PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN PENDEKATAN GASING PADA SISWA
KELAS IVA MI GONDORIYO KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AMIK MAYASARI NIM : 115-12-085
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN PENDEKATAN GASING PADA SISWA
KELAS IVA MI GONDORIYO KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AMIK MAYASARI NIM : 115-12-085
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Barang siapa yang memajukan dirinya dengan mempelajari pelajaran
berhitung sedini mungkin dalam kehidupannya, maka dia akan menjadi orang yang jujur dan benar. Sebab dalam berhitung terdapat suatu dasar yang benar dan membutuhkan suatu kedisiplinan (tepat waktu) dalam
bekerja(Didi Haryono).
Bahasa matematika adalah bahasa yang cermat, demikian cermatnya
sehingga sering membingungkan orang-orang yang tidak memahami bentuk-bentuknya (Morris Kline).
PERPSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua yang memotivasi saya untuk selalau menjadi kebanggaan.
2. Adikku Agil Gunawan, semoga ini bisa menjadi motivasi untuk mu.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas ridho dan hidayah-Nya
penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Dalam penulisan
skripsi ini tentulah tidak terlepas dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini penulis akan mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M. Si. selaku ketua jursan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Ibu Miftahur Rif’ah Machmud, M. Ag. Selaku dosen Pendamping akademik
yang telah membimbing saya sampai dengan semester akhir.
5. Bapak Wahidin, S.Pd.I., M. Pd selaku dosen pembimbing dalam pengerjaan
skripsi.
6. Bapak M. Irkham. M. Pd. I. selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo.
7. Bapak serta Ibu guru MI Gondoriyo yang telah membantu pelaksanaan
penelitian.
8. Kedua orang tua yang selalu menjadi pendorong saya untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman yang selalu berjuang bersama dan saling menguatkan.
10.Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini sehingga skripsi
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT
menerima amal kita semua dan membalasnya dengan segala kemurahan-Nya.
Aamiin.
Tidak Ada Gading Yang Tak Retak, begitu juga dengan penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini akan penulis terima dengan rasa ikhlas. Dan akhirnya semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis, dan pembaca. Aamiin yaa robbal ‘alamiin...
Salatiga, 12 Agustus 2016
Penulis
ABSTRAK
Amik Mayasari. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Hitung Perkalian Dengan Pendekatan Gasing Pada Siswa Kelas IVa MI
Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun
2016/2017.Skripsi. Institus Agama Islam Negeri (IAIN) salatiga.
Pembimbing: Wahidin, S. Pd. I., M. Pd.
Kata Kunci : Gasing, Hasil Belajar, Operasi Hitung Perkalian.
Banyak siswa MI khususnya MI Gondoriyo yang menganggap matapelajara matematika itu sulit, terutama pada materi operasi hitung perkalian. Hal itu menyebabkan nilai mata pelajaran matematika masih rendah terutama materi operasi hitung perkalian. Untuk itu peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan gasing untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas IVA MI Gondoriyo.
Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan
pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting,
melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran matematikamaterioperasihitung perkalian. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan.Pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan tes
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul ... i
Lembar Berlogo ... ii
Judul ... iii
Persetujuan Pembimbing ... iv
Pengesahan Kelulusan ... v
Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi
Motto Dan Persembahan ... vi
Kata Pengantar ... ix
Abstrak ... x
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xv
Daftar Lampiran ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Hipotesis Dan Indikator Keberhasilan ... 6
G. Metode Penelitian ... 10
H. Sistematika Penulisan ... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil Belajar ... 21
1. Pengertian Belajar ... 21
2. Pengertian Hasil Belajar ... 22
3. Konsep Belajar ... 22
4. Tujuan Belajar ... 24
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ... 25
B. Matematika ... 30
1. Hakikat Matematika... 30
2. Pengertian Matematika ... 30
3. Tahapan Dalam Belajar Matematika ... 32
4. Tujun Pembelajaran Matematika ... 33
5. Perkalian... 34
C. Pendekatan gasing ... 35
1. Pengertian Pendekatan gasing ... 35
2. Kelebihan pendekatan gasing ... 37
3. Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan gasing ... 38
4. Implikasi Penerapan Pendekatan gasing (perkalian dari depan) ... 40
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Gondoriyo ... 44
2. Letak Geografis Madrasah ... 45
3. Data Ruang ... 45
4. Warga Sekolah ... 46
5. Visi Misi MI Gondoriyo ... 48
B. Diskripsi Pra Siklus ... 49
C. Diskripsi Siklus I ... 49
1. Perencanaan ... 49
2. Tindakan... 50
3. Observasi ... 51
4. Refleksi ... 52
D. Diskrpsi Siklus II ... 52
1. Perencanaan ... 52
2. Tindakan... 53
3. Observasi ... 54
4. Refleksi ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 56
1. Standar Pencapaian KKM ... 56
2. Pra siklus ... 57
3. SiklusI ... 57
1. Hasil Rekapitulasi ... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 73
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Guru dan Pegawai MI Gondoriyo
Tabel 1.2 Data Kondisi Siswa 10 Tahun Gerakhir MI Gondoriyo
Tabel 2.1 Hasil post test siklus I
Tabel 2.2
Tabel 2. 3
Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Data peningkatan pencapaian KKM Siklus I
Tabel 3.1 Hasil post test siklus II
Tabel 3. 2
Tabel 3. 3
Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Data peningkatan pencapaian KKM Siklus II
Tabel 4.1 Rekapitulasi Perbandingan Siklus I Dan Siklus II
Tabel 4.2 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Hasil pengerjaan siswa soal pree test
Hasil pengertjaan siswa soal post test
Lampiran 9 Foto Kegiatan Belajar
Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
Lampiran 11 Lembar Bimbingan Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman sekarang ini tentulah tidak lepas dengan
kemajuan teknologi yang membuat manusia mau tidak mau harus mau
belajar untuk mengejar perkembangan tersebut. Salah satu cara untuk
memenuhi tuntutan zaman adalah dengan menempuh jalur pendidikan.
Telah diakui dunia bahwa pendidikan yang memegang peran penting
dalam menyiapkan sumber daya manusia dengan hasil yang berkualitas
tinggi. Di negara maju matematika menjadi tolakukur atas keberhasilan
suatu pendidikan. Beberapa cara dilakukan untuk mewujudkan pendidikan
matematika yang berhasil, misalnya dengan didirikan museum
matematika. Itu dilakukan untuk memotivasi putra-putri bangsa supaya
gemar belajar matematika.
Di Indonesia matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan
menengah. Kebanyakan ilmu yang ada pasti menggunakan matematika
sebagai dasarnya, seperti fisika, kimia, bahkan senimusik pun
menggunakan dasar ilmu matematika, oleh sebab itu ilmu matematika
sering disebut-sebut sebagai ratunya ilmu.
memahami bahwa matematika itu penting untuk masa sekarang dan masa
depan.Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan
sarana berpikir logis dan raelistis di masa dewasa nanti, ini menjadi alasan
pentingnya belajar matematika.
Menurut Susanto (2013:183) belajar matematika merupakan suatu
syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena
dengan belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif
dan aktif. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi
simbol-simbol, maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu
sebelum memanipulasi simbol-simbol itu
Pada usia siswa sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun),
menurut teori kognitif Piaget termasuk pada tahap operasional konkret.
Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar
pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang
bersifat abstrak, karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah
untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya (Susanto,
2013:184).
Bagi guru mengajarkan matematika kepada siswa bukanlah hal
yang mudah, karena fakta menunjukan bahwa siswa mengalami kesulitan
mempelajari matematika. Bahkan tidak sedikit siswa yang ketakutatan
memasuki jam pelajaran matematika. Padahal matematika ada, tidak untuk
ditakuti, melainkan untuk dipahami dan dijadikan bekal masa dewasa
matematika murni, yakni bagian dari matematika yang telah dipilih
berdasarkan kepentingan pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan IPTEK, yaitu matematika yang dapat merangsang cara berpikir
menalar, dan membentuk kepribadian siswa.
Seperti yang kita pahami bahwa metematika adalah ilmu yang
memiliki sifat khusus, diantaranya bersifat abstrak, menggunakan
lambang-lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehiduan
sehari-hari dan proses berpikir yang dibatasi aturan-aturan ketat. Untuk itu
mengajarkna matematika di SD/MI pada khususnya perlu melakukan
pembelajaran dengan cara melihat, merasakan dan melakukan dengan
tangan siswa. Cara ini bisa dilakukan dengan menggunakan strategi,
metode dan media pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran juga
diperlukan komunikasi dua arah supaya hasil belajar bisa optimal. Dengan
begitu siswa menjadi pandai memecahkan masalah matematika serta
pandai berhitung secara tepat. Ketika mencapai keadaan sedemikian maka
hasil belajar siswa bisa meningkat, dan mampu mencapai KKM.
Menurut Djahiri dalam proses pembelajaran prinsip utamanya
adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi
siswa dan kebermaknaanya bagi diri dan kehidupannya saat ini dan masa
yang akan datang (Kunandar, 2011:293). Menurut Kunandar (2011) bahwa
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan menggunakan cara
peningkatan prestasi belajar (Kunandar, 2011:329). Sedangkan dalam
Model-Model Media Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(Inovatif)
filosofi China mengenai metode pembelajaran adalah saya mendegar saya
dapat lupa, saya melihat saya akan ingat, dan saya melakukan saya lebih
paham (Aqib, 2014:48). Sesuai penjelasan di atas, penggunaan metode,
strategi dan media pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan survey di MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika masih rendah. Rendahnya hasil belajar ini
dibuktikan dengan data penilaian guru kelas IVA yaitu masih banyaknya
siswa yang belum mencapai KKM, yaitu dari 25siswa yang mencapai
KKM hanya 11 siswa. Selain masih rendahnya pencapaian KKM juga
masih banyak siswa yang ketika dijelaskan merasa paham, tetapi ketika
pada minggu atau hari-hari berikutnya ditanyakan lagi siswa lupa cara
mengerjakan soal matematika terutama materi perkalian.
Berdasarkan hasil diskusi guru kelas IV faktor dominan yang
menjadikan tidak tercapainya KKM mata pelajaran matematika adalah
metode yang digunakan oleh guru kurang inovatif sehingga membuat
siswa cepat bosan. Penempatan jam pelajaran yang kurang tepat yaitu di
jam-jam setelah istirahat dimana siswa sudah capek sehingga konsentrasi
siswa menurun. Kegiatan belajar mengajar yang hanya mengacu pada
dan strategi pembelajaran aktif, misal pembelajaran kontekstual
(contextual learning), cooperatif lerning, PAKEM, bahkan PAIKEM. Tapi
sayangnya model dan strategi pembelajaran ini belum dimanfaatkan secara
maksimal oleh guru, sehingga dalam penyampaian materi ajar dikelas
kurang menarik perhatian siswa , yang mengakibatkan rendahnya hasil
belajar matematika.
Pembaharuan model pembelajaran sekarang ini sudah berkembang
pesat, tinggal guru sebagai penyampai materi didalam kelas
mengimprovisasi dan berinovasi untuk semakin memperkaya model
strategi dan model pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan pembelajaran
yang inovatif diperlukan pula dengan dukungan metode menarik. Bahkan
jika diperlukan guru harus belajar atau mencari metode-metode terbaru
untuk memudahkan siswa menerima pelajaran. Berdasarkan telaah guru
dan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi
hitung perkalian, peneliti memberikan suatu solusi yang dapat mengatasi
kesulitan belajar matematika materi operasi hitung perkalian yaitu dengan
menggunakan pendekatan gasing. Pendekatan gasing adalah suatu
pendekatan baru pada pembelajaran matematika. Pendekatan ini
membantu siswa belajar matematika menjadi lebih mudah dipahami
dengan berbagai kegiatan asyik dan menyenangkan di dalamnya.
Melihat keadaan sebagaimana dipaparkan di atas peneliti
dengan judul “Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Hitung Perkalian Dengan Pendekatan gasing Pada Siswa Kelas
IV MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2016/2017.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah penelitian ini yaitu “Apakah pendekatan
gasing dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung
perkalian pada siswa kelas IVA MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017?”
C. TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui penggunaan
pendekatan gasing dalam peningkatan hasil belajar matematika materi
operasi hitung perkalian pada siswa kelas IVA MI Gondoriyo, Kecamatan
Bergas, Kabupaten Semarang tahun peajaran 2016/2017.
D. HIPOTESIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PENELITIAN 1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang dihadapi (Mulyasa, 2011:63). Adapun hipotesis penelitian ini
materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas IVA MI Gondoriyo,
Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian tindakan kelas diasumsikan berhasil bila dilakukan
tindakan perbaikan kualitas pembelajaran, maka akan berdampak
terhadap perbaikan perilaku siswa dan hasil belajar. Penggunaan
pendekatan gasing ini dikatakan berhasil apabila indikator yang
diharapkan dapat tercapai. Indikator pencapaian hasil belajar dibuat
untuk mengukur hasil belajar siswa. Indikator pencapaian hasil belajar
merupakam acuan yang digunakan dalam melakukan penelitian
(Direktorat Pendidikan Madrasah. 2010:43). Adapun indikator yang
dirumuskan adalah sebagai berikut:
a. Secara individu
Siswa dapat mencapai nilai ≥ 70 sesuai KKM yang telah
ditentukan dari sekolah pada materi operasi hitung perkalian.
b. Secara klasikal
Secara klasikal presentase sebanyak ≥ 85% dari total semua siswa
dalam satu kelas mencapai nilai KKM yaitu 70 (Trianto.
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai dasar pengembangan ilmu Matematika khususnya materi
perkalian.
b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pemilihan metode
pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada mata pelajaran
matematika materi perkalian.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran
matematika kelas IV di MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Sebagai masukkan bagi guru MI dalam melakukan inovasi dan
implementasi pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode pembelajaran terbaru.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang
berhubungan dengan pemanfaatan metode pembelajaran
khususnya untuk mata pelajaran matematika.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi persepsi dalam menafsirkan penelitian, berikut
ini dijelaskan tentang maksud yang terkandung dalam Penelitian Tindakan
1. Hasil Belajar
Menurut Abdurahman(Asep, 2013:14) hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Sedangkan menurut Asep (2013:14) hasil belajar merupakan
pencapaian yang berbentuk perubahan perilaku yang cenderung
menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
2. Matematika dan perkalian
a. Pengertian Matematika
Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika adalah ilmu
tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan sebagai penjelasan masalah mengenai
bilangan. (Qonita, 2011:459).
Menurut Didi (2014:61) matematika merupakan suatu ilmu
yang lebih banyak mengkaji tentang kuantitas-kuantitas,
bangunan-bangunan, ruang, dan perubahan. Atau dalam perspektif lain,
matematika adalah suatu ilmu yang mengunakan argumentasi logis
dengan bantuan kaidah-kaidah dan definisi-definisi untuk
mencapai suatu hasil-hasil yang teliti, cermat, dan baru.
b. Pengertian perkalian
Perkalian didefinisikan sebagai penjumlahan berulang.
dapat dicari hasilnya dengan penjumlahan berulang(Negoro,
2014:263).
3. Pendekatan Gasing
Pendekatan matematika “GAmpang, aSyIk, dan menyenaNGkan”
yang selanjutnya disebut dengan pendekatan matematika gasing
merupakan inovasi yang dikembangkan oleh Yohanes Surya.
pendekatan matematika gasing membantu siswa belajar matematika
menjadi lebih mudah dipahami dengan berbagai kegiatan asyik dan
menyenangkan di dalamnya. (Syarif, 2015:31).
pendekatan matematika gasing telah diperkenalkan ke berbagai
penjuru Indonesia. Berbagai pelatihan telah digelar dan diikuti oleh
banyak calon guru atau guru yang sudah mengajar di sekolah dasar.
Tidak hanya diperkenalkan saja, pendekatan ini telah diterapkan pada
siswa sekolah dasar di wilayah Papua dan terbukti berhasil dalam
waktu enam bulan.
Prinsip dasar dalam pendekatan matematika gasing seperti yang
dikemukakan oleh Surya (Syarif,2015:32) yaitu siswa belajar
matematika dari konsep yang termudah hingga tersulit, perhitungan
lebih banyak dilakukan di luar kepala (mencongak) dengan pemberian
latihan secara terus menerus (drill). Penguatan dengan pemberian
menghitung, sikap optimis dan kasih sayang guru juga diperlukan
dalam mengimplementasikan pendekatan ini di dalam kelas.
G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitiaan Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang
dilakukan guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat(Aqib, 2014:2).
Sedangkan menurut Haryono(2015:23) Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) merupakan tindakan pengumpulan, mengolah, menganalisis dan
menyimpulkan data untuk menentukan tingkat keberhasilan jenis
tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Beberapa jrnis kegiatan yang dimaksud antara lain: strategi,
pendekatan, model, metode, teknik dan cara yang dipilih guru dalam
melaksankan proses pembelajaran.
PTK digunakan untuk meneliti semua kegiatan yang ada di kelas.
PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri dengan melalui 4 tahap yaitu : perencanaan, melaksanakan,
pengamatan dan merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
dengan tujuan memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa
2. Subjek Penelitian
a. Subyek penelitian dan kolaborator.
Subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah guru dan
siswa kelas MI Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten
Semarang yang berjumlah 25 siswa. Siswa kelas IV dipilih
sebagai subyek karena perlu adanya pembaharuan pembelajaran
dari guru, sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Ibu Mahmudah,S.Pd.I selaku wali kelas IVA MI Gondoriyo
selain sebagai subyek penelitian, beliau juga beperan sebagai
kolaborator dalam penelitian ini.
b. Lokasi penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakunan di MI Gondoriyo
Kecamatan Bergas. Sekolah ini dipilih menjadi tempat penelitian
karena perlu adanya pengembangan metode pembelajaran bagi
guru untuk meningkatkan keaktifan dan kreatifitas guru yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus semester
gasal tahun pelajaran 2016/2017 di MI Gondoriyo Kecamatan
Bergas. Kabupaten Semarang.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk
menggunakan sebuah tindakan(Treatment) yang sengaja dimunculkan.
Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta
didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru,
dengan meksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas siswa
(Mulyasa,2011:11).
Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagi berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan ini dimaksudkan untuk menyusun rancangan
yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan penelitian
tindakan kelas. Perencanaan ini disusun supaya pelaksanaan PTK
dapat terarah.
Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi
2) Menyiapkan materi tentang penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat positif negatif.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4) Menyiapkan soal evaluasi untuk siswa
5) Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
pelaksanaannya terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti dan
penutup.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan ini, peneliti mengamatai proses
pembelajaran yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam
pross belajar mengajar di kelas. Pengamatan dilakukan guna
mengetahui sejauh mana keberhasilanyang sudah dicapai dalam
meningkatkan hasil belajar.
d. Refleksi
Refleksi merupakan usaha untuk memahami data yang
diperoleh guna mengetahui tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya(Arikunto,2006:16).
Berikut ini adalah siklus penelitian tindakan kelas menurut
Mulyasa :
SIKLUS I SIKLUS II
Gambar 1.1 Tahap penelitian (Mulyasa, 2011:73 ) 1 .Rencana
4.Refleksi 2.Tindakan
3.Observasi
3.Observas
4. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah:
a. Silabus kelas IV
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Lembar observasi
Lembar observasi ini untuk mengamati terhadap aktivotas
siswa dikelas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan
kegiatan gutu dalam mengelola kelas serta pembelajaran
menggunakan pendekatan gasing dalam proses pembelajaran
Matematika perkalian sebagai bentuk usaha meningkatkan hasil
belajar siswa.
d. Soal tes/evaluasi
Tes merupakan suatu alat/prosedur yang sistematis obyektif
untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan
tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan
akurat. Tes ini dilakukan untuk mengukur hasil yang dicapai oleh
siswa setelah belajar matematika menggunakan materi perkalian
dengan menggunakan matematika gasing.
e. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui proses
pembelajaran dan hasil evaluasi yang berlangsung. Dokumen
data-data dan berbagai macam catatan yang belum terekam dalam
lembar observasi selama kegiata belajar mengajar berlangsung.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan
metode:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data
dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi
penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian
yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar,
tingkah laku, dan iteraksi kelompok(Haryono,2015:63)
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan peneliti dengan
melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa, kegiatan guru
dalam mengelola kelas serta pembelajaran yang menggunakan
pendekatan gasing.
b. Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada
seorang atau seumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau
tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis.
Tujuan penggunaan tes dalam pembelajaran secara umum adalah
untuk mengetahui:
2) Kesulitan belajar peserta didik
3) Motivasi peserta didik untuk giat belajar
4) Hasil peserta didik
5) Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
6) Keberhasilan guru dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran.
7) Motivasi guru untuk meningkatkan kemampuan
mengajarnya.
Berkaitan dengan tes sebagai instrumen PTK, tes dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tes lisan dan tes tertulis
(Haryono,2015:56-59)
Dalam penelitian ini peneliti memberikan soal berupa pos
tes yang harus dikerjakan secara individu setiap pertemuan pada
setiap siklus.
c. Dokumentasi
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan
dokumentasi sebagai salah satu teknik dalam memperoleh data.
Dokumentasi yang dilakukan peneliti disimpan dalam bentuk foto.
Selain itu juga dokumen sekolah yang berkaitan dengan tema
penelitian yang dilaksanakan seperti silabus, daftar nama siswa,
Dari silabus tersebut dapat diketahui waktu pelaksanaan
dan materi pembelajaran penelitian. Dari data nilai tersebut
diketahui bahwa sebanyak 14 siswa nilai Matematika materi Nilai
tempat masih dibawah 70.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah,
membuang, dan menggolongkan data untuk menjawab dua
permasalahan pokok: 1. Tema apa yang telah ditemukan pada
data-data ini dan 2. Seberapa jauh data-data-data-data ini dapat menyokong tema
tersebut (Basrowi dan Suwandi, 2008:131).
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor
nilai siswa tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70
(sesuai KKM mata pelajaran matematika kelas IV yang berlaku di MI
Gondoriyo Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang).Tentulah
analisis ini dilakukan bersama dengan guru kelas IV, sebagai dasar
untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya untuk
mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.
Hasil penelitian ini akan dilakukan untuk membuktikan
hipotesis dengan cara:
a. Rumus penghitungan skor (Arifin, Z., 2012:278)
S = 100 (skala 0-100)
S = skor
B = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal
b. Rumus presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung
menggunakan rumus (Daryanto, 2011:192):
P = ∑
∑ X 100%
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan yang
dapat dijelaskan sebaai berikut :
1. Bagian awal
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian inti
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan indikator
keberhasilan penelitian, metode penelitian, definisi operasioanl, dan
penelitian, subjek penelitian dan kolaborator, langkah-langkah
penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data.
Bab II Kajian Pustaka mencakup: Belajar Dan Hasil Belajar,
Matematika Dan Perkalian, Pendekatan gasing.
Bab III Deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi: Rencana,
Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan data dan Refleksi, Deskripsi
pelaksanaan siklus I, Deskripsi pelaksanaan siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per
siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau
wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi
pembahasan.
Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir
Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
D. Belajar dan Hasil Belajar 6. Pengertian Belajar
7. Menurut Jihad dan Abdul Haris (2011:4), perbuatan berlajar terjadi karena
interaksi seseorang dengan lingkungannya yang akan menghasilkan
perubahan tingkah lakupada berbagai aspek, diantaranya pegetahuan,
sikap, dan ketrampilan.
Menurut Susanto (2013:4) belajar adalah suatu aktivitas yang
dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk
memperoleh suau konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap
baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
Menurut Kastolani (2014:6), belajar adalah tahapan perubahan
perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang
diperkuatnya.
Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah aktivitas atau interaksi seseorang dengan lingkungan yang
menyababkan perubahan yang relatif menetap pada pelakunya baik
8. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya(Sujana,2011:12).
Menurut Susanto (2011:5) hasil belajar siswa adalah
kemampuan-kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Sedangkan menurut Abdurahman (Asep, 2013:14) hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Sedangkan menurut Asep (2013:14) hasil belajar merupakan pencapaian
yang berbentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor dari proses belajar yang dilakukan dalam
waktu tertentu.
9. Konsep Belajar
Pendapat bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan hanya berasal dari
renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia
juga menganjurkan manusia sebagai pedoman hidup manusia juga
menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar.
Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu.
Islam sangat menekankan terhadap pentignya ilmu. Al Qur’an dan Hadis
mengajak kaum Muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dengan
kearifan,serta menempatkan orang-orang yang bepengetahuan pada
Di dalam Al Qur’an kata al-‘ilm dan kata-kata turunannya
digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan
kepada Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran
untuk menusia (Baharuddin dan Esa N.W., 2015:36). Sebagaimana firman
Allah (Depag. 2012 : 1172) pada QS Al ‘Alaq 1-5 berikut ini.
QS. Al-‘Alaq (96) :1-5
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589]. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sejak turunnya wahyu
pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Memberi bukti bahwa Islam
menekankan perintah untuk belajar.Iqra’ itu adalah kata pertama pada ayat
pertama dalam QS Al-‘Alaq yang berarti “bacalah”. Itu menujukkan
bahwa ada perintah untuk membaca kepada nabi Muhammad SAW kala
itu.
Menurut Quraish Shihab, Iqra’ berasal dari kata yang berarti
menghimpun. Dari menghimpun inilah lahir aneka makna seperti
menyampaikan, menelaah, meneladani, meneliti, mengetahui ciri-ciri
untuk melakukan kegiatan belajar, karena dalam belajar juga mengandung
kegiatan-kegiatan seperti mendalami, meneliti, membaca dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, objek perintah iqra’ itu mencakup segala
sesuatu yang dapat dijangkau(Baharuddin dan Esa N.W., 2015:37-38).
Selain Al Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW. Juga memuji
pentingnya ilmu dan orang-orang terdidik. Berikut ini hadis tentang belajar
dan menuntut ilmu.
ﱢﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋ ٌ ﺔَﻀْﯾِﺮَﻓ ِﻢْﻠِﻌْﻟا ُﺐَﻠَط
ٍﺔَﻤِﻠْﺴُﻣَو ٍﻢِﻠْﺴُﻣ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
10.Tujuan Belajar
Islam mengajarkan pada umat manusia agar menetapkan tujuan
dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Karena tujuan atau niat
mengerjakan sesuatu menjadi dasar diterima atau tidaknya semua amal
ibadah manusia yang telah dilakukannya. Demikian dalam kegiatan
belajar, dalam Islam tujuan utama seseorang dalam belajar adalah
mendapatkan ridha Alla SWT., memperoleh kebahagian di dunia dan di
akhirat, berusahan memerangi kebodohan pada diri sendiri dan orang lain,
mengembangkan dan melestarikan ajaran Islam dan mensyukuri nikmat
Sebagai mana dalam Firman Allah dalam (Depag, 2002:502) QS
Al Isra’(17) ayat 36
36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Pada intinya tujuan dari belajar dan pembelajaran adalah
terciptanya perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Misalnya
perubahan pemahaman seseorang terhadap sesuatu yang positif.tujuan
belajar dan pembelajaran tidak dapat dicapai dengan mudah begitu saja
tanpa adanya usaha yang serius dari semua orang yang terlibat dalam
proses tersebut, baik dari orang yang belajar maupun orang yang
mengajar(Fathurrohman M., 2012:13).
11.Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
a. Faktor internal
1) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-fakyor yang
berhuungan dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisik yang
sehat dan biugar akan memberikan pengaruh positif terhadap
a) Kecerdasan/intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik dalam reaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang
tepat. Dengan demikian kecerdasan bukan hanya keberkaitan
dengan kualitas otak saja tetapi juga dengan organ yang
lainnya. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
kualitas belajar siswa.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar.
c) Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh
terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak
memiliki minat untuk belajar ia akan tidak bersemangat
bahkan tidak mau untuk belajar.
Menurut Syah, sikap adalah gejala internal yang
berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap
objek, orang, peristiwa dan sebagainya baik secara positif
maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada
performa guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
e) Bakat
Pada dasarnya setiap ornag mempunyai bakat atau
potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga
diartika sebagai kemampuan dasar individu untuk
melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan.
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang
dimiliki setiap individu, maka para pendidik, orang tua,
dan guru perlu memperhatikan dan memahami bakat yan
dimiliki oleh anak atau peserta didiknya, antara dengan
mendukung ikut mengembangkan, dan tidak memaksa
anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan
1) Lingkungan soaial
a) Lingkungan sosial sekolah
Di lingkungan ini seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
siswa. hubunga yang harmonis antara ketiganya dapat
menajdi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah.
b) Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi sosial masyarakat tempat tingggal siswa
akan mempengaruhi belajar siswa. lingkungan yang kumuh,
banyakl pengangguran dan anak terlantar juga dapat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa
kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
c) Lingkungan sosial keluarga
Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan
belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, letak
rumah, pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. hubungan yang
harmonis antar anggota keluarga akan membantu siswa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
a) Lingkungan alamiah
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara, sinar,
suasana sejuk dan tenang dapat mempengaruhi aktivitas
belajar siswa. Apabila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b) Faktor instrumental
Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan
menjadi 2 macam. Pertama hardware seperti gedung
sekolah, alat belajar, fasilitas belajar dan lain sebagainya.
Kedua, software seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus dan lain
sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa, begitu juga dengan metode
mengajar guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan
siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kotribusi
yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode
mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi
1. Hakikat Matematika
Menurut Ibnu Khaldun dalam bukunya Muqqadimah menyatakan
bahwa matematika merupakan bagian dari keempat macam ilu
pengetahuan yang dikemukakan oleh beliau, diantaranya ilmu logika
(ilmu Manthiq), ilmu alam yang objek kajiannya meliputi benda-benda
yang dapat diindera oleh manusia yang berhubungan dengan
tumbuh-tumbuhan, barang tambang beserta apa saja yang ada di alam ini,
selanjutnya ilmu metafisika dan terakhir ilmu matematika (Haryono,
2014:64).
Menurut beliau matematika merupakan bagian ilmu pengetahuan
yang wilayah studinya menghitung tentang berbagai ukuran-ukuran
benda. Mengukur suatu benda harus menggunakan bilangan-bilangan
untuk mewakili jumlah atau banykanya hasil pengukuran benda tersebut.
Menurut beliau ilmu tentang menghitung ukuran suatu benda dengan
angka-angka dibagi menjadi empat bagian yaitu terdiri dari: aritmatika,
geometri, ilmu musika dan astronomi (Haryono, 2014:95).
2. Pengertian Matematika
Pertanyaan nyang sering diajukan pertama kali ketika membahas
matematika, “Apakah Matematika itu?”. Untuk menjawab pertanyaan itu
maka di bawah ini ada berbagai pandangan yang berkaitan dengan makna
matematika.
Menurut Prahmana (2015:5) matematika memiliki banyak pengertian,
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisasi secara sistematik.
b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan
kalkulasinya.
c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan
berhubungan dengan bilangan.
d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur yang logis.
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Matematika menurut Johnson dan Rising (Ismunanto,2011:2)Pendapat
mereka tentang matematika tertuang dalam bukunya mereka menyatakan
bahwa:
a. Matematika adalah pola berpikir pola mengorganisasikan
pembuktian yang logis.
b. Matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide.
c. Matematika adalah suatu seni keindahannya terdapat pada
keteraturan dan keharmonisan.
d. Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang di
definisikan dengan cermat, jelas, dan akurat diwujudkan dalam
e. Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi
sifat-sifat/teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan
unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, sifat-sifat atau
teori-teori yang sudah dibuktikan kebenarannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah ilmu yang mempelajari bilangan dan kalkulasinya,
yang menjajarkan pola berpikir logis, keteraturan yang memunculkan
keharmonisan dengan aturan-aturan yang ketat dan pasti.
3. Tahapan dalam belajar matematika
Pemahaman terhadap operasi matematika berlangsung dari tahap yang
sederhana ke tahap yang lebih sulit. Hal ini sesuai dengan tahapan
perkembngan dalam mempelajarai matematika. Di bawah ini adalah
tahapan-tahapan dalam belajar matematika.
a. Tahap belajar konkret
Tahap belajar matematika secara konkret dilakukan dengan cara
memanipulasi objek. Kegiatan memanipulasi objek dapat dilakukan
anak dengan menggabungkan balok-balok sesuai dengan operasi
matematika.
Tahapan belajar secara semikonkret dilakukan dengan jalan
melakukan operasi matematika, ilustrasi dari objek-objek yang akan
dijadikan materi operasi matematika.
c. Tahapan belajar abstrak
Pada tahap abstrak anak melakukan operasi matematika tidak lagi
menggunakan bantuan gambar, akan tetapi sudah langsung
menggunakan berbagai lambang bilangan. Dengan berbagai lambang
bilangan itu anak melakukan operasi hitung bilangan (Jamaris,
2015:186).
4. Tujun Pembelajaran Matematikan
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,
sebagaimana yang disajikan olehDepdiknas dalam (Susanto,2013:190)
sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaiakan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
e. Memiliki sikap menghargai penggunaaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Perkalian
a. Pengertian perkalian
1) Menurut Mutijah (2009:84) mendifinisikan perkalian sebagai
berikut:
(a) Jika a dan b bilangan cacah maka (-a) x (-b) = axb
(b) Jika a dan b bilangan cach maka a x (-b) = -(axb)
Definisi tersebut dapat dinyatakan pula sebagai berikut:
(a) Hasil kali dua bilangan bulat yang bertanda sama adalah
bilangan bulat positif.
(b) Hasil kali dua bilangan bulat yang berlainan tanda adalah
bilangan bulat negatif.
2) Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjulmahan secara
berulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalin adalah penguasaan
penjumlahan(Heruman,2010:22).
3) Menurut Martini A. dan Iskandar A. (2011:91) Jika a dan b
bilangan cacah, maka ab = b + b + b + .... + b atau ab adalah
penjumlahan berulang yang dimiliki a suku dan tiap-tiap suku
adalah b.
1) Sifat tertutup
Pada dua bilangan cacah a dan b sembarang, maka ada sebuah
bilangan cacah yang merupakan hasil dari a dan b.
Misal: 2 x 3 = 6
2) Sifat komutatif
Pada semua bilangan cacah a dan b berlaku a. b = b. a
3) Sifat asosiatif
Pada setiap bilangan cacah a, b, c berlaku (ab) c =a (bc)
4) Elemen identitas
Bilangan 1 adalah elemen identitas perkalian sehingga pada setiap
bilangan cacah a berlaku: 1. a = a dan a. 1 = a
5) Sifat perkalian dengan bilangan nol
Jika a aadalah bilangan cacah, maka 0.a = 0 dan a.0 = 0
6) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
Pada setiap bilangan cacah a.b.c berlaku a (b+c) = ab + ac dan
(b+c) a = ba + ca
F. Pendekatan Gasing
Pendekatan matematika “GAmpang, aSyIk, dan menyenaNGkan”
yang selanjutnya disebut dengan pendekatan gasing atau lebih mudahnya
disebut pendekatan gasing merupakan inovasi yang dikembangkan oleh
Yohanes Surya. Pendekatan gasing membantu siswa belajar matematika
menjadi lebih mudah dipahami dengan berbagai kegiatan asyik dan
menyenangkan di dalamnya (Syarif, 2015:31).
Pendekatan gasing telah diperkenalkan ke berbagai penjuru Indonesia.
Berbagai latihan telah digelar dan diikuti oleh banyak calon guru atau
guru yang sudah mengajar di sekolah dasar. Tidak hanya diperkenalkan
saja, metode ini telah diterapkan pada siswa sekolah dasar di wilayah
Papua dan terbukti berhasil dalam waktu enam bulan.
Surya (Syarif, 2015: 31-32) mengemukakan bahwa pendekatan gasing
merupakan suatu metode belajar matematika dengan menggunakan cara
yang lebih sederhana dan dipadukan dengan pendekatan logika dan
meminimalisir penggunaan rumus serta menekankan kepada suatu
pembelajaran yang berupa kegiatan eksplorasi nyata (konkret) dari
materi-materi yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah.
Prinsip dasar dalam pendekatan gasing seperti yang dikemukakan oleh
Surya (Syarif, 2015:32) yaitu siswa belajar matematika dari konsep yang
termudah hingga tersulit, perhitungan lebih banyak dilakukan di luar
kepala (mencongak) dengan pemberian latihan secara terus menerus
(drill). Penguatan dengan pemberian pujian oleh guru dilakukan sesering
sayang guru juga diperlukan dalam mengimplementasikan pendekatan ini
di dalam kelas.
Kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan gasing dirancang
secara sistematis dan sistemik dengan mengurutkan materi dari kegiatan
yang mudah sampai pada kegiatan yang sulit dengan tetap
memperhatikan pada ketercapaian tujuan, sehingga memberikan
kebermaknaan kepada siswa dalam belajar matematika.Penekanan
pertama pembelajaran pendekatan ini selalu diawali dengan sesuatu yang
konkrit, sehingga anak-anak akan sangat mudah mengerti dan
mengaplikasinya. Penekanan kedua adalah anak-anak selalu diminta
mencongak.
Menurut Surya (2011:iii) pendekatan gasing disusun sedemikian
sehingga siswa secara mudah dapat menghitung dan mengerti soal-soal
matematika. Setiap pelajaran dengan menggunakan pendekatan gasing
sebenarnya sudah disusun berutan sehingga siswa belajar dari konsep
yang termudah hingga tersulit namun belum banyak diterapkan di
sekolah sekolah di Indonesia.
Pendekatan gasing memiliki beberapa keunggulan. Tuga (2013)
dalam Sirait (2013: 7), menjelaskan keunggulan pendekatan gasing
meliputi:
a) Pendekatan gasing dapat dipelajari oleh segala lapisan umur,
cocokuntuk anak-anak hingga orang dewasa.
b) Dalam praktiknya, metode ini selalu mengawali segala hal dengan
sesuatu yang nyata (bukan abstrak), sehingga sangat mudah
dimengerti.
c) Menghitung cepat (tambah, kali, kurang, bagi) tanpa alat.
d) Menghitung dengan mencongak, sehingga peserta didik harus
membayangkanhasil-hasil yang telah dihitung, hal ini akan memacu
kerja otak kanan, denganbanyaknya imajinasi, peserta didik akan lebih
kreatif.
7. Langkah-langkah pembelajaran pendekatan gasing
Aniey (Syarif, 2015: 32-34) mengemukakan bahwa langkah
pembelajaran dalam pendekatan gasing terdiri dari lima tahapan,
meliputi:
a) Tahap pertama: Dialog sederhana
Setiap pelaksanaan pembelajaran penting adanya sebuah interaksi
yang dapat memunculkan S (stimulus) dan R (respon) sehingga apa
yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tahapan dialog
dan siswa sesuai dengan teori belajar connectionsm yang
dikemukakan oleh Thorndike.
b) Tahap Kedua: Berimajinasi atau berfantasi
Pada tahap ini, guru dapat membantu siswa untuk berimajinasi atau
berfantasi dengan membahas kejadian-kejadian di kehidupan nyata
serta melaksanakan suatu kegiatan permulaan sesuai dengan materi
yang akan dipelajari. Namun, aspek ini seringkali diabaikan oleh
guru. Padahal jika tahap berimajinasi atau berfantasi ini dilaksanakan
maka dapat melahirkan sebuah konsep, kreativitas, inovasi dan
perilaku yang aktual dalam kehidupan.
c) Tahap ketiga: Menyajikan contoh-contoh soal yang relevan
Pemberian contoh-contoh soal yang relevan bertujuan supaya
siswa berlatih menggunakan logika sederhana sehingga mempertegas
kemampuan penguasaan matematika siswa. Sehingga dengan
semakin seringnya disajikan contoh-contoh soal yang relevan siswa
mampu meningkatkan ketangkasan dan keterampilan pada mata
pelajaran matematika.
d) Tahap keempat: Menyajikan materi secara mendalam
Pada tahap ini siswa mulai mampu untuk mengetahui
fenomena-fenomena apa saja yang dibahas dalam materi matematika yang
sedang dipelajari dengan pemberian makna pada setiap soal-soal
keledai oleh guru kepada siswa diharapkan dapat membantu
menambah pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
e) Tahap kelima: Memberikan variasi soal
Pemberian variasi soal dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika menggunakan pendekatan gasing dapat meningkatkan
kualitas belajar siswa. Selain itu, variasi soal yang diberikan juga
bertujuan untuk memperdalam dan mengecek bahan pelajaran yang
telah dipelajari.
8. Implikasi Penerapan Pendekatan gasing (perkalian dari depan)
a. Perkalian bilangan 2 angka dengan 1 angka
1) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka satuan
bilangan kedua
2) Kalikan angka satuan bilangan pertama dengan angka satuan
bilangan kedua
b. Perkalian bilangan 2 angka dengan 2 angka
1) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka puluhan
2) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka satuan
bilangan ke-2 dan angka satuan bilangan pertama dengan angka
puluhan bilangan ke-2 kemudian jumlahkan.
3) Kalikan angka satuan bilangan pertama dengan angka satuan
bilangan ke-2.
Contoh 1:
1 2
1 3×
1 5 6
Contoh 2:
6 4
3 2×
1 8 4 8 = 2 0 4 8
c. Perkalian bilangan 3 angka dengan 1 angka
1) Kalikan angka ratusan bilangan pertama dengan angka satuan
bilangan kedua.
2) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka satuan
bilangan kedua.
3) Kalikan angka satuan bilangan pertama dengan angka satuan
bilangan kedua.
Contoh :
4 5 8
d. Perkalian bilangan 3 angka dengan 3 angka
1) Kalikan angka ratusan bilangan pertama dengan angka ratusan
bilangan kedua.
2) Kalikan angka ratusan bilangan pertama dengan angka puluhan
bilangan kedua, dan angka puluhan bilangan pertama dengan
angka ratusan bilangan kedua, setelah itu jumlahkan.
3) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka puluhan
bilangan kedua, angka ratusan bilangan pertama dengan angka
satuan bilangan kedua, dan angka satuan bilangan pertama
dengan angka ratusan bilangan kedua, kemudian jumlahkan
hasilnya.
4) Kalikan angka puluhan bilangan pertama dengan angka satuan
bilangan kedua dan angka satuan bilangan pertama dengan angka
puluhan bilangan kedua, kemudian jumlahkan hasilnya.
5) Kalikan angka satuan bilangan pertama dengan angka satuan
bilangan kedua.
Contoh :
2 4 5
3 1 7×
e. Perkalian bilangan 3 angka dengan 2 angka
Pada perkalian 3 angka dengan 2 angka diubah dengan
menempatkan angka 0 di depan bilangan 2 angka, misalnya perkalian
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM MI GONDORIYO
1. Profil MI Gondoriyo
a. Nama Madrasah
b. Alamat Madrasah
:
:
Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo
Dusun Krajan Rt 01 Rw 03
1978 , Tertanggal 02 Januari 1978
l. SK Lembaga Ma’arif : No. 017 / PC.2 / VIII/ 02 / Ttgl 01
Agustus 2002 / 21 Jumadil ula
m. Telah terakreditasi : Terakreditasi B No. Dd 123970 dai
BAN – S / M
Tertanggal 20 Oktober 2014
2. Letak Geografis Madrsah
Utara : Rumah Warga
Barat : Rumah Warga
Selatan : Jalan Raya, RA dan PAUD
Timur : Rumah Warga
3. Data Ruang
a. Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang
b. Ruang Perpustakaan : 1 ruang
c. Ruang Guru : 1 ruang
d. Ruang kelas : 10 ruang
e. Toilet Siswa : 5 ruang
f. Toilet Guru : 2 ruang
g. Gudang : 1 ruang
h. Ruang UKS : 1 ruang
i. Mushola : 1 ruang
4. Warga Sekolah
a. Data Guru dan Pegawai :
Tabel 1.1 Data Guru dan Pegawai MI Gondoriyo
No. Nama Nip. / Pegid/ Nuptk Tugas Ket.
91000079129434 Guru Kelas
I A
91000075126534 Guru Kelas
IB
Wali
Kelas IB 1058763666200003
4 Sri Wahyuni
20320622187002 Guru Kelas
8 Mahmudah, S.Pd.I
20320622186001 Guru Kelas
V
Wali
Kelas V
11 Sa'roniah,S.Pd.I
20320622182001 Guru Kelas
VI
b. Datakondsisi siswa dari 2007 s.d 2017
Tabel 1.2 Data Kondisi Siswa 10 Tahun Terakhir MI Gondoriyo
No Tahun Pelajaran JumlahSiswa
( I – VI )
Pendaftar Diterima
03 2009/2010 147 16 16
04 2010/2011 144 12 12
05 2011/2012 167 25 25
06 2012/2013 167 34 34
07 2013/2014 190 48 48
08 2014/2015 193 50 50
09 2015/2016 230 48 48
10 2016/2017 264 55 55
5. Visi misi MI Gondoriyo
a. Visi
Menjadi sekolah yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni budaya (ipteks), iman, taqwa (imtaq).
b. Misi
1) Mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2) Melaksanakan pembelajaran klasikal terpadu dan bimbingan
secara efektif.
3) Menumbuhkan semangat unggul kepada seluruh warga sekolah
secara intensif.
4) Menerapkan manajemen yang transparan, demokratis,
accountable, profesional dan partisipatif .
Pada prasiklus penelitian, difokuskan untuk mencari data tentang
pendekatan, dan data tentang siswa. Data ini diambil saat observasi ke
madrasah yaitu hari Rabu tanggal 20 Juli 2016 dan hari Jum’at tanggal 22 Juli
2016.
C. DESKRIPSI SIKLUS I
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 Juli 2016. Pelaksanaan
siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan Tahap ini meliputi:
a. Menyiapkan materi matematika dengan pokok bahasan operasi hitung
perkalian bilangan 2, 3 angka dengan bilangan 1 angka.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
c. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah kegiatan belajar
mengajar.
d. Membuat soal pre test untuk mengetahui seberapa jauh siswa
memahami materi perkalian.
e. Membuat lembar evaluasi atau post test untuk mengukur hasil belajar
belajar siswa dalam penguasaan materi perkalian.
f. Membuat lembar observasi siswa selama kegiatan belajar mengajar.
g. Membuat lembar observasi guru selama kegiatan belajar mengajar,
h. Menyiapkan lembar catatan lapangan. Lembar ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang tidak ter-observasi dalam kegiatan siswa
dan guru.
i. Membuat daftar nilai siswa
2. Tindakan
a. Kegiatan pendahuluan
1) Guru membuka pelajaran dengan do’a, salam, presensi.
2) Apersepsi/ motivasi siswa
a) Bedialog sederhana. Bertanya jawab dengan siswa mengenai
pemahaman konsep perkalian (langkah pertama dalam
pendekatan gasing).
b) Berimaginasi/menghubungkan meteri dengan kehidupan
sehari-hari misalnya dengan bagaimana dengan bentuk
perkalian 3 x 1 aturan minum obat. 3 x 1 = 3 bukan berarti 3
nya ada 1, namun kembali ke aturan minum obat pagi 1, siang
1, sore 1, jadi 3 x 1 = 1 + 1 + 1 = 3( langkah ke-2 dalam
pendekatam gasing).
c) Memberi soal pre test.
b. Kegiatan inti
1) Guru memberikan latihan soal sederhan untuk mengingat materi
yang telah diberikan di kelas sebelumnya (langkah ke 3 dalam
2) Guru menjelaskan cara pengerjaan operasi hitung bersusun
pendek perkalian dari depan (langkah ke – 4 dalam pendekatan
gasing).
3) Guru memberikan latihan soal yang bervariasi untuk menguji
pemahaman siswa (langkah ke -5 dalam pendekatan gasing).
c. Kegiatan penutup
1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang perkalian.
2) Evaluasi.
3) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan salam.
3. Pengamatan/Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengambil data dari lembar
observasi siswa, lembar observasi guru, hasil evaluasi(post test)dan
catatan lapangan. Dari hasil observasi menunjukkan beberapa hambatan
dalam pelaksanaan pembelajaran matematika materi operasi hitung
perkalian dengan menggunakan emtode gasing. Hambatan tersebut
adalah:
a. Ada sebagian siswa belum paham perkalian.
b. Ada sebagian siswa yang kurang fokus dalam kegiatan belajar
mengajar.
c. Waktu kegiatan belajar mengajar melebihi batas waktu yang
Siswa belum memahami konsep menyimpan dala perkalian dari
depan yang dilakukan secara bersusun.
4. Refleksi
Hasil observasi di lapangan dijadikan sebagai dasar untuk
memnetukan langkah perbaikan rencana untuk kegiatan belajar mengajar
pada siklus berikutnya. Refleksi ini meliputi:
a. Bagaimana agar semua siswa dapat menguasai perkalian.
b. Bagaimana agar semua siswa fokus dalam kegiatan belajar
mengajar.
c. Bagaiamana agar siswa mampu mennulis cara menyimpan dan
emnjumlahakan dalam perkalian dari depan yang dilakukan secara
bersusun.
D. DESKRIPSI SIKLUS II
Siklus II dilaksanakan hari selasa tanggal 2 Agustus 2016. Adapun
pelaksanaan siklus II sebagai berikut:
1. Perencanaan Tahap ini meliputi:
a. Menyiapkan materi matematika dengan pokok bahasan operasi hitung
perkalian bilangan 2, 3 angka dengan bilangan dua angka.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
c. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah kegiatan belajar
d. Membuat soal pre test untuk mengetahui seberapa jauh siswa
memahami materi perkalian).
e. Membuat lembar evaluasi atau post test untuk mengukur hasil belajar
belajar siswa dalam penguasaan materi perkalian.
f. Membuat lembar observasi siswa selama kegiatan belajar mengajar.
g. Membuat lembar observasi guru selama kegiatan belajar mengajar,
untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru.
h. Menyiapkan lembar catatan lapangan. Lembar ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang tidak ter-observasi dalam kegiatan siswa
dan guru.
i. Membuat daftar nilai siswa.
j. Menyiapkan sepidol berawrna warni untuk memudahan membedakan
hasil kali bilangan.
2. Tindakan
a. Kegiatan pendahuluan
1) Guru membuka pelajaran dengan do’a, salam, presensi.
2) Apersepsi/ motivasi siswa
a) Bedialog sederhana. Bertanya jawab dengan siswa mengenai
pemahaman perkalian dari depan (langkah pertama dalam
pendekatan gasing)