Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Situ Gede dan Kelurahan Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan kelurahan tersebut sebagai salah satu daerah yang memproduksi padi semi organik di Kota Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2013.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Data primer dikumpulkan dari petani melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintahan Kota Bogor, jurnal, buku, internet, dan berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Metode Pengambilan Sampel
Populasi penelitian adalah petani padi semi organik dan petani padi konvensional yang berdomisili di Kelurahan Situ Gede dan Kelurahan Sindang Barang. Metode pengambilan sampel yaitu dengan sensus diambil seluruh petani padi semi organik yaitu sebanyak 31 responden petani yang ada di Kelurahan Situ Gede, dan seluruh petani padi konvensional yaitu 31 petani responden padi konvensional di Kelurahan Situ Gede dan Kelurahan Sindang Barang.
Metode Analisis Data
Data akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui perbedaan teknik budidaya padi semi organik dengan padi konvensional, karakteristik petani dan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi produksi padi semi organik dan padi konvensional. Analisis kuantitatif akan digunakan untuk analisis pendapatan usahatani, efisiensi teknis, dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi dan pendapatan usahatani padi semi organik dan padi konvensional. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi dan efisiensi teknis akan digunakan analisis fungsi produksi stochastic frontier. Fungsi produksi yang akan digunakan adalah fungsi produksi stochastic frontier Cobb Douglas.
27
Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier
Analisis fungsi produksi merupakan kelanjutan dari aplikasi analisis regresi, yaitu analisis yang menjelaskan hubungan sebab akibat (Soekartawi 2002). Pendekatan stochastic frontier dapat diperoleh dua kondisi secara simultan yakni faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan sekaligus inefisiensi petani. Pendekatan dilakukan dengan software Frontier Version 4.1. Dengan Model empiris fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglas yang akan digunakan dalam penelitian ini dirumuskan pada persamaan berikut:
Model fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglas padi semi organik :
ln =�0+ �1ln 1+ �2ln 2+ �3ln 3+ �4ln 4+ �5ln 5+ �6ln 6 �7ln 7+ �8ln 8+ −
Dimana:
Y = Jumlah total produksi padi semi organik per musim tanam (ton) X1 = Luas lahan (ha)
X2 = Jumlah benih padi per musim tanam (kg)
X3 = Jumlah unsur N (kg)
X4 =Jumlah unsur P (kg)
X5 =Jumlah unsur K (kg)
X6 = Jumlah pupuk organik (kg)
X7 = Jumlah pestisida nabati (liter)
X8 = Jumlah tenaga kerja per musim tanam (HOK) 0 = Intersep
j = Koefisien parameter penduga, dimana j = 1,2,3,...8
vi-ui = error term (efek inefisiensi teknis dalam model)
Tanda parameter yang diharapkan adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 > 0.
Nilai parameter positif berarti dengan meningkatnya input yang berupa benih, unsur N, unsur P, unsur K, pupuk organik, pestisida Nabati,dan tenaga kerja diharapkan akan meningkatkan produksi padi organik. Variabel sisa (random shock) vi merupakan variabel acak yang bebas dan secara identik
terdistribusi normal dengan rataan bernilai nol dan ragam nya konstan, �2( 0,�2 ) serta bebas dari u
i. Variabel kesalahan ui adalah variabel yang
menggambarkan inefisiensi dalam produksi yang diasumsikan terdistribusi secara bebas diantara setiap observasi dan nilai vi. Variabel acak ui tidak
boleh bernilai negatif dan terdistribusi normal dengan nilai distribusinya
(� ,�2) (Coelli et al. 1998).
Model fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglas padi konvensional:
ln =�0+ �1ln 1+ �2ln 2+ �3ln 3+ �4ln 4+ �5ln 5+ �6ln 6 �7ln 7+ �8ln 8+ −
Dimana:
Y = Jumlah total produksi padi konvensional per musim tanam (ton) X1 = Luas lahan (ha)
28
X3 = Jumlah unsur N (kg)
X4 =Jumlah unsur P (kg)
X5 =Jumlah unsur K (kg)
X6 = Jumlah pupuk organik (kg)
X7 = Jumlah pestisida kimia (liter)
X8 = Jumlah tenaga kerja per musim tanam (HOK) 0 = Intersep
j = Koefisien parameter penduga, dimana j = 1,2,3,...8
vi-ui = error term (efek inefisiensi teknis dalam model)
Tanda parameter yang diharapkan adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, > 0.
Nilai parameter positif berarti dengan meningkatnya input yang berupa benih, unsur N, unsur P, unsur K, pupuk organik, pestisida kimia, dan tenaga kerja diharapkan akan meningkatkan produksi padi konvensional. Variabel sisa (random shock) vi merupakan variabel acak yang bebas dan secara identik
terdistribusi normal dengan rataan bernilai nol dan ragam nya konstan, �2( 0,�2 ) serta bebas dari u
i. Variabel kesalahan ui adalah variabel yang
menggambarkan inefisiensi dalam produksi yang diasumsikan terdistribusi secara bebas diantara setiap observasi dan nilai vi. Variabel acak ui tidak
boleh bernilai negatif dan terdistribusi normal dengan nilai distribusinya
(�,�2) (Coelli et al. 1998).
Analisis Efisiensi Teknis
Analisis efisiensi teknis dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
TEi = E[exp(-ui)/Ɛi] i = 1,2,3,....,N
dimana TEi adalah efisiensi teknis petani ke-i, exp(-ui)/Ɛi adalah nilai
harapan (mean) dari ui dengan syarat ∈i, jadi 0<TEi<1. Nilai efisiensi teknis tersebut berhubungan terbalik dengan efek inefisiensi teknis dan hanya digunakan untuk fungsi yang memiliki jumlah output dan input tertentu ( cross section data). Nilai efisiensi teknis petani dikategorikan cukup efisien jika bernilai > 0.7 .
Metode efek inefisiensi teknis yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model efek inefisiensi teknis yang dikembangkan oleh Coelli et al. (1998). Variabel ui yang digunakan untuk mengukur efek inefisiensi teknis,
diasumsikan bebas dan distribusinya terpotong normal dengan ζ(μi , 2). Dengan
demikian parameter distribusi (μi) efek inefisiensi teknis dalam penelitian ini
sebagai berikut:
μi = 0 + Z1 1 + Z2 2+ Z3 3 + Z4 4 + Z5 5
dimana faktor yang diperkirakan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis petani padi bebas pestisida dan pupuk kimia serta padi konvensional adalah:
μi = efek inefisiensi teknis 0 = Konstanta
29 Z2 = tingkat pendidikan formal petani (tahun)
Z3 = pengalaman petani (tahun)
Z4 = umur bibit (hari)
Z5 = status dalam berusahatani padi (D=1 jika utama, D=0 jika sampingan)
Asumsi yang digunakan untuk model inefisiensi teknis dalam persamaan tersebut yaitu:
1. Semakin berumur usia petani yang mengusahakan usahatani maka diduga akan berpengaruh positif terhadap inefisiensi teknis. Semakin tua umur petani diduga akan memperkecil tingkat efisiensi (memperbesar tingkat inefisiensi) karena dengan semakin bertambahnya umur, kondisi fisik akan semakin lemah.
2. Semakin lama pendidikan formal petani diduga akan berpengaruh negatif terhadap inefisiensi teknis. Semakin banyak waktu petani dalam mengenyam pendidikan formal atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan petani, diduga akan memperbesar tingkat efisiensi teknis (memperkecil tingkat inefisiensi). Petani dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diduga akan lebih mudah mengetahui kegunaan teknologi baru dalam usahatani padi, sehingga petani akan lebih mudah terdorong untuk menguasai dan menerapkan teknologi tersebut.
3. Semakin lama pengalaman petani dalam berusahatani padi maka diduga akan berpengaruh negatif terhadap inefisiensi teknis. Semakin banyak pengalaman petani dalam menjalankan usahatani padi diduga akan memperbesar tingkat efisiensi teknis karena pengalaman dari usahatani sebelumnya akan menjadi suatu pelajaran bagi petani dalam usahatani di musim berikutnya.
4. Semakin tua umur bibit padi yang digunakan diduga akan berpengaruh negatif terhadap inefisiensi teknis. Penggunaan bibit umur tua akan mengurangi risiko bibit mati setelah pindah tanam karena dimakan keong sawah.
5. Dummy status dalam berusahatani padi diduga berpengaruh terhadap inefisiensi teknis. Nilai satu untuk pekerjaan utama dan nol untuk pekerjaan sampingan. Nilai positif menunjukkan bahwa mengusahakan usahatani sebagai pekerjaan utama dapat meningkatkan inefisiensi teknis.
Tabel 4.1 Tanda yang diharapkan dari variabel-variabel efek inefisiensi
Variabel Parameter Tanda Harapan
Umur petani (Z1) 1 +
Pendidikan formal (Z2) 2 -
Pengalaman usahatani (Z3) 3 -
Umur bibit (Z4) 4 -
Dummy status dalam usahatani (Z5) 5 +
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji output fungsi produksi dan efek inefisiensi teknis. Uji hipotesis output fungsi produksi dilakukan uji parameter i
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel penjelas dalam model fungsi produksi. Uji hipotesis untuk faktor produksi sebagai berikut:
30
H1: i≠0
Hipotesis nol artinya koefisien dari masing-masing variabel dalam model fungsi produksi sama dengan nol. Apabila hipotesis nol diterima maka masing- masing variabel independen/penjelas dalam model tidak memiliki pengaruh yang signifikan/nyata terhadap produksi padi.
Uji hipotesis untuk model efek inefisiensi teknis menggunakan uji parameter dugaan untuk mengetahui ada tidaknya efek inefisiensi dalam model. Uji hipotesis untuk efek infisiensi teknis sebagai berikut:
H0: = 0= 1= 2=…= 5= 0
H1: = 0= 1= 2=…= 5 > 0
Hipotesis nol artinya efek inefisiensi teknis tidak ada dalam model fungsi produksi. Jika hipotesis diterima maka model fungsi produksi rata-rata sudah cukup mewakili data empiris.
Nilai t-hitung pada masing-masing variabel penduga digunakan secara statistik untuk mengetahui apakah koefisien dari masing-masing parameter bebas ( i) yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap parameter dependen/tak bebas (μi).
H0: i = 0
H1: i≠0
Hipotesis nol berarti koefisien dari masing-masing variabel di dalam model efek inefisiensi sama dengan nol. Jika hipotesis ini diterima maka masing-masing variabel penjelas dalam model efek inefisiensi tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat inefisiensi di dalam proses produksi. Uji statistik yang digunakan yaitu :
t-hitung = � −0 � t-tabel = t(α, n-k-1)
Kriteria uji :
t-hitung > t-tabel (α/2, n-k-1) : tolak H0
t-hitung < t-tabel (α/2, n-k-1) : terima H0
Dimana : k = jumlah variabel bebas
n = jumlah pengamatan (responden)
S ( i) = simpangan baku koefisien efek inefisiensi
Analisis Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pendapatan usahatani terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total (Soekartawi 2002). Penerimaan terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan yang diperhitungan. Penerimaan tunai merupakan penerimaan yang diterima petani dari hasil produksi yang benar-benar dijual. Sedangkan penerimaan yang diperhitungkan merupakan penerimaan yang didapat dari hasil produksi yang digunakan sendiri oleh petani tetapi diperhitungkan. Secara sistematis penerimaan dituliskan sebagai berikut (Soekartawi 2002):
Total Penerimaan = Produksi (output) dari suatu usahatani x Harga output Total Biaya = Biaya tunai + Biaya diperhitungkan
Pendapatan usahatani tunai = Total penerimaan – Biaya tunai Pendapatan usahatani total = Total penerimaan – Biaya total
31
Analisis Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C ratio)
Analisis perbandingan antara penerimaan dan biaya dilakukan untuk mengetahui efisiensi dan kelayakan usahatani (Soekartawi 2002). Rasio R/C dapat diperhitungkan pada usahatani padi semi organik maupun usahatani padi konvensional. Rumus perhitungan R/C ratio sebagai berikut:
= ( )
= ( )
( )
Jika nilai R/C > 1 maka usahatani tersebut layak atau sudah efisien, Jika nilai R/C < 1 maka usahatani tersebut tidak layak atau tidak efisien.
Definisi Variabel
Variabel yang diamati adalah data dan informasi usahatani padi yang diusahakan oleh petani. Variabel tersebut terlebih dahulu didefinisikan untuk mempermudah pengumpulan data yang mengacu pada konsep di bawah ini :
1. Produksi padi (Y) adalah padi yang dihasilkan dalam satu musim tanam dengan satuan pengukuran yaitu kilogram (ton).
2. Luas lahan (X1) adalah luas lahan yang ditanami padi untuk satu kali musim
tanam dengan satuan yang digunakan adalah kilogram (kg)
3. Benih padi (X2) adalah jumlah benih padi yang digunakan petani untuk satu
kali musim tanam dengan satuan pengukuran yang digunakan adalah kilogram (kg).
4. Unsur N (X3) adalah jumlah unsur N yang digunakan yang terdapat pada
pupuk urea dan NPK ponska untuk satu kali musim tanam dengan satuan pengukuran yang digunakan adalah kilogram per hektar (kg).
5. Unsur P (X4) adalah jumlah unsur P yang digunakan yang terdapat pada
pupuk TSP dan NPK ponska untuk satu kali musim tanam dengan satuan pengukuran yang digunakan adalah kilogram (kg).
6. Unsur K (X5) adalah jumlah unsur K yang digunakan yang terdapat pada
pupuk KCl dan NPK ponska untuk satu kali musim tanam dengan satuan pengukuran yang digunakan adalah kilogram (kg).
7. Pupuk organik (X6) adalah jumlah pupuk organik yang digunakan petani
untuk memupuk padi selama satu musim tanam. Satuan pengukuran yang digunakan yaitu kilogram (kg).
8. Pestisida nabati (padi semi organik) atau kimia (padi konvensional) (X7)
adalah jumlah pestisida nabati pada padi semi organik atau jumlah pestisida kimia pada padi konvensional yang digunakan untuk pengendalian hama selama satu musim tana. Satuan pengukuran dinyatakan dalam liter (l).
32
9. Tenaga kerja (X8) adalah jumlah tenaga kerja total yang digunakan dalam
proses produksi untuk berbagai kegiatan usahatani selama satu musim tanam padi. Satuan pengukuran dinyatakan dalam HOK (HOK).
10.Umur petani (Z1) adalah usia petani saat musim tanam padi yang diukur
dalam tahun.
11.Pendidikan formal (Z2) adalah lamanya pendidikan formal yang pernah
diperoleh petani yang diukur dalam tahun.
12.Pengalaman usahatani (Z3) adalah lamanya petani dalam mengusahakan
usahatani. Satuan pengukurannya yaitu tahun.
13.Umur bibit (Z4) adalah jumlah hari penanaman bibit sebelum dipindahkan ke
lahan sebenarnya. Satuan pengukurannya adalah hari.
14.Status dalam berusaha tani (Z5) diukur dalam dummy, satu untuk pekerjaan
utama dan nol untuk pekerjaan sampingan.