• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Penelitian

Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional, untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual. Dalam penelitian ini dilakukan upaya untuk menjelaskan dan menguraikan fakta-fakta dan fenomena-fenomena yang diamati dengan pendekatan analisis kuantitatif yang didukung oleh analisis statistik deskriptif dan inferensial.

Gambaran dari pemanfaatan TIK dalam peningkatan kompetensi penyuluh dijelaskan melalui hubungan atau korelasi dalam variabel penelitian. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: Karakteristik penyuluh (Xı); Faktor lingkungan (X2); Motivasi penyuluh (X3); Tingkat pemanfaatan TIK (Yı); dan Tingkat kompetensi penyuluh (Y2).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa Kabupaten Bogor merupakan daerah dengan variasi penggunaan TIK dan tingkat aksesibilitas cukup tinggi terhadap sumber informasi, penyuluhnya sudah terdedah dengan TIK, koneksi jaringan yang cukup luas, dan di wilayah Bogor terdapat berbagai unit kerja penelitian pertanian, perguruan tinggi dan pusat-pusat informasi. Dengan demikian terdapat berbagai pilihan bagi penyuluh pertanian dalam memanfaatkan TIK.

Penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Maret sampai April 2013 dari mulai uji coba kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah penyuluh pertanian PNS dan THL-TBPP atau dikenal dengan istilah penyuluh pertanian kontrak di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Dari hasil prasurvei diperoleh informasi bahwa di Kabupaten Bogor terdapat 78 orang penyuluh pertanian PNS dan 87 orang penyuluh kontrak yang tersebar di 12 (dua belas) Badan Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kabupaten Bogor, sebagaimana disajikanTabel 1.

Tabel 1 Populasi BP3K dan penyuluh pertanian di Kabupaten Bogor BP3K Kabupaten Bogor Jumlah (orang) PPL PNS THL-TBPP Total 1 BP3K WilayahCariu 2. BP3K Wilayah Jonggol 3. BP3K Wilayah Gunung Putri 4. BP3K Wilayah Cibinong 5. BP3K Wilayah Ciawi 6. BP3K Wilayah Caringin 7. BP3K Wilayah Dramaga 8. BP3K Wilayah Ciseeng 9. BP3K Wilayah Cibungbulang 10. BP3K Wilayah Leuwiliang 11. BP3K Wilayah Cigudeg

12. BP3K Wilayah Parung Panjang

9 7 3 9 3 7 7 9 8 9 5 2 7 7 6 6 5 11 8 8 6 8 6 9 16 14 9 15 8 18 15 17 14 17 11 11 Jumlah 78 87 165

Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor ( BKP5K), 2012

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin.

n =_ N__ 1 + Ne²

Dimana:

N = Ukuran populasi

e Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang bisa ditoleransi (5%)

n = Ukuran sampel

n = 165 . 1 + 165 (0,05)² = 117

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 117 responden. Secara lengkap jumlah responden tersaji pada Tabel 2 berikut.

23

Tabel 2 Data sampel penelitian

BP3K Kabupaten Bogor

Jumlah (orang)

PPL PNS THL-TBPP Total

1. BP3K WilayahCariu

2. BP3K Wilayah Jonggol 3. BP3K Wilayah Gunung Putri 4. BP3K Wilayah Cibinong 5. BP3K Wilayah Ciawi 6. BP3K Wilayah Caringin 7. BP3K Wilayah Dramaga 8. BP3K Wilayah Ciseeng 9. BP3K Wilayah Cibungbulang 10. BP3K Wilayah Leuwiliang 11. BP3K Wilayah Cigudeg

12. BP3K Wilayah Parung Panjang

6 5 2 6 2 5 5 6 6 6 4 2 5 5 4 4 4 8 6 6 4 6 4 6 11 10 6 10 6 13 11 12 10 12 8 8 Jumlah 55 62 117

Data dan Instrumentasi

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari peubah utama yang diteliti berupa karakteristik penyuluh, faktor lingkungan, motivasi penyuluh terhadap TIK, tingkat pemanfaatan TIK oleh penyuluh dan tingkat kompetensi penyuluh yang diperoleh langsung lewat responden dengan menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner.

Data sekunder yang dikumpulkan berkaitan dengan keadaan umum, data pendukung atau potensi aktual mengenai kondisi geografis yang dapat diperoleh dari pihak-pihak atau lembaga terkait seperti Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K), Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor atau lembaga lainnya.

Kuesioner memuat pertanyaan yang terdiri atas beberapa bagian antara lain:

1. Bagian pembuka mengenai identitas dan data responden meliputi nama

penyuluh, wilayah kerja, tanggal wawancara.

2. Bagian pertama mengenai karakteristik penyuluh meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pendidikan non formal, tingkat kepemilikan TIK, status, bidang kompetensi.

3. Bagian kedua mengenai faktor lingkungan yang meliputi: iklim belajar, dan

kebijakan Pemda.

4. Bagian ketiga mengenai motivasi penyuluh pertanian terhadap pemanfaatan

TIK yang terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

5. Bagian keempat mengenai tingkat pemanfaatan TIK oleh penyuluh. 6. Bagian kelima mengenai tingkat kompetensi penyuluh.

24

Definisi Operasional

Indikator dan parameter dituangkan dalam definisi operasional, kemudian dikembangkan dalam bentuk daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai acuan atau instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner dan wawancara dengan responden, sedangkan peubah-peubah penelitian didefinisikan secara operasional sebagai berikut:

1. Karakteristik penyuluh pertanian (X1) adalah ciri-ciri atau sifat yang ada dalam diri penyuluh pertanian. Dapat diukur dengan indikator:

a. Umur (X1.1) adalah usia responden yang diukur dalam satuan tahun, yang dihitung dari tahun kelahiran sampai saat penelitian/wawancara dilaksanakan. Diukur dalam bentuk skala rasio dalam satuan tahun. b. Pendidikan formal (X1.2) adalah tingkat pembelajaran tertinggi yang

dilalui responden dibangku sekolah formal, dihitung dengan tingkat pendidikan yang telah diselesaikan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.

c. Pendidikan non formal (X1.3) adalah kegiatan pembelajaran yang diterima oleh responden di luar sekolah formal. Pendidikan non formal diukur dengan skala rasio dari frekuensi mengikuti pelatihan dalam dua tahun terakhir.

d. Masa kerja (X1.4) adalah lamanya responden bekerja sebagai penyuluh pertanian terhitung mulai pertama kali responden menjalankan tugas sebagai penyuluh pertanian sampai dengan penelitian ini dilakukan, dinyatakan dalam tahun. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

e. Status penyuluh (X1.5) adalah jenjang jabatan yang disandang responden pada saat penelitian dilakukan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal dengan kategori: penyuluh PNS dan THL-TBPP

f. Tingkat kepemilikan TIK (X1.6) adalah banyaknya atau jumlah TIK yang dimiliki oleh responden dalam kaitannya dengan tupoksi penyuluh selama dalam masa penelitian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

Indikator dan parameter karakteristik individu responden disajikan rinci pada Tabel 3.

Tabel 3 Indikator dan parameter karakteristik individu responden

Peubah/indikator karakteristik individu Parameter

a. Umur Usia penyuluh yang dihitung sejak lahir

sampai ke tahun terdekat pada waktu penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam jumlah tahun.

b. Pendidikan formal Tingkat pendidikan responden yang

dihitung melalui pendidikan terakhir yang telah diselesaikan.

25

Lanjutan Tabel 3

Peubah/indikator karakteristik individu Parameter

c. Pendidikan non formal Jenis pelatihan yang pernah diikuti,

jumlah jam belajar, lokasi pelatihan.

d. Masa kerja Lamanya responden bertugas sebagai

penyuluh pertanian yang diukur dalam satuan tahun.

e. Status penyuluh Jenjang jabatan responden (PNS atau

THL-TBPP).

f. Tingkat kepemilikan TIK Jumlah TIK yang dimiliki responden

selama masa penelitian.

2 Faktor lingkungan (X2) yaitu faktor yang berada di luar diri penyuluh, dapat diukur dengan indikator sebagai berikut.

a. Dukungan lingkungan kondusif untuk belajar (X2.1) adalah dorongan lembaga tempat penyuluh bertugas dalam menciptakan kemudahan untuk belajar guna meningkatkan kompetensinya.

b. Kebijakan Pemda (X2.2) adalah komitmen dukungan Pemda terhadap penyelenggaraan penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten.

Pengukuran indikator-indikator faktor lingkungan penyuluh dengan skala ordinal dengan empat kategori yaitu: 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= setuju, 4= sangat setuju. Indikator dan parameter faktor lingkungan responden dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4 Indikator dan parameter faktor lingkungan responden

Peubah/indikator faktor lingkungan Parameter

a. Iklim belajar 1) Dorongan melanjutkan pendidikan

formal

2) Dukungan mengikuti pelatihan 3) Ketersediaan TIK

4) Kemudahan akses informasi 5) Dukungan ujicoba inovasi

b. Kebijakan Pemerintah Daerah 1) Dana yang dianggarkan untuk

kegiatan penyuluhan pertanian 2) Kelembagaan penyuluhan yang

berdiri sendiri

3. Motivasi penyuluh pertanian (X3) adalah alasan yang mendorong penyuluh pertanian menggunakan TIK yang dikelompokkan dalam:

a. Motivasi intrinsik (X3.1) adalah dorongan yang berada dalam diri responden dalam memanfaatkan TIK.

b. Motivasi ekstrinsik (X3.2) adalah dorongan yang berada di luar diri responden dalam memanfaatkan TIK.

26

Pengukuran indikator-indikator faktor motivasi penyuluh dalam skala ordinal dengan empat kategori yaitu: 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= setuju, 4= sangat setuju. Indikator dan parameter motivasi responden tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5 Indikator dan parameter motivasi responden

Peubah/indikator faktor motivasi Parameter

a. Motivasi intrinsik Dorongan meningkatkan kompetensi,

melaksanakan tugas sebaik-baiknya, mengembangkan karir

b. Motivasi ekstrinsik Kesesuaian imbalan, lingkungan

mendukung bekerja, apresiasi terhadap penyuluh, dukungan pimpinan lembaga penyuluhan, hubungan sesama

penyuluh

4. Tingkat Pemanfaatan TIK (Y1) oleh penyuluh yang merupakan variabel

dependent

a. Intensitas pemanfaatan TIK (Y1.1) adalah frekuensi dan durasi dalam menggunakan TIK oleh responden.

b. Jangkauan sumber informasi (Y1.2) yaitu jarak terjauh yang dapat diakses oleh sumber informasi

c. Variasi materi penyuluhan (Y1.3) yaitu jenis materi yang disampaikan oleh responden dengan menggunakan TIK

d. Ragam informasi (Y1.4) yaitu jenis informasi yang dapat diakses melalui TIK dalam satu minggu terakhir

e. Kualitas berbagi pengetahuan (Y1.5) yaitu proses yang dilakukan oleh responden dalam mempertukarkan informasi kepada orang lain.

Pengukuran indikator-indikator pada tingkat pemanfaatan TIK oleh penyuluh dengan skala ordinal dalam empat kategori yaitu: 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= setuju, 4= sangat setuju. Indikator dan parameter tingkat pemanfaatan TIK responden dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 6.

27

Tabel 6 Indikator dan parameter tingkat pemanfaatan TIK responden

Tingkat pemanfaatan TIK oleh penyuluh Parameter

a. Intensitas pemanfaatan TIK Frekuensi dan durasi menggunakan

TIK dalam satu minggu terakhir b. Jangkauan sumber informasi Situs yang sering dicari dalam satu

bulan terakhir

c. Variasi materi penyuluhan Materi yang disampaikan dalam satu

bulan terakhir

d. Ragam informasi Jenis informasi yang disampaikan

dalam satu minggu terakhir

e. Kualitas berbagi pengetahuan Cara dan jenis informasi yang dibagi kepada orang lain

5. Tingkat kompetensi penyuluh dalam TIK (Y2) adalah tingkat kemampuan penyuluh yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan didukung

oleh sikapnya dalam melaksanakan tugas penyuluhan dalam

memberdayakan petani.

a. Kompetensi pemahaman potensi wilayah (Y2.1) adalah kemampuan

penyuluh dalam mengidentifikasi sumber daya yang dapat

dikembangkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan petani.

b. Kompetensi komunikasi inovasi (Y2.2) adalah kemampuan penyuluh

memfasilitasi kebutuhan petani dalam meningkatkan usaha tani dengan mencari usaha pertanian yang tepat.

c. Kompetensi pengelolaan pembelajaran (Y2.3) adalah kemampuan

penyuluh dalam menciptakan proses belajar agar petani menguasai dan menerapkan inovasi melalui berbagai media belajar yang ada di sekitar lingkungannya.

d. Kompetensi pengelolaan pembaharuan (Y2.4) adalah kemampuan

penyuluh dalam memfasilitasi petani agar dapat menyesuaikan usaha taninya dengan lingkungan yang terus berubah.

e. Kompetensi pengelolaan pelatihan (Y2.5) adalah kemampuan penyuluh dalam mengelola perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi dan tindaklanjutnya dalam kegiatan pelatihan atau kursus tani yang sesuai dengan kebutuhan petani.

f. Kompetensi mengembangkan kewirausahaan (Y2.6) adalah kemampuan penyuluh dalam mendorong petani untuk berani mengambil risiko, mencari peluang, cara pandang (visi) terhadap perubahan, dan inisiatif untuk berubah.

g. Kompetensi pemandu sistem jaringan (Y2.7) adalah kemampuan

penyuluh dalam melakukan hubungan kerjasama yang sinergis antar pihak terkait dalam menunjang pelaksanaan penyuluhan.

Pengukuran indikator-indikator pada tingkat kompetensi penyuluh dengan skala ordinal dalam empat kategori yaitu: 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= setuju, 4= sangat setuju. Secara rinci indikator dan parameter kompetensi penyuluh disajikan dalam Tabel 7.

28

Tabel 7 Indikator dan parameter kompetensi penyuluh pertanian.

Tingkat kompetensi penyuluh Parameter a. Kemampuan pemahaman

potensi wilayah

1) Pemahaman potensi sumber daya alam

2) Pemahaman permasalahan petani dan solusinya melalui penyuluhan.

b. Kemampuan komunikasi inovasi

1) Mencari informasi inovasi melalui berbagai saluran komunikasi

2) Pemahaman inovasi yang dibutuhkan 3) Mengkomunikasikan inovasi

4) Berkomunikasi secara dialogis

5) Berempati/merasakan permasalahan yang dihadapi petani

c. Kemampuan pengelolaan pembelajaran

1) Memfasilitasi interaksi/belajar sesama petani 2) Memanfaatkan media pembelajaran

3) Menumbuhkan kebiasaan belajar sambil bekerja.

d. Kemampuan pengelolaan pembaharuan

1) Membangkitkan motivasi untuk menerapkan teknologi atau inovasi

2) Menumbuhkan kepekaan terhadap perubahan 3) Menerapkan teknologi/inovasi dalam

memecahkan masalah yang dihadapi petani. e. Kemampuan pengelolaan

pelatihan

1) Merancang pelatihan/ kursus tani 2) Melaksanakan fasilitator, menggunakan

metode,dan media yang tepat. 3) Mengevaluasi hasil pelatihan

4) Mengembankan kegiatan tindak lanjut 5) Melibatkan petani dalam tahapan pelatihan. f. Kemampuan mengembangkan

kewirausahaan

1) Mengembangkan cara pandang petani untuk mengikuti perubahan.

2) Mengembangkan kemampuan petani dalam mencari peluang (kesempatan)

3) Menanamkan sikap berani mengambil risiko 4) Mengembangkan sikap untuk berinisiatif dalam

usaha tani sesuai tuntutan g. Kemampuan pemandu sistem

jaringan

1) Memfasilitasi hubungan dengan lembaga penelitian/ perguruan tinggi, dan mengaksesnya 2) Bernegosiasi/koordinasi dengan pemerintah

daerah kabupaten

3) Mengembangkan kelompok tani dan kerjasama dalam tim.

4) Memfasilitasi informasi produksi pertanian dan harga pasar

5) Memfasilitasi kerjasama kemitraan dengan dunia usaha.

29

Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi

Suatu alat ukur dapat dikatakan sahih apabila alat ukur itu dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya ingin diukur (Singarimbun & Effendi, 2011). Apabila daftar pertanyaan digunakan sebagai instrumen pengukuran, maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang ingin diukur.

Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi, yaitu suatu alat ukur yang ditentukan dengan memasukkan semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep yang diukur. Untuk mendapatkan daftar pertanyaan/kuisioner yang mempunyai validitas tinggi, maka kuisioner disusun dengan cara: 1) mempertimbangkan berbagai teori, 2) memperhatikan masukan dari para ahli dan berbagai pihak yang dianggap menguasai materi daftar pertanyaan yang digunakan, dan 3) berkonsultasi dengan dosen pembimbing

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan kepada 20 orang penyuluh THL P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) pada bulan Maret 2013 di BP3K Caringin, Leuwiliang dan Cibungbulang. Uji

validitas instrumen menggunakan koefisien korelasi rank Spearman dengan

menggunakan SPSS for windows 19.0.

Hasil uji validitas didapatkan nilai pernyataan untuk peubah faktor lingkungan menunjukkan korelasi terendah adalah -0.227 dan tertinggi adalah 0.800. Pernyataan motivasi penyuluh dalam pemanfaatan TIK menunjukkan angka korelasi terendah adalah -0.033 dan tertinggi adalah 0.840. Pernyataan untuk peubah tingkat pemanfaatan TIK oleh penyuluh diperoleh nilai terendah adalah 0.699 dan tertinggi adalah 0,898. Pernyatan untuk peubah tingkat kompetensi penyuluh diperoleh nilai terendah -0.654 dan tertinggi 0.653.

Secara umum bahwa nilai validitas instrumen pada taraf α = 0.05, db =18 (n- 2) menunjukkan nilai yang lebih besar dari pada nilai tabel korelasi (rtabel) = 0.423, sehingga seluruh item pernyataan baik peubah bebas (X) maupun peubah tak bebas (Y) yang digunakan, dinyatakan valid.

Hasil hitungan uji validitas terhadap setiap butir pernyataan menunjukkan adanya pernyataan yang tidak valid karena hasil koefisien validitasnya berada di bawah angka kritis bahkan negatif, sehingga butir-butir pernyataan tersebut perlu direvisi dengan memperbaiki susunan kata-katanya serta dipecah menjadi beberapa butir agar terjadi persamaan pengertian.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan tingkat suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan, apabila alat itu dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil pengukuran yang konsisten (Singarimbun & Effendi, 2011). Hal ini berarti reliabilitas instrumentasi menunjuk pada konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dalam waktu yang berbeda.

Uji reliabilitas instrumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur pendugaan reliabilitas Cronbach Alpha dan diolah dengan

menggunakan SPSS for windows 19,0.

Tingkat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan skala Alpha Cronbach 0 – 1 (Azwar, 2003). Nilai hasil uji reliabilitas dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kurang reliabel, nilai Alpha Cronbach 0.00 – 0.20

2. Agak reliabel, nilai Alpha Cronbach 0.21 – 0.40 3. Cukup reliabel, nilai Alpha Cronbach 0.41 – 0.60

30

4. Reliabel, nilai Alpha Cronbach 0.61 – 0.80 5. Sangat reliabel, nilai Alpha Cronbach 0.81 – 1.00

Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa nilai koefisiensi reliabilitas untuk butir-butir pertanyaan peubah faktor lingkungan 0.809, peubah motivasi penyuluh 0.931 dan peubah tingkat pemanfaatan TIK oleh penyuluh 0.955 sehingga dinyatakan sangat reliabel, hanya peubah tingkat kompetensi penyuluh yang dinyatakan reliabel dengan nilai koefisiensi reliabilitas sebesar 0.683.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilaksanakan di dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara yaitu:

1. Pengamatan (observation), yaitu data dikumpulkan dengan mempelajari dan mencatat langsung terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi penelitian.

2. Kuesioner (questioner), yaitu sejumlah pertanyaan tertutup dan terbuka untuk mengukur peubah penelitian yang ditujukan bagi responden. Kuesioner ini dilakukan terhadap penyuluh pertanian dalam memperoleh data tentang: Karakteristik Pribadi Penyuluh (X1), Dukungan Lingkungan

Penyuluhan (X2), Motivasi Penyuluh (X3), Tingkat Pemanfaatan TIK oleh

penyuluh (Y1), dan Tingkat Kompetensi Penyuluh (Y2).

3. Wawancara (interview), yaitu melakukan tanya jawab lisan secara langsung

dengan responden penelitian untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan.

4. Dokumentasi (documentation), yaitu mengumpulkan data dengan cara

penelusuran dan pencatatan data, dokumen, arsip, maupun referensi yang relevan di instansi yang ada kaitannya dengan penelitian.

Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan seperti dalam bentuk tabel. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan frekuensi persentase, median, rataan skor, dan tabel distribusi frekuensi serta statistik inferensial

menggunakan uji korelasi rank Spearman (bantuan SPSS ver.19.0) untuk melihat

tingkat keeratan hubungan antar variabel. Pemilihan uji korelasi rank Spearman juga mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Kriyantono (2009), bahwa untuk menguji antara jenis skala pengukuran nominal dan ordinal, skala ordinal dengan nominal, maka digunakan uji korelasi rank Spearman’s.

31

Dokumen terkait