3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional atau non eksperimental karena tidak memerlukan intervensi dalam pengambilan data. Penelitian menggunakan kuesioner untuk mengetahui kinerja dokter internsip kemudian menganalisis faktor-faktor yang berperan menggunakan studi cross sectional. Penelitian cross
sectional adalah suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor resiko
dengan efek dengan melakukan pengukuran sesaat. Tidak semua subyek penelitian diperiksa pada hari atau saat yang sama, akan tetapi baik faktor resiko maupun efek dinilai hanya satu kali. Faktor resiko serta efek tersebut diukur menurut keadaan saat dilakukan observasi. Peneliti memakai studi ini karena mudah untuk dilakukan, murah, tidak memerlukan follow-up, cepat memperoleh hasil, variabel bebas yang dipakai cukup banyak, dan dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian perikutnya yang lebih konklusif.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan kepada beberapa dokter pendamping dan dokter internsip di Puskesmas di kabupaten Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo, Pamekasan, dan Kediri pada bulan Juli-September 2013. Fakultas Kedokteran Universitas Jember dipilih sebagai tempat penelitian karena Fakultas Kedokteran Universitas Jember telah menerapkan program internsip dengan strategi pembelajaran KBK sejak tahun 2012.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah dokter pendamping dan dokter internsip. Sampel dokter internsip yang dipilih adalah dokter internsip alumni Universitas Jember yang sudah atau sedang melaksanakan program internsip di Puskesmas
karena mereka telah mengetahui mekanisme pelaksanaannya sehingga diharapkan mereka akan memberikan persepsi yang sesuai dan akurat dengan keadaan yang ada, khususnya di Puskesmas. Sedangkan sampel dokter pendamping yang dipilih adalah supervisor dari setiap dokter internsip karena mereka lebih mengetahui kinerja dari masing-masing dokter internsip secara akurat.
3.3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi sampel penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Dokter internsip alumni Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang sedang melaksanakan program internsip di Puskesmas.
b. Dokter internsip alumni Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang telah melaksanakan program internsip di Puskesmas.
c. Dokter pendamping dari tiap dokter internsip di Puskesmas.
d. Bersedia mengisi kuisioner yang telah disediakan sebagai tanda persetujuan menjadi sampel penelitian.
Sedangkan, kriteria eksklusi sampel penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Dokter internsip alumni Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang melaksanakan program internsip di Puskesmas kurang dari satu bulan.
b. Dokter pendamping dari tiap dokter internsip di Rumah Sakit. c. Tidak mengisi kuesioner yang telah disediakan secara lengkap.
d. Mengisi kuesioner yang telah disediakan dengan jawaban lebih dari satu.
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan cara non probability sampling. Prinsip non probability sampling adalah setiap subyek dari populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Non probability sampling biasanya lebih praktis dan mudah dilakukan daripada probability sampling. Selanjutnya, penelitian ini memakai tehnik pengambilan sampel consecutive sampling, yaitu jenis non probability sampling yang terbaik dan seringkali merupakan cara yang paling mudah di mana sampel
yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dokter internsip, antara lain penempatan internsip, persepsi tunjangan hidup, durasi internsip, pembekalan internsip, sistem birokrasi internsip, persepsi kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Jember, penerimaan internsip, kemampuan adaptasi, fasilitas, jumlah dan jenis penyakit, beban kerja, penerimaan masyarakat dan jajaran di wahana, hak cuti, persepsi pengetahuan medis, upaya kesehatan masyarakat, peran dokter pendamping, minat menjadi dokter di Puskesmas, kemampuan komunikasi, kedisiplinan, pilihan tindakan, jenis kelamin, prestasi belajar, taraf kecerdasan, dan waktu kelulusan. Sedangkan variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kinerja dokter internsip.
3.5 Definisi Operasional
1. Kinerja dokter internsip
Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh dokter internsip dalam melaksanakan beban kerja dalam memberikan pelayanan kesehatan yang dapat dinilai oleh dokter pendamping dengan alat ukur Instrumen Lembar Evaluasi Kinerja Dokter Internsip UKM. Interpretasinya yaitu:
Baik, apabila > 50 Buruk, apabila ≤ 50 2. Dokter internsip
Dokter internsip adalah dokter yang baru menyelesaikan pendidikan kedokteran berbasis kompetensi yang akan menjalankan praktik kedokteran dan atau akan menjalani program dokter spesialis sebagai peserta program internsip dokter.
Menurut Departemen Kesehatan, Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Sedangkan, definisi operasional variabel bebas dapat dilihat pada lampiran G.
3.6 Teknik dan Alat Perolehan Data
Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah dimodifikasi dan diisi oleh sampel dengan dipandu oleh peneliti. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008: 66).
Alat yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah kuisioner Health Profession Education Quality Project (HPEQ-Project) dan alat tulis. Kuesioner ini merupakan kuesioner standar yang dibuat oleh Rachmani (2013) dan telah dilakukan uji coba pada sampel terbatas.
3.7 Teknik Penyajian dan Analisis Data
Data dari analisis kuantitatif disajikan dalam bentuk grafik batang (bar
graph). Grafik ini mempresentasikan proporsi kinerja dokter internsip di
Puskesmas yang sangat baik, baik, buruk, dan sangat buruk. Tehnik penyajian data dilakukan dengan pengeditan (editing), pengkodean (coding), processing, dan pembersihan (cleaning). Untuk pemrosesan data, peneliti menggunakan program SPSS for Window 16.0.
Data yang telah terkumpul dari kuisioner dianalisis menggunakan analisis
bivariat. Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk menjelaskan
hipotesis hubungan variabel bebas dengan variabel terikat (Notoadmodjo, 2005). Analisis bivariat penelitian ini menggunakan uji statistik Chi-Square.
Syarat uji Chi-Square : 1. Sudah dikategorikan
2. Skala ukur ordinal atau nominal bentuk data kategorik
3. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan / nilai ekspektasi (nilai E kurang dari 1)
4. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan / nilai ekspektasi kurang dari 5, lebih 20% dari keseluruhan sel
5. Jika syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi, maka :
a. Alternatif uji Chi-Square untuk tabel 2x2 adalah uji Fisher Exact b. Alternatif untuk tabel selain 2x2 adalah dengan penggabungan sel.
Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima bila didapatkan nilai p < 0,05 dan Ho diterima dan Ha ditolak bila didapatkan nilai p ≥ 0,05.
Setelah dilakukan uji Chi-Square, data yang memenuhi syarat selanjutnya dilakukan analisis menggunakan analisis multivariat. Data dianggap memenuhi syarat apabila analisis bivariatnya memenuhi nilai p ≤ 0,25. Analisis ini bertujuan untuk melihat beberapa variabel (lebih dari satu) independen dengan satu atau beberapa variabel dependen (umumnya satu variabel dependen). Dalam analisa
multivariat, akan diketahui variabel independen mana yang paling besar
pengaruhnya terhadap variabel dependen (Hastono: 2007).
Pada penelitian ini analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Regresi logistik adalah salah satu pendekatan model matematis yang digunakan untuk menganalisis hubungan satu atau beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen kategori yang bersifat dikotom. Variabel kategori yang dikotom adalah variabel yang mempunyai dua nilai variasi. Pada regresi logistik, variabel dependen dihitung menggunakan proporsi.
Menurut Hastono (2007), untuk penelitian yang bersifat cross sectional, interpretasi yang dapat dilakukan hanya menjelaskan nilai Rasio Odds pada masing-masing variabel. Oleh karena analisisnya multivariat, maka nilai Rasio Odds-nya sudah terkontrol oleh variabel lain yang ada pada model. Untuk melihat variabel mana yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel dependen, dilihat
dari nilai Rasio Odds untuk variabel yang signifikan. Artinya, semakin besar nilai Rasio Odds, maka semakin besar pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dianalisis.
3.8 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur penelitian
3.9 Kelayakan Etik
Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologis yang menggunakan subyek penelitian manusia. Walaupun mungkin penelitian ini tidak akan merugikan atau membahayakan bagi subjek penelitian, namun dalam melaksanakan sebuah penelitian harus memegang prinsip dasar penelitian yang meliputi, a) menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human
diginity), b) menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentially), c) keadilan dan inklusivitas atau keterbukaan (respect for justice an inclusiveness), d) memperhitungkan manfaat dan kerugian yang
ditimbulkan (balancing harms and benefits) (Notoatmodjo, 2012). Untuk
Dokter Internsip Dokter pendamping
Penyebaran kuesioner tentang Penilaian Kinerja Dokter Internsip Penyebaran kuesioner tentang
persepsi Program Internsip
Pengolahan data Analisis data
Survey Persepsi Program Internsip dan Kinerja Dokter Internsip
Dokter Internsip dan Dokter Pendamping
mendapatkan surat keterangan kelayakan etik, penelitian ini akan diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Jember.