• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PENELITIAN

4.3. Metode Penarikan Sampel

Metode penentuan sample digunakan untuk memperoleh data primer. Data primer diusahakan dapat mewakili populasi yang ada, karena tidak semua petani tebu (anggota populasi) dijadikan sumber data primer. Hanya petani sample yang akan dijadikan sumber data primer.

Metode yang akan digunakan dalam penentuan sample pada rencana awal pengambilan data primer adalah cluster sampling. Petani tebu di wilayah kerja PG Trangkil di kluster berdasarkan ikut atau tidaknya dalam program kemitraan PG Trangkil. Karena letak wilayah kerja PG Trangkil yang luas, metode penarikan sampel disesuaikan dengan cara membatasi berdasarkan wilayah administrasi yaitu kecamatan Trangkil. Hal tersebut karena luas lahan tebu total di kecamatan Trangkil adalah yang terluas dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain di wilayah kerja PG Trangkil.

Jumlah petani non mitra di kecamatan Trangkil sangat terbatas (berdasarkan informasi dari sinder PG Trangkil). Karena alasan tersebut, metode penentuan sampel disesuaikan lagi yaitu dengan snowball method dengan cakupan wilayah kecamatan Trangkil dan kecamatan terdekat. Snowballing dilakukan dengan bertanya kepada responden pertama mengenai petani terdekat yang dapat di wawancarai dengan kriteria tertentu seperti ikut tidaknya dalam mitra dan luas penguasaan lahan(yaitu kurang dari 10 ha, 10 hingga 30 ha, dan lebih dari 30 ha). Petani pertama ditunjukan daftar petani mitra (data dari PG Trangkil) beserta luas penguasaan lahan, sehingga petani dapat menunjukkan petani yang bermitra atau yang tidak bermitra untuk diwawancara lebih lanjut. Jumlah petani mitra di Kecamatan Trangkil 54 orang, 17 orang memiliki luas lahan kurang dari 10 ha, 22 orang memiliki lahan 10 hingga 30 ha, dan 15 orang memiliki lahan lebih dari 30 ha. Karena itu jumlah sampel petani mitra diambil masing-masing 40 persen berdasarkan luas lahan sehingga didapatkan 7 orang untuk luas lahan kurang dari 10 ha, 9 orang untuk luas lahan 10 hingga 30 ha, dan 6 orang untuk luas lahan lebih dari 30 ha. Jumlah total responden petani mitra 22 orang. Jumlah petani non mitra tidak diketahui sehingga didapatkan 12 orang responden.

Data yang diperoleh dari wawancara dengan petani ditranformasi ke dalam bentuk tabel. Hal ini perlu dilakukan agar data yang diperoleh lebih mudah dibaca dan dipahami. Data yang telah mengalami tranformasi, digunakan sebagai masukan untuk analisis selanjutnya. Analisis yang dilakukan antara lain analisis pendapatan usahatani tebu dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani.

4.4.1. Transformasi Data

Transformasi data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan statistik deskriptif berupa mean dan persentase. Dalam tabel frekuensi, data didajikan dengan besar interval kelasnya yang belum tentu sama. Hal ini karena terdapat beberapa data yang rentang nilainya terlalu besar. Sehingga jika menggunakan rumus interval kelas dicari setelah jumlah kelas ditentukan atan sangat memungkinkan terdapat kelas yang kosong.

Nazir (2005) menyebutkan persamaan untuk mencari mean dengan menggunakan rumus:

���� = ��

Xi = data ke-i

n = jumlah data

Persentase ditentukan dengan menggunakan persamaan:

���������� = �����ℎ����������

�����ℎ���� x 100 ������

Setelah data ditransformasi, data diintepretasi dan digunakan sebagai input dalam analisis faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan per hektar tebu rakyat. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang memengarui pendapatan per hektar tebu dianalisis dengan metode kuantitatif menggunakan Model Regresi Linear Berganda, yaitu model regresi yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas. Penggunaan uji statistik dalam model menggunakan tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji satatistik dasar adalah 80 persen (α = 20 persen) atau lebih dari 80 persen (α < 20 persen).

27

4.4.2 Model Regresi Linear Berganda

Analisis regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Model Regresi Linear Berganda adalah model regresi yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas. Model ini digunakan untuk menganalisa factor-faktor yang mempengaruahi pendapatan petani tebu.

Faktor yang berpengaruh yaitu karakteristik responden, karakteristik usahatani responden, dan faktor eksternal. Karakteristik responden terdiri dari usia, pendidikan, dan pekerjaan utama. Karaktreristik usahatani responden terdiri dari produktivitas lahan, biaya usahatani, pengalaman bertani tebu, dan penguasaan lahan. Faktor eksternal meliputi kemitraan dan penyuluhan. Dari faktor-faktor yang teridentifikasi tersebut dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

�(�) = �0+�11+�22+�33+�44+�55+�66+�77+ �88 +�99+�1010+�1111+�1212+�1313

Dimana:

f(x) = pendapatan usahatani tebu per hektar (rupiah) x1

x

= produktivitas lahan (kuintal)

2 x

= biaya usahatani per hektar (rupiah)

3 x

= kemitraan ( bernilai 1 jika mitra, 0 jika non-mitra)

4 x

= usia responden (tahun)

5 x

= pendidikan responden (tahun)

6 x

= pekerjaan utama (bernilai 1 jika petani tebu, 0 jika selainnya)

7

x

= jumlah penyuluhan yang diikuti responden selama musim tanam (kali)

8

lahan milik)

= penguasaan lahan (bernilai 1 jika lahan sewa atau campuran, 0 jika

x9 β

= pengalaman bertani tebu (tahun)

0 β

= konstanta

nlai koefisien determinan (R ), bertujuan untuk mengukur proporsi keragaman (variasi) total dalam variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh bariabel-variabel bebas secara bersama-sama dan menunjukkan besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Sedangkan koefisien korelasi berganda (R) akar dari R2

2 = ���

���

, mengukur keeratan hubungan linear diantara variabel tidak bebas dan semua variabel bebas dalam model tersebut.

Dimana: R2

JKR = Jumlah kuadrat regresi = Koefisien determinan

JKL = Jumlah kuadrat total

4.4.3. Pengujian-pengujian Model Regresi

Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam hal ini adalah pengujian model penduga dan terhadap parameter regresi. Pengujian terhadap model penduga, tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah model penduga yang diajukan sudah layak untuk menduga parameter dalam fungsi regresi.

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model (xi

H

) berpengaruh nyata dalam menjelaskan karagaman total dari variabel tidak bebas (f(x)). Hipotesis yang digunakan adalah:

0 : Semua variabel bebas (xi

H

) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (f(x))

i : Semua variabel bebas (xi

Dengan kriteria Uji F : Ho ditolak jika F hitung ≤ F tabel, Ho diterima jika F hitung > F tabel.

) secara bersama-sama mempengaruhi variabel tidak bebas (f(x)) atau paling tidak terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (f(x)).

Uji t ditujukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas (xi

Ho : β

) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (f(x)). Hipotesis yang digunakan adalah:

29

Hi : βi

Dengan kriteria uji t adalah Ho ditolak jika t hitung ≤ t tabel, dan Ho diterima jika t hitung > t tabel.

≠ 0

4.4.4. Analisis Pendapatan Usahatani

Usahatani merupakan kegiatan ekonomi untuk menghasilkan penerimaan dengan menggunakan masukan berupa tenaga kerja dan modal. Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan total dan pengeluaran total. Penerimaan total merupakan nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran total adalah nilai semua korbanan yang dikeluarkan selama proses produksi. Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.

Pendapatan atas biaya tunai dirumuskan sebagai berikut: ∏tunai = TR – B

Keterangan : t

∏tunai

TR = penerimaan total usahatani

= pendapatan tunai atau keuntungan tunai usahatani

Bt

Pendapatan atas biaya total dirumuskan sebagai berikut: = biaya tunai

∏total

Keterangan : = TR – BT

∏total

BT = biaya total (biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan) = pendapatan total atau keuntungan total usahatani

Ukuran pendapatan dan keuntungan dirumuskan sebagai berikut:

A. Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) atau penerimaan kotor (gross return), yakni nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik dijual atau tidak, dan peningkatan nilai inventaris.

B. Pengeluaran total usahatani (total farm expence), yakni nilai semua masukan yang habis dipakai (tanpa tenaga kerja keluarga), tunai dan tidak tunai, serta penurunan inventaris

C. Pendapatan bersih usahatani (net farm income), yaitu ukuran imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor produksi kerja, modal, dan pengelolaan. C = A – B

kepada sumber daya milik keluarga yang dipakai dalam usahatani. D = C – Bunga Modal Pinjaman

E. Imbalan kepada seluruh modal (return to capital), bisa dinyatakan dalam persen terhadap total modal. E = C – Nilai tenaga kerja keluarga.

F. Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital), dinyatakan dalam persen terhadap total modal. F = D – Nilai tenaga kerja keluarga. G. Imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return to family labor), bisa

dinyatakan per tenaga kerja, per tenaga kerja orang keluarga, dibandingkan dengan upah buruh di luar usahatani. G = D – bunga modal petani

Dokumen terkait