• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, yaitu di Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang, dimana daerah tersebut merupakan sentra produksi industri pembuatan kerupuk opak yang terbesar di kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Data Usaha Pengolahan Kerupuk Opak di Kabupaten Deli Serdang

No. Kecamatan Jumlah Pengusaha

1 Lubuk Pakam - 2 Pagar Merbau - 3 Beringin - 4 Gunung Meriah - 5 Biru-Biru 6 6 Patumbak - 7 STM Hulu - 8 STM Hilir - 9 Deli Tua 2 10 Pancurbatu 16 11 Namorambe - 12 Sibolangit - 13 Kutalimbaru 3 14 Sunggal 7 15 Hamparan Perak - 16 Labuhan Deli - 17 Batang Kuis -

18 Percut Sei Tuan -

19 Pantai Labu -

20 Tanjung Morawa 3

21 Galang 5

22 Bangun Purba -

TOTAL 41

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, 2007

Dari Tabel 2 diatas diketahui bahwa terdapat 16 pengusaha kerupuk opak di kecamatan Pancurbatu yang merupakan sentra terbesar pembuatan kerupuk opak di Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan keterangan dari pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan jumlah pengusaha tersebut hanyalah sampel dari satu desa yaitu Desa Tuntungan I yang dijadikan target untuk penentuan produk

unggulan prioritas Kabupaten Deli Serdang, dan ketika melakukan survei lapangan ternyata di kecamatan Pancurbatu terdapat satu lagi desa yang mengusahakan pembuatan kerupuk opak yaitu Desa Tuntungan II. Berikut hasil survei lapangan yang telah dilakukan :

Tabel 3. Data Usaha Pengolahan Kerupuk Opak di Kecamatan Pancurbatu

No. Alamat Usaha Jumlah Unit Usaha

1 Desa Tuntungan I 15

2 Desa Tuntungan II 17

JUMLAH 32

Sumber : Analisis Data Primer, 2008

Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa jumlah unit usaha di Desa Tuntungan I sebanyak 15 unit. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan jumlah sampel yang diteliti oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang yakni sebanyak 16 unit. Sedangkan untuk Desa Tuntungan II terdapat 17 unit usaha pembuatan kerupuk opak. Berdasarkan data dan keterangan yang diperoleh dari lapangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, maka dalam penelitian ini daerah yang dijadikan sampel adalah Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II.

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sensus, dimana semua populasi di daerah penelitian dijadikan sampel. Dalam hal ini jumlah pengusaha kerupuk opak di daerah penelitian sebanyak 32 pengusaha.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada

responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara serta literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan analisa deskriptif untuk mengetahui bagaimana ketersediaan bahan baku, modal dan tenaga kerja pada industri pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian.

Untuk identifikasi masalah (2) dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TR= Y.Py Keterangan :

TR = Total Revenue (Total Penerimaan) penjualan kerupuk opak

Y = Produksi yang diperoleh dalam pembuatan kerupuk opak

Py = Harga jual kerupuk opak

(Soekartawi (a), 1995)

Untuk identifikasi masalah (3) dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

I = TR – TC

Keterangan : I = Income (Pendapatan) usaha kerupuk opak

TC = Total Cost (Total Biaya) kerupuk opak (Soekartawi (a), 1995)

Untuk mengetahui apakah pendapatan yang diperoleh telah sesuai dengan penerimaan yang didapat maka digunakan rumus Rasio Pendapatan terhadap Penerimaan, yaitu :

Kriteria Uji : Pendapatan Rendah bila Penerimaan ≤ 50 % Pendapatan Tinggi bila Penerimaan > 50 % (Samadi, 2001)

Untuk identifikasi masalah (4), dianalisis dengan menggunakan rumus nilai tambah yaitu :

NT = NP – (NBB + NBP) Keterangan :

NT = Nilai Tambah Produk (Rp/kg)

NP = Nilai Produk (Rp/kg)

NBB = Nilai Bahan Baku (Rp/kg) NBP = Nilai Bahan Penunjang (Rp/kg)

Kriteria uji : Nilai Tambah Tinggi bila NP ≥ NBB+NBP Nilai Tambah Rendah bila NP < NBB+NBP (Suryana, 1990)

Untuk identifikasi masalah (5) dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: BEP Produksi : BEP Harga : (Wasis, 1992). Produksi Τοtal Produksi Biaya

ΤotalΗarga JualProduk

Produksi Biaya Total % 100 tan × Penerimaan Pendapa

Untuk identifikasi masalah (6) dianalisis dengan menggunakan rumus :

Cost venue CRatio

R/ = Re

Kriteria uji : - R/C < 1, industri pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian tidak layak diusahakan secara finansial

- R/C >1, industri pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian layak diusahakan secara finansial

(Soekartawi (a), 1995)

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Defenisi

1. Analisis Finansial adalah analisis yang menitikberatkan evaluasi proyek

dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek

2. Bahan baku adalah segala sesuatu atau bahan-bahan dasar yang dipakai untuk memulai suatu produksi yang akan menghasilkan suatu produk yang baru

3. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan

pembuatan kerupuk opak seperti biaya bahan baku, biaya bahan penunjang, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan yang dikeluarkan pengusaha sampai produk siap untuk dipasarkan

4. Industri pembuatan kerupuk opak adalah suatu industri yang mengolah ubi kayu segar dengan teknologi tertentu sehingga menjadi produk olahan yang dinamakan kerupuk opak

5. Kerupuk opak adalah makanan ringan kering yang mengandung pati cukup

tinggi yang terbuat dari ubi kayu (Manihot utilissima)

6. Kesempatan kerja adalah kesempatan kerja bagi angkatan kerja dengan

adanya usaha pengolahan kerupuk opak

7. Nilai tambah adalah besarnya output suatu usaha setelah dikurangi dengan pengeluaran atau biaya antaranya

8. Teknologi adalah penggunaan alat-alat produksi dan pengetahuan untuk

menghasilkan produk tertentu

9. Tenaga kerja adalah orang-orang yang bekerja dalam suatu industri

10.Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh pengusaha setelah

dikurangi total biaya dalam satuan Rp/ton per tahun

11.Penerimaan adalah jumlah produksi dikali dengan harga yang dihitung dalam satuan Rp/ton per tahun

12.Produksi adalah nilai produksi yang benar-benar dihasilkan dan yang

diperoleh dari kegiatan lain yang berkaitan dengan usaha

13.Proses produksi adalah proses mengolah bahan baku (ubi kayu segar) menjadi kerupuk opak dengan menggunakan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, bahan baku dan bahan penunjang

Batasan Operasional

1. Sampel adalah industri pembuatan kerupuk opak yang terletak di daerah

penelitian

2. Responden adalah pemilik dari industri pembuatan kerupuk opak yang terletak di daerah penelitian

3. Kerupuk opak yang diusahakan di daerah penelitian adalah kerupuk opak

kukus

4. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April tahun 2008

5. Daerah penelitian di Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

Dokumen terkait