• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Depok khususnya dipasar tradisional, toko buah, dan supermarket yang menjual belimbing Dewa. Penentuan wilayah dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa Kota Depok merupakan kota yang menjadi sentra produksi belimbing Dewa terbesar di daerah Jawa Barat sehingga banyak terdapat produsen, pedagang atau penjual pengecer, dan konsumen belimbing Dewa di kota tersebut.

Pada penelitian ini lokasi yang menjadi tempat penelitian adalahPasar Depok Lama, Toko Buah Fresh, dan Carrefour Depok. Lokasi-lokasi tersebut dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan yaitu Pasar Depok Lama merupakanlokasi penelitian yang tepat karena di pasar tersebut banyak belimbing Dewa yang dijual oleh pedagang pengecer dan intensitas konsumen dalam melakukan pembelian belimbing Dewa di pasar tersebut juga cukup sering.

Lokasi kedua yang dipilih adalah Toko Buah Fresh, toko buah tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu toko buah yang melakukan kemitraan dengan Asosiasi Petani Belimbing Dewa Depok (APBDD) sedangkan pemilihan Carrefour Depok sebagai lokasi penelitian yang terakhir dikarenakan di antara supermarket-supermarket yang ada di Kota Depok lokasi Carrefour Depok merupakan supermarket yang terdekat dengan Pasar Depok Lama sehingga di kedua lokasi yang berdekatan tersebut dapat diketahui perilaku para konsumen belimbing Dewa ketika melakukan pembelian.Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diharapkan pemilihan lokasi-lokasi penelitian tersebut dapat mempermudah peneliti dalam menemukan konsumen belimbing Dewa. Pengumpulan data dilakukan pada awal bulan September sampai pertengahan bulan Oktober 2013.

Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak dari Dinas Pertanian Kota Depok, penjual belimbing Dewa, danpenyebaran kuesioner kepada konsumen belimbing Dewa. Sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, literatur, buku, laporan penelitian, data-data dari Dinas Pertanian Kota Depok, dan informasi-informasi dari internet yang berhubungan dengan topik penelitian yang diteliti.

Sampel penelitian yangdiambil dalam penelitian ini berjumlah 60 orang responden, penentuan jumlah sampel dipilih berdasarkan jumlah sampel minimum yaitu 30 responden. Sampel diambil dengan metode accidental sampling yaitu suatu metode yang digunakan dalam mengambil sampel yang diteliti dengan mewawancarai responden yang kebetulan sedang berbelanja atau membeli belimbing Dewa di lokasi penelitian.Kategori usia responden yang dipilih dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah responden yang berusia 17 tahun ke atas, dengan pertimbangan bahwa pada usia minimal 17 tahun umumnya

responden bisa berpikiran stabil dan tidak terpengaruh dengan pihak lain dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang mengenai tentang kepuasan konsumen belimbing Dewa diolah dengan analisis deskriptif,Customer Satisfaction Index (CSI), dan metode Importance Performance Analysis (IPA). Sedangkan data-data tentang identitas konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, dan pembelian yang dilakukan konsumen belimbing Dewa diolah dengan bantuan program Microsoft Excel. Metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari atribut belimbing Dewa, dalam metode Importance Performance Analysis (IPA) program yang digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft Excel dan SPSS 16,0.Customer Satisfaction Index (CSI) atau indeks kepuasan pelanggan merupakan salah satu alat ukur yang dapat mendukung analisis IPA, dalam CSI program yang digunakan adalah Microsoft Excel dan minitab.

Analisis Deskriptif

Data-data yang berhubungan dengan karakteristik umum konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian belimbing Dewa akan dikelompokkan dalam bentuk tabel berdasarkan kesamaan jawabannya. Tabel ini kemudian akan dianalisis berdasarkan faktor-faktor yang dominan dari variabel- variabel yang diamati.

Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut

Analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut merupakan dasar bagi manajemen dalam proses pengambilan keputusan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan, produsen, pelaku usaha, maupun pedagang atau penjual pengecer untuk meningkatkan kepuasaan konsumen ataupun pelanggan. Dari hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut ini akan menghasilkan suatu diagram kartesius yang terdiri dari empat kuadran, strategi yang dapat dilakukan pengambil keputusan berkaitan dengan posisi dari masing-masing variabel pada keempat kuadran tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai keempat kuadran tersebut.

1) Kuadran 1 (Prioritas Utama)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen maupun pelanggan, namun pada kenyataannya faktor- faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan oleh konsumen maupun pelanggan karena tingkat kinerja yang diperoleh masih sangat rendah. Variabel-variabel yang tergolong dalam kuadran ini harus ditingkatkan lagi agar kinerja yang terdapat dalam kuadran ini dapat meningkat.

2) Kuadran 2 (Pertahankan Prestasi)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen maupun pelanggan, selain itu faktor-faktor tersebut sudah sesuai dengan yang dirasakan oleh konsumen maupun pelanggan. Variabel-variabel yang tergolong dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan

kinerjanya, karena semua variabel tersebut dapat menjadikan suatu produk atau komoditas menjadi unggul di mata konsumen maupun pelanggan.

3) Kuadran 3 (Prioritas Rendah)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen maupun pelanggan dan pada kenyataannya kinerja dari atribut yang tergolong dalam kuadran ini juga tidak terlalu istimewa. Peningkatan dari variabel-variabel yang tergolong dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali, karena pengaruhnya terhadap manfaat dari suatu produk/jasa dirasakan sangat kecil oleh konsumen maupun pelanggan. 4) Kuadran 4 (Berlebihan)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen maupun pelanggan dan faktor-faktor tersebut dirasakan terlalu berlebihan. Variabel-variabel yang tergolong dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan, produsen, pelaku usaha, maupun pedagang atau penjual pengecer dapat melakukan penghematan biaya.

Untuk lebih jelasnya, keempat kuadran tersebut dapat dilihat dalam bentuk diagram kartesius yang terdapat pada Gambar 4.

HIGH

IMPORTANCE

LOW HIGH PERFORMANCE

Gambar 4. Matriks Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut (Importance Performance Matrix).

Melalui konsep tingkat kepentingan dan kinerja atribut bagi konsumen, diharapkan kita dapat menangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya suatu dimensi di mata konsumen. Sebagai indikator, ukuran skala kuantitatif menggunakan skala Likert terhadap tingkat kepentingan dan kinerja atribut. Ukuran skala ini digunakan untuk mengukur kepentingan menurut persepsi

KUADRAN 1 KUADRAN 2 (Prioritas Utama) (Pertahankan Prestasi)

KUADRAN 3 KUADRAN 4

konsumen dan tingkat pelaksanaan atau kinerja secara nyata dari suatu produk yang biasanya dinyatakan dalam bentuk tanggapan konsumen terhadap kepuasan. Dalam penelitian ini skala Likert yang digunakan adalah dari skor 1 sampai 4, penggunaan rentang skor dari 1 sampai 4 ini dilakukan untuk menghindari jawaban responden yang bersifat netral atau biasa-biasa saja. Nilai pembobotan untuk tingkat kepentingan dan kinerja atribut dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Bobot Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut.

No. Skor (Bobot) Tingkat Kinerja (X) Tingkat Kepentingan (Y) 1. 1 Sangat tidak baik Sangat tidak penting

2. 2 Tidak baik Tidak penting

3. 4 Baik Penting

4. 5 Sangat baik Sangat penting

Pengukuran dengan metode Importance Performance Analysis menggunakan bobot penilaian kinerja produk dan bobot penilaian kepentingan konsumen yang dirata-ratakan dan diformulasikan ke dalam diagram kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah diagram di mana skor rata-rata dari penilaian terhadap tingkat kinerja ( ) menunjukkan posisi atribut pada sumbu X, sedangkan skor rata-rata dari penilaian terhadap tingkat kepentingan konsumen ( ) menunjukkan posisi atribut pada sumbu Y. Berikut rumus untuk mencari skor rata-rata bagi penilaian tingkat kinerja ( ) dan penilaian tingkat kepentingan konsumen ( ).

i =

i =

Di mana:

Xi = Total skor tingkat kinerja (performance) dari seluruh respon Yi = Total skor tingkat kepentingan (importance) dari seluruh respon

i = Bobot rata-rata penilaian tingkat kinerja (performance) atribut

i = Bobot rata-rata penilaian tingkat kepentingan (importance) konsumen n = Jumlah responden

Untuk mengetahui batasan wilayah dalam diagram kartesius yang dibagi menjadi empat bagian wilayah yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik ( , ). Untuk mengetahui kedua titik tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut.

=

=

Di mana:

= Rata-rata dari jumlah rata-rata bobot tingkat pelaksanaan (kinerja) seluruh atribut

seluruh atribut

i = Bobot rata-rata penilaian tingkat kinerja (performance) atribut

i = Bobot rata-rata penilaian tingkat kepentingan (importance) konsumen K = Banyaknya atribut yang dapat dianalisis

Hasil dari penilaian pembobotan akan menentukan urutan peningkatan atau perbaikan untuk setiap dimensi pada masing-masing kuadran yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi tanggapan atau respon kepuasan konsumen terhadap produk atau komoditas yang bersangkutan.

Customer Satisfaction Index (CSI)

Metode Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melakukan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Metode pengukuran CSI meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menentukan Mean Importance Score (MIS), nilai ini berasal dari rata-rata tingkat kepentingan setiap responden.

MIS=

Keterangan:

n = Jumlah responden

Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i

2. Membuat Weight Factors (WF), adalah fungsi dari Mean Importance Score atau nilai rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) per atribut terhadap total MIS seluruh atribut yang diuji.

WF =

3. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor (WF) dengan rata-rata tingkat kinerja atau Mean Performance Score (MPS).

WS = MPS x WF

4. Menghitung Customer Satisfaction Index (CSI), yaitu jumlah Weight Average (WA) dibagi dengan Highest Scale (HS) atau yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Skala maksimum diperoleh dari ukuran skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini rentang skala yang digunakan adalah empat hal ini dilakukan untuk menghindari kecenderungan sentral tendensis atau menghindari jawaban responden yang bersifat netral, hal ini disebabkan karena orang Indonesia biasanya cenderung menjawab pertanyaan yang biasa-biasa saja (netral).

Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen. Penentuan angka indeks pada kriteria nilai CSI menggunakan skala numerik dengan rumus sebagai berikut:

RS =

Keterangan:

RS = Rentang skala m = Skor maksimum n = Skor minimum

b = Jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan 4 skala)

Rentang kepuasan berkisar dari 0%-100%, yaitu kepuasan tertinggi dicapai bila CSI menunjukkan nilai 100%. Rentang skala pada penelitian ini dihitung sebagai berikut:

RS = = 20%

Tingkat kepuasan konsumenbelimbing Dewa secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada Tabel 8.

Tabel 8. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index (CSI). No. Angka Indeks Interpretasi

1. 0.00-0.20 Sangat tidak puas 2. 0.21-0.40 Tidak puas

3. 0.61-0.80 Puas

4. 0.81-1.00 Sangat puas

Definisi Operasional

a. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pria dan wanita dewasa yang pernah mengkonsumsi belimbing Dewa.

b. Usia yang dimaksud adalah usia yang sesuai dengan yang tertera dalam KTP. c. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan terakhir atau

pendidikan yang sedang ditempuh oleh responden.

d. Status pernikahan yang dimaksud adalah status pernikahan yang sesuai dengan yang tertera dalam KTP.

e. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang sesuai dengan yang tertera dalam KTP.

f. Jumlah keluarga yang dimaksud adalah keluarga inti yaitu orang tua dan anak. g. Rata-rata pendapatan per bulan merupakan pemasukan uang yang siap

dibelanjakan (disposable income) baik yang berasal dari gaji, hasil usaha, maupun uang saku per bulan.

h. Atribut belimbing Dewa yang dianalisis dalam penelitian ini adalah ukuran belimbing Dewa, bobot belimbing Dewa, warna belimbing Dewa, bentuk belimbing Dewa, kesegaran belimbing Dewa, tekstur belimbing Dewa, rasa belimbing Dewa, tingkat kematangan belimbing Dewa, nilai gizi/nutrisi belimbing Dewa, khasiat belimbing Dewa, fungsi kemasan, tanpa bahan pengawet, aroma belimbing Dewa, harga belimbing Dewa, ketersediaan, dan potongan harga/diskon.

i. Tingkat kepentingan merupakan penilaian responden (konsumen) terhadap penting atau tidaknya suatu atribut dari belimbing Dewa.

j. Tingkat kinerja merupakan kondisi aktual dari atribut-atribut belimbing Dewa yang dinilai oleh responden (konsumen).

k. Definisi operasional tingkat kepentingan dan kinerja atribut belimbing Dewa:

5 = Sangat penting/sangat baik 2 = Tidak penting/tidak baik

4 = Penting/baik 1 = Sangat tidak penting/sangat tidak baik Ukuran buah belimbing Dewa:

1 = Jika ukuran buah belimbing Dewa sangat kecil. 2 = Jika ukuran buah belimbing Dewa cukup kecil. 4 = Jika ukuran buah belimbing Dewa cukup besar. 5 = Jika ukuran buah belimbing Dewa sangat besar. Bobot buah belimbing Dewa:

1 = Jika bobot buah belimbing Dewa < 200 gram per buah.

2 = Jika bobot buah belimbing Dewa 200 gram sampai < 300 gram per buah. 4 = Jika bobot buah belimbing Dewa 300 gram sampai < 400 gram per buah. 5 = Jika bobot buah belimbing Dewa ≥ 400 gram per buah.

Warna buah belimbing Dewa:

1 = Jika warna buah belimbing Dewa hijau.

2 = Jika warna buah belimbing Dewa hijau kekuningan. 4 = Jika warna buah belimbing Dewa kuning.

5 = Jika warna buah belimbing Dewa kuning kemerahan. Bentuk buah belimbing Dewa:

1 = Jika bentuk buah belimbing Dewa sangat tidak sempurna (sangat banyak bagian yang cacat) sehingga bentuknya sangat tidak sesuai dengan varietas. 2 = Jika bentuk buah belimbing Dewa tidak sempurna (banyak bagian yang cacat) sehingga bentuknya tidak sesuai dengan varietas.

4 = Jika bentuk buah belimbing Dewa cukup sempurna (sedikit bagian yang cacat) sehingga bentuknya cukup sesuai dengan varietas.

5 = Jika bentuk buah belimbing Dewa sempurna (tidak ada bagian yang cacat) sehingga bentuknya sesuai dengan varietas.

Kesegaran buah belimbing Dewa:

1 = Jika buah belimbing Dewa sangat tidak segar. 2 = Jika buah belimbing Dewa tidak segar. 4 = Jika buah belimbing Dewa cukup segar. 5 = Jika buah belimbing Dewa sangat segar. Tekstur buah belimbing Dewa:

1 = Jika tekstur buah belimbing Dewa sangat keras/sangat lunak. 2 = Jika tekstur buah belimbing Dewa keras/lunak.

4 = Jika tekstur buah belimbing Dewa cukup renyah/garing. 5 = Jika tekstur buah belimbing Dewa renyah/garing. Rasa buah belimbing Dewa:

1 = Jika rasa buah belimbing Dewa sangat asam. 2 = Jika rasa buah belimbing Dewa asam. 4 = Jika rasa buah belimbing Dewa manis. 5 = Jika rasa buah belimbing Dewa sangat manis Tingkat kematangan buah belimbing Dewa:

1 = Jika buah belimbing Dewa tidak matang/terlalu matang. 2 = Jika buah belimbing Dewa kurang matang.

4 = Jika buah belimbing Dewa cukup matang.

5 = Jika buah belimbing Dewa matang sempurna/merata. Nilai gizi/nutrisi yang terkandung dalam buah belimbing Dewa: 1 = Jika buah belimbing Dewa tidak mengandung gizi/nutrisi. 2 = Jika buah belimbing Dewa kurang mengandung gizi/nutrisi. 4 = Jika buah belimbing Dewa cukup mengandung gizi/nutrisi. 5 = Jika buah belimbing Dewa banyak mengandung gizi/nutrisi. Khasiat buah belimbing Dewa bagi kesehatan tubuh:

1 = Jika buah belimbing Dewa sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh. 2 = Jika buah belimbing Dewa tidak baik untuk kesehatan tubuh.

4 = Jika buah belimbing Dewa baik untuk kesehatan tubuh. 5 = Jika buah belimbing Dewa sangat baik untuk kesehatan tubuh. Fungsi kemasan buah belimbing Dewa:

1 = Jika kemasan tidak melindungi buah belimbing Dewa dari polusi lingkungan. 2 = Jika kemasan kurang melindungi buah belimbing Dewa dari polusi lingkungan. 4 = Jika kemasan cukup melindungi buah belimbing Dewa dari polusi lingkungan. 5 = Jika kemasan sangat melindungi buah belimbing Dewa dari polusi lingkungan. Buah belimbing Dewa yang tanpa bahan pengawet:

1 = Jika buah belimbing Dewa sangat mengandung bahan pengawet sehingga tidak membusuk selama satu bulan.

2 = Jika buah belimbing Dewa cukup mengandung bahan pengawet sehingga tidak membusuk selama dua minggu.

4 = Jika buah belimbing Dewa sedikit mengandung bahan pengawet sehingga tidak membusuk selama tiga hari.

5 = Jika buah belimbing Dewa tidak mengandung bahan pengawet sehingga sangat mudah membusuk.

Aroma buah belimbing Dewa yang dijual di tempat ini: 1 = Jika aroma buah belimbing Dewa sangat langu. 2 = Jika aroma buah belimbing Dewa cukup langu. 4 = Jika aroma buah belimbing Dewa cukup harum. 5 = Jika aroma buah belimbing Dewa sangat harum. Harga buah belimbing Dewa yang mahal:

1 = Jika harga buah belimbing Dewa mahal, namun tidak mempunyai/mencerminkan kualitas lebih jika dibandingkan dengan belimbing varietas lain/buah lain.

2 = Jika harga buah belimbing Dewa mahal, namun hanya mempunyai/mencerminkan sedikit kualitas jika dibandingkan dengan belimbing varietas lain/buah lain.

4 = Jika harga buah belimbing Dewa mahal, tetapi mempunyai/mencerminkan kualitas yang cukup jika dibandingkan dengan belimbing varietas lain/buah lain.

5 = Jika harga buah belimbing Dewa mahal, tetapi mempunyai/mencerminkan

kualitas yang lebih jika dibandingkan dengan belimbing varietas lain/buah lain. Buah belimbing Dewa yang mudah ditemukan (di supermarket, di pasar tradisional, di toko buah, dan lain-lain):

1 = Jika buah belimbing Dewa sangat sulit ditemukan di supermarket, di pasar tradisional, di toko buah, dan lain-lain.

2 = Jika buah belimbing Dewa cukup sulit ditemukan di supermarket, di pasar tradisional, di toko buah, dan lain-lain.

4 = Jika buah belimbing Dewa cukup mudah ditemukan di supermarket, di pasar tradisional, di toko buah, dan lain-lain.

5 = Jika buah belimbing Dewa sangat mudah ditemukan di supermarket, di pasar tradisional, di toko buah, dan lain-lain.

Pengadaan promosi penjualan buah belimbing Dewa selain iklan (misalnya: pemberian potongan harga/diskon):

1 = Jika tidak ada pengadaan promosi penjualan selain iklan, seperti pemberian potongan harga/diskon.

2 = Jika kurang ada pengadaan promosi penjualan selain iklan, seperti pemberian potongan harga/diskon.

4 = Jika cukup ada pengadaan promosi penjualan selain iklan, seperti pemberian potongan harga/diskon.

5 = Jika sering ada pengadaan promosi penjualan selain iklan, seperti pemberian potongan harga/diskon.

Apakah penting ukuran buah belimbing Dewa?

1 = Jika ukuran buah belimbing Dewa tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

2 = Jika ukuran buah belimbing Dewa kurang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4 = Jika ukuran buah belimbing Dewa cukup menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

5 = Jika ukuran buah belimbing Dewa sangat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

Apakah penting bobot buah belimbing Dewa?

1 = Jika bobot buah belimbing Dewa tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

2 = Jika bobot buah belimbing Dewa kurang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4 = Jika bobot buah belimbing Dewa cukup menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

5 = Jika bobot buah belimbing Dewa sangat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

Apakah penting warna buah belimbing Dewa?

1 = Jika warna buah belimbing Dewa tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

2 = Jika warna buah belimbing Dewa kurang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4 = Jika warna buah belimbing Dewa cukup menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

melakukan pembelian.

Apakah penting bentuk buah belimbing Dewa?

1 = Jika bentuk buah belimbing Dewa tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

2 = Jika bentuk buah belimbing Dewa kurang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4 = Jika bentuk buah belimbing Dewa cukup menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

5 = Jika bentuk buah belimbing Dewa sangat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

Apakah penting kesegaran buah belimbing Dewa?

1 = Jika kesegaran buah belimbing Dewa tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

2 = Jika kesegaran buah belimbing Dewa kurang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4 = Jika kesegaran buah belimbing Dewa cukup menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

5 = Jika kesegaran buah belimbing Dewa sangat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

Apakah penting tekstur buah belimbing Dewa?

1 = Jika tekstur buah belimbing Dewa tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

2 = Jika tekstur buah belimbing Dewa kurang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4 = Jika tekstur buah belimbing Dewa cukup menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

5 = Jika tekstur buah belimbing Dewa sangat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

Apakah penting rasa buah belimbing Dewa?

1 = Jika rasa buah belimbing Dewa tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

2 = Jika rasa buah belimbing Dewa kurang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4 = Jika rasa buah belimbing Dewa cukup menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

5 = Jika rasa buah belimbing Dewa sangat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

Apakah penting tingkat kematangan buah belimbing Dewa?

1 = Jika tingkat kematangan buah belimbing Dewa tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

2 = Jika tingkat kematangan buah belimbing Dewa kurang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4 = Jika tingkat kematangan buah belimbing Dewa cukup menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

5 = Jika tingkat kematangan buah belimbing Dewa sangat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

Apakah penting nilai gizi/nutrisi yang terkandung dalam buah belimbing Dewa?

1 = Jika nilai gizi/nutrisi yang terkandung dalam buah belimbing Dewa tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

2 = Jika nilai gizi/nutrisi yang terkandung dalam buah belimbing Dewa kurang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

4 = Jika nilai gizi/nutrisi yang terkandung dalam buah belimbing Dewa cukup menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

5 = Jika nilai gizi/nutrisi yang terkandung dalam buah belimbing Dewa sangat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.

Apakah penting khasiat buah belimbing Dewa bagi tubuh?

1 = Jika menganggap khasiat buah belimbing Dewa sangat tidak penting bagi tubuh.

2 = Jika menganggap khasiat buah belimbing Dewa tidak penting bagi tubuh. 4 = Jika menganggap khasiat buah belimbing Dewa penting bagi tubuh.

5 = Jika menganggap khasiat buah belimbing Dewa sangat penting bagi tubuh.

Dokumen terkait