaran matematika. Pendekatan ini

membantu siswa belajar matematika menjadi lebih mudah dipahami

dengan berbagai kegiatan asyik dan menyenangkan di dalamnya.

Melihat keadaan sebagaimana dipaparkan di atas peneliti

(22)

dengan judul “Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi

Operasi Hitung Perkalian Dengan Pendekatan gasing Pada Siswa Kelas

IV MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2016/2017.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah penelitian ini yaitu “Apakah pendekatan

gasing dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung

perkalian pada siswa kelas IVA MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas,

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017?”

C. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui penggunaan

pendekatan gasing dalam peningkatan hasil belajar matematika materi

operasi hitung perkalian pada siswa kelas IVA MI Gondoriyo, Kecamatan

Bergas, Kabupaten Semarang tahun peajaran 2016/2017.

D. HIPOTESIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PENELITIAN 1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

yang dihadapi (Mulyasa, 2011:63). Adapun hipotesis penelitian ini

(23)

materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas IVA MI Gondoriyo,

Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan Penelitian

Penelitian tindakan kelas diasumsikan berhasil bila dilakukan

tindakan perbaikan kualitas pembelajaran, maka akan berdampak

terhadap perbaikan perilaku siswa dan hasil belajar. Penggunaan

pendekatan gasing ini dikatakan berhasil apabila indikator yang

diharapkan dapat tercapai. Indikator pencapaian hasil belajar dibuat

untuk mengukur hasil belajar siswa. Indikator pencapaian hasil belajar

merupakam acuan yang digunakan dalam melakukan penelitian

(Direktorat Pendidikan Madrasah. 2010:43). Adapun indikator yang

dirumuskan adalah sebagai berikut:

a. Secara individu

Siswa dapat mencapai nilai ≥ 70 sesuai KKM yang telah

ditentukan dari sekolah pada materi operasi hitung perkalian.

b. Secara klasikal

Secara klasikal presentase sebanyak ≥ 85% dari total semua siswa

dalam satu kelas mencapai nilai KKM yaitu 70 (Trianto.

(24)

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai dasar pengembangan ilmu Matematika khususnya materi

perkalian.

b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pemilihan metode

pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada mata pelajaran

matematika materi perkalian.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran

matematika kelas IV di MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Sebagai masukkan bagi guru MI dalam melakukan inovasi dan

implementasi pembelajaran matematika dengan menggunakan

metode pembelajaran terbaru.

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang

berhubungan dengan pemanfaatan metode pembelajaran

khususnya untuk mata pelajaran matematika.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak terjadi persepsi dalam menafsirkan penelitian, berikut

ini dijelaskan tentang maksud yang terkandung dalam Penelitian Tindakan

(25)

1. Hasil Belajar

Menurut Abdurahman(Asep, 2013:14) hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Sedangkan menurut Asep (2013:14) hasil belajar merupakan

pencapaian yang berbentuk perubahan perilaku yang cenderung

menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses

belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

2. Matematika dan perkalian

a. Pengertian Matematika

Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika adalah ilmu

tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur

operasional yang digunakan sebagai penjelasan masalah mengenai

bilangan. (Qonita, 2011:459).

Menurut Didi (2014:61) matematika merupakan suatu ilmu

yang lebih banyak mengkaji tentang kuantitas-kuantitas,

bangunan-bangunan, ruang, dan perubahan. Atau dalam perspektif lain,

matematika adalah suatu ilmu yang mengunakan argumentasi logis

dengan bantuan kaidah-kaidah dan definisi-definisi untuk

mencapai suatu hasil-hasil yang teliti, cermat, dan baru.

b. Pengertian perkalian

Perkalian didefinisikan sebagai penjumlahan berulang.

(26)

dapat dicari hasilnya dengan penjumlahan berulang(Negoro,

2014:263).

3. Pendekatan Gasing

Pendekatan matematika “GAmpang, aSyIk, dan menyenaNGkan”

yang selanjutnya disebut dengan pendekatan matematika gasing

merupakan inovasi yang dikembangkan oleh Yohanes Surya.

pendekatan matematika gasing membantu siswa belajar matematika

menjadi lebih mudah dipahami dengan berbagai kegiatan asyik dan

menyenangkan di dalamnya. (Syarif, 2015:31).

pendekatan matematika gasing telah diperkenalkan ke berbagai

penjuru Indonesia. Berbagai pelatihan telah digelar dan diikuti oleh

banyak calon guru atau guru yang sudah mengajar di sekolah dasar.

Tidak hanya diperkenalkan saja, pendekatan ini telah diterapkan pada

siswa sekolah dasar di wilayah Papua dan terbukti berhasil dalam

waktu enam bulan.

Prinsip dasar dalam pendekatan matematika gasing seperti yang

dikemukakan oleh Surya (Syarif,2015:32) yaitu siswa belajar

matematika dari konsep yang termudah hingga tersulit, perhitungan

lebih banyak dilakukan di luar kepala (mencongak) dengan pemberian

latihan secara terus menerus (drill). Penguatan dengan pemberian

(27)

menghitung, sikap optimis dan kasih sayang guru juga diperlukan

dalam mengimplementasikan pendekatan ini di dalam kelas.

G. METODE PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Penelitiaan Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang

dilakukan guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa

meningkat(Aqib, 2014:2).

Sedangkan menurut Haryono(2015:23) Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) merupakan tindakan pengumpulan, mengolah, menganalisis dan

menyimpulkan data untuk menentukan tingkat keberhasilan jenis

tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Beberapa jrnis kegiatan yang dimaksud antara lain: strategi,

pendekatan, model, metode, teknik dan cara yang dipilih guru dalam

melaksankan proses pembelajaran.

PTK digunakan untuk meneliti semua kegiatan yang ada di kelas.

PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengan melalui 4 tahap yaitu : perencanaan, melaksanakan,

pengamatan dan merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif

dengan tujuan memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa

(28)

2. Subjek Penelitian

a. Subyek penelitian dan kolaborator.

Subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah guru dan

siswa kelas MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten

Semarang yang berjumlah 25 siswa. Siswa kelas IV dipilih

sebagai subyek karena perlu adanya pembaharuan pembelajaran

dari guru, sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ibu Mahmudah,S.Pd.I selaku wali kelas IVA MI Gondoriyo

selain sebagai subyek penelitian, beliau juga beperan sebagai

kolaborator dalam penelitian ini.

b. Lokasi penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakunan di MI Gondoriyo

Kecamatan Bergas. Sekolah ini dipilih menjadi tempat penelitian

karena perlu adanya pengembangan metode pembelajaran bagi

guru untuk meningkatkan keaktifan dan kreatifitas guru yang

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus semester

gasal tahun pelajaran 2016/2017 di MI Gondoriyo Kecamatan

Bergas. Kabupaten Semarang.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk

(29)

menggunakan sebuah tindakan(Treatment) yang sengaja dimunculkan.

Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta

didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru,

dengan meksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas siswa

(Mulyasa,2011:11).

Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagi berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan ini dimaksudkan untuk menyusun rancangan

yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan penelitian

tindakan kelas. Perencanaan ini disusun supaya pelaksanaan PTK

dapat terarah.

Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi,

wawancara dan dokumentasi

2) Menyiapkan materi tentang penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat positif negatif.

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4) Menyiapkan soal evaluasi untuk siswa

5) Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam proses

pembelajaran.

(30)

pelaksanaannya terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti dan

penutup.

c. Pengamatan

Tahap pengamatan ini, peneliti mengamatai proses

pembelajaran yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam

pross belajar mengajar di kelas. Pengamatan dilakukan guna

mengetahui sejauh mana keberhasilanyang sudah dicapai dalam

meningkatkan hasil belajar.

d. Refleksi

Refleksi merupakan usaha untuk memahami data yang

diperoleh guna mengetahui tindakan yang akan dilakukan

selanjutnya(Arikunto,2006:16).

Berikut ini adalah siklus penelitian tindakan kelas menurut

Mulyasa :

SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 1.1 Tahap penelitian (Mulyasa, 2011:73 ) 1 .Rencana

4.Refleksi 2.Tindakan

3.Observasi

3.Observas

(31)

4. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah:

a. Silabus kelas IV

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Lembar observasi

Lembar observasi ini untuk mengamati terhadap aktivotas

siswa dikelas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan

kegiatan gutu dalam mengelola kelas serta pembelajaran

menggunakan pendekatan gasing dalam proses pembelajaran

Matematika perkalian sebagai bentuk usaha meningkatkan hasil

belajar siswa.

d. Soal tes/evaluasi

Tes merupakan suatu alat/prosedur yang sistematis obyektif

untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan

tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan

akurat. Tes ini dilakukan untuk mengukur hasil yang dicapai oleh

siswa setelah belajar matematika menggunakan materi perkalian

dengan menggunakan matematika gasing.

e. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui proses

pembelajaran dan hasil evaluasi yang berlangsung. Dokumen

(32)

data-data dan berbagai macam catatan yang belum terekam dalam

lembar observasi selama kegiata belajar mengajar berlangsung.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan

metode:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data

dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi

penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian

yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar,

tingkah laku, dan iteraksi kelompok(Haryono,2015:63)

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan peneliti dengan

melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa, kegiatan guru

dalam mengelola kelas serta pembelajaran yang menggunakan

pendekatan gasing.

b. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada

seorang atau seumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau

tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis.

Tujuan penggunaan tes dalam pembelajaran secara umum adalah

untuk mengetahui:

(33)

2) Kesulitan belajar peserta didik

3) Motivasi peserta didik untuk giat belajar

4) Hasil peserta didik

5) Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

6) Keberhasilan guru dalam menyelenggarakan proses

pembelajaran.

7) Motivasi guru untuk meningkatkan kemampuan

mengajarnya.

Berkaitan dengan tes sebagai instrumen PTK, tes dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tes lisan dan tes tertulis

(Haryono,2015:56-59)

Dalam penelitian ini peneliti memberikan soal berupa pos

tes yang harus dikerjakan secara individu setiap pertemuan pada

setiap siklus.

c. Dokumentasi

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan

dokumentasi sebagai salah satu teknik dalam memperoleh data.

Dokumentasi yang dilakukan peneliti disimpan dalam bentuk foto.

Selain itu juga dokumen sekolah yang berkaitan dengan tema

penelitian yang dilaksanakan seperti silabus, daftar nama siswa,

(34)

Dari silabus tersebut dapat diketahui waktu pelaksanaan

dan materi pembelajaran penelitian. Dari data nilai tersebut

diketahui bahwa sebanyak 14 siswa nilai Matematika materi Nilai

tempat masih dibawah 70.

6. Analisis Data

Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah,

membuang, dan menggolongkan data untuk menjawab dua

permasalahan pokok: 1. Tema apa yang telah ditemukan pada

data-data ini dan 2. Seberapa jauh data-data-data-data ini dapat menyokong tema

tersebut (Basrowi dan Suwandi, 2008:131).

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor

nilai siswa tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70

(sesuai KKM mata pelajaran matematika kelas IV yang berlaku di MI

Gondoriyo Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang).Tentulah

analisis ini dilakukan bersama dengan guru kelas IV, sebagai dasar

untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya untuk

mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.

Hasil penelitian ini akan dilakukan untuk membuktikan

hipotesis dengan cara:

a. Rumus penghitungan skor (Arifin, Z., 2012:278)

S = 100 (skala 0-100)

(35)

S = skor

B = Jumlah jawaban benar

N = Jumlah soal

b. Rumus presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung

menggunakan rumus (Daryanto, 2011:192):

P = ∑

∑ X 100%

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan yang

dapat dijelaskan sebaai berikut :

1. Bagian awal

Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian inti

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan indikator

keberhasilan penelitian, metode penelitian, definisi operasioanl, dan

(36)

penelitian, subjek penelitian dan kolaborator, langkah-langkah

penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data.

Bab II Kajian Pustaka mencakup: Belajar Dan Hasil Belajar,

Matematika Dan Perkalian, Pendekatan gasing.

Bab III Deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi: Rencana,

Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan data dan Refleksi, Deskripsi

pelaksanaan siklus I, Deskripsi pelaksanaan siklus II.

Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per

siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau

wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi

pembahasan.

Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir

Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran,

(37)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

D. Belajar dan Hasil Belajar 6. Pengertian Belajar

7. Menurut Jihad dan Abdul Haris (2011:4), perbuatan berlajar terjadi karena

interaksi seseorang dengan lingkungannya yang akan menghasilkan

perubahan tingkah lakupada berbagai aspek, diantaranya pegetahuan,

sikap, dan ketrampilan.

Menurut Susanto (2013:4) belajar adalah suatu aktivitas yang

dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk

memperoleh suau konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap

baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

Menurut Kastolani (2014:6), belajar adalah tahapan perubahan

perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman

berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang

diperkuatnya.

Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah aktivitas atau interaksi seseorang dengan lingkungan yang

menyababkan perubahan yang relatif menetap pada pelakunya baik

(38)

8. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya(Sujana,2011:12).

Menurut Susanto (2011:5) hasil belajar siswa adalah

kemampuan-kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Sedangkan menurut Abdurahman (Asep, 2013:14) hasil belajar

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Sedangkan menurut Asep (2013:14) hasil belajar merupakan pencapaian

yang berbentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor dari proses belajar yang dilakukan dalam

waktu tertentu.

9. Konsep Belajar

Pendapat bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan hanya berasal dari

renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia

juga menganjurkan manusia sebagai pedoman hidup manusia juga

menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar.

Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu.

Islam sangat menekankan terhadap pentignya ilmu. Al Qur’an dan Hadis

mengajak kaum Muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dengan

kearifan,serta menempatkan orang-orang yang bepengetahuan pada

(39)

Di dalam Al Qur’an kata al-‘ilm dan kata-kata turunannya

digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan

kepada Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran

untuk menusia (Baharuddin dan Esa N.W., 2015:36). Sebagaimana firman

Allah (Depag. 2012 : 1172) pada QS Al ‘Alaq 1-5 berikut ini.

QS. Al-‘Alaq (96) :1-5

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589]. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sejak turunnya wahyu

pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Memberi bukti bahwa Islam

menekankan perintah untuk belajar.Iqra’ itu adalah kata pertama pada ayat

pertama dalam QS Al-‘Alaq yang berarti “bacalah”. Itu menujukkan

bahwa ada perintah untuk membaca kepada nabi Muhammad SAW kala

itu.

Menurut Quraish Shihab, Iqra’ berasal dari kata yang berarti

menghimpun. Dari menghimpun inilah lahir aneka makna seperti

menyampaikan, menelaah, meneladani, meneliti, mengetahui ciri-ciri

(40)

untuk melakukan kegiatan belajar, karena dalam belajar juga mengandung

kegiatan-kegiatan seperti mendalami, meneliti, membaca dan lain

sebagainya. Dengan kata lain, objek perintah iqra’ itu mencakup segala

sesuatu yang dapat dijangkau(Baharuddin dan Esa N.W., 2015:37-38).

Selain Al Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW. Juga memuji

pentingnya ilmu dan orang-orang terdidik. Berikut ini hadis tentang belajar

dan menuntut ilmu.

ﱢﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋ ٌ ﺔَﻀْﯾِﺮَﻓ ِﻢْﻠِﻌْﻟا ُﺐَﻠَط

ٍﺔَﻤِﻠْﺴُﻣَو ٍﻢِﻠْﺴُﻣ

Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

10.Tujuan Belajar

Islam mengajarkan pada umat manusia agar menetapkan tujuan

dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Karena tujuan atau niat

mengerjakan sesuatu menjadi dasar diterima atau tidaknya semua amal

ibadah manusia yang telah dilakukannya. Demikian dalam kegiatan

belajar, dalam Islam tujuan utama seseorang dalam belajar adalah

mendapatkan ridha Alla SWT., memperoleh kebahagian di dunia dan di

akhirat, berusahan memerangi kebodohan pada diri sendiri dan orang lain,

mengembangkan dan melestarikan ajaran Islam dan mensyukuri nikmat

(41)

Sebagai mana dalam Firman Allah dalam (Depag, 2002:502) QS

Al Isra’(17) ayat 36

    

36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Pada intinya tujuan dari belajar dan pembelajaran adalah

terciptanya perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Misalnya

perubahan pemahaman seseorang terhadap sesuatu yang positif.tujuan

belajar dan pembelajaran tidak dapat dicapai dengan mudah begitu saja

tanpa adanya usaha yang serius dari semua orang yang terlibat dalam

proses tersebut, baik dari orang yang belajar maupun orang yang

mengajar(Fathurrohman M., 2012:13).

11.Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

a. Faktor internal

1) Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-fakyor yang

berhuungan dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisik yang

sehat dan biugar akan memberikan pengaruh positif terhadap

(42)

a) Kecerdasan/intelegensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik dalam reaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang

tepat. Dengan demikian kecerdasan bukan hanya keberkaitan

dengan kualitas otak saja tetapi juga dengan organ yang

lainnya. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling

penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan

kualitas belajar siswa.

b) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.

Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan

kegiatan belajar.

c) Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan

kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh

terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak

memiliki minat untuk belajar ia akan tidak bersemangat

bahkan tidak mau untuk belajar.

(43)

Menurut Syah, sikap adalah gejala internal yang

berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi

atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap

objek, orang, peristiwa dan sebagainya baik secara positif

maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat

dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada

performa guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.

e) Bakat

Pada dasarnya setiap ornag mempunyai bakat atau

potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan

kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga

diartika sebagai kemampuan dasar individu untuk

melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya

pendidikan dan latihan.

Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang

dimiliki setiap individu, maka para pendidik, orang tua,

dan guru perlu memperhatikan dan memahami bakat yan

dimiliki oleh anak atau peserta didiknya, antara dengan

mendukung ikut mengembangkan, dan tidak memaksa

anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan

(44)

1) Lingkungan soaial

a) Lingkungan sosial sekolah

Di lingkungan ini seperti guru, administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar

siswa. hubunga yang harmonis antara ketiganya dapat

menajdi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di

sekolah.

b) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi sosial masyarakat tempat tingggal siswa

akan mempengaruhi belajar siswa. lingkungan yang kumuh,

banyakl pengangguran dan anak terlantar juga dapat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa

kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau

meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum

dimilikinya.

c) Lingkungan sosial keluarga

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan

belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, letak

rumah, pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi

dampak terhadap aktivitas belajar siswa. hubungan yang

harmonis antar anggota keluarga akan membantu siswa

melakukan aktivitas belajar dengan baik.

(45)

a) Lingkungan alamiah

Lingkungan alamiah seperti kondisi udara, sinar,

suasana sejuk dan tenang dapat mempengaruhi aktivitas

belajar siswa. Apabila kondisi lingkungan alam tidak

mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

b) Faktor instrumental

Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan

menjadi 2 macam. Pertama hardware seperti gedung

sekolah, alat belajar, fasilitas belajar dan lain sebagainya.

Kedua, software seperti kurikulum sekolah,

peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus dan lain

sebagainya.

c) Faktor materi pelajaran

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia

perkembangan siswa, begitu juga dengan metode

mengajar guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan

siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kotribusi

yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru

harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode

mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi

(46)

1. Hakikat Matematika

Menurut Ibnu Khaldun dalam bukunya Muqqadimah menyatakan

bahwa matematika merupakan bagian dari keempat macam ilu

pengetahuan yang dikemukakan oleh beliau, diantaranya ilmu logika

(ilmu Manthiq), ilmu alam yang objek kajiannya meliputi benda-benda

yang dapat diindera oleh manusia yang berhubungan dengan

tumbuh-tumbuhan, barang tambang beserta apa saja yang ada di alam ini,

selanjutnya ilmu metafisika dan terakhir ilmu matematika (Haryono,

2014:64).

Menurut beliau matematika merupakan bagian ilmu pengetahuan

yang wilayah studinya menghitung tentang berbagai ukuran-ukuran

benda. Mengukur suatu benda harus menggunakan bilangan-bilangan

untuk mewakili jumlah atau banykanya hasil pengukuran benda tersebut.

Menurut beliau ilmu tentang menghitung ukuran suatu benda dengan

angka-angka dibagi menjadi empat bagian yaitu terdiri dari: aritmatika,

geometri, ilmu musika dan astronomi (Haryono, 2014:95).

2. Pengertian Matematika

Pertanyaan nyang sering diajukan pertama kali ketika membahas

matematika, “Apakah Matematika itu?”. Untuk menjawab pertanyaan itu

maka di bawah ini ada berbagai pandangan yang berkaitan dengan makna

matematika.

Menurut Prahmana (2015:5) matematika memiliki banyak pengertian,

(47)

a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan

terorganisasi secara sistematik.

b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan

kalkulasinya.

c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan

berhubungan dengan bilangan.

d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur yang logis.

f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Matematika menurut Johnson dan Rising (Ismunanto,2011:2)Pendapat

mereka tentang matematika tertuang dalam bukunya mereka menyatakan

bahwa:

a. Matematika adalah pola berpikir pola mengorganisasikan

pembuktian yang logis.

b. Matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide.

c. Matematika adalah suatu seni keindahannya terdapat pada

keteraturan dan keharmonisan.

d. Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang di

definisikan dengan cermat, jelas, dan akurat diwujudkan dalam

(48)

e. Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi

sifat-sifat/teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan

unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, sifat-sifat atau

teori-teori yang sudah dibuktikan kebenarannya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah ilmu yang mempelajari bilangan dan kalkulasinya,

yang menjajarkan pola berpikir logis, keteraturan yang memunculkan

keharmonisan dengan aturan-aturan yang ketat dan pasti.

3. Tahapan dalam belajar matematika

Pemahaman terhadap operasi matematika berlangsung dari tahap yang

sederhana ke tahap yang lebih sulit. Hal ini sesuai dengan tahapan

perkembngan dalam mempelajarai matematika. Di bawah ini adalah

tahapan-tahapan dalam belajar matematika.

a. Tahap belajar konkret

Tahap belajar matematika secara konkret dilakukan dengan cara

memanipulasi objek. Kegiatan memanipulasi objek dapat dilakukan

anak dengan menggabungkan balok-balok sesuai dengan operasi

matematika.

(49)

Tahapan belajar secara semikonkret dilakukan dengan jalan

melakukan operasi matematika, ilustrasi dari objek-objek yang akan

dijadikan materi operasi matematika.

c. Tahapan belajar abstrak

Pada tahap abstrak anak melakukan operasi matematika tidak lagi

menggunakan bantuan gambar, akan tetapi sudah langsung

menggunakan berbagai lambang bilangan. Dengan berbagai lambang

bilangan itu anak melakukan operasi hitung bilangan (Jamaris,

2015:186).

4. Tujun Pembelajaran Matematikan

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,

sebagaimana yang disajikan olehDepdiknas dalam (Susanto,2013:190)

sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaiakan model

dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

(50)

e. Memiliki sikap menghargai penggunaaan matematika dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Perkalian

a. Pengertian perkalian

1) Menurut Mutijah (2009:84) mendifinisikan perkalian sebagai

berikut:

(a) Jika a dan b bilangan cacah maka (-a) x (-b) = axb

(b) Jika a dan b bilangan cach maka a x (-b) = -(axb)

Definisi tersebut dapat dinyatakan pula sebagai berikut:

(a) Hasil kali dua bilangan bulat yang bertanda sama adalah

bilangan bulat positif.

(b) Hasil kali dua bilangan bulat yang berlainan tanda adalah

bilangan bulat negatif.

2) Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjulmahan secara

berulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus

dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalin adalah penguasaan

penjumlahan(Heruman,2010:22).

3) Menurut Martini A. dan Iskandar A. (2011:91) Jika a dan b

bilangan cacah, maka ab = b + b + b + .... + b atau ab adalah

penjumlahan berulang yang dimiliki a suku dan tiap-tiap suku

adalah b.

(51)

1) Sifat tertutup

Pada dua bilangan cacah a dan b sembarang, maka ada sebuah

bilangan cacah yang merupakan hasil dari a dan b.

Misal: 2 x 3 = 6

2) Sifat komutatif

Pada semua bilangan cacah a dan b berlaku a. b = b. a

3) Sifat asosiatif

Pada setiap bilangan cacah a, b, c berlaku (ab) c =a (bc)

4) Elemen identitas

Bilangan 1 adalah elemen identitas perkalian sehingga pada setiap

bilangan cacah a berlaku: 1. a = a dan a. 1 = a

5) Sifat perkalian dengan bilangan nol

Jika a aadalah bilangan cacah, maka 0.a = 0 dan a.0 = 0

6) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan

Pada setiap bilangan cacah a.b.c berlaku a (b+c) = ab + ac dan

(b+c) a = ba + ca

F. Pendekatan Gasing

(52)

Pendekatan matematika “GAmpang, aSyIk, dan menyenaNGkan”

yang selanjutnya disebut dengan pendekatan gasing atau lebih mudahnya

disebut pendekatan gasing merupakan inovasi yang dikembangkan oleh

Yohanes Surya. Pendekatan gasing membantu siswa belajar matematika

menjadi lebih mudah dipahami dengan berbagai kegiatan asyik dan

menyenangkan di dalamnya (Syarif, 2015:31).

Pendekatan gasing telah diperkenalkan ke berbagai penjuru Indonesia.

Berbagai latihan telah digelar dan diikuti oleh banyak calon guru atau

guru yang sudah mengajar di sekolah dasar. Tidak hanya diperkenalkan

saja, metode ini telah diterapkan pada siswa sekolah dasar di wilayah

Papua dan terbukti berhasil dalam waktu enam bulan.

Surya (Syarif, 2015: 31-32) mengemukakan bahwa pendekatan gasing

merupakan suatu metode belajar matematika dengan menggunakan cara

yang lebih sederhana dan dipadukan dengan pendekatan logika dan

meminimalisir penggunaan rumus serta menekankan kepada suatu

pembelajaran yang berupa kegiatan eksplorasi nyata (konkret) dari

materi-materi yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah.

Prinsip dasar dalam pendekatan gasing seperti yang dikemukakan oleh

Surya (Syarif, 2015:32) yaitu siswa belajar matematika dari konsep yang

termudah hingga tersulit, perhitungan lebih banyak dilakukan di luar

kepala (mencongak) dengan pemberian latihan secara terus menerus

(drill). Penguatan dengan pemberian pujian oleh guru dilakukan sesering

(53)

sayang guru juga diperlukan dalam mengimplementasikan pendekatan ini

di dalam kelas.

Kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan gasing dirancang

secara sistematis dan sistemik dengan mengurutkan materi dari kegiatan

yang mudah sampai pada kegiatan yang sulit dengan tetap

memperhatikan pada ketercapaian tujuan, sehingga memberikan

kebermaknaan kepada siswa dalam belajar matematika.Penekanan

pertama pembelajaran pendekatan ini selalu diawali dengan sesuatu yang

konkrit, sehingga anak-anak akan sangat mudah mengerti dan

mengaplikasinya. Penekanan kedua adalah anak-anak selalu diminta

mencongak.

Menurut Surya (2011:iii) pendekatan gasing disusun sedemikian

sehingga siswa secara mudah dapat menghitung dan mengerti soal-soal

matematika. Setiap pelajaran dengan menggunakan pendekatan gasing

sebenarnya sudah disusun berutan sehingga siswa belajar dari konsep

yang termudah hingga tersulit namun belum banyak diterapkan di

sekolah sekolah di Indonesia.

(54)

Pendekatan gasing memiliki beberapa keunggulan. Tuga (2013)

dalam Sirait (2013: 7), menjelaskan keunggulan pendekatan gasing

meliputi:

a) Pendekatan gasing dapat dipelajari oleh segala lapisan umur,

cocokuntuk anak-anak hingga orang dewasa.

b) Dalam praktiknya, metode ini selalu mengawali segala hal dengan

sesuatu yang nyata (bukan abstrak), sehingga sangat mudah

dimengerti.

c) Menghitung cepat (tambah, kali, kurang, bagi) tanpa alat.

d) Menghitung dengan mencongak, sehingga peserta didik harus

membayangkanhasil-hasil yang telah dihitung, hal ini akan memacu

kerja otak kanan, denganbanyaknya imajinasi, peserta didik akan lebih

kreatif.

7. Langkah-langkah pembelajaran pendekatan gasing

Aniey (Syarif, 2015: 32-34) mengemukakan bahwa langkah

pembelajaran dalam pendekatan gasing terdiri dari lima tahapan,

meliputi:

a) Tahap pertama: Dialog sederhana

Setiap pelaksanaan pembelajaran penting adanya sebuah interaksi

yang dapat memunculkan S (stimulus) dan R (respon) sehingga apa

yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tahapan dialog

(55)

dan siswa sesuai dengan teori belajar connectionsm yang

dikemukakan oleh Thorndike.

b) Tahap Kedua: Berimajinasi atau berfantasi

Pada tahap ini, guru dapat membantu siswa untuk berimajinasi atau

berfantasi dengan membahas kejadian-kejadian di kehidupan nyata

serta melaksanakan suatu kegiatan permulaan sesuai dengan materi

yang akan dipelajari. Namun, aspek ini seringkali diabaikan oleh

guru. Padahal jika tahap berimajinasi atau berfantasi ini dilaksanakan

maka dapat melahirkan sebuah konsep, kreativitas, inovasi dan

perilaku yang aktual dalam kehidupan.

c) Tahap ketiga: Menyajikan contoh-contoh soal yang relevan

Pemberian contoh-contoh soal yang relevan bertujuan supaya

siswa berlatih menggunakan logika sederhana sehingga mempertegas

kemampuan penguasaan matematika siswa. Sehingga dengan

semakin seringnya disajikan contoh-contoh soal yang relevan siswa

mampu meningkatkan ketangkasan dan keterampilan pada mata

pelajaran matematika.

d) Tahap keempat: Menyajikan materi secara mendalam

Pada tahap ini siswa mulai mampu untuk mengetahui

fenomena-fenomena apa saja yang dibahas dalam materi matematika yang

sedang dipelajari dengan pemberian makna pada setiap soal-soal

(56)

keledai oleh guru kepada siswa diharapkan dapat membantu

menambah pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

e) Tahap kelima: Memberikan variasi soal

Pemberian variasi soal dalam pelaksanaan pembelajaran

matematika menggunakan pendekatan gasing dapat meningkatkan

kualitas belajar siswa. Selain itu, variasi soal yang diberikan juga

bertujuan untuk memperdalam dan mengecek bahan pelajaran yang

telah dipelajari.

8. Implikasi Penerapan Pendekatan gasing (perkalian dari depan)

a. Perkalian bilangan 2 angka dengan 1 angka

1) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka satuan

bilangan kedua

2) Kalikan angka satuan bilangan pertama dengan angka satuan

bilangan kedua

b. Perkalian bilangan 2 angka dengan 2 angka

1) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka puluhan

(57)

2) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka satuan

bilangan ke-2 dan angka satuan bilangan pertama dengan angka

puluhan bilangan ke-2 kemudian jumlahkan.

3) Kalikan angka satuan bilangan pertama dengan angka satuan

bilangan ke-2.

Contoh 1:

1 2

1 3×

1 5 6

Contoh 2:

6 4

3 2×

1 8 4 8 = 2 0 4 8

c. Perkalian bilangan 3 angka dengan 1 angka

1) Kalikan angka ratusan bilangan pertama dengan angka satuan

bilangan kedua.

2) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka satuan

bilangan kedua.

3) Kalikan angka satuan bilangan pertama dengan angka satuan

bilangan kedua.

Contoh :

4 5 8

(58)

d. Perkalian bilangan 3 angka dengan 3 angka

1) Kalikan angka ratusan bilangan pertama dengan angka ratusan

bilangan kedua.

2) Kalikan angka ratusan bilangan pertama dengan angka puluhan

bilangan kedua, dan angka puluhan bilangan pertama dengan

angka ratusan bilangan kedua, setelah itu jumlahkan.

3) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka puluhan

bilangan kedua, angka ratusan bilangan pertama dengan angka

satuan bilangan kedua, dan angka satuan bilangan pertama

dengan angka ratusan bilangan kedua, kemudian jumlahkan

hasilnya.

4) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka satuan

bilangan kedua dan angka satuan bilangan pertama dengan angka

puluhan bilangan kedua, kemudian jumlahkan hasilnya.

5) Kalikan angka satuan bilangan pertama dengan angka satuan

bilangan kedua.

Contoh :

2 4 5

3 1 7×

(59)

e. Perkalian bilangan 3 angka dengan 2 angka

Pada perkalian 3 angka dengan 2 angka diubah dengan

menempatkan angka 0 di depan bilangan 2 angka, misalnya perkalian

(60)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM MI GONDORIYO

1. Profil MI Gondoriyo

a. Nama Madrasah

b. Alamat Madrasah

:

:

Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo

Dusun Krajan Rt 01 Rw 03

1978 , Tertanggal 02 Januari 1978

l. SK Lembaga Ma’arif : No. 017 / PC.2 / VIII/ 02 / Ttgl 01

Agustus 2002 / 21 Jumadil ula

(61)

m. Telah terakreditasi : Terakreditasi B No. Dd 123970 dai

BAN – S / M

Tertanggal 20 Oktober 2014

2. Letak Geografis Madrsah

Utara : Rumah Warga

Barat : Rumah Warga

Selatan : Jalan Raya, RA dan PAUD

Timur : Rumah Warga

3. Data Ruang

a. Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang

b. Ruang Perpustakaan : 1 ruang

c. Ruang Guru : 1 ruang

d. Ruang kelas : 10 ruang

e. Toilet Siswa : 5 ruang

f. Toilet Guru : 2 ruang

g. Gudang : 1 ruang

h. Ruang UKS : 1 ruang

i. Mushola : 1 ruang

(62)

4. Warga Sekolah

a. Data Guru dan Pegawai :

Tabel 1.1 Data Guru dan Pegawai MI Gondoriyo

No. Nama Nip. / Pegid/ Nuptk Tugas Ket.

91000079129434 Guru Kelas

I A

91000075126534 Guru Kelas

IB

Wali

Kelas IB 1058763666200003

4 Sri Wahyuni

20320622187002 Guru Kelas

(63)

8 Mahmudah, S.Pd.I

20320622186001 Guru Kelas

V

Wali

Kelas V

11 Sa'roniah,S.Pd.I

20320622182001 Guru Kelas

VI

b. Datakondsisi siswa dari 2007 s.d 2017

Tabel 1.2 Data Kondisi Siswa 10 Tahun Terakhir MI Gondoriyo

No Tahun Pelajaran JumlahSiswa

( I – VI )

Pendaftar Diterima

(64)

03 2009/2010 147 16 16

04 2010/2011 144 12 12

05 2011/2012 167 25 25

06 2012/2013 167 34 34

07 2013/2014 190 48 48

08 2014/2015 193 50 50

09 2015/2016 230 48 48

10 2016/2017 264 55 55

5. Visi misi MI Gondoriyo

a. Visi

Menjadi sekolah yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni budaya (ipteks), iman, taqwa (imtaq).

b. Misi

1) Mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

2) Melaksanakan pembelajaran klasikal terpadu dan bimbingan

secara efektif.

3) Menumbuhkan semangat unggul kepada seluruh warga sekolah

secara intensif.

4) Menerapkan manajemen yang transparan, demokratis,

accountable, profesional dan partisipatif .

(65)

Pada prasiklus penelitian, difokuskan untuk mencari data tentang

pendekatan, dan data tentang siswa. Data ini diambil saat observasi ke

madrasah yaitu hari Rabu tanggal 20 Juli 2016 dan hari Jum’at tanggal 22 Juli

2016.

C. DESKRIPSI SIKLUS I

Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 Juli 2016. Pelaksanaan

siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1. Perencanaan Tahap ini meliputi:

a. Menyiapkan materi matematika dengan pokok bahasan operasi hitung

perkalian bilangan 2, 3 angka dengan bilangan 1 angka.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

c. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah kegiatan belajar

mengajar.

d. Membuat soal pre test untuk mengetahui seberapa jauh siswa

memahami materi perkalian.

e. Membuat lembar evaluasi atau post test untuk mengukur hasil belajar

belajar siswa dalam penguasaan materi perkalian.

f. Membuat lembar observasi siswa selama kegiatan belajar mengajar.

g. Membuat lembar observasi guru selama kegiatan belajar mengajar,

(66)

h. Menyiapkan lembar catatan lapangan. Lembar ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang tidak ter-observasi dalam kegiatan siswa

dan guru.

i. Membuat daftar nilai siswa

2. Tindakan

a. Kegiatan pendahuluan

1) Guru membuka pelajaran dengan do’a, salam, presensi.

2) Apersepsi/ motivasi siswa

a) Bedialog sederhana. Bertanya jawab dengan siswa mengenai

pemahaman konsep perkalian (langkah pertama dalam

pendekatan gasing).

b) Berimaginasi/menghubungkan meteri dengan kehidupan

sehari-hari misalnya dengan bagaimana dengan bentuk

perkalian 3 x 1 aturan minum obat. 3 x 1 = 3 bukan berarti 3

nya ada 1, namun kembali ke aturan minum obat pagi 1, siang

1, sore 1, jadi 3 x 1 = 1 + 1 + 1 = 3( langkah ke-2 dalam

pendekatam gasing).

c) Memberi soal pre test.

b. Kegiatan inti

1) Guru memberikan latihan soal sederhan untuk mengingat materi

yang telah diberikan di kelas sebelumnya (langkah ke 3 dalam

(67)

2) Guru menjelaskan cara pengerjaan operasi hitung bersusun

pendek perkalian dari depan (langkah ke – 4 dalam pendekatan

gasing).

3) Guru memberikan latihan soal yang bervariasi untuk menguji

pemahaman siswa (langkah ke -5 dalam pendekatan gasing).

c. Kegiatan penutup

1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang perkalian.

2) Evaluasi.

3) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan salam.

3. Pengamatan/Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengambil data dari lembar

observasi siswa, lembar observasi guru, hasil evaluasi(post test)dan

catatan lapangan. Dari hasil observasi menunjukkan beberapa hambatan

dalam pelaksanaan pembelajaran matematika materi operasi hitung

perkalian dengan menggunakan emtode gasing. Hambatan tersebut

adalah:

a. Ada sebagian siswa belum paham perkalian.

b. Ada sebagian siswa yang kurang fokus dalam kegiatan belajar

mengajar.

c. Waktu kegiatan belajar mengajar melebihi batas waktu yang

(68)

Siswa belum memahami konsep menyimpan dala perkalian dari

depan yang dilakukan secara bersusun.

4. Refleksi

Hasil observasi di lapangan dijadikan sebagai dasar untuk

memnetukan langkah perbaikan rencana untuk kegiatan belajar mengajar

pada siklus berikutnya. Refleksi ini meliputi:

a. Bagaimana agar semua siswa dapat menguasai perkalian.

b. Bagaimana agar semua siswa fokus dalam kegiatan belajar

mengajar.

c. Bagaiamana agar siswa mampu mennulis cara menyimpan dan

emnjumlahakan dalam perkalian dari depan yang dilakukan secara

bersusun.

D. DESKRIPSI SIKLUS II

Siklus II dilaksanakan hari selasa tanggal 2 Agustus 2016. Adapun

pelaksanaan siklus II sebagai berikut:

1. Perencanaan Tahap ini meliputi:

a. Menyiapkan materi matematika dengan pokok bahasan operasi hitung

perkalian bilangan 2, 3 angka dengan bilangan dua angka.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

c. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah kegiatan belajar

(69)

d. Membuat soal pre test untuk mengetahui seberapa jauh siswa

memahami materi perkalian).

e. Membuat lembar evaluasi atau post test untuk mengukur hasil belajar

belajar siswa dalam penguasaan materi perkalian.

f. Membuat lembar observasi siswa selama kegiatan belajar mengajar.

g. Membuat lembar observasi guru selama kegiatan belajar mengajar,

untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru.

h. Menyiapkan lembar catatan lapangan. Lembar ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang tidak ter-observasi dalam kegiatan siswa

dan guru.

i. Membuat daftar nilai siswa.

j. Menyiapkan sepidol berawrna warni untuk memudahan membedakan

hasil kali bilangan.

2. Tindakan

a. Kegiatan pendahuluan

1) Guru membuka pelajaran dengan do’a, salam, presensi.

2) Apersepsi/ motivasi siswa

a) Bedialog sederhana. Bertanya jawab dengan siswa mengenai

pemahaman perkalian dari depan (langkah pertama dalam

pendekatan gasing)

Gambar

Gambar 1.1 Tahap penelitian (Mulyasa, 2011:73 )
Tabel 1.1 Data Guru dan Pegawai MI Gondoriyo
Tabel 1.2 Data Kondisi Siswa 10 Tahun Terakhir MI Gondoriyo
Tabel 2.1Hasil post test siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dana Alokasi Khusus (DAK) menurut UU No.33 Tahun 2004 adalah ”dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan

Current Ratio Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

Pengalokasian sumber daya Teknologi Informasi yang tepat akan mempengaruhi perencanaan strategis perusahaan, sehingga Teknologi Informasi merupakan suatu faktor yang kritis

 Dengan diberi contoh gerakan oleh guru, siswa dapat melakukan gerak koordinasi kepala, tangan, dan kaki sesuai hitungan dengan benar..  Dengan diberikan teks cerita tentang

Martina Berto sudah baik, konsumen cukup puas terhadap kinerja Biokos BOTU-LI KE sehingga ingin melakukan pembelian ulang, dan atribut produk baru yang paling dominan adalah atribut

Metode tersebut dilakukan dengan cara melakukan penelitian kepustakaan sehingga diperoleh teori dan pengetahuan yang membantu penulisan skripsi ini, mengumpulkan data dan

Anak dengan ADHD biasanya sangat impulsif. Ia memberi jawaban sebuah pertanyaan sebelum ia benar-benar mendengar, atau memulai tugas sebelum ia benar-benar membaca

BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia NIM berpengaruh positif dan