• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berpusat di Kebun bibit dan laboratorium Pusat Pengembangan Benih Tanaman Pangan Hortikultura dan Kehutanan, Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Lebak Bulus atau biasa disebut dengan UPT (Unit Pelaksana Teknis) Lebak bulus dengan alamat jalan Pertanian Raya No.47, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Selain itu, peneliti juga akan melakukan pengambilan data kepada Pusat Pengembangan Benih Jakarta dengan alamat Jalan Harsono R.M No.1, Ragunan, Jakarta selatan yang merupakan Kepala pusat dari UPT Lebak bulus

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung dari Juli 2014 sampai September 2014.

3.2Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3.2.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari UPT Lebak bulus dan juga dari Pusat pengembangan benih Jakarta. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka, data tersebut mengenai biaya tetap maupun biaya tidak tetap yang dikeluarkan . Data kualitatif yaitu data berupa informasi tertulis yaitu informasi

44

mengenai bagan proses produksi, alat serta bahan baku yang digunakan, Informasi umum mengenai UPT Lebak bulus.

3.2.2 Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai studi literatur, data-data perusahaan, jurnal, buku, internet dan hasil penelitian terdahulu.

3.3Metode pengumpulan data 1. Wawancara

Adalah Metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab secara sepihak, dikerjakan secara sistemik dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan. (Arif Soebyantoro dan FX Soewarto: 2007:99).

Dalam hal ini, Penulis akan mewawancarai karyawan di UPT Lebak bulus bagian laboratorium, bagian kebun maupun bagian kantor serta para karyawan di Pusat pengembangan benih Jakarta di Ragunan.

2. Studi literatur atau kepustakaan

Menurut M.Nazir (2011;93) Studi Kepustakaan adalah menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun, selain mencari sumber data sekunder yang mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mngetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang.

Dalam hal ini, Penulis membaca berbagai sumber literatur mulai dari buku, skripsi, thesis, jurnal, artikel serta sumber lain yang relevan.

45

3.4Metode Analisis Data

Penganalisisan data yang akan dilakukan adalah dengan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif mengenai kegiatan usaha pembibitan tanaman secara kultur jaringan. Sedangkan Metode kuantitatif dilakukan dengan analisis finansial untuk mengetahui besar biaya, pendapatan dan investasi pembibitan tanaman kultur jaringan.

3.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif membahas mengenai kegiatan usaha pembibitan kultur jaringan di UPT Lebak bulus sebagai pelengkap analisis kuantitatif. Analisis deskriptif meliputi data primer berupa hasil wawancara mengenai proses produksi ataupun kegiatan usaha pembibitan kultur jaringan dan data sekunder berupa dokumen pribadi perusahaan.

3.4.2. Analisis Finansial

Analisis Finansial membahas mengenai kegiatan usaha pembibitan tanaman kultur jaringan dari ketiga bibit yang berbeda baik yang terjual dalam bentuk botolan kultur maupun pot atau polibag. Usaha pembibitan tanaman kultur jaringan ini pada akhirnya dinilai dari segi biaya investasi awal yang dikeluarkan oleh pemerintah, biaya tetap maupun biaya variabel yang dikeluarkan setiap periodenya yang menghasilkan berapa besar penerimaan serta pendapatan yang didapatkan dan juga berapa besar kelayakan dari segi keuntungan serta investasi. Dalam penelitian ini, penulis pun membandingkan hasil analisis dari segi harga pemerintah serta harga pasar bebas.

46

Analisis Finansial yang akan dihitung adalah analisis penerimaan atas biaya(R/C), rasio keuntungan atas biaya (B/C), analisis titik impas (Break Even Point) dan analisis kelayakan investasi yaitu analisis internal rate of return (IRR).

1. Analisis R/C

R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk. Dengan rumus sebagai berikut (Soekartawi;1995; 85) :

Keterangan: R = Penerimaan C = Biaya Py = Harga Output Y = Output

FC =Biaya Tetap (Fixed Cost) VC = Biaya Variabel.

Dengan kriteria,

R/C rasio > 1, maka usaha tersebut efisien dan menguntungkan R/C rasio = 1, maka usahatani tersebut BEP

R/C rasio < 1, maka tidak efisien atau merugikan 2. Analisis B/C

Menurut Gray dalam Agustina adalah Penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai

47

bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Dengan perumusan, sebagai berikut:

Prinsipnya hampir sama dengan analisis R/C, hanya pada B/C ini data yang dipentingkan adalah besarnya manfaat. Jika B/C > 1 suatu usahatani dapat dikatakan memberikan manfaat.

3. Analisis Titik Impas atau Break Even Point

Titik Impas adalah titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas memberikan petunjuk bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. (Iman Soeharto;1997; 401). Asumsi dari Break Even Point adalah;

1. Biaya dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan biaya tetap.

2. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.

3. Besarnya biaya tetap secara totalitas adalah tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume produksi. 4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.

48

5. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk, apabila diproduksi lebih dari satu macam produk pertimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk adalah tetap konstan. (Agustina; 2011; 112)

Dengan asumsi tersebut, maka jumlah unit pada titik impas dihitung sebagai berikut:

Pendapatan = Biaya Produksi

= Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap = FC + (Qi X VC)

Dengan perumusan untuk Analisis Break Even Point adalah sebagai berikut (Rochaeni dalam Zulfahmi, 2011; 50)

4. Analisis pengembalian internal atau internal rate of return(IRR)

Dewi Astuti (2004; 109), menyatakan IRR adalah suatu teknik untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian

49

atas investasi yang dihitung mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas masuk dengan investasi awalnya.

Sebelum menghitung IRR, Terlebih dahulu menghitung NPV (net present value) dengan perumusan sebagai berikut:

Menurut Kadariah,dkk (1978;30) biasanya rumus IRR diatas tidak dapat dipecahkan (dicari nilai i-nya) secara langsung. Namun secara coba-coba pemecahan tersebut dapat didekati dalam waktu singkat. Dengan prosedur sebagai berikut;

1 Dipilih nilai discount rate yang dianggap dekat dengan nilai IRR yang benar, lalu dihitung NPV dari pada arus benefit dan biaya

2 Jika hasil NPV tersebut negatif, hal itu berarti bahwa nilai percobaan i terlalu tinggi , jadi dipilih nilai percobaan i baru yang lebih rendah

3 Jika sebaliknya, hasil present value tersebut positif, diketahui bahwa nilai percobaan i terlalu rendah, , jadi dipilih nilai percobaan i baru yang lebih tinggi.

4 Nilai percobaan pertama untuk discount rate dilambangkan untuk i1 dan yang kedua dilambangkan dengan i2, nilai percobaan pertama dilambangkan dengan NPV1 dan yang kedua NPV2.

Dan rumus untuk internal rate of return atau IRR adalah;

50

Keterangan:

NPV : net present value ( nilai netto sekarang) n : banyaknya kegiatan/ umur ekonomis proyek t : lamanya waktu investasi

B : benefit (keuntungan)

C : cost (Biaya)

NPV1 : NPV yang bernilai positif NPV2 : NPV yang bernilai negatif

i1 : Discount factor (DF) pertama, tingkat bunga yang menghasilkan

NPV positif

i2 :Discount factor (DF) kedua, tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif

3.5Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut. (Moh. Nazir:2002;126)

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Tanaman Jati (Tectona grandis L,f) adalah salah satu tanaman perkayuan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Hasil tanaman jati, berupa kayu jati digunakan dalam industri perkayuan seperti mebel.

51

2. Tanaman Pisang adalah salah satu tanaman hortikultura yang memiliki varietas yang cukup banyak di Indonesia. Hasil utama tanaman pisang adalah buah pisang yang merupakan salah satu buah dengan konsumsi tertinggi di Indonesia.

3. Anggrek adalah tanaman hias yang memiliki cukup banyak permintaan ekspor dari luar negeri. Sehingga banyak masyarakat Indonesia mulai menangani bisnis Anggrek untuk mendapatkan keuntungan.

4. Kultur Jaringan adalah mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas serta menumbuhkan bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik dalam wadah tertutup, sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap

5. Tahapan Kultur Jaringan: Pembuatan media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran, aklimatisasi dan pendewasaan

6. Penerimaan usaha pembibitan tanaman secara kultur jaringan disini adalah jumlah produksi yang dihasilkan persatuan usaha dikalikan dengan harga jual produk atau bibit tanaman

7. Biaya usahatani ini dibagi menjadi 2 Bagian yaitu: biaya tetap dan biaya variabel 8. Biaya tetap adalah biaya yang terus dikeluarkan berapapun jumlah produksi yang

dihasilkan, baik mengalami keuntungan maupun kerugian. Biaya tetap diantaranya: sewa lahan, pajak gedung, Penyusutan alat-alat laboratorium atau alat pertanian, Listrik, telepon.

9. Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang ikut berubah jika hasil produksi berubah.

52

10.Pendapatan usaha pembibitan tanaman secara kultur jaringan adalah selisih dari penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan untuk pembibitan tanaman kultur jaringan

11.Investasi, terdapat tiga komponen biaya utama yaitu biaya pembangunan, modal kerja (working capital) dan biaya operasi atau produksi.

53 BAB VI

Dokumen terkait