Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan data dimulai pada bulan Januari 2014 hingga bulan Maret 2014 dengan tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di restoran Bukit Air di Ciomas dan di Jalan Dr Sumeru Cilendek, Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) disesuaikan dengan jenis bisnis, yaitu bisnis tersebut merupakan restoran yang menyajikan hidangan khas tradisional Sunda dan sebagai tempat yang dijadikan referensi untuk pendirian cabang bisnis di Cilendek.
Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung ke pemilik bisnis, manajer, pegawai, dan pengunjung restoran dengan menggunakan daftar pertanyaan dan dengan observasi langsung di lapang. Sementara itu dalam memperoleh data sekunder yaitu dengan mengakses berbagai data terkait penelitian melalui Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, Perpustakaan IPB dan Fakultas Ekonomi Manajemen, serta berbagai literatur cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Matriks metode pengumpulan data
No. Keterangan Sumber data Teknik pengumpulan data 1. Aspek pasar Manajer, pegawai,
dan pengunjung restoran
- Wawancara dan observasi langsung - Pengumpulan data penjualan tahun
2011-2013
- Penyebaran kuesioner 2. Aspek teknis Manajer dan
pegawai
-Wawancara dan observasi langsung -Studi literatur 3. Aspek manajemen dan hukum Pemilik, manajer, dan pegawai
-Wawancara dan observasi langsung -Studi literatur
4. Aspek finansial
Manajer, pemilik, dan pegawai
-Pengumpulan data penjualan, biaya investasi, dan biaya operasional tahun 2011-2013
-Wawancara dan observasi langsung -Studi literatur
18
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Secara ringkas, pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2Matriks metode pengolahan dan analisis data
No. Tujuan Sumber data Analisis dan
pengolahan data 1. Menganalisis kelayakan bisnis
Bukit Air Resto cabangCilendek dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen dan hukum
Wawancara
dengan pihak Bukit Air Resto, observasi
langsung, data internal Bukit Air
Resto, data instansi, studi literatur, internet
Analisis deskriptif
2. Menghitung kelayakan bisnis Bukit Air Resto cabang Cilendek dari aspek finansial
(penggunaan parameter kelayakan NPV, IRR, Net B/C,
dan Payback Period)
Wawancara
mendalam dengan pihak Bukit Air Resto, observasi langsung, data internal Bukit Air
Resto, data instansi, internet Pengolahan dengan Microsoft Excel 2010
3. Menganalisis kelayakan bisnis Bukit Air Resto cabang Cilendek dengan analisis sensitivitas
Wawancara
mendalam dengan pihak Bukit Air Resto, observasi langsung, data internal Bukit Air
Resto, data instansi, dan dari internet Pengolahan dengan Microsoft Excel 2010 Aspek Non-Finansial 1. Aspek Pasar
Kelayakan suatu rancangan bisnis dapat dinilai jika bisnis tersebut mampu menghasilkan produk atau jasa yang dapat diterima pasar dan memberikan keuntungan (Nurmalina et al. 2010). Lebih lanjut kelayakan bisnis ini dapat diukur dari seberapa besar permintaan terhadap produk atau jasa tersebut di pasar, kemampuan perusahaan dalam melakukan penawaran, penetapan strategi pemasaran, analisis daur hidup produk, dan penetapan bauran pemasaran.
19 2. Aspek Teknis
Aspek ini digunakan untuk menganalisis lokasi bisnis, teknologi seperti peralatan maupun perlengkapan yang digunakan, besar skala bisnis, luas produksi, dan proses produksi yang dilakukan dalam bisnis Bukit Air Resto cabang Cilendek. Tolok ukur kelayakan suatu bisnis dilihat dari aspek teknis produksi ialah jika secara teknis bisnis tersebut dapat diaktualisasikan dan berkelanjutan. Selanjutnya suatu bisnis juga dapat dikatakan layak berdasarkan aspek teknis dan teknologi jika bisnis tersebut dapat didirikan dan dioperasikan dengan baik (Nurmalina et al. 2010).
3. Aspek Manajemen dan Hukum
Indikator kelayakan bisnis Bukit Air Resto cabang Cilendek dikaji dari aspek manajemen ialah jika bisnis tersebut terdapat sumber daya manusia yang siap untuk mengoperasikan bisnis dan memiliki manajemen yang baik ketika bisnis tersebut telah beroperasi. Kemudian suatu bisnis layak dari aspek hukum jika terdapat legalitas yang berupa perizinan untuk pendirian bisnis tersebut (Nurmalina et al. 2010).
Aspek Finansial
Hal yang dapat memberikan keputusan bagi layak atau tidaknya suatu rancangan bisnis dari aspek finansial ialah jika terdapat sumber dana untuk membiayai rancangan bisnis tersebut dan bisnis tersebut mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang menguntungkan (Nurmalina et al. 2010). Untuk mengukur kelayakan bisnis Bukit Air Resto cabang Cilendek secara finansial digunakan metode berupa kriteria penilaian investasi. Beberapa metode dalam kriteria penilaian investasi tersebut diantaranya yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), dan Payback Period (PP).
Penentuan Manfaat Finansial
Secara finansial, manfaat yang dapat diukur dalam penelitian ini ialah penerimaan penjualan bagi pemilik bisnis. Perolehan penerimaan penjualan dihitung berdasarkan hasil penjualan output yang berupa produk atau jasa yang ditawarkan bisnis tersebut.
Penentuan Biaya Finansial
Biaya finansial yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis biaya, yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Perihal jenis biaya yang pertama, yaitu biaya investasi ialah biaya yang dikeluarkan pemilik bisnis saat proses pendirian bisnis maupun untuk pengembangan bisnis. Kemudian biaya operasional ialah biaya yang dikeluarkan saat pendirian bisnis berlangsung maupun saat bisnis telah beroperasi.
20
Analisis Kelayakan Investasi
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dengan tujuanmengukur kelayakan investasi dari bisnis Bukit Air Resto secara finansial. Dalam penelitian ini kriteria penilaian investasi yang digunakan yaitu Net PresentValue (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), dan Payback Period (PBP).
1) NPV
Net Present Value (NPV) ialah nilai keuntungan bersih yang berupa nilai bersih sekarang sebagai jumlah dari Present Value (PV) (Gray et al. 1978). Berikut ini rumus umum yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah:
Keterangan:
Bt = Benefit pada tahun ke-t Ct = Cost pada tahun ke-t i = Tingkat Diskonto (%) n = Umur proyek (tahun)
Hasil dari penghitungan NPV memiliki tiga nilai yang masing-masing memiliki arti terhadap kriteria investasi, diantaranya yaitu:
1. NPV < 0(negatif), menunjukkan bahwa bisnis atau proyek tidak layak secara finansial karena masih terdapat kerugian.
2. NPV = 0,menunjukkan bahwa suatu bisnis atau proyek tidak merugikan dan juga tidak menguntungkan, sehingga keputusan untuk melanjutkan bisnis atau proyek berada di tangan pemilik bisnis atau proyek tersebut.
3. NPV > 0(positif), menunjukkan bahwa bisnis atau proyek layak secara finansial karena menghasilkan keuntungan.
2) IRR
Dalam menghitung IRR, setelah menghitung NPV langkahselanjutnya adalah melakukan interpolasi dengan rumus berikut:
IRR = i1+ NPV1
NPV1− NPV2 x (i2−i1) Keterangan: IRR = Internal Rate of Return
i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+ i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV-
NPV1 = Net Present Value yang menghasilkan nilai positif NPV2 = Net Present Value yang menghasilkan nilai negatif
Kriteria penilaian investasi IRR digunakan untuk menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan- penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang (Gittinger 1986). Hasil
21 penghitungan IRR memiliki tiga nilai yang masing-masing memiliki arti terhadap kriteria investasi sebagai berikut :
1. IRR < SOCC, menunjukkan bahwa suatu bisnis atau proyek tidak layak secarafinansial.
2. IRR = SOCC,menunjukkan bahwa suatu bisnis atau proyek berada dalam keadaan break even point.
3. IRR > SOCC, menunjukkan bahwa suatu bisnis atau proyek layak secara finansial.
3) Net B/C
Net B/C merupakan nilai manfaat yang bisa diperoleh dari suatu bisnis atau proyek setiap kita mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk suatu bisnis atau proyek tersebut. Net B/C menghitung perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif (Gray et al. 1978). Berikut ini rumus umum penghitungan Net B/C :
Keterangan:
NBt (+) = Nilai manfaat bersih (net benefit) yang bernilai positif pada tahun ke-t NBt (-) = Nilai manfaat bersih (net benefit) yang bernilai negatif pada tahun ke-t
Hasil penghitungan nilai Net B/C memiliki arti sebagai berikut :
1. Net B/C > 1, menunjukkan bahwa kegiatan investasi bisnis atau proyek layak secara finansial.
2. Net B/C < 1, menunjukkan bahwa kegiatan investasi bisnis atau proyek tidak layak secara finansial.
4) Payback Period(PP)
Payback Period (PP) merupakan kriteria penilaian investasi yang mengukur waktu pengembalian investasi dari suatu bisnis atau proyek. Payback Period dapat diperoleh dengan cara mengakumulasikan arus manfaat dan biaya mulai dari yang bernilai negatif hingga positif yang pertama (Gittinger 1986). Adapun rumus penghitungan Payback Period sebagai berikut:
�� = ���������
����������������ℎ��ℎ���� 5) Analisis Sensitivitas
22
Dalam penelitian ini diukur tingkat kepekaan bisnis Bukit Air Resto cabang Cilendek terhadap kenaikan harga bahan baku ayam mentah dan penurunan penjualan menu olahan ayam.
6) Analisis Switching Value
Dalam penelitian ini diukur batas maksimum kenaikan harga bahan baku ayam mentah dan penurunan penjualan menu olahan ayam pada Bisnis Bukit Air Resto cabang Cilendek.
Asumsi Dasar
Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial diantaranya sebagai berikut :
1. Modal usaha berasal dari modal sendiri. Pemilik Bukit Air Resto tidak menggunakan pinjaman baik yang berasal dari bank maupun pinjaman perorangan.
2. Investasi dan kegiatan operasional bisnis dilakukan pada tahun 2014.
3. Umur bisnis cabang Cilendek yaitu 10 tahun, penetapan lamanya umur bisnis ini berdasarkan pada umur ekonomis terbesar peralatan yang digunakan.
4. Besarnya diskonto yang digunakan yaitu enam persen, hal ini ditetapkan berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank Syariah Mandiri periode Maret 2014, dan nilai tersebut disetarakan selama setahun. Pemilik menggunakan modal sendiri, sehingga besarnya diskonto yang ditetapkan mengacu pada tingkat suku bunga bank dari dana yang didepositokan.
5. Harga yang digunakan yaitu harga yang berlaku pada tahun 2014 (harga dasar), harga yang berlaku pada tahun 2014 diasumsikan konstan hingga tahun kesepuluh.
6. Manfaat dan biaya (biaya investasi dan biaya operasional) dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada tahun 2014 dan harga yang berlaku pada tahun 2014 diasumsikan konstan hingga tahun kesepuluh.
7. Rencana kegiatan operasional Bukit Air Resto cabang Cilendek dilaksanakan pada bulan September 2014.
8. Kapasitas produksi Bukit Air Resto cabang Cilendek dua per tiga bagian kapasitas produksi bisnis cabang Ciomas.
9. Permintaan produk Bukit Air Resto cabang Cilendek diproyeksikan dengan analisis time series berdasarkan data-data permintaan produk Bukit Air Resto cabang Ciomas tahun 2012 dan 2013.
10. Komponen bisnis Bukit Air Resto memiliki umur ekonomis dua tahun, tiga tahun, lima tahun, dan sepuluh tahun. Komponen bisnis yang berumur ekonomis dua tahun dilakukan reinvestasi padatahun ketiga, kelima, ketujuh, dan kesembilan. Komponen yang berumur tiga tahun dilakukan reinvestasi pada tahun keempat, ketujuh, dan kesepuluh. Komponen yang berumurekonomis lima tahun dilakukan reinvestasi pada tahun keenam.
23 11. Komponen inflow terdiri dari nilai penjualan (nilai produksi total) dan nilai
sisa (salvage value).
12. Komponen-komponen yang terdapat dalam outflow diantaranya yaitu biaya investasi, biaya operasional, dan pajak.
13. Besarnya pajak yang ditetapkan berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a yaitu pajak pendapatan 25 persen mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.