• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN

1.4. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan kerja praktek kali ini menggunakan metode pengamatan secara langsung, wawancara, menganalisis data, diskusi dan berperan langsung dalam kegiatan produksi kopi.

3 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Kebun Kopi Banaran berdiri sejak zaman penjajahan pemerintahan Belanda. Mula-mula Kebun Kopi Banaran adalah gabungan antara budidaya karet dengan budidaya kopi dan kakao. Pada tahun 1989 Kebun Kopi Banaran didirikan dan diekolah oleh FA. HG. Th.

Crone, yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda dengan nama CO. Kopi Banaran (Cultur Onderneming Kopi Banaran) serta memiliki kantor pusat yang terletak di Semarang. Tidak hanya itu saja, kebun kopi banaran yang di kelola oleh FA. HG. Th.

Crone juga mengelola beberapa kebun lainnya, seperti Kebun Ngobo, Kebun Jatirunggo, Kebun Assianan, dan Kebun Batujamus.

Tahun 1905 Kebun Kopi Banaran didirikan oleh NV. Semadji dengan nama CO.

Banaran. Setelah 6 tahun kemudian yakni tahun 1911 didirikan Pabrik Kopi Banaran.

Pabrik tersebut hingga kini belom pernah terjadi pembongkaran atau direbab. Pada tahun 1950, Kebun Kopi Banaran digabung dengan Kebun Assinan dengan nama Kebun Banaran atau Assinan (CO. Kopi Banaran atau Assinan). Pada tanggal 10 Desember 1957 Kebun Kopi Banaran / Assinan, termasuk CO. Banaran diambil alih oleh Pemerintah RI berdasar surat Nomor : Kpts - PM / 0073 / 12 / 1957 dari Panglima Teritorial & Teritorium IV Diponegoro, selaku Penguasa Militer dibawah pimpinan Kolonel Soeharto.

Tahun 1959 dilakukan reorganisasi. Kebun-kebun di daerah Semarang dibagi menjadi beberapa unit serta Kebun Kopi Banaran atau Assinan dan Banaran masuk ke dalam unit C, dengan Direksi PPN Baru Unit C Semarang yang mengelola 15 kebun yang terletak di daerah Semarang, Pati,dan Surakarta. Kebun yang masuk daerah Semarang yakni Kebun Gebugan, Kebun Ngobo, Kebun Kopi Banaran/ Assinan, Kebun Banran, Dan Kebun Jatirunggo. Kebun yang masuk daerah Pati yakni Kebun Sukamangli, Kebun Gebangan, Kebun Bojongrejo,Kebun Kopi Banaran Kecil, Kebun Rejowinangun, Kebun Bundarejo,Dan Kebun Jollong. Kebun yang masuk daerah Surakarta yakni Kebun Batujamus, Kebun Polokarto, Dan Kebun Tarikngarum.

Menjelang tahun 1963, dilakukan reorganisasi lagi dengan cara mengelompokkan kebun-kebun yang berada di Jawa Tengah berdasarkan komoditi yang dihasilkan.

Pengelompokkan tersebut yakni Kebun Kopi Banaran masuk dalam PPN XIV, sedangkan Kebun Assinan atau Banaran masuk ke damalm PPN ANEKA TANAMAN XI. Pada tahun 1969, juga dilakukan perubahan kembali yakni Kebun Kopi Banaran dan Kebun Assinan atau Banaran menjadi PERKEBUNAN XVIII Kebun banaran- Salatiga dan PN PERKEBUNAN XVIII Kebun Assinan atau Bnaran Ambarawa, serta masing-masing perkebunan tersebut berdiri sendiri-sendiri.

Pada tanggal 31 Juli 1973, dilakukan pengalihan bentuk perusahaan dari Perusahaan Negara Perkebunan XVIII menjadi PT. Perkebunan XVIII (Persero), pengalihan tersebut dilakukan berdasarkan Akta notaris di Jakarta Nomor 98 tahun 1973.

Selanjutnya pada tanggal 5 Agustus 1982, berdasar Surat Keputusan Direktur Utma PT.

Perkebunan XVIII (Persero) Nomor : XVIII / 14.1 / KPTS / 366 / VI / 1982, Kebun Kopi Banaran dan Kebun Assinan / Banaran digabung (regrouping) hingga sekarang, dan

dengan beberapa perubahan dalam AD. PT. Perkebunan XVIII ( Persero) yang tertuang dalam Akta Notaris Imas Fatimah, SH. Nomor : 107 tanggal 13 Agustus 1984 dan Akta Pembetulan Nomor 38 tanggal 08 Maret 1985, yang telah disyahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan Nomor : C.2.5436 HT. 0104 tahun 1985 tanggal 26 Agustus 1985. Pada tanggal 11 Maret 1996, PT. Perkebunan XVIII (Persero) digabung dengan PT. Perkebunan XV – XVI ( Persero) serta berganti nama menjadi PT.

Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang sekarang berkantor Pusat di Semarang.

2.2. Lokasi Perusahaan

PT. Perkebenunan Nusantaran IX (Persero), lebih tepatnya Pabrik Kopi Banaran terletak di Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

2.3. Tujuan, Visi, dan Misi Perusahaan

Tujuan dari PT. Perkebunan Nusantara IX Pabrik Kopi Banaran adalah menumbuhkembangkan perusahaan untuk memberikan nilai kepada Shareholder dan Stakeholder dengan menghasilkan laba yang semakin meningkat.

Visi PT. Perkebunan Nusantara IX Pabrik Kopi Banaran adalah menjadi Perusahaan Agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh berkembang bersama mitra.

Misi Perusahaan :

1. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, gula dan tetes ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung kelestarian lingkungan.

2. Mengembangkan cakupan bisnis melalui diversifikasi usaha, yaitu produk hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja perusahaan.

3. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

2.4. Tata Letak Bangunan

Tempat didirikannya suatu perusahaan sangatlah penting sehingga perlu benar-benar untuk dipertimbangkan, begitu pula lokasi dan tata letaknya. Lokasi dan tata letak harus benar-benar diperhatikan karena berhubungan dengan waktu. Waktu sangat banyak mempengaruhi berbagai hal yang nantinya dapat berdampak pada kualitas ataupun kuantitas produk akhir yang dihasilkan. PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yakni Pabrik Kopi Banaran memiliki beberapa ruang, antara lain kantor teknik, gudang produksi atau ruang penyimpanan, ruang pengolahan, ruang vis dryer 1 & 2, ruang vis dryer 3, ruang vis dryer 4, ruang masson dryer, ruang huller, ruang sortasi, lantai penjemuran, dan ruang genset. Ada juga beberapa bangunan disekitar Pabrik Kopi Banaran yakni lapangan tenis, meeting room, mushola, garasi, kafe banaran 9, banaran coffee, pos satpam, dan polklinik. Tata letak bangunan PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yakni Pabrik Kopi Banaran dapat lebih jelas dilihat pada lampiran 8.1.

2.5. Struktur Organisasi

Pabrik Kopi Banaran merupakan milik PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) dan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang secara jelas bergerak dibidang agroindustri, sehingga memiliki struktur organisasi jelas dan terarah. Struktur organisasi yang jelas dan terarah berfungsi agar setiap karyawan mengetahui tugas, wewenang, serta tanggung jawabnya. Struktur organisasi secara detail dapat dilihat pada lampiran 8.2. dan 8.3.

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian di struktur organisasi antara lain:

 Administrastur

Betugas menetapkan sasaran komitmen dan kebijakan mutu, menetapkan struktur organisasi tanggung jawab dan hubungan antar personil di perusahaan, menyediakan sumber yang akan diferifikasi, dan personil yang akan memferifikasi.

 Sinder Kepala

Bertugas untuk meninjau manajemen perusahaan, menunjuk wakil manajemen, mempersiapkan dan membuat semua dokumentasi sistem mutu, melaksanakan dan memelihara pedoman mutu, membuat prosedur sistem mutu dan memberi instruksi kerja, perlatan, SDM, dan catatan mutu yang mengacu pada pedoman.

 Sinder Teknik dan Pengolahan

Bertugas menetapkan prosedur identifikasi produk mulai dari bahan baku dalam proses terjadi dan bahan pembantu pengolahan, menetapkan prosedur pengendalian proses untuk setiap tahap pengolahan, menentukan prosedur inspeksi dan pengajuan bahan baku proses dan produk jadi, dan bertanggung jawab terhadap setiap prosedur verifikasi dibidang pengolahan.

 Sinder Kantor

Bertugas melaksanakan identifikasi dan verifikasi barang bahan yang dipesan oleh bagian terkait, mencatat jumlah barang, bahan yang diterima dan membuat berita acara, mengeluarkan barang bahan sesuai permintaan bagian yang memerlukan, dan mendokumentasikan semua muatan barang bahan digudang.

 Mandor Teknik dan Pengolahan

Bertuas mengawasi dan mencatat semua hasil pengandalian dan pengujian selama proses, melaksanakan pemantauan terhadap persiapan sarana dan bahan pembantu pengolahan.

 Mandor Pengeringan

Bertugas mengawasi serta mencatat produk yang dikeringkan dan yang turun dari rumah pengering, melaksanakan identifikasi dan pengendalian selama proses pengeringan, bertanggung jawab mutu produk yang dihasilkan, dan mempersiapkan bahan bakar untuk pengeringan.

 Mandor Giling

Bertugas mengawasi dan mencatat semua hasil identifikasi bahan yang akan digiling, mengawasi dan mencatat pelaksanaan proses giling dan hasilnya, melaksanakan pengecekan sarana dan prasarana giling, serta menjamin hasil giling sampai di rumah pengering dengan baik.

 Mandor Sortasi

Betugas melaksanakan identifikasi sarana sortasi dan pengepakan, mengidentifikasi produk turun dari rumah asap, mencatat produk turun dari rumah asap, melaksanakan pengujian dan pengendalian selama pelaksanaan sortasi dan pengepakan, melaksanakan inspeksi terhadap hasil sortasi dan pengepakan, melaksanakan pencatatan jumlah yang disortasi dan hasil sortasi yang dikeringkan ulang, melaksanakan pengecekan terhadap sarana sortasi dan pengepakan, dan mencatat dan membuat berita acara pengiriman produksi.

 Mandor Analisa

Bertugas melakukan perhitungan nilai cacat dan mencatat hasil perhitungan nilai cacat.

 Petugas Penimbangan

Bertugas menerima kopi dari kebun, melakukan penimbangan kopi dari kebun, dan mencatat hasil penimbangan.

 Petugas Raung Pulper

Bertugas melakukan pengawasan proses penggilingan di raung pulper.

 Petugas Huller

Bertugas melakukan pengawasan selama proses penggerbusan.

 Petugas Keamanan

Bertugas melakukan pengawasan terhadap kondisi keamaan perusahaan.

2.6. Ketenagakerjaan

Pabrik Kopi Banaran yang merupakan milik PT. Perkebunan Nusanatara IX (Persero) memiliki total jumlah karyawan sebanyak 288 orang. Jumlah karyawan tersebut terdiri dari beberapa jenis karyawan yang dapat dilihat pada Tabel 1. Karyawan yang bekerja banyak berasal dari lingkungan sekitar pabrik kopi banaran, tetapi juga ada beberapa karyawan yang berasal dari luar kota. Karyawan yang berasal dari luar kota mendapatkan fasilitas dari perusahaan berupa mess atau tempat tinggal.

Tabel 1. Perincian Jumlah Karyawan Pabrik Kopi Banaran, Semarang

No. Karyawan Bagian Teknik / Pengolahan Jumlah

1. Karyawan Pelaksana 13

2. Karyawan Pembantu Pelaksana 21

3. Karyawan Harian Lepas 19

4. Karyawan Lepas Lain-lain 35

5. Karyawan Lepas Borong 200

Total 288

Sumber : Buku Manual Lingkungan Pabrik Kopi Banaran, Semarang (2012).

Hari kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) dari hari Senin sampai Sabtu, bisa juga hari Minggu termasuk hari kerja tetapi masuk dalam hari lembur. Hari Senin sampai Sabtu karyawan masuk pada pukul 06.00-14.00 WIB dan istirahat dari jam 09.00-10.00 WIB, sedangkan pada hari Jumat karyawan masuk pukul 06.00-12.00 WIB dan istirahat dari jam 09.00-09.30 WIB. Pada masa panen kopi, karyawan yang bekerja di bagian raung pulper, pengeringan, dan penjagaan mesin dibagi menjadi 2 shift, sedangkan bagian lainnya termasuk jam lembur. Shift 1 dari jam 00.00-12.00 WIB dan shift 2 dari jam 12.00-00.00 WIB.

Karyawan juga mendapatkan beberapa fasilitas-fasilitas yang diberikan Pabrik kopi Banaran, antara lain:

 Tunjangan di luar tunjangan kebutuhan pokok

Karyawan selain karyawan lepas borong diberi Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK).

Asuransi tersebut bertujuan agara karyawan mendapatkan keselamatan kerja.

Karyawan beserta keluarganya mendapatkan jaminan kesehatan berupa pengobatan

dan perawatan dari poliklinik perusahaan. Karyawan pembantu dan pelaksana dapat berobat ke rumah sakit umum, sedangkan karyawan lepas dapat berobat ke rumah sakit tanpa biaya apapun apabila terjadi kecelakaan di pabrik.

 Cuti karyawan

Karyawan pembantu dan pelaksana mendapat cuti sebanyak 12 hari untuk setiap tahunnya, sedangkan untuk karyawan wanita yang sedang hamil akan diberikan cuti melahirkan selama 3 bulan yakni 1,5 sebulan sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan. Karyawan yang mendapatkan cuti akan tetap mendapatkan gaji.

 Fasilitas yang menyangkut hak karyawan

Karyawan pembantu, pelakasana, dan lepas mendapatkan seragam kerja atau pakaian kerja. Karyawan yang pensium pada umur 55 tahun atau yang meninggal akan mendapatkan dana pensiun yakni yayasan Dana Pensiun (Yadapen).

 Fasilitas keagamaan

Seluruh karyawan diberikan kesempatan untuk melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Karyawan pelaksana, pembantu, dan lepas diberikan berikan hak untuk melaksanakan ibadah haji tanpa adanya pemotongan gaji.

Karyawan juga diberikan tunjangan hari raya atau THR berupa gaji 1 bulan, misal nya pada hari raya Idul Fitri, Natal, dan lain-lain.

10 3.1. Jenis Produk

PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) menghasilkan komoditi ekspor yakni salah satunya adalah kopi, selain kopi PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) juga mengelola teh, karet, dan tebu. Ada beberapa jenis kopi yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yakni kopi Robusta, kopi Arabika, dan Kopi Luwak. Ketiga jenis kopi tersebut diproses pada lokasi yang berbeda. Kopi yang paling banyak diproduksi adalah kopi Robusta lalu kopi Arabika, sedangkan untuk kopi Luwak hanya diproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit daripada jenis kopi lainnya. Pabrik Kopi Banaran khusus untuk memproduksi kopi Robusta. Pengolahan kopi robusta di Pabrik Kopi Banaran ada 2 macam yakni Robusta Wet Process (RWP) atau bisa juga disebut pengolahan basah dan Robusta Dry Process (RDP) atau bisa juga disebut pengolahan kering.

Kopi wose atau kopi beras merupakan biji kopi yang telah kering dan telah terlepas dari dari daging buah, kulit tanduk, dan kulit arinya, sedangkan kopi bubuk adalah kopi yang sudah menjadi halus serta telah melalui proses peyangraian dan penggilingan. Kopi wose atau kopi beras langsung dikemas dalam karung goni dengan ukuran 60 kg dan 80 kg. Kopi wose atau kopi beras yang dikemas dengan karung goni ukuran 60 kg digunakan untuk pengiriman ke luar negeri atau ekspor, sedangkan ukuran 80 kg digunakan untuk pengiriman ke dalam negeri. Kopi wose atau kopi beras yang dihasilkan memiliki beberapa ukuran dan pengelompokan mutu. Kopi wose atau kopi beras memiliki daya umur simpan 1,5 tahun tergantung dari tempat penyimpanan dan pengemasannya.

Kopi bubuk yang dihasilkan akan dikemas dengan berat yang bermacam-macam dengan pengemas yang berbeda-beda. Kopi bubuk yang dihasilkan juga memiliki cita rasa yang berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena adanya pencampuran dari beberapa jenis kopi.

Pencampuran antara robusta dengan arabika juga memiliki persentase yang bervariasi, sehingga persentasi pencampuran tersebut dapat mempengaruhi cita rasa kopi bubuk

yang dihasilkan. Berikut ini merupakan tabel jenis produk biji kopi yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Produk Biji Kopi PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero)

Produk Berat Jenis Kemasan

Biji kopi

60 kg

RWP 1L

Karung goni RWP 1M

RWP 1S

80 kg

RWP 4L RWP 4M

RWP 4S RWP Lokal

RDP 1L RDP Lokal

Kopi bubuk yang dihasilkan oleh Pabrik Kopi Banaran dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini:

Gambar 1. Biji Kopi RWP Gambar 2. Biji Kopi RDP

Gambar 4. Kopi Bubuk Banaran Plus Gula

(25gram) Gambar 3. Kopi Bubuk Banaran 9

(7gram)

Gambar 5. Kopi Bubuk Original 100 gram

Gambar 6. Kopi Bubuk Original 250 gram

Gambar 7. Kopi Bubuk

Classic 200 gram Gambar 8. Kopi

Bubuk Premium 120 gram

Berdasarkan gambar-gambar diatas, kopi bubuk banaran 9 (7gram) dibuat khusus untuk biji kopi yang telah melalui proses pembersihan, pengeringan, penyangraian, dan penggilingan.

3.2. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yakni Pabrik Kopi Banaran sangatlah dipengaruhi oleh hasil panen, permintaan konsumen, dan harga jualnya. Di Pabrik Kopi Banaran kapasitas produksi kopi beras lebih tinggi daripada

Perkebunan Nusantara IX (Persero) Pabrik Kopi Banaran dapat dilihat secara jelas pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Produksi Kopi Beras PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Pabrik Kopi Banaran

URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Produksi (kg) Produksi (kg) Produksi (kg) Produksi (kg) Merah 1,589,300 2,005,432 1,495,048 289,936

Hijau 15,465 9,146 3,345 3,365

Jumlah 1,604,765 2,014,578 1,498,393 293,301

% 22.09 22.09 23 23

Pada Tabel 3., dapat dilihat bahwa hasil panen buah kopi merah lebih banyak daripada buah kopi hijau. Hasil panen buah kopi merah dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, sedangkan pada tahun berikutnya hingga tahun 2016 mengalami penurunan. Hasil panen buah kopi merah tersebut mempengaruhi hasil kopi beras RWP.

Hasil panen buah kopi hijau dari tahun 2013 hingga 2015 mengalami penurunan, sedangkan dari tahun 2015 ke 2016 mengalami kenaikan hasil panen tetapi hanya sedikit. Hasil panen buah kopi hijau mempengaruhi hasil kopi beras RDP.

3.3. Daerah Pemasaran karung goni 80 kg. Mutu yang dikirim ke luar negeri kebanyakan RWP 1L dan RWP 1M, sedangkan untuk dalam negeri biasanya mutu 4 hingga lokal dengan ukuran sesuai dengan permintaan konsumen. Italia, Hongkong, Jepang, Taiwan, Itali, Singapura merupakan negara yang memesan kopi beras dari Pabrik Kopi Banaran. Pemasaran kopi beras dalam negeri biasanya kepada perusahaan-perusahaan yang memakai kopi beras sebagai bahan baku.

Kopi bubuk Pabrik Kopi Banaran dipasarkan dengan cara dikirimkan ke supermakerket, café-café, hotel-hotel daerah Semarang, resort Banaran, hingga dikiriman ke seluruh outlet Banaran yang ada di Indonesia. Pembelian kopi bubuk secara langsung juga dapat dilakukan ke Café Banaran 9. Pabrik Kopi Banaran menerima pesanan khusus, seperti kopi luwak dan kopi luwak tidak diproduksi setiap hari tetapi hanya akan dibuat jika ada pemesanan saja, hal tersebut terjadi karena kopi luwak memliki harga yang sangat mahal atau tinggi. Pabrik Kopi Banaran juga menerima pemesanan khusus lainnya, seperti kopi beras yang telah disangrai saja dan warna kopi yang disangrai juga dapat disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Pemesanan kopi bubuk dan kopi beras dapat dilakukan melalui kantor pusat yang ada di Semarang, tetapi juga dapat langsung ke Pabrik melalui via telpon. Pemesanan langsung ke Pabrik tetap harus melaporkan ke kantor pusat karena membutuhkan surat pengiriman yang berasal dari kantor pusat.

16 4.1. Pemanenan dan Persiapan Bahan Baku

PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) memproduksi 3 jenis kopi yakni kopi robusta kopi arabika, dan kopi luwak, tetapi kopi yang lebih dominan dikelola adalah kopi robusta. Pabrik Kopi Banaran merupakan tempat pengolahan kopi yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusanatara IX (Persero) khususnya untuk mengolah kopi robusta.

Pabrik Kopi Banaran mengolah dari buah kopi hingga menjadi kopi beras dan kopi bubuk. Buah kopi robusta yang diolah di Pabrik Kopi Banaran berasal dari kebun Getas, kebu Ngobo, dan kebun Sukamangli.

Persiapan bahan baku itu dimulai dengan tahap pemetikan. Tahap pemetikan dilakukan di ketiga kebun yang sudah disebutkan. Pemetikan buah kopi hanya terjadi 1 kali dalam setahun yakni pada bulan Juli sampai September. Pada bulan-bulan tersebut merupakan bulan panen raya. Pemanen buah kopi dilakukan oleh para pekerja borongan yang telah mengetahui cara memanen dan pemanenan tersebut tetap diawasi oleh mandor.

Pertama-tama para pekerja melakukan pembersihan disekitar pohon yang akan dipanen, seperti kotoran dan daun-daun kering. Pembersihan tersebut dilakukan guna mempermudah dan mempercepat proses pemanenan. Setelah itu terpal dipasang, terpal tersebut digunakan sebagai tempat buah kopi yang terjatuh agar tidak langsung bersentuhan ke tanah. Buah kopi yang dipanen adalah buah kopi yang sudah berwarna merah dan telah berumur 14 hari setelah berbunga. Buah kopi yang matang atau belom siap dipanen berwarna hijau.

Gambar 11. Buah Kopi

Ada beberapa tahap dalam dalam proses pemanenan buah kopi, hal itu terjadi karena adanya proses pematangan yang tidak merata. Berikut ini adalah tahapan pemanenan buah kopi di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero):

1. Pemanenan Onclong

Pemanenan ini dilakukan dengan cara memetik buah kopi yang telah mengalami pematang yang telah mencapai 10%. Pemanenan ini biasanya dilakukan pada bulan April dan pemanenan ini berguna agar mengurangi jumlah buah kopi yang terlalu masak atau matang.

2. Pemanenan Raya

Pemanenan ini merupakan panen besar. Buah kopi banyak yang telah mengalami pematangan hingga 60-70%. Panen ini biasanya terjadi pada bulan Juli sampai Agustus. Proses pemanenan ini juga dapat berlangsung selama 1 bulan.

3. Pemanenan Rampasan atau Racutan

Pemanenan ini dilakukan setelah panen raya telah selesai secara keseluruhan. Pada panen ini, dilakukan pemetikkan sisa-sisa buah kopi yang tertinggal dipohon atau yang tidak dipanen pada saat panen raya, baik buah kopi merah, hijau, hitam dan yang kering.

Setelah proses pemetikan selesai, buah kopi dikumpulkan menjadi satu dan dilakukan proses sortasi. Pada saat proses sortasi ini, buah kopi merah, hijau serta kotoran yang lainnya dipisahkan. Proses sortasi ini secara manual dan dilakukan oleh pekerja borongan. Setelah selesainya proses sortasi tersebut, buah kopi merah dan buah kopi hijau langsung dikemas dengan karung secara terpisah. Kemudian dilakukan penimbangan dan pencatatan, lalu langsung dikirim langsung ke Pabrik Kopi Banaran menggunakan truk. Berikut ini adalah kriteria buah kopi yang diolah di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero):

 Terbebas kontaminasi dari mikroorganisme.

 Memiliki keseragaman dalam pematangannya.

 Memilki tampilan luar yang baik atau tanpa cacat.

 Memilki kondisi yang masih segar.

4.2. Proses Pengolahan

Buah kopi yang diolah di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Pabrik Kopi Banaran akan menjadi kopi beras dan kopi bubuk. Kopi beras akan menjadi produk primer, sedangkan kopi bubuk akan menjadi produk sekunder. Pengolahan buah kopi menjadi kopi beras dibagi menjadi 2 yakni pengolahan basah (Robusta Wet Process) dan pengolahan kering (Robusta Dry Process). Pengolahan basah menggunakan buah kopi merah, sedangkan pengolahan kering menggunakan buah kopi hijau. Kedua jenis pengolahan tersebut menghasilkan kopi dengan kualitas yang berbeda yakni kualitas baik (superior) dihasilkan dari pengolahan basah, sedangkan kualitas rendah (inferior) dihasilkan dari pengolahan kering. Berikut ini dapat dilihat diagram proses pengolahan basah dan pengolahan kering di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Pabrik Kopi Banaran.

Gambar 12. Diagram Alir Proses Pengolahan Basah dan Pengolahan Kering

4.2.1. Robusta Wet Process (Pengolahan Basah)

Pengolahan basah ini menggunakan kopi robusta berwarna merah dan hasilnya akan disebut RWP (Robusta Wet Process). Prinsip dari pengolahan ini menggunakan adalah menggunakan air. Air tersebut digunakan untuk mencuci dan membantu pengupasan kulit buah dan daging buah. Pengolahan ini juga sangat membutuhkan banyak air serta menghasilkan limbah cair yang banyak akibat terjadi pencucian dalam skala besar. Ada beberapa tahap dalam proses pengolahan kopi secara basah di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Pabrik Kopi Banaran:

4.2.1.1. Bak Penerimaan

Buah kopi glondong yang datang dari kebun langsung ditimbang terlebih dahulu dan dilakukan pengecekan beratnya. Setelah selesai pengecekan, buah kopi dimasukkan ke

Buah kopi glondong yang datang dari kebun langsung ditimbang terlebih dahulu dan dilakukan pengecekan beratnya. Setelah selesai pengecekan, buah kopi dimasukkan ke

Dokumen terkait