• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksplanatori karena penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan kausal antara berbagai variabel yang ada di dalamnya melalui uji hipotesa (Singarimbun 1989). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan pranata sosial pertanian komoditi nanas ke kelapa sawit, perubahan hubungan antar warga, perubahan sistem mata pencaharian, dan perubahan tingkat kesejahteraan petani. Variabel- variabel tersebut kemudian dibedakan menjadi 3, yaitu variabel independen, variabel dependen, dan variabel antara. Variabel perubahan pranata sosial pertanian komoditi nanas ke kelapa sawit adalah variabel independen karena mempengaruhi variabel di dalamnya. Variabel perubahan hubungan antar warga dan tingkat kesejahteraan menjadi variabel dependen karena berubah setelah mendapatkan pengaruh dari variabel independen (variabel perubahan pranata sosial pertanian komoditi nanas ke kelapa sawit). Sedangkan variabel antara adalah variabel perubahan sistem mata pencaharian, karena menjadi variabel yang mengubungkan antara variabel perubahan pranata sosial pertanian komoditi nanas ke kelapa sawit dengan perubahan tingkat kesejahteraan. Dengan kata lain, variabel perubahan pranata sosial pertanian komoditi nanas ke kelapa sawit memiliki pengaruh tidak langsung dengan perubahan tingkat kesejahteraan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui pranata pertanian yang mengalami perubahan akibat konversi tanaman komoditi, dampak perubahan pranata pertanian terhadap hubungan antar warga, hubungan antara perubahan sistem mata pencaharian dengan hubungan antar warga, serta dampak perubahan hubungan antar warga dengan kesejahteraan secara moril. Adapun metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui perubahan sistem mata pencaharian penggarap dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan yang dirasakan. Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam metode kuantitatif adalah kuesioner yang telah disusun sedemikan rupa sehingga dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dari responden. Sedangkan instrumen untuk metode kualitatif adalah wawanacara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terkait.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Desa Kumpay, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat dipilih menjadi lokasi bagi penelitian ini. Selain karena di desa ini telah terjadi kasus konversi tanaman komoditi, ada 2 alasan penting yang menjadi dasar dalam pemilihan lokasi. Pertama, komoditi yang dikonversi merupakan komoditi yang menjadi ciri khas dari Kota Subang, sehingga menjadi komoditi yang telah membudaya bagi masyarakat setempat. Komoditi yang telah membudaya tersebut tentu saja telah menciptakan berbagai pranata sosial pertanian yang khas. Oleh

karena itu, dapat dibayangkan bahwa jika komoditi yang membudaya tersebut diganti menjadi komoditi lain, maka akan berdampak bagi kehidupan petani nanas. Kedua, kasus konversi tanaman komoditi yang terjadi, yakni tahun 2007 belum terlalu lama dari waktu dilakukannya penelitian. Dengan kata lain, kasus tersebut masih hangat untuk diungkap, sehingga masyarakat masih mengingat bagaimana kondisi sebelum terjadinya konversi tanaman komoditi. Kegiatan penelitian ini berlangsung dari bulan Februari hingga Juni 2013 yang meliputi kegiatan penyusunan proposal penelitian, kolokium untuk memaparkan proposal penelitian, studi lapangan, penyusunan dan penulisan laporan, ujian skripsi, dan perbaikan laporan penelitian. Kegiatan dan waktu penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

Teknik Pengambilan Informan dan Responden

Sumber data pada penelitian ini menggunakan informasi yang berasal dari responden dan informan sebagai subyek penelitian. Informan merupakan pihak yang dianggap penting karena dapat memberikan keterangan mengenai dirinya sendiri, keluarga, pihak lain, atau lingkungannya. Informan pada penelitian ini adalah petugas kecamatan, aparatur desa, ketua LSM HPN (Himpunan Petani Nanas), tokoh masyarakat setempat, dan mantan mandor lahan kelapa sawit di lahan sengketa. Informan-informan tersebut dianggap mengetahui dengan jelas mengenai kasus konversi tanaman komoditi yang terjadi di desa lokasi penelitian. Tidak diikutkannya PT. Nagasawit sebagai salah satu informan dalam penelitian ini adalah karena sulitnya menemui pihak PT. Nagasawit. Perusahaan perkebunan ini dapat dikatakan tertutup ketika ditanyakan mengenai masalah sengketa lahan yang berujung pada konversi tanaman komoditi.

Unit analisa dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani korban sengketa lahan. Sedangkan unit observasi adalah kepala rumah tangga petani, atau dengan kata lain kepala rumah tangga petani dianggap sebagai responden yang akan diwawancarai dan diberikan kuesioner karena jawabannya dianggap dapat mewakili kondisi rumah tangganya. Alasan pemilihan unit analisa ini karena kesejahteraan erat kaitannya dengan kondisi rumah tangga. Sebanyak 30 rumah tangga petani diambil dari seluruh populasi. Sebenarnya terdapat sekitar 700 orang penggarap, namun kerangka sampling yang ada hanya berjumlah 435 orang saja. Kerangka sampling pun hanya dimiliki oleh LSM HPN, bukan kantor Desa Kumpay. Penetapan jumlah responden sebanyak 30 rumah tangga disebabkan jumlah tersebut telah memenuhi kurva sebaran normal penelitian, sehingga dianggap mewakili seluruh populasi. Pemilihan responden ini dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling karena populasi penelitian ini dianggap homogen atau dengan kata lain, berbagai karakteristik pada responden seperti umur, luas lahan yang dulu digarap, lama pengalaman menjadi petani, dan sebagainya dianggap tidak mempengaruhi hasil penelitian. Pengambilan responden dengan metode simple random sampling melalui aplikasi Excell 2007.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer didapatkan langsung melalui observasi di lapangan serta kuesioner dan wawancara mendalam yang ditanyakan langsung kepada responden. Data sekunder diperoleh dari kantor desa, kantor kecamatan, dan kantor LSM HPN atas dokumen-dokumen yang terkait penelitian ini, seperti dokumen tentang luas lahan yang dikonversikan, sejarah penguasaan lahan, jumlah petani yang menggarap lahan tersebut, dan sebagainya. Data sekunder juga diperoleh melalui berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu buku, laporan hasil penelitian, artikel, dan sebagainya.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Terdapat dua data yang akan diolah dan dianalisis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data secara kualitatif dilakukan secara tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Pereduksian data bertujuan untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu. Penyajian data merupakan tahap setelah reduksi yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata- kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Terakhir adalah tahap verifikasi yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi.

Analisis data kuantitatif menggunakan aplikasi Microsoft Excell 2007 dan PASW Statistics 18. Aplikasi Microsoft Excell 2007 berfungsi untuk membuat tabel frekuensi, grafik, dan diagram untuk melihat data awal responden untuk masing-masing variabel secara tunggal. Sedangkan, PASW Statistics 18 digunakan untuk membantu dalam uji statitistik yang menggunakan tabulasi silang dan Rank Spearman. Taraf nyata yang digunakan dalam pengolahan data kuantitatif adalah 99% atau nilai  sebesar 1%. Sedangkan, untuk mengetahui kuat atau lemahnya korelasi antara dua variabel yang diuji, maka digunakan pendapat Sarwono (2009) yang membagi kuat dan lemahnya hasil perhitungan uji statistik ke dalam 6 kriteria, yaitu:

1. Nilai hitung sebesar 0: tidak ada ada korelasi

2. Nilai hitung sebesar > 00.25: korelasi sangat lemah 3. Nilai hitung sebesar > 0.250. 5: korelasi cukup 4. Nilai hitung sebesar > 0.50.75: korelasi kuat

5. Nilai hitung sebesar > 0.750.99: korelasi sangat kuat 6. Nilai hitung sebesar 1: korelasi sempurna