• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekurangan vitamin D didefinisikan bila kadar 25(OH) D kurang dari 20 ng/mL (50 nmol/L) (Ross et al. 2011). Seharusnya masyarakat yang hidup dekat khatulistiwa yang terkena sinar matahari memiliki 25(OH)D di atas 30 ng/mL, namun kekurangan vitamin D terjadi ketika sebagian besar kulit terlindung dari sinar matahari. Pekerja wanita usia subur yang bekerja di perkantoran dan pabrik garmen merupakan salah satu kelompok produktif dalam masyarakat yang rentan terkena kekurangan vitamin D. Hal ini disebabkan karena pekerja melakukan kegiatan di dalam ruangan (indoor), cara berpakaian yang menutupi seluruh tubuh dan wajah yang sering menggunakan tabir surya, serta perilaku menghindari sinar matahari.

Penyebab utama defisiensi vitamin D adalah kurangnya paparan sinar matahari, sehingga sintesis vitamin D di kulit menurun. Selain itu kebutuhan tubuh vitamin D tidak dapat dipenuhi dari asupan makanan (Holick 2007). Konsentrasi serum 25(OH)D sangat dipengaruhi oleh paparan sinar matahari karena sinar ultraviolet dari matahari akan mengaktifkan sintesis vitamin D di kulit yang selanjutnya berubah menjadi vitamin D dan mengalami perubahan di hati menjadi 25(OH)D dan kemudian mengalami hidroksilasi lagi di ginjal menjadi 1,25 (OH)2D3 atau disebut juga sebagai vitamin D aktif (Cannell et al. 2008).

Kauffman (2009) menyebutkan orang-orang yang tinggal di dekat ekuator yang terpapar sinar matahari tanpa menggunakan pelindung sinar matahari memiliki konsentrasi 25(OH)D di atas 50 nmol/L. Namun penelitian Green et al.

(2008) pada 504 wanita usia subur di Indonesia ditemukan rata-rata konsentrasi serum 25(OH)D adalah 48 nmol/L dan prevalensi defisiensi vitamin D sebesar 63%. Studi ini menyimpulkan wanita yang tinggal di negara khatulistiwa seperti Indonesia tidak sepenuhnya memiliki status vitamin D normal.

Pemberian suplemen merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki status serum 25(OH)D kepada pekerja WUS terutama bagi pekerja garmen. Selain itu diharapkan pemberian suplemen vitamin D dapat menurunkan tekanan darah, K- total, K-LDL dan trigliserida, serta menaikkan K-HDL. Perbedaan perlakuan dibedakan pada jenis intervensi yaitu suplemen vitamin D ditambah kalsium (VDK), dan suplemen vitamin D saja (VD). Dalam penelitian ini dosis suplemen vitamin D sebesar 400 IU per hari (dua kali AKG) karena diasumsikan Indonesia sebagai negara yang memiliki dua musim masih memungkinkan untuk mendapatkan paparan sinar matahari. Adapun jika dosis vitamin D 200 IU per hari pada penelitian terdahulu belum dapat memperbaiki keadaan hipertensi (Major et al. 2007).

Vitamin D terutama bertanggung jawab untuk mengatur efisiensi penyerapan kalsium di usus. Defisiensi vitamin D menurunkan penyerapan kalsium di usus kecil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Major et al (2007) pada 63 wanita berumur 38-48 tahun diberikan suplemen vitamin D 200 IU ditambah kalsium 600 mg selama 15 minggu dapat menurunkan rasio K-LDL:HDL (p<0.01), menurunkan K-LDL (p<0.05), namun belum memberikan perbedaan nyata pada tekanan darah. Penambahan 500 mg kalsium pada penelitian ini dimaksudkan untuk mempercepat perbaikan tekanan darah dan profil lipid.

Selain faktor kurangnya paparan matahari dan makanan sumber vitamin D, serum 25(OH)D juga dipengaruhi oleh obesitas. Obesitas berkaitan dengan defisiensi vitamin D. Hal ini dikarenakan vitamin D terperangkap di dalam lemak dan tidak dapat dengan mudah untuk dimetabolisme dalam tubuh. Akibatnya, seseorang yang mengalami obesitas memerlukan setidaknya dua kali lebih banyak vitamin D dibanding dengan individu tidak obesitas untuk mempertahankan serum 25(OH)D antara 30-60 ng/mL (Wortsman et al. 2000).

Oleh karena itu, dalam rangka mengevaluasi pengaruh suplementasi vitamin D sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kurang vitamin D, maka pendekatan studi ini dilakukan melalui 3 tahapan penelitian yaitu:

1. Kajian tentang status gizi, tekanan darah dan profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida) pada pekerja wanita usia subur. Desain penelitian pendahuluan (tahap 1) menggunakan desain cross sectional di dua lokasi penelitian yaitu di pabrik garmen PT SUI Kota Bogor dan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, yang diawali dengan mendaftar semua wanita berusia 30-45 tahun di kedua tempat. Calon subjek penelitian diundang untuk mendapat penjelasan tentang penelitian meliputi tahapan penelitian serta kerugian dan keuntungan menjadi subjek penelitian. Calon subjek penelitian yang bersedia mengikuti tahapan penelitian diminta untuk mengisi form persetujuan.

2. Kajian tentang pengaruh paparan sinar matahari terhadap perbaikan serum 25(OH)D, tekanan darah dan profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida) pada pekerja wanita usia subur. Rancangan penelitian yang digunakan pada tahap 2 ini adalah penelitian pre-post tanpa kelompok kontrol. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian paparan sinar matahari selama 30 menit, 3 kali seminggu selama 12 minggu dilaksanakan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor. Selama pemajanan subjek diberikan kegiatan senam berupa peregangan sehingga tidak membosankan. 3. Uji efikasi suplementasi vitamin D ditambah kalsium (VDK) terhadap

konsentrasi serum 25(OH)D pekerja WUS dibanding vitamin D (VD). Desain penelitian tahap 3 adalah eksperimental murni teracak buta ganda (double blind randomized controlled trial), dilakukan di pabrik garmen PT SUI di Kota Bogor. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok perlakuan. Randomisasi dilakukan untuk penempatan subjek dalam kelompok. Kelompok perlakuan terdiri dari 1) Kelompok I diberi suplemen berupa kapsul berisi vitamin D3 400 IU ditambah kalsium 500 mg (VDK), 2) Kelompok II diberi suplemen berupa kapsul berisi 400 IU vitamin D3 (VD). Masing-masing suplemen diminum setiap hari selama 12 minggu.

Penelitian ini telah mendapat ethical cleareance dari komisi etik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI No. LB.02.01/5.2/KE.093/2013.

Gambar 3 Kerangka pemikiran Metode Analisis 1. Pemeriksaan kolesterol total

Kolesterol total diperiksa dengan menggunakan monotest Cholesterol CHOD-PAP, dengan metoda enzimatik kolorimetrik dengan batas normal < 200 mg/dL. Kolesterol ditentukan secara enzimatik menggunakan kolesterol esterase dan kolesterol oksidase. Sampel dituang dalam kuvet kecil ditambah reagent kolesterol, diletakkan dalam alat dan pembacaan spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm dimulai, hasil pemeriksaan akan keluar secara digital.

2. Pemeriksaan kolesterol LDL

Pemeriksaan K-LDL dilakukan dengan menggunakan metode LDL Cholesterol CHOD-PAP dengan batas normal 130 mg/dL. Sample dituang dalam kuvet dan ditambahkan reagent K-LDL dan pembacaan spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm dimulai, hasil pemeriksaan akan keluar secara digital.

Kalsium serum Total asupan energi dan zat gizi

(protein, lemak, karbohidrat, vitamin D, kalsium)

Serum 25(OH)D

Tekanan darah (sistolik dan diastolik)

Status gizi (IMT)

Profil lipid (K-total, K-LDL, K-HDL, trigliserida)

Asupan pangan Suplementasi:

1. Vitamin D ditambah Kalsium (VDK) 2. Vitamin D (VD)

3. Pemeriksaan kolesterol HDL

Pemeriksaan K-HDL dilakukan dengan menggunakan metode HDL Cholesterol CHOD-PAP, secara homogeneous kolorimetrik dengan batas normal 50 mg/dL. Sampel dituang dalam kuvet dan ditambah R1 dan R2 (PEG-modified enzymes/4-amino-antipyrine/buffer) dan pembacaan spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm dimulai, hasil pemeriksaan akan keluar secara digital. 4. Pemeriksaan trigliserida

Trigliserida diperiksa dengan menggunakan pemeriksaan enzimatik

kolorimetrik”trigliserida GPO-PAP” dengan batas normal < 150 mg/dL. Sampel dituang dalam kuvet dan ditambah buffer/4-chlorophenol/enzymes dan pembacaan spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm dimulai serta hasil pemeriksaan akan keluar secara digital.

5. Pemeriksaan serum 25(OH)D total

Pemeriksaan serum 25(OH)D total menggunakan metode ELISA dengan kit dari Immunodiagnostic System (IDS) 25(OH)D EIA 5396, dengan batas normal < 20 mg/dL. Prinsip pemeriksaan ini berdasarkan pengujian competitive protein binding, dikarenakan semua 25(OH)D terikat dengan vitamin D binding protein

(VBP). Sampel dituangkan ke dalam well, tambahkan VDBP (binding protein), antibodi (Anti-VDBP antibodi), Enzyme conjugate, dan stop solution pada masing- masing well. Pengukuran absorbance dengan alat pembaca ELISA pada panjang gelombang 450 nm.

6. Pemeriksaan kalsium serum

Pemeriksaan kalsium digunakan untuk mengukur konsentrasi kalsium (Ca) di dalam serum, bukan yang tersimpan di dalam tulang. Sebanyak 20 µ L serum dicampur dengan Monoreagen 1000 µL. Dicampur dan diinkubasi ketiga tabung tersebut (sampel, standar, blangko) pada suhu 250C selama 5 menit, kemudian membaca absorban sampel dan standar terhadap blangko dengan panjang gelombang 578 nm.

7. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh seorang dokter menggunakan alat ukur tensimeter digital. Tekanan darah diukur pada lengan kiri subjek penelitian dalam keadaan duduk setelah 10 menit beristirahat. Pengukuran dilakukan dua kali dengan selisih waktu minimal 5 menit, dan kemudian hasil pengukuran dirata- ratakan.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara bertahap, dimulai dari data yang terkumpul di lapangan hingga data siap untuk dianalisis. Data yang telah terkumpul di lapangan diperiksa oleh peneliti, bila terdapat kekurangan data pewawancara akan melengkapi dengan wawancara ulang kepada subjek penelitian. Jawaban pertanyaan dikoding oleh pewawancara sehingga mempermudah proses input data, selanjutnya data diinput ke komputer, dilanjutkan proses pembersihan data dengan melihat setiap sebaran data setiap variabel. Data yang telah dibersihkan selanjutnya

dianalisis secara diskriptif (minimal, maksimal, rata-rata dan standar deviasi) dan statistik menggunakan software statistik yaitu SPSS.

Data asupan pangan yang dikumpulkan melalui food recall untuk diidentifikasi berbagai jenis dan ukuran pangan yang telah dikonsumsi oleh subjek. Daftar ini digunakan sebagai panduan pada saat melakukan konversi asupan makanan dari ukuran rumah tangga menjadi gram. Konversi ke dalam zat gizi dilakukan dengan menggunakan DKBM, software Nutrisurvey, dan label pangan. Data jumlah pangan yang dikonsumsi dikonversikan ke dalam energi dan zat gizi meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin D, dan kalsium.

Penghitungan tingkat kecukupan gizi (%AKG) dilakukan dengan membandingkan kandungan zat gizi semua makanan yang dimakan oleh pekerja WUS selama 24 jam dengan AKG 2004 (LIPI 2004). Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk keenam macam zat gizi tersebut adalah energi 1800 kkal, protein 50 gram, lemak 48 gram, karbohidrat 292.5 gram, vitamin D 5 µg (200 IU) dan kalsium 800 mg (LIPI 2004).

Analisis data yang pertama dilakukanadalah pengukuran diskriptif terhadap beberapa parameter yang meliputi karakteristik subjek (berat badan, tinggi badan, IMT, umur dan data asupan makanan. Beberapa ukuran yang dianalisis adalah rata- rata, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimal. Uji statistik terhadap parameter biokimia darah (serum 25(OH)D, profil lipid, kalsium serum dan tekanan darah) dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah menguji distribusi sebaran normalitas data dengan menggunakan Uji Kosmogorov-Smirnov dan Uji homogenitas varian menggunakan Lavena test. Jika p>0.05 maka sebaran data tergolong terdistribusi normal dan varians data tergolong homogen.

Untuk mengetahui perubahan kadar parameter biokimia darah sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (K-total, K-LDL, K-HDL, trigliserida, serum 25(OH)D, kalsium) serum digunakan Uji paired t-test. Untuk menguji homogenitas antar kelompok perlakuan digunakan Uji t independen. Uji chi-square digunakan untuk menguji kesamaan distribusi proporsi peubah non parametrik.

Untuk mengetahui hubungan masing-masing asupan zat gizi terhadap perubahan setiap parameter biokimia darah dan tekanan darah dilakukan uji bivariat dengan uji Pearson bila data terdistribusi normal dan uji Rank Spearman jika data tidak terdistribusi normal.

4

PROFIL LIPID DAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA

Dokumen terkait