• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian lapangan dilaksanakan pada HPHTI PT. Musi Hutan Persada di Provinsi Sumatera Selatan dalam bulan Agustus – September 2005.

b. Data dan Instrumentasi

Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang ditunjang dengan penelitian pustaka. Dengan demikian data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder, diperoleh melalui sampling dan mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan cara :

1. Data primer; diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan para responden (peserta MHBM) di lokasi penelitian. Selain responden, informasi juga diperoleh melalui wawancara dengan pihak perusahaan, pejabat Pemerintah Provinsi dan Kabupaten, tokoh masyarakat setempat. 2. Data sekunder; diperoleh melalui teknik pencatatan dokumen pada

instansi-instansi terkait seperti Departemen Kehutanan, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten, Pemerintah Daerah, perusahaan atau hasil penelitian/laporan diantaranya adalah data tentang luas wilayah, kependudukan, realisasi hutan tanaman dan lain- lain.

liv Instrumentasi

Instrumentasi perlu dilakukan secara jelas dan terukur sehingga pengukuran terhadap variabel bebas dapat dilakukan. Untuk mengkaji kesediaan membayar (willingness to pay=WTP) terhadap manfaat sosial yang diterima masyarakat dipergunakan model Re gresi Berganda dengan variabel dummy (boneka) karena beberapa variabel bebas yang diukur termasuk kategori jenis data kualitatif. Instrumentasi variabel- variabel bebas yang diduga mempunyai pengaruh terhadap nilai WTP adalah :

a. Umur peserta MHBM yang dijadikan responden (X1) diukur pada saat dilakukan penelitian dan dinyatakan dalam satuan tahun

b. Tingkat pendidikan responden (X2) diukur dengan jenis ijazah terakhir yang dimiliki dan dikategorikan sebagai berikut :

1. SD

2. SMP

3. SMA

c. Jumlah tanggungan keluarga responden (X3) yang diukur dengan menghitung jumlah anggota rumah tangga yang masih menjadi tanggungan dan dinyatakan dalam satuan orang

d. Jenis pekerjaan utama responden (D1) dan dikategorikan sebagai berikut : 1. Pekerjaan responden sebagai buruh/petani

0. Pekerjaan responden selain sebagai Buruh/Petani

e. Pendapatan rumah tangga responden (X4) dengan menghitung besarnya pendapatan yang diperoleh dari kegiatan MHBM dan diukur dalam satuan rupiah per bulan dengan kategori sebagai berikut :

1. < Rp. 250.000,- 2. Rp. 250.000 – Rp. 350.000,- 3. Rp. 350.000 – Rp. 500.000,- 4. Rp. 500.000 – Rp. 700.000,- 5. Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000,- 6. > Rp. 1.000.000,-

f. Jarak lokasi kegiatan MHBM dengan tempat tinggal responden (X5) diukur dalam satuan Km dengan kategori sebagai berikut :

lv 1. < 10 Km

2. 10 – 20 Km 3. > 20 Km

g. Manfaat yang diterima/dirasakan oleh masyarakat (X6) diukur dengan mengetahui jumlah skor dari jawaban pertanyaan yang terkait dengan : peningkatan pendapatan, penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan pengetahuan dalam kehutanan, pertanian dan berorganisasi. Penilaiannya dengan memberi skor 1 untuk jawaban tidak setuju, skor 2 untuk jawaban kurang setuju dan skor 3 untuk jawaban setuju. Hasil penjumlahan skor dikategorikan sebagai berikut :

1. < 15 (Tidak bermanfaat) 2. 15 – 21 (Kurang bermanfaat) 3. 22 – 28 (Bermanfaat)

h. Sistem penyerahan pekerjaan dari perusahaan kepada masyarakat (peserta MHBM) dan pemodalan (D2) diukur dengan kategori sebagai berikut : 1. Pekerjaan diserahkan langsung ke peserta MHBM dan penyediaan

modal secara swadana

0. Pekerjaan diserahkan selain ke peserta MHBM dan modal berasal dari pihak ketiga

1. Sistem pembayaran hasil pekerjaan (D3) diukur dengan kategori sebagai berikut :

1. Pembayaran jasa kerja dilakukan sering terlambat 0. Pembayaran jasa kerja dilakukan selain sering terlambat

c. Penarikan Contoh

Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah peserta program MHBM PT. MHP yang melingkupi 25 (duapuluh lima) desa pada 12 (duabelas) kecamatan dengan luas areal MHBM 39.571,536 ha. Dalam penelitian ini, dilakukan penelitian terhadap program MHBM yang mewakili desa yang dilakukan pada 10 (sepuluh) desa di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Muara Enim.

lvi Penentuan kecamatan dan desa terpilih dilakukan secara purposive sampling atau penarikan contoh yang diarahkan dengan memperhatikan beberapa kriteria : 1. Kecamatan yang terpilih adalah kecamatan yang memiliki keseluruhan luas

areal kerja MHBM yang terluas.

2. Penentuan desa terpilih adalah desa di kecamatan terpilih yang melakukan program MHBM dengan model MHBM yang mewakili desa.

Berdasarkan kriteria di atas, maka desa yang terpilih untuk dijadikan lokasi penelitian adalah Desa Subanjeriji di Kecamatan Rambang Dangku dan Desa Gunung Megang di Kecamatan Gunung Megang. Dan yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah keluarga (rumah tangga) peserta MHBM.

Dalam penentuan jumlah petani contoh (responden) untuk masing- masing desa terpilih dilakukan proporsional dengan jumlah petani peserta MHBM pada masing- masing desa terpilih tersebut. Dalam penentuan peserta MHBM yang dijadikan responden pada masing- masing desa terpilih dilakukan secara acak (random sampling). Dalam penelitian ini jumlah peserta MHBM yang menjadi responden adalah seabnyak 108 orang, yaitu untuk Desa Subanjeriji sebanyak 48 orang dan Desa Gunung Megang sebanyak 60 orang.

Selain kedua desa itu, dipilih satu desa yang berada disekitar areal HTI PT. MHP yang tidak melaksanakan program MHBM sebagai desa pembanding, yaitu Desa Lecah Kecamatan Lubai. Jumlah masyarakat yang dipilih sebagai responden sebanyak 40 orang

d. Metode Analisis

Analisis Peranan Kehutanan terhadap Ekonomi dan Pengembangan Wilayah

Untuk mengetahui peranan Kehutanan terhadap ekonomi dan pengembangan wilayahnya dalam penelitian ini mempergunakan (memanfaatkan) model ekonomi basis. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah suatu kegiatan di suatu wilayah merupakan sektor basis atau bukan basis dipergunakan Analisis Location Quotient (LQ). Selanjutnya dari hasil pengolahan data dengan LQ

lvii tersebut akan dianalisis secara deskriptif dikaitkan dengan keberadaan HTI dan pengembangannya. .. . . X j X Xi Xij LQij = ……… (1) dimana :

LQij = Indeks Quotient Location (Kuosien Lokasi)

Xij = PDRB sub sektor tertentu ditingkat Kabupaten Muara Enim Xi. = Jumlah PDRB total seluruh sektor tingkat Kabupaten Muara Enim X

.

j = PDRB sektor tertentu tingkat Provinsi Sumatera Selatan

X.. = Jumlah PDRB total seluruh sektor tingkat Provinsi Sumatera Selatan

Kriteria penilaian dalam penentuan ukuran derajat basis dan non basis adalah jika nilai Indeks LQ lebih besar dari satu (LQ > 1) maka sektor tersebut merupakan sektor basis sedangkan jika nilai Indeks LQ lebih kecil dari satu (LQ < 1) maka sektor tersebut merupakan sektor non basis pada kegiatan perekonomian wilayah Kabupaten Muara Enim. Data yang dipergunakan untuk menghitung Koefisien Lokasi adalah total PDRB seluruh sektor dan PDRB sektor Kehutanan untuk Kabupaten Muara Enim dan Provinsi Sumatera Selatan

Selain menggunakan Analisis Koefisien Lokasi, untuk menganalisis peranan Kehutanan terhadap ekonomi dan pengembangan wilayah juga dipergunakan data produksi hasil hutan pada wilayah penelitian baik yang berasal dari hutan rakyat maupun hutan negara.

Analisis Manfaat Ekonomi MHBM

Analisis Deskriptif. Dalam penelitian ini, yang diteliti adalah manfaat ekonomis MHBM pada tingkat mikro yang kemudian dianalisis secara deskriptif, yaitu akan dilihat dari besarnya perubahan (penurunan/peningkatan) pendapatan para peserta MHBM yang dijadikan responden dari kegiatan MHBM yang kemudian diperbandingkan. Pendapatan yang diperhitungkan dalam analisis ini adalah pendapatan perorangan (personal income) yang merupakan jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga (Mankiw, 2000). Perubahan pendapatan antar peserta MHBM baik dalam satu desa maupun antar desa dilakukan berdasarkan pada kondisi sebelum (before) dan sesudah (after) program MHBM

lviii Selain itu juga dibandingkan pendapatan peserta MHBM dengan desa sekitar lokasi HTI yang tidak melakukan program MHBM.

Analisis Statistik. Beberapa uji statistik yang dilakukan terkait dengan

perubahan pendapatan masyarakat peserta MHBM, yaitu :

(1) Uji Dua Sampel Berhubungan (Uji Wicoxon). Pengujian ini untuk mengetahui sejauh mana kegiatan MHBM secara nyata berpengaruh atau tidak terhadap tingkat pendapatan peserta MHBM. Pengujian dilakukan dengan taraf uji a=5% dan menggunakan software SPSS 11.5

Hipotesis yang disusun adalah :

Ho : µ1 = µ2 à artinya rata-rata pendapatan masyarakat sebelum mengikuti MHBM (tahun 2002) sama dengan rata-rata pendapatan sesudah mengikuti MHBM (2005)

H1 : µ1 < µ2 à artinya rata-rata pendapatan masyarakat sebelum mengikuti MHBM lebih kecil dengan rata-rata pendapatan sesudah mengikuti MHBM

Kriteria pengujian :

- Ho ditolak jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai Z < a (0,05) - Ho tidak ditolak (diterima) jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai

Z > a (0,05)

Karena terdapat selang waktu antara sebelum mengikuti MHBM (tahun 2002) dan sesudah mengikuti MHBM sesuai pelaksanaan penelitian (tahun 2005), maka sebelum dilakukan pengujian, pendapatan masyarakat sebelum mengikuti kegiatan MHBM dikoreksi/disesuaikan terlebih dahulu dengan memasukkan angka inflasi tahun 2003 sebesar 5,06% dan inflasi 2004 sebesar 6,40%. Dengan demikian, pendapatan masyarakat sebelum MHBM (yang terkoreksi) = (I0 x inflasi) + I0 dimana I0 = pendapatan tahun 2002 (2) Uji Dua Sampel Independen (Uji Mann Whitney). Pengujian ini untuk

mengetahui :

a. Apakah terdapat perbedaan tingkat pendapatan yang nyata antar desa yang menjadi peserta MHBM sebelum kegiatan MHBM dimulai. Pengujian dilakukan dengan taraf uji a=5% dan menggunakan software SPSS 11.5

lix Hipotesis yang disusun adalah :

Ho : µ1 = µ2 à artinya tidak terdapat perbedaan tingkat pendapatan masyarakat antar desa yang mengikuti MHBM sebelum kegiatan MHBM dimulai

H1 : µ1 > µ2 à artinya terdapat perbedaan tingkat pendapatan masyarakat antar desa yang mengikuti MHBM sebelum kegiatan MHBM dimulai

Kriteria pengujian :

- Ho ditolak jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai Z < a (0,05) - Ho tidak ditolak (diterima) jika berdasarkan hasil pengujian didapat

nilai Z > a (0,05)

b. Sejauh mana kegiatan MHBM secara nyata pengaruh atau tidak terhadap tingkat pendapatan antara desa yang menjadi peserta MHBM dengan desa yang tidak melakukan MHBM. Penguj ian dilakukan dengan taraf uji a=5% dan menggunakan software SPSS 11.5

Hipotesis yang disusun adalah :

Ho : µ1 = µ2 à artinya rata-rata pendapatan masyarakat di desa yang mengikuti MHBM sama dengan rata-rata pendapatan masyarakat di desa yang tidak mengikuti MHBM H1 : µ1 > µ2 à artinya rata-rata pendapatan masyarakat di desa yang

mengikuti MHBM lebih besar dengan rata-rata pendapatan masyarakat di desa yang tidak mengikuti Kriteria pengujian :

- Ho ditolak jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai Z < a (0,05) - Ho tidak ditolak (diterima) jika berdasarkan hasil pengujian didapat

nilai Z > a (0,05)

Analisis Manfaat Sosial MHBM

Deskriptif. Secara deskriptif akan digambarkan persepsi atau tingkat

penerimaan masyarakat tentang manfaat sosial dari kegiatan MHBM dengan melihat hal- hal antara lain menyangkut : penyediaan lapangan pekerjaan,

lx peningkatan pendapatan, peningkatan pengetahuan dalam bidang kehutanan dan berorganisasi.

Willingness To Pay. Metode yang dipergunakan dalam analisis nilai

manfaat sosial MHBM dalam penelitian ini adalah penilaian yang menggunakan konsep kesediaan membayar (willingness to pay). Untuk mengetahui nilai kesediaan masyarakat membayar, dapat dilakukan dengan pengukuran secara langsung dan tidak langsung. Dalam penelitian ini, pengukuran nilai kesediaan masyarakat membayar dilakukan dengan pendekatan Contingent Valuation Method (CVM), yang secara teknis pendekatan CVM ini dilakukan dengan melalui teknik survey. Pendekatan CVM ini hakekatnya bertujuan untuk mengetahui (1) keinginan membayar (willingness to pay atau WTP) dari sekelompok masyarakat, misalnya terhadap perubahan kualitas lingkungan; (2) keinginan menerima (willingness to accept atau WTA) dari suatu kerusakan lingkungan.

Dengan menggunakan pendekatan ini, untuk mengetahui apakah masyarakat di dalam dan sekitar hutan mendapatkan manfaat dari pelaksanaan MHBM, maka responden akan diberikan pertanyaan secara langsung.

Model yang akan digunakan adalah model parametrik dikotomis CVM yaitu Random Utility Model (RUM). Menurut Fauzi (2004a) maka model RUM ini dimulai dengan membangun hipotesis bahwa ada 2 (dua) kondisi alternatif sumber daya alam, yaitu :

a. kondisi i=0 yang menggambarkan kondisi masyarakat tidak merasakan manfaat MHBM (kondisi status quo)

b. kondisi i=1 yang menggambarkan kondisi masyarakat merasakan manfaat MHBM sehingga diperoleh kondisi lingkungan yang baik (seperti yang ditawarkan dalam survey CVM).

Model ini dibangun dengan asumsi bahwa utilitas bersifat linier terhadap pendapatan, maka misalnya : Mj = pendapatan responden j pada kondisi I dan zj = karakteristik sosial responden ke-j, maka fungsi utilitas reponden terhadap MHBM dapat ditulis :

lxi

uij =u

Mj,zjij

...………(2)

Kemudian responden diminta untuk membaya r sebesar p yang merupakan jumlah uang maksimum yang akan disumbangkan atau dibayarkan agar MHBM tetap keberadaannya. Jumlah uang yang akan dibayarkan dari setiap responden merupakan variabel terikat (dependent variable) dan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas (independent variables).

Penjumlahan semua kesediaan membayar maksimum dari setiap responden berdasarkan jumlah penduduk yang terkait dengan MHBM, akan mencerminkan nilai manfaat dari MHBM. Menurut Fauzi (2004a) utilitas yang diperoleh masyarakat setelah adanya keinginan membayar yaitu :

           

M jpj zj j >u M j zj j

u

0

,

,

0

1

,

,

1 ε ε

…………..(3)

Namun karena, preferensi responden yang bersifat acak tidak diketahui, maka kemungkinan (probabilitas) hanya menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’. Jadi jika u1 > u0 kemungkinan responden menjawab ‘ya’ adalah :

}

0

,

,

0

1

,

,

1

Pr{

)

'

Pr('

           

− >

= u M j pj zj j u M j zj j

ya ε ε

……..…..(4)

Dengan menspesifikasikan fungsi utilitas yang biasa dibuat dalam bentuk linier dan aditif sebagai berikut :

ij

j

z

j

M

i

v

j

j

z

j

M

u ε

=

 

    

,

1

,

,

1

……….………(5) Dimana :

u1 = fungsi utilitas yang tidak teramati

vi = fungsi utilitas yang teramati (indirect utility function)

Didalam operasionalnya, tahapan-tahapan analisis WTP dengan pendekatan CVM yaitu :

1. Membuat hipotesis pasar terhadap sumberdaya yang akan dievaluasi

2. Mendapatkan nilai lelang (bids) dengan melakukan survey. Survey ini bertujuan untuk memperoleh nilai maksimum keinginan membayar (WTP) dari responden yang dilakukan dengan pertanyaan terbuka, dimana responden diberikan kebebasan untuk menyatakan nilai rupiah agar MHBM terus diterapkan dalam pembangunan hutan tanaman

lxii 4. Memperkirakan kurva lelang (bid curve) yang diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai variabel tidak bebas (dependent variable) dengan beberapa variabel bebas

5. Mengagregatkan data rataan lelang yang diperoleh

Bentuk pendugaan WTP dalam persamaan dengan teknik regresi atau ekonometrik.

Dalam penelitian ini jumlah uang yang akan dibayarkan dari setiap responden merupakan variabel terikat (dependent variable) dan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas (independent variables), yaitu Umur (X1), Jumlah tanggungan keluarga (X2), Tingkat pendidikan (X3), Tingkat pendapatan (X4), Jarak lokasi MHBM dengan tempat tinggal (X5), Manfaat yang diterima/dirasakan (X6), Pekerjaan utama (D1), Sistem penyerahan pekerjaan dan pemodalan (D2) dan Sistem pembayaran jasa kerja (D3), yang jika ditulis dalam bentuk : 3 9 2 8 1 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 0 X X X X X X D D D WTP =β +β +β +β +β +β +β +β +β +β .(6)

Untuk melihat mempengaruhnya terhadap nilai WTP ini, digunakan software SPSS 11.5

Analisis Manfaat Lingkungan

Dalam analisis ini, akan digambarkan manfaat lingkungan yang diterima oleh masyarakat dari kegiatan MHBM dengan melihat : peningkatan luas areal yang berpenutupan hutan dan penurunan luas kebakaran hutan tanaman. Untuk mengetahui peningkatan luas areal yang berpenutupan dengan hutan dan

penurunan luas kebakaran hutan tanaman, dilakukan dengan mengumpulkan dan membandingkan data luas penanaman HTI dan laporan kejadian kebakaran hutan tanaman per tahun.

Analisis Keberhasilan Tanaman HTI

Untuk mengetahui keberhasilkan fisik tanaman dilakukan dengan melihat prosentase tumbuh pembuatan tanaman di lapangan (umur > 1 tahun) yang diukur dengan menggunakan petak ukur 0,1 Ha (40 x 25 meter). Berdasarkan ha sil

lxiii sampling serta menggunakan kriteria (standard) keberhasilan tanaman sesuai Petunjuk Teknis Pembuatan Hutan Tanaman Industri yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kehutanan nomor 206/Kpts-II/1995, maka tingkat keberhasilan pembuatan tanaman pokok (prosentase tanaman tumbuh) dihitung dengan rumus : % 100 x tt tr Pa= ………(7) dimana :

Pa : prosentase tanaman tumbuh pada petak sampling ke-b tr : jumlah tanaman yang ada pada petak sampling ybs

tt : jumlah tanaman yang seharusnya ada pada petak sampling ybs b : nomor petak sampling

Selanjutnya untuk menghitung prosentase tanaman tumbuh rata-rata suatu wilayah tanaman dikategorikan berhasil menggunakan rumus sebagai berikut :

= 1 Pa%

n

P ……….(8)

dimana :

P : prosentase rata-rata tanaman tumbuh suatu wilayah n : jumlah petak sampling

Pa : prosentase tanaman tumbuh pada petak ke a s/d n

Penilaian keberhasilan tanaman dinyatakan dalam bentuk kategori berikut : 1) sangat baik (prosentase tumbuh 91-100%), 2) baik (prosentase tumbuh 76-90%), 3) cukup (prosentase tumbuh 55-75%), dan 4) kurang (prosentase tumbuh < 55%). Dalam penelitian ini diambil sebanyak 10 (sepuluh) petak sampling pada lokasi tanaman yang telah berumur > 1 tahun pada masing- masing areal kerja MHBM. Pengambilan contoh dilakukan secara acak pada blok tanaman dengan pertimbangan kondisi lokasi penanaman (jenis tanah, topografi, curah hujan dan sebagainya) cenderung bersifat homogen dan tidak ada perbedaan cara (perlakuan) dalam pelaksanaan pekerjaan penanaman.

lxiv Analisis Kelembagaan MHBM

Dalam mengkaji peranan kelembagaan dalam pengelolaan hutan tanaman dilakukan dengan menggunakan Teori Permainan (Game Theory); salah satu pendekatan matematis yang dapat merumuskan situasi peranan antar lembaga/pihak-pihak yang terlibat, yang dalam hal ini adalah pemerintah daerah, masyarakat dan perusahaan.

Model sederhana Game Theory yang digunakan dalam menganalisis interaksi antar stakeholder dapat diuraikan sebagai berikut :

(1) Player, terdiri dari pemerintah (G), perusahaan (C) dan masyarakat sekitar hutan (F)

(2) Strategi, terdiri dari strategi untuk melakukan MHBM (A) atau tidak melakukan/menghentikan MHBM (B)

(3) Payoff, data yang diperlukan untuk menentukan payoff tiap player adalah : (a) Nilai pajak yang diterima oleh Pemerintah

(b) Pendapatan masyarakat (c) Pendapatan perusahaan

Langkah- langkah yang dilakukan dalam analisis Game Theory sebagai berikut :

b. Membuat tabel pay off dari masing- masing pihak yang terlibat Pemerintah dan perusahaan

A B

Masyarakat A AA AB

B BA BB

c. Menetapkan besarnya pay off (nilai keuntungan atau kerugian) dari masing-masing pihak/player apabila memilih apakah ‘A’ atau ‘B’ sebagai opsi strategi dalam pengelolaan hutan tanaman

d. Menetapkan kriteria/konsekuensi yang akan diperoleh oleh masing- masing pihak apabila memilih ‘A’ atau ‘B’ sebagai opsi strategi dalam pengelolaan hutan tanaman

lxv Kriteria strategi ‘A’ :

1. Tidak terjadi klaim penggunaan lahan sehingga perusahaan dapat melakukan penanaman HTI

2. Distribusi sumberdaya hutan merata dan proporsional dalam masyarakat sekitar hutan (akses masyarakat atas lahan menjadi terbuka)

3. Sumber pendapatan Pemerintah Daerah menjadi bertambah dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)

4. Produktifitas lahan menjadi optimal 5. Membuka kesempatan kerja baru

6. Konservasi tanah dan air menjadi terjamin 7. Tingkat pendapatan masyarakat meningkat 8. Menurunkan tingkat degradasi lahan

9. Penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya hutan dilakukan oleh masyarakat dan perusahaan dengan mekanisme kelembagaan Kriteria strategi ‘B’ :

1. Berpotensi terjadi klaim penggunaan lahan sehingga perusahaan tidak dapat melakukan penanaman HTI

2. Distribusi sumberdaya tidak merata dan tidak proporsional dalam masyarakat sekitar hutan (tertutupnya akses masyarakat atas lahan)

3. Sumber pendapatan daerah dari PBB dan PSDH menjadi rendah 4. Produktifitas lahan menjadi rendah

5. Kesempatan kerja baru tidak tercipta

6. Konservasi tanah dan air tidak terjamin karena sifatnya open access 7. Tingkat pendapatan masyarakat akan statis bahkan bisa turun 8. Semakin terjadinya degradasi lahan akibat dari open access

9. Penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya hutan hanya dilakukan oleh masyarakat dan perusahaan tanpa mediasi kelembagaan

lxvi Tabel 6. Matrik Pemb ahasan dalam Penelitian

Tujuan Metode Analisis Peubah / parameter Data dan Sumber data Output yang Diharapkan Mengetahui peranan kehutanan terhadap aspek ekonomi dan pengembangan wilayah LQ Deskriptif PDRB sektor kehutanan

Produksi hasil hutan

Data PDRB th 2002-2003 sumber : buku statisitik & laporan

Realisasi produksi hsl htn berupa kayu & olahan

Sumber : buku statisitik & laporan

Sektor basis/non basis Mengetahui manfaat ekonomis MHBM yang diterima masyarakat - Deskripsi - Uji 2 sampel berhub - Uji 2 sampel independen

a. Pendapatan masy desa yg menjadi peserta (mengikuti) MHBM b. Pendapatan masy desa

yg tdk mengikuti MHBM Data primer, kuesioner Perubahan pendapatan seblm & sesdh ikut MHBM, serta pdptn yg ikut dan tdk ikut MHBM Mengetahui manfaat Sosial yg diterima masyarakat a. Persepsi masyarakat

Deskripsi a. Peningkatan pendapatan b. Peningkatan pengetahun (budidaya & organisasi) c. Peningkatan lap. Kerja

Manfaat yang diterima/dira sakan Kuesioner, data sekunder & wawancara di Ds. Sbjrj & Ds.Gn. Megang masyarakat b. Kesediaan membayar (WTP) WTP dgn pendekatan CVM Umur, pendidikan, jml tanggungan, pek.utama, pendapatan, jarak rumah-lokasi MHBM, sist penyerahan pek& pemodalan, sist pmbayaran jasa kerja, manfaat yg diterima/dirasakan Kuesioner, wawancara di Ds. Sbjrj & Ds. Gn. Megang Rata-rata WTP c. Faktor-faktor yg mempenga-ruhi WTP Regresi berganda

-sda- Kuesioner Persamaan

WTP Mengetahui manfaat lingkungan yg diterima masyarakat

Deskripsi a.Peningkatan luas areal yg berpenutupan hutan Data sekunder : laporan hasil penanaman di areal MHBM Ds. Sbjrj & Ds. Gn.Megang Fungsi lindung hutan

b.Penurunan luas kebakaran hutan Data sekunder : laporan kejadian kebakaran hutan Mengetahui tingkat ke- berhasilan tanaman Random sampling dgn luas petak sampling 0,1 ha sebanyak 10 petak

Jml tanaman yg hidup per ha

Data primer; lokasi blok Caban (Ds.Gn. Megang) & blok Subanjeriji (Ds. Sbjrj) Prosentase tumbuh tanaman per ha Mengetahui peranan kelembaga-an MHBM

Teori Permainan Pendptn pemda, pendptn perush & pendapatan masy

Data primer : pendptn masy data sekunder : luas & produksi tebangan, PBB, PSDH

Interaksi antar stakeholder

lxvii IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN