• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan tempat dilatarbelakangi oleh tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh pemahaman mengenai efektivitas kelembagaan partisipatoris di hulu DAS Citarum (Sub DAS Cikapundung). Penelitian ini dilakukan di Sungai Cikapundung dengan studi kasus kelembagaan partisipatoris yaitu komunitas Cikapundung Rehabilitation Program (CRP) di daerah Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Bandung, Jawa Barat dan komunitas Zero yang berada di Kelurahan Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong, Bandung, Jawa Barat. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive) dimana lokasi penelitian merupakan daerah hulu dan tengah Sungai Cikapundung. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Juli, sedangkan pengelolaan data dan hasil penulisan laporan dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2011.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode survey. Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data pokok (Singarimbun 1989). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat terkena dampak dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelembagaan partisipatoris di hulu dan tengah Sungai Cikapundung.

Pendekatan kualitatif penelitian mengambil fakta berdasarkan pemahaman subyek penelitian, dan mengetengahkan hasil pengamatan itu secara sangat rinci (Agusta 1998). Pendekatan kualitatif lebih menekankan pada kedalaman dan kecukupan informasi serta berusaha membangun teori minimal tentang unit analisis yang diteliti. Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui keterlibatan pemangku kepentingan dalam melakukan kegiatan-

kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Citarum (Sub DAS Cikapundung).

Strategi penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Melalui metode studi kasus peneliti bermaksud untuk mencari, menerangkan dan menganalisis peristiwa sosial yang terjadi secara holistik dan mendalam tentang permasalahan penelitian. Peneliti menggunakan metode studi kasus karena penelitian berada pada studi aras mikro, yaitu Sub DAS Cikapundung. Peneliti menggunakan triangulasi metodologi untuk menggali data kelembagaan partisipatoris dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelamatan hulu DAS Citarum (Sub DAS Cikapundung) dan juga keterlibatan pemangku kepentingan di hulu DAS Citarum (Sub DAS Cikapundung). Triangulasi yang digunakan adalah kombinasi dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara mendalam, pengamatan berperan serta, dan kajian literatur.

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh responden melalui wawancara mendalam dan pencarian informasi kepada informan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi literatur yang sumbernya berasal dari berbagai dokumen-dokumen pemerintah atau dinas-dinas terkait, buku, artikel, skripsi, tesis, internet dan karya ilmiah lainya.

3.3 Teknik Penentuan Responden

Terdapat dua subjek penelitian yaitu responden dan informan. Data dari penelitian kuantitatif diperoleh melalui kuisioner dengan menggunakan teknik wawancara kepada responden. Kemudian hasil dari kuesioner tersebut dicatat seperti apa adanya dan diolah dengan melakukan analisis serta interpretasi, baru selanjutnya dilakukan pembuatan kesimpulan tentang hasil kuesioner. Data dari penelitian kualitatif diperoleh melalui observasi ke lapangan dan wawancara mendalam kepada informan.

Untuk data kualitatif, penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan yang terlibat untuk mengetahui kegiatan-kegiatan

kelembagaan partisipatoris dan peran dari masing-masing pemangku kepentingan serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelembagaan partisipatoris dalam menjalankan upaya penyelamatan di hulu DAS Citarum (Sub DAS Cikapundung). Sedangkan untuk mengetahui perubahan perilaku dan tingkat kesadaran masyarakat setelah adanya kelembagaan partisipatoris digunakan data primer yang dikumpulkan melalui kuisioner yaitu sebanyak 60 responden dari dua Rukun Tetangga (RT) yang ditentukan secara purposif. Pemilihan RT ditentukan melalui teknik random sampling, dimana masing-masing RT akan diambil 30 secara acak.

Kerangka sampling dalam penelitian ini mengambil populasi masyarakat yang berada dekat dengan Sungai Cikapundung dan dekat dengan kelembagaan partisipatoris, terpilihlah Kecamatan Coblong yang terdiri dari enam kelurahan. Dari enam kelurahan terpilih dua kelurahan yang terbagi menjadi dua kelompok dengan karakteristik yang berbeda. Kelompok pertama adalah warga di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong yang merupakan daerah hulu Sungai Cikapundung dengan studi kasus komunitas CRP, sementara kelompok kedua adalah warga Kelurahan Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong yang sudah memasuki daerah tengah Sungai Cikapundung dengan studi kasus komunitas Zero. Dari kedua kelompok tersebut dipilih dua Rukun Warga (RW) secara purposif berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang terpercaya, kemudian dari kedua RW dipilih masing-masing satu RT secara purposif yang akan dijadikan sampel. RT yang terpilih yaitu RT 02/RW 01 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong dan RT 03/RW 08 Kelurahan Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong dimana kedua RT tersebut berdekatan langsung dengan Sungai Cikapundung.

Dari masing-masing RT tersebut baru diambil secara acak rumah tangga yang akan dijadikan responden penelitian dimana jumlah total rumah tangga di RT 02/RW 01 sebanyak 63 dan di RT 03 RW 08 Kelurahan Lebak Siliwangi sebanyak 52 rumah tangga. Dari sini, dipilih secara acak 30 responden dari masing-masing RT untuk dijadikan sampel penelitian, sehingga jumlah total responden di dua lokasi berjumlah 60 rumah tangga. Adapun, teknik pengambilan responden dengan metode sampling diilustrasikan seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Teknik Sampling dan Pengambilan Responden Kecamatan Coblong

Bandung Utara

Populasi: seluruh warga yang berada dekat dengan daerah tengah Sungai Cikapundung serta komunitas pegiat Sungai Cikapundung

Penentuan kelurahan: purposif Populasi: seluruh warga yang berada

dekat dengan daerah hulu Sungai Cikapundung serta komunitas pegiat Sungai Cikapundung

Penentuan kelurahan: purposif

Total Kelurahan di Kecamatan Coblong sebanyak 6

Dipilih satu kelurahan di tengah Sungai Cikapundung yaitu Kelurahan Lebak Siliwangi

Total RW di Kelurahan Dago: 13 Penentuan RW dan RT: purposif Dipilih satu kelurahan di hulu Sungai Cikapundung yaitu Kelurahan Dago

Total RW di Kelurahan Lebak Siliwangi: 8

Penentuan RW dan RT: purposif

Dipilih satu RW dan RT di Kelurahan Lebak Siliwangi yaitu RW 08/ RT 03 Dipilih satu RW dan RT di

Kelurahan Dago yaitu RW 01/ RT 02

Dari 63 KK di RW 01/ RT 02 Kelurahan Dago, secara acak dipilih 30 responden dengan 3 responden cadangan (10 persen dari 100 persen)

Dari 52 KK di RW 08/ RT 03 Kelurahan Lebak Siliwangi, secara acak dipilih 30 responden dengan 3 responden cadangan (10 persen dari 100 persen)

Total 60 responden Jumlah KK di RW 01/ RT 02

Kelurahan Dago sebanyak 63 KK

Jumlah KK di RW 08/ RT 03

Kelurahan Lebak Siliwangi sebanyak 52 KK

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan perlakuan yang berbeda sesuai dengan jenis data yang diperoleh dengan pendekatan penelitian berbeda, yakni data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif dan dari data kuantitatif. Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif akan diolah melalui tiga tahap analisis data kualitatif, yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sugiyono (2008) mendefinisikan tahap- tahap analisis data sebagai berikut:

1. Reduksi data: merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema serta pola data yang diperoleh;

2. Penyajian data: menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan lain-lain untuk mempermudah peneliti dalam mengorganisir data, menyusun pola dan memahami data yang diperoleh; 3. Penarikan kesimpulan yang menghasilkan temuan baru atas obyek penelitian.

Data yang diperoleh dari responden dan informan selanjutnya dicatat dalam catatan harian. Data-data yang telah didapat kemudian direduksi (pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan). Reduksi data

bertujuan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari pemaknaan dari efektivitas kelembagaan partisipatoris di hulu DAS Citarum (Sub DAS Cikapundung) dapat dilakukan.

Data kuantitatif hasil penyebaran kuesioner di lapangan diolah dengan terlebih dahulu dilakukan pemilahan data. Pengolahan data dilakukan dengan tabel frekuensi untuk menghitung persentase jawaban responden yang dibuat dalam bentuk tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu untuk melihat perubahan perilaku responden keterkaitan kegiatan kelembagaan partisipatoris di hulu DAS Citarum (Sub DAS Cikapundung) terhadap perubahan sikap dan perilaku masyarakat di hulu DAS Citarum (Sub DAS Cikapundung). Selanjutnya gabungan data kualitatif dan kuantitatif tersebut diolah dan dianalisis dengan disajikan dalam bentuk teks naratif, matriks, atau bagan. Kemudian ditarik kesimpulan dari semua data yang telah diolah.

BAB IV