BAB I PENDAHULUAN
E. Metode Penelitian
Penelitian pada hakikatnya adalah kegiatan mencari kebenaran. Penelitian diawali dengan keraguan dan keingintahuan peneliti terhadap suatu permasalahan. Permasalahan muncul karena terjadi disparitas antara yang-seharusnya (das Sollen) dan yang-senyatanya (das Sein).
Dalam kajian ilmu hukum, hal semacam itu juga berlaku. Hukum adalah bagian dari serangkaian keluarga besar ilmu. Kebenaran yang ada pada hukum perlu senantiasa diteliti. Penelitian yang dilakukan (a) berangkat dari ketidaktahuan dan berakhir pada keraguan, kemudian (b)
31
Martin Heidegger, op. cit., h. 14-15.
berangkat dari keraguan dan berakhir pada suatu hipotesis.33 Maka penelitian hukum secara superfisial dikatakan sebagai upaya untuk menjembatani cita-cita hukum (Rechtsidee) dan pelaksanaannya. Jembatan itu muncul dari sejumlah masalah yang timbul ketika cita-cita hukum coba diimplementasikan ke ranah praktis.
Penelitian harus dilakukan dengan mengikuti prosedur tertentu. Prosedur yang dimaksud berupa jalan, cara, atau aturan yang dipakai untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran ilmu. Prosedur itu dinamakan prosedur ilmiah karena dalam melakukan penelitian digunakan cara berpikir yang skeptis, kritis, dan analitis. Cara berpikir demikian disebut sebagai cara berpikir ilmiah.
Cara berpikir ilmiah pada hakikatnya dipandu oleh garis-garis pemikiran yang orisinal dan disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Kendati tidak ada perbedaan mendasar antara satu metode dan metode lain, pemilihan metode penelitian yang tepat akan sangat memudahkan dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan yang dirumuskan. Dalam perspektif demikian, ilmu hukum dapat dibedakan dari ilmu pengetahuan lainnya.
33
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), h. 19.
Bagian ini bertugas untuk menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian ini, yang terdiri dari metode pendekatan, spesifikasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
1. Metode Pendekatan
Penelitian ini adalah penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum doktrinal, mengacu kepada Soetandyo Wignjosoebroto, dikerjakan untuk menemukan jawaban-jawaban yang benar dengan pembuktian kebenaran yang ditelusuri dari preskripsi-preskripsi hukum yang tertuang dalam kitab perundang-undangan berikut ajaran atau doktrin-doktrin yang mendasarinya.34 Di Indonesia, penelitian hukum doktrinal telanjur lazim disebut sebagai penelitian yang normatif.35
Sebagai suatu penelitian hukum doktrinal, dalam penelitian ini permasalahan tidak akan dijawab dengan hanya bertolak dari asas-asas, teori-teori, pemikiran, dan ajaran-ajaran hukum, melainkan juga mesti dengan pemahaman bahwa hukum tak dapat dilepaskan dari konteks politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang mengelilinginya. Oleh karena itu permasalahan hukum mesti didekati secara interdisipliner,36
34 Soetandyo Wignjosoebroto, “Ragam-ragam Penelitian Hukum” dalam Sulistyowati Irianto dan Shidarta (ed.), Metode Penelitian Hukum: Konstelasi dan Refleksi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011 [cet. kedua]), h. 121.
35
Ibid., h. 122.
namun dengan tetap menitikberatkan pada kajian terhadap hukum dan studi hukum.
Mengkaji hukum juga tak dapat dilakukan tanpa menyinggung sejarah. Pengkajian hukum yang bersifat kesejarahan, demikian Roscoe Pound, tidak hanya menyoal pada bagaimana asas-asas, teori-teori, pemikiran, dan ajaran-ajaran hukum dipahami semata-mata sebagai bahan hukum, tetapi juga membahas efek-efek sosial apa yang timbul karena asas-asas, teori-teori, pemikiran, dan ajaran-ajaran hukum tersebut di masa lampau.37 Hal demikian ini bersesuaian dengan apa yang dikatakan oleh Soetandyo Wignjosoebroto bahwa penelitian hukum doktrinal dikembangkan atas dasar doktrin yang dianut sang pengonsepnya, misalnya saja doktrin aliran hukum alam, doktrin positivisme kaum yuridis-legis, atau doktrin historisme dan realisme-fungsionalisme ahli hukum realis.38
Oleh karena amat beragamnya ragam penelitian hukum doktrinal, maka penelitian ini dioperasionalkan tidak hanya dengan menggunakan perspektif hukum internasional, melainkan juga dengan dukungan
37
Satjipto Rahardjo, Membangun dan Merombak Hukum Indonesia: Suatu Pendekatan Lintas Disiplin, op. cit., h. 64.
kajian sosiologi hukum,39 filsafat, dan sejarah, yang berhubungan dengan aspek kedaulatan negara, ruang-maya, dan hukum internet.
2. Spesifikasi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksplanatoris (explanatory research).40 Penelitian eksplanatoris dilakukan untuk menelusuri lebih mendalam teori, konsep, atau gagasan-gagasan yang perlu diuji lagi kesahihannya. Penelitian eksplanatoris dapat menyempurnakan atau bahkan menolak teori, konsep, atau gagasan-gagasan yang sudah ada.
Dalam penelitian ini, gagasan kedaulatan negara coba direinterpretasi dengan cara mengaitkannya dengan perkembangan teknologi informasi yang mewujud dalam internet. Dengan cara demikian akan diperoleh relasi antara hukum, kedaulatan negara, dan ruang-maya. Hasil yang didapat lalu digunakan untuk menganalisis UU ITE.
39
Sehubungan dengan hal ini, Satjipto Rahardjo pernah menulis bahwa hukum internasional sangat menarik untuk dikaji secara sosiologis. Sebab, hukum internasional sejatinya didasarkan pada hubungan-hubungan kekuatan (power relations) dan kesepakatan antarnegara. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, op. cit., h. 76.
40
Meray Hendrik Mezak, “Jenis, Metode dan Pendekatan dalam Penelitian Hukum” dalam Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Volume V, Nomor 3
3. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan yang bersumber dari data sekunder.41 Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi (1) bahan hukum primer, yakni peraturan perundang-undangan; (2) bahan hukum sekunder, yakni bahan hukum yang diperoleh dari buku, jurnal, dan seminar yang dilakukan oleh para pakar terkait; dan (3) bahan hukum tersier, seperti kamus, ensiklopedia, dan lain-lain.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akan menjadi bahan penelitian ini dioperasionalkan melalui studi kepustakaan. Semua teks terkait tema penelitian ini, yakni kedaulatan negara, ruang-maya, dan hukum internet, dikumpulkan dalam folder tersendiri dan disusun (indexing) berdasarkan kategori data.42 Teks tersebut berupa buku, artikel di jurnal, artikel di media massa, artikel dan laporan jurnalistik di laman, makalah seminar, paper komunitas diskusi informal, dan sejenisnya.
5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif dilakukan secara sistematis dan teliti (rigorous)
41
Sharon Hanson, Legal Method (London: Cavendish Publishing, 1999), h. 141.
42
Michael Bloor, dkk, Focus Groups in Social Research (London, Thousand Oaks, New Delhi: SAGE Publications, 2001), h. 65.
dengan merefleksikan segala sudut-pandang, tidak sebatas agenda peneliti atau mengikuti pandangan yang banyak diikuti.43 Teknik analisis data kualitatif terdiri dari tiga tahap. Pertama, menyusun data berdasarkan kategorinya (indexing). Kedua, mengumpulkan data (methods of data storage). Ketiga, menginterpretasi data (interpretation).44