• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Metode pendidikan karakter di Pondok Pesantren

beriku ini:

Tabel 14. Nilai-nilai karakter di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta

No Kategori Nilai Karakter

1. Nilai karakter hubungannya dengan Tuhan Iman Taqwa Ikhlas 2. Nilai karakter hubungannya dengan diri

sendiri Jujur Bertanggung jawab Mandiri Kerja keras Percaya diri Disiplin Kreatif Ingin tahu

3. Nilai karakter hubungannya dengan sesama Patuh pada peraturan Kerja sama

Sopan santun 4. Nilai karakter hubungannya dengan

lingkungan

Peduli sosial Cinta kebersihan 5. Niai karakter hubungannya dengan

kebangsaan

Menghargai keberagaman

2. Metode Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta

Penanaman pendidikan karakter di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta menggunakan cara atau metode. Metode ini digunakan agar dalam proses pencapaian tujuan pendidikan karakter dapat tercapai secara efektif dan efisien dalam mendapatkan hasil yang maksimal. Metode pendidikan karakter yang digunakan di pondok pesantren ini adalah metode pembiasaan, metode pemberian nasehat, metode keteladanan, metode praktik, dan metode pemberian reward dan punishment.

94 a. Metode Pembiasaan

Aktivitas pendidikan di pondok pesantren berbeda dengan aktivitas pendidikan di sekolah pada umumnya. Peserta didik berada di sekolah sekitar 7-8 jam dalam sehari, berbeda dengan santri yang berada di pondok pesantren. Santri berada di lingkungan pondok pesantren dalam 24 jam dalam sehari. Kegiatan santri di pondok pesantren selama 24 jam sehari tersebut telah terjadwal dalam kegiatan harian santri. Santri melakukan kegiatan dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi. Kegiatan yang dilakukan santri secara rutin ini harapannya akan terbiasa dilakukan oleh santri.

Aktivitas santri di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta dimulai pukul 03.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB.

Hal ini sebagaimana seperti yang diungkapkan oleh Bapak “F” sebagai berikut: “Kegiatan santri diasrama kan bangun mulai jam setengah empat ya, mereka

dibangunkan, mereka di arahkan untuk ke masjid untuk sholat Lail, sambil menunggu sholat subuh. Setelah sholat subuh mereka hafalan Tahfid dengan kelompoknya masing-masing, satu kelompok satu pengampu, rata-rata 1 pengampu 10-15 anak mereka wajib setor tiap hari 3 ayat dan terjemahaannya setiap hari. Itu selesai jam setengah 6 sampai 5.45 kemudia mereka sarapan, mandi jam setengah 7 mereka harus keluar dari asrama, masuk kelas nanti di kelas akan ada penyampaian vocabulary bahasa arab dan bahasa inggris dari anggota IPM sampai jam 7. Jam 7 proses KBM, kemudia jam 9.30 Sholat Dhuha. Jam 10 masuk KBM lagi. Jam 12.00 istirahat sampai jam 13.00 untuk sholat, makan, jajan bisa dibuka koperasi. Nanti jam 13.00 masuk sampai jam 15.00 sholat ashar. Habis sholat ashar nanti ada ekstra. Ekstra kita ada wajib dan ekstra pilihan. Ekstra wajibnya ada Hisbulwaton dan Bela Diri Tapak Suci. Yang mengampu siapa? anak-anak kelas 5 IPM lagi. Karena di kelas harus wajib sampai sabuk biru jadi disiapkan untuk melatih adik-adiknya walaupun tetap kita juga hadirkan pelatih dari luar namun sebagai pengarah, pengontrol. Hawai juga sama, yang memberikan materi juga kelas 5. Itu yang pilihan yang lain sesuai dengan minat bakat para santri sampai jam 17.00. Jam setelah itu mandi jam 17.30 anak harus keluar ke masjif untuk ada kajian kitab hadis. Magrib ke masjid, setelah sholat magrib mereka kembali ke asrama untuk makan, setelah itu sholat isya setelah sholat isya mereka belajar

95

mandiri, jam 21.30 di bel oleh IPM untuk berdoa bersama kemudian tidur.”

(Wawancara tanggal 13 Maret 2017)

Hal senada tentang kegiatan santri di pondok pesantren juga diungkapkan

oleh Bapak “AS” sebagai berikut:

“Kalau pagi kan sudah jelas jam setengah 4 bangun, kemudian pergi sholat

Tahajjud, kemudian tafiz, kemudian pulang ke asrama ada yang besih-bersih kamar, ada yang nyuci, ada yang tidur juga macam-macamlah. Kemudian ada latihan percakapan bahasa arab, bahasa inggris ada kosa kata juga. Kemudian sore hari ada kegiatan wajib di setiap hari selasa dan sabtu. Kemudian magrib makan, setelah itu makan malam, sholat isya kemudia belajar malam, dan jam 21.30 ada kegiatan berdoa bersama di depan asrama. Dikegiatan berdoa bersama itu ada evaluasi kekurangan dan ada perbaikan. Begitu terus mas kegiatan sehari-hari santri.” (Wawancara tanggal 13 Maret 2017)

Kegiatan santri dimulai pada pukul 03.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB

untuk melaksanakan kegiatan persiapan tidur dan do’a bersama. Pembiasaan di pondok pesantren dilakukan melalui kegiatan-kegiatan harian yang dilakukan santri. Berdasarkan dokumen yang di peroleh peneliti pembiasaan di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta selain dilakukan dalam kegiatan harian santri juga terdapat pembiasaan-pembiasaan yang lain. Adapun pembiasaan-pembiasaan yang di tertuang dalam dokumen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Upacara setiap hari Sabtu dengan 3 bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris) secara rutin/bergantian setiap sabtu.

2. Apel pagi setiap hari sebelum bel masuk.

3. Berdoa dan dzikir sebelum dan sesudah pelajaran. 4. Sholat Fardhu berjamaah.

5. Sholat Dhuha.

6. Puasa Senin dan Kamis. 7. Tadarus rutin.

8. Memberi dan menjawab salam.

9. Membuang sampah di tempat sampah. 10. Budaya antri.

11. Berpakaian rapi dan menutup aurat. 12. Datang tepat waktu.

96 13. Bersalaman dengan guru jika bertemu. 14. Berkata sopan dan lembut.

15. Membiasakan berbahasa Inggris dan Arabic dalam percakapan sehari-hari (yang sudah dilaksanakan baru sebatas lokal tertentu).

16. Dzikir dan Doa bersama sebelum tidur.

(Sumber: Buku Profil Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta Tahun 2016 hal. 27)

Kegiatan santri yang diungkapkan oleh narasumber dan tertuang dalam dokumen pondok pesantren tersebut bukan sebatas ungkapan dan tulisan saja. Berdasarkan pengamatan peneliti, santri melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti yang diungkapkan oleh narasumber di atas. Pada tanggal 21 Maret 2017 peneliti menginap di pondok pesantren untuk melakukan pengamatan kegiatan yang dilakukan santri. Hasil dari pengamatan tersebut adalah santri bangun tidur pada pukul 03.30 WIB kemudian ke masjid untuk melaksanakan shola Tahajjud, setelah sholat Tahajjud, Setelah Sholat Tahajjud santri melaksanakan sholat Subuh berjamaah kemudian dilanjutkan dengan dzikir bersama setelah sholat Subuh berjamaah. Tahfidz, Tahsin dilakukan setelah sholat Subuh dengan cara santri menyetorkan hafalan kepada Ustads. Pada malam hari setelah sholat Isya berjamaah santri melaksanakan kegiatan belajar malam kemudian pada pukul 21.30 WIB santri melakukan persiapan tidur dan membaca doa dan dzikir bersama.

b. Metode pemberian nasehat

Pemberian nasehat diberikan oleh ustad ustadzah dibanyak kegiatan. Kegiatan dalam memberikan nasehat diantaranya pada saat memberikan ceramah setelah sholat wajib, melalui nasehat ketika malam hari sebelum tidur, dan dilakukan juga pada saat jalan-jalan santai atau pada saat bertemu dengan santri para santri diberikan nasehat oleh ustad ustadzahnya. Hal tesebut sesuai dengan

97

“Biasanya nanti melalui setelah do’a nanti ada ustad ustadzahnya yang berbicara.” (wawancara tanggal 13 Maret 2017)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak “F” tentang pemberian nasehat

sebagai berikut:

“Jadi dengan kajian, selain itu ketika setelah berdoa malam, ustad memberi nasehat pada proses absen malam untuk mengevaluasi setiap hari. (Wawancara tanggal 13 Maret 2017)

Berdasarkan pengamatan penulis, ustads di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta memberi nasehat kepada santri. Kesempatan tersebut penulis amati pada saat setelah sholat wajib, ustad memberikan ceramah yang diselipkan dengan pemberian nasehat kepada para santri. Pada saat ustad berkeliling asrama putra dan terdapat santri yang sedang membaca buku, kemudian salah satu ustad mendekati santri tersebut dan memberikan nasehat kepada santri tersebut. Pada malam hari terdapat kegiatan do’a

bersama yang dilakukan oleh masing-masing asrama. Dalam kegiatan persiapan

tidur dan berdo’a bersama tersebut dilakukan evaluasi apa yang seharian tadi

dilakukan dan apa yang akan dilaksanakan pada besok hari, serta pemberian pengumuman yang diberikan oleh kakak kelas. Adapun pada kesempatan tersebut, berdasarkan pengamatan penulis, ustad memberikan nasehat kepada para santri. Pemberian nasehat yang diberikan oleh ustad di pondok pesantren tidak ada henti-hentinya diberikan kepada santri. Apabila terdapat kesempatan maka ustad memberikan nasehat kepada santri.

Pemberian nasehat yang dilakukan oleh ustads/ustadzah dilakukan secara spontan dan tidak direncanakan sebelumnya baik waktu maupun tempatnya. Pemberian nasehat dilakukan pada saat jalan-jalan diasrama, pada saat doa malam

98

dan ngobrol-ngobrol santai. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Adik “RU”

sebagai berikut:

“Ustads mengajarkan pendidikan karakter pada saat jalan-jalan. Misalnya pada saat ustads datang ke kamar menanyakan, sambil canda tawa nah disitu ustads biasanya mengajarkan pendidikan karakter melalui itu. Ustads ngasih nasehat pada saat kumpul mudapir, kajian, kasih motivasi melalui cerita, pada saat di kasih tugas-tugas, ngobrol-ngobrol dan lain-lain mas.” (Wawancara

tanggal 21 Maret 2017)

Hal senada juga disampaiakan adik “IG” sebagai berikut:

“Saya sering mendapatkan nasehat mas, biasanya di kelas, kadang pada saat

ngobrol-ngobrol santai di beri nasehat seperti itu. (Wawancara tanggal 28 Maret 2017)

Adik “FAA” juga menyampaikan hal yang kurang lebih sama sebagai berikut:

“Ustads sering memberikan nasehat kepada santri pada saat doa malam, kemudian kalau praktiknya itu senyum sapa tadi.” (Wawancara tanggal 25

Maret 2017)

Gambar 13. Ustad memberikan nasehat kepada santri pada kegiatan persiapan

tidur dan do’a bersama.

Gambar di atas menunjukan ustads sedang memberikan nasehat kepada santri. Pemberian nasehat di atas dilakukan pada tanggal 21 Maret 2017 pada saat

99

memberikan nasehat kepada para santri tentang sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Oleh sebab itu santri diharapkan dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Tanggapan santri atas pemberian nasehat ustads adalah menerima. Santri mengulangi nasehat yang diberikan kepada santri. Cara ini digunakan agar santri tidak hanya mendengarkan saja namun juga memahami apa yang dibicarakan ustadz dengan cara mengulang perkataan usradz. c. Metode Keteladanan

Keteladanan di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta di lakukan oleh pengelola maupun pendidik pondok pesantren. Karakter di pondok pesantren terjadi karena adanya keteladanan. Keteladanan di pondok pesantren dilakukan secara bertahap, di mana ustad/ustadzah menjadi contoh santri senior, kemudian santri senior menjadi contoh santri junior. Seperti

yang disampaikan Bapak “AS” sebagai berikut:

“Kalau karakter itu muncul dari suri tauladan dari ustadnya, ustad ke kakak

kelas, kakak kelas ke adik-adiknya. Jadi kita bentuk karakter itu dari atas dulu. Ada juga nanti kajian wajib dan tauziah nanti disampaikan di kegiatan tersebut. Contoh keteladanan seperti cara berpakaian, ibadah, sering menegur anak jika bermasalah, mengingatkan sudah sholat belum dan menjadi contoh

yang baguslah.” (wawancara tanggal 13 Maret 2017)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak “AM”:

“Dan keteladanan itu sangat penting sekali. Keteladanan dilakukan oleh ustad

ustadzahnya dan santri senior. Santri senior kalau di sini kalau kelas 6 sudah kita bebaskan tidak seperti adik kelasnya karena mereka harus persiapan ujian nasional jadi yang memegang pengurusan untuk keteladanan adalah

anak-anak kelas 5.” (wawancara tanggal 10 Maret 2017)

Keteladanan merupakan cara yang efektif dalam pendidikan karakter. Keteladanan di pondok pesantren di tunjukan oleh ustad/ustadzah melalui perilaku dan sikap seperti cara berpakaian, bahasa yang digunakan, cara beribadah.

100

Berdasarkan pengamatan yang peneliti, ustadz di pondok pesantren memberikan contoh kepada santri dengan cara berpakaian rapi, dan menggunakan bahasa yang baik terhadap sesama ustad maupun dengan para santri.

Ustad/ustadzah memiliki karakteristik dan kepribadian yang khas. Ustad/ustadzah yang memberikan keteladanan melalui sikap dan perilaku sehari-hari membuat para santri mengidolakan dan tak jarang meniru sosok ustad/ustadzah

tersebut. Seperti yang yang disampaikan Adik “HR” sebagai berikut:

“Yang menjadi contoh saya cuma satu mas, yaitu adalah ustad Nasir dia

adalah mantan Direktur, dia keren menurut saya. Dia itu tidak pernah berpapasan dengan para santri, tapi kalau pada saat dia lewat yang salim bannnyaaak banget. Ketika ngomong di masjid itu, kayak ngomong seperti ayah kepada anaknya gitu mas. Karakternya pak Nasir itu wibawanya tinggi,

kharismatik jadi saya ingin seperti dia.” (wawancara tanggal 21 Maret 2017) Adik “RU” juga mempunyai sosok teladan yang menjadi contohnya. Seperti

yang diungkapkan sebagai berikut:

“Contoh teladan saya banyak mas, Pertama ustad Dzikri, ustad Dzikri itu orangnya sabar, bisa motivasi, bijaksana, kayak sebuah pemimpin. Ustad Syahrul, dia orangnya dekat sama anak-anak. Ada juga Ustad Rizal, ustad Rizal orangnya pendiam tapi langsung dekat sama anak-anak. Kemudian Ustad Nazir yang bisa membuat dulu tempat seperti kandang sapi sekarang

sudah megah seperti ini.” (wawancara tanggal 21 Maret 2017)

Perilaku yang di teladani oleh santri dari ustadz-ustadz di pondok pesantren ialah cara ibadah yang dilakukan ustadz dengan khusyu selain dalam kedisiplinan, kejujuran dan dalam berkomunikasi sehari-hari. Hal ini seperti yang disampaikan

oleh Adik “IG” berikut ini:

“Ustadz memberikan contoh dalam sholat itu shlolatnya khusyu, sholatnya lama seperti itu mas” (wawancara tanggal 28 Maret 2017)

Keteladanan ustadz dalam berbahasa, kedisiplinan, dan kejujuran

101

“Ustadz mengajarkan keteladanan kepada santri misalnya menggunakan

bahasa, kalau pas Bahasa Arab menggunakan Bahasa Arab, kalau pas Bahasa Inggris menggunakaan Bahasa Inggris. Kedisiplinan, kejujurannya juga kasih

contoh mas” (Wawancara 21 Maret 2017)

d. Metode Praktik

Metode praktik merupakan cara pondok pesantren untuk memberikan pengalaman secara langsung kepada santri. Metode praktik digunakan agar para santri dapat berinteraksi dengan lingkungan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Bapak “F” sebagai berikut:

“Kita lebih ke praktek langsung, jadi anak biar belajar secara langsung dengan

lingkungannya. Ada juga secara tidak langsung seperti berorganisasi untuk

melatih kemandirian, tanggung jawab seperti itu” (wawancara tanggal 13

Maret 2017)

Kegiatan praktik di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta dilaksanakan dalam satu tahun sekali. Kegiatan praktik diantaranya ialah kegiatan Dakwah Santri, Amal Bhakti Santri dan Out Bound.

Seperti yang disampaikan Bapak “AS” berikut:

“Ada juga kegiatan tahunan salah satunya mungkin out bound, ada amal bhakti santri, kalau bulan Ramadhan itu ada dakwah santri. Itu dalam rangka membentuk mental mereka salah satunya dan menanamkan salah suatu pembelajaran bagi mereka kalau diluar itu mereka hidup seperti ini-ini. Kalau out bound biasanya jalan dari tebing breksi jalan sampai ke prambanan. Terus kalau amal bhakti santri itu seperti bhakti sosial dilakukan sampai 5 hari

kadang 6 hari dengan nginep dengan para warga.” (wawancara tanggal 10

Maret 2017)

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, kegiatan praktik berupa Dakwah Santri dilaksanakan pada bulan puasa. Santri yang mengikuti kegiatan Dakwah Santri merupakan santri yang berada di tingkat SMA. Santri di tempatkan di lokasi yang minim Dai dan pengajar agama. Kegiatan Dakwah Santri ini bertujuan untuk menguji mental santri tampil ditengah masyarakat, memakmurkan masjid atau

102

surau-surau dan mengamalkan ilmu yang diperoleh di pondok pesantren. Karakter yang di tanamkan melalui kegiatan dakwah santri ini adalah karaker keberanian, bertanggung jawab, disiplin, amar maruf (menyeru kebaikan), bekerja sama, dan berfikir kreatif.

Karakter keberanian dalam praktik dakwah santri yaitu dengan cara melatih santri untuk tampil ditengah masyarakat dengan memberikan ceramah-ceramah. Menyeru kebaikan yaitu membagikan ilmu-ilmu yang dipelajari di pondok pesantren dengan mengajak masyarakat untuk berbuat kebaikan sedangkan karakter kreatif dan inovatif melalui cara santri memakmurkan masjid-masjid atau surau-surau.

Kegiatan praktik yang lain yaitu Amal Bhakti Santri (ABAS) yang diikuti oleh seluruh santri putra dan putri. Berikut penjelasan tentang kegiatan Amal Bhakti Santri:

“Amal bhakti santri, atau yang disebut ABAS merupakan program sosial yang diikuti oleh seluruh santri, baik putra maupun putri. Program ini berlangsung sekitar 4 – 5 hari dan bertempat di daerah-daerah perdesaan yang jauh dari keramaian kota. Acara ini dikemas dalam bentuk pembagian sembako dan mengirim santri ke di rumah-rumah warga yang masuk katagori masyarakat ekonomi menengah kebawah untuk tinggal di dalamnya. Di rumah-rumah warga ini nantinya, santri mendapatkan tugas mendalami peran dan turut langsung membantu kegiatan yang dilakukan oleh tuan rumah.”

(buku profil PPM MBS Yogyakarta hal 21-22)

Santri yang mengikuti kegiatan Amal Bhakti Santri mendapatkan tugas untuk mendalami peran dalam membantu kegiatan yang dilakukan oleh tuan rumah. Sebagai contoh apabila tuan rumah santri bekerja sebagai pedagang, maka santri yang bersangkutan membantu ruan rumah berdagang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kepekaan santri terhadap lingkungan sekitar.

103

Gambar 14. Pemberian sembako dalam kegiatan Amal Bhakti Santri (Sumber: Dokumentasi IPM MBS Yogyakarta)

Gambar di atas merupakan kegiatan Amal Bhakti Santri yang dilaksanakan di Kabupaten Magelang pada tahun 2016. Karakter-karakter yang ditanamkan melalui kegiatan ini adalah karakter peduli sosial, kerja keras, patuh pada aturan-aturan sosial, santun dan menghargai sesama. Karakter peduli sosial di tunjukan melalui pemberian sembako kepada masyarakat yang kurang mampu. Karakter kerja keras di tanamkan melalui santri turut serta dalam pekerjaan yang dilakukan oleh tuan rumah. Kegiatan Amal Bhakti Santri berada di luar lingkungan pondok pesantren oleh karena itu santri diharuskan untuk mentaati peraturan-peraturan yang ada di lingkungan tersebut.

e. Metode Reward dan Punishment

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta memliki peraturan yang harus ditaati oleh seluruh santri tanpa kecuali. Peraturan tersebut diantaranya adalah wajib mengikuti sholat wajib berjamaah di masjid, tidak boleh membawa alat komunikasi di pondok pesantren, tidak boleh

104

membawa alat elektronik, tidak boleh menggunakan bahasa daerah, dan lain sebagainya. Peraturan ini digunakan untuk mengatur perilaku santri ketika di pondok pesantren dan harapannya para santri dapat terbiasa hidup dengan mematuhi aturan yang ada. Berkaitan dengan peraturan, pondok pesantren juga menerapkan pemberian hukuman bagi para santri yang melanggar peraturan. Pemberian hukuman bersifat mendidik dan memberikan efek jera agar para santri tidak melakukan kesalahan lagi. Pemberian hukuman di pondok pesantren terbagi menjadi pelanggaran ringan, sedang dan berat. Berikut pernyataan Bapak “AS”

terkait dengan pemberian hukuman:

“Di sini hukuman dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat. Yang termasuk ringan itu biasa seperti telat ke masjid, tidak piket. Jika sedang itu seperti berkelahi, ejek-ejekan, kalau berat itu seperti kabur dari pondok, bawa alat elektronik, merokok. Nanti yang berat dapat point jika sudah berat nanti dikeluarkan dari pondok. Kalau hukuman berat biasanya kita gundul dan kasih tahu kepada orang tua, kalau yang sedang biasanya push up maksimal 50 kali, bersih-bersih, menulis kosa kata bahasa inggris, menulis surat.”

(wawancara tanggal 21 Maret 2017)

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak “SM” sebagai berikut:

“Hukuman ada, tergantung tingkatan. Di sini kan ada tingkatan ringan, sedang dan berat. Ringan itu seperti terlambat, nanti hukumannya sekedar push up denda kalau denda. Kalau sedang itu lebih kepada berkelahi, berbicara menggunkan bahasa jawa nanti hukumannya di botak. Untuk sampai keberat itu biasanya bawa elektronik, berhubungan dengan santriwati, merokok itu sudah termasuk berat bisa-bisa di panggil orang tua kalau memang sudah berkeali-kali ditegur bisa-bisa nanti dikeluarkan.”

(wawancara tanggal 22 Maret 2017)

Hukuman yang diberikan kepada santri terbagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang dan berat. Hukuman dengan kategori ringan seperti terlambat datang ke masjid, tidak melaksanakan piket. Hukuman kategori sedang seperti melakukan perkelahian, berbicara menggunakan bahasa daerah, sedangkan pemberian

105

hukuman dengan kategori berat seperti santri membawa alat komunikasi, berkomunikasi dengan lawan jenis, merokok dan lain sebagainya.

Hukuman di pondok pesantren yang berupa tingkatan juga disampaikan oleh

santri. Berikut hasil wawancara dengan Adik “FAA”:

“Hukuman itu ada tingkatannya mas. Ada yang ringan, sedang, dan berat.

Kalau ringan cuma push up, jalan jongkok. Kalau sedang itu mungkin sudah bersih-bersih WC. Kalau berat itu di botak, tidak boleh pulang. Kalau ringan itu terlambat masuk masjid, kalau sedang itu makan sambil berdiri, kalau berat itu kesalahan yang sudah dilakukan berkali-kali.” (Wawancara tanggal

25 Maret 2017)

Hal senada juga diungkapkan oleh Adik “HR” sebagai berikut:

“Jika disini santri tidak boleh menggunakan bahasa daerah mas, sekali ketahuan menggunakan bahasa daerah langsung di botak. Kalau disini kan satu minggu menggunakan Bahasa Arab seminggu kemudian menggunakan

Bahasa Inggris.” (Wawancara tanggal 21 Maret 2017)

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta mempunyai buku pedoman santri yang mengatur tata tertib dasar santri. Buku pedoman ini berisi 14 Bab yang terdiri dari 35 pasal yang mengatur kehidupan santri. Besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan santri telah terttulis dalam buku pedoman ini. Apabila terdapat santri yang melanggar tata tertib maka akan mendapatkan sanksi berupa poin-poin sesuai dengan tingkat kesalahannya. Jenis sanksi di klasifikasikan menjadi enam tingkatan yaitu:

1. Sanksi tindakan langsung a) Mencari mufrodat

b) Menghafal dan merangkum c) Menyapu

d) Mengepel

e) Membersihkan lingkungan pondok f) Tahdzir

2. Saknsi Point 50-75 a) Peringatan 3. Sanksi Point 76-100

106 a) Surat Peringatan I

b) Membuat teks pidato Bahasa Indonesia

c) Membersihkan kamar mandi/WC selama 3 hari

Dokumen terkait