BAB 1 PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang menggunakan pengetahuan sebagai sumber primer dengan tujuan untuk menentukan prinsip-prinsip umum serta telah mengadakan ramalan generalisasi sampel yang diteliti.54
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti jalan menuju dan secara etimologis, metode diartikan sebagai jalan atau cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Dalam ilmu pengetahuan, metode merupakan titik awal menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu.55
Menurut Soedjono Soekanto, metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan suatu masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara hati-hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk menambahkan pengetahuan manusia, maka metode penelitian dapat diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melakukan penelitian.56 Maka dapat dilihat peran penting metode dalam melakukan penelitian ilmu pengetahuan secara khusus dalam ilmu hukum.
Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk menemukan solusi atas masalah, sehingga dapat diketahui bahwa metode penelitian merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk
54Komaruddin,Metode Penulisan Skripsi dan Tesis,(Bandung : Angkasa, 1974), hal. 27 55Bahder Johan Nasution,Metode Penelitian hukum,(Jakarta : UI Press, 2007), hal. 43 56Soedjono Soekanto,Op. Cit,hal. 6
menemukan solusi atas suatu masalah.57 Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Spesifik Penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis. Adapun yang dimaksud dengan penelitian yang bersifat deskriptif analitis adalah suatu penelitian yang dapat menggambarkan secara rinci dan sistematis mengenai objek yang diteliti.58
Penelitian ini menganalisis data yang diperoleh dan menggambarkan gejala- gejala, fakta-fakta serta aspek-aspek seperti menganalisis hubungan kekerabatan masyarakat Aceh Besar, Hukum Waris Adat Aceh Besar sehingga dapat diketahui dan diperoleh hasil/jawaban dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Metode Pendekatan
Studi hukum dibagi menjadi 2 (dua) cabang studi, pertama menyatakan bahwa hukum dipelajari dan diteliti sebagai studi mengenai law in book sedangkan kedua menyataan bahwa hukum dapat dipelajari sebagai suatu studi mengenailaw in action. Oleh karena mempelajari dan meneliti hubungan timbal balik antara hukum dengan lembaga-lembaga sosial yang lain maka penelitian terhadap hukum sebagai law in actionmerupakan studi sosial yangnondoctrinalyang bersifat empiris.59
57Ulber Silalahi,Metode Penelitian Sosial,(Bandung : PT. Refika Aditama, 2009), hal. 13 58Soedjono Soekanto,Op. Cit,hal. 10
59 Ronny Hanitijo Soemitro,Metodelogi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta : Ghalia Persada, 1990), hal. 34
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris. Penelitian yuridis empiris merupakan penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektivitas hukum.60 Menurut Roony Hanitijo Soemitro bahwa penelitian yuridis empiris adalah suatu penelitian dengan cara melihat faktor-faktor dari segi hukum yang mempengaruhi kenyataan yang terhadi di masyarakat secara langsung untuk menjawab pokok permasalahan.61
Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi hukum dan efetifitas hukum yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Aceh di Kabupaten Aceh Besar, sehingga penelitian yan dilakukan dapat memberikan jawaban atas pokok permasalahan dalam penelitian yaitu mengenai keberadaan pemberian orang tua kepada anak perempuan melalui hareuta peunulangdan status hukum dari pemberian orang tua kepada anak perempuan melalui hareuta peunulang yang diberikan setelah melangsungkan perkawinan.
3. Lokasi Penelitian
Daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, yang memiliki luas wilayah 290.256 ha yang terdiri dari 23 Kecamatan yaitu kecamatan Lhoong, Lhoknga, Indrapuri, Seulimeum, Montasik, Suka makmur, Darul Imarah, Peukan Bada, Mesjid Raya, Ingin Jaya, Kuta Baro, Darussalam, Pulo Aceh, Lembah Seulawah, Kota Jantho, Kuta Cot Glie, Kuta
60Soedjono Soekanto,Op. Cit,hal. 51 61Ronny Hanitijo Soemitro,Op. Cit,hal. 24
Malaka, Simpang Tiga, Darul Kamal, Baitussalam, Krueng Barona Jaya, Leupung dan Blang Bintang.62
Mengingat banyaknya jumlah kecamatan dan desa di Kabupaten Aceh Besar yang akan diteliti serta jaraknya yang saling berjauhan maka penelitian tidak dilakukan disemua kecamatan dan desa. Dari keseluruhan kecamatan yang berjumlah 23(dua puluh tiga) kecamatan dan desa, dipilih 3 (tiga) kecamatan dan tiap-tiap kecamatan dipilih 2 (dua) desa sebagai sampel.
Adapun ketiga kecamatan tersebut yaitu :
a. Kecamatan Kota Jantho, yang terdiri dari 1 (satu) kemukiman yaitu mukim Jantho, dan 10 (sepuluh) desa, yaitu : Jantho, Awek, Data Cut, Bueng, Weu, Jalin, Suka Tani, Cucu, Jantho Baru, dan Jantho Makmur.
Maka dari sepuluh desa tersebut dipilih 2 (dua) desa yang menjadi sampel yaitu :
(1) Desa Jantho Baru (2) Desa Jantho Makmur
b. Kecamatan Seulimeum, yang terdiri dari 5 (lima) kemukiman yaitu : mukim Seulimeum, Lamkabeu, Lamteuba, Lampanah dan Tanoh abe, dan 41 (empat puluh satu) desa yaitu : Desa Peukan Seulimeum, Keunaloi, Lhieb, Alue Gintoeng, Kp. Seulimeum, Data Gaseu, Rabo, Kp. Raya, Lamjreun, Buga, Jawie, Alue Rindang, Iboh Tunong, Iboh Tanjong, Seuneubok, Meunasah Baro, Meunasah Tunong, Batee Lhee, Mangeu, Bayu, Ayon, Lamteuba 62BPS Kabupaten Aceh Besar
Droe, Pulo, Lampantee, Lambada, Blang Tingkeum, Ateuk, Lam Apeng, Meurah, Lampanah, Ujong Mesjid, Ujung Keupula, Leungah, Beureunut, Jeumpa, Pintokhop, Bak Seutui, Bak Aghu, Kayee Adang, Lamkuk, Ujong Mesjid, Lam Carak, Capeng Dayah, Capeng Baroh, Lampisang Dayah, Lampisang Tunong, dan Lampisang Teungoh.
Maka dari 41 (empat puluh satu) desa yang menjadi sampel yaitu: (1) Desa Peukan Seulimuem
(2) Desa Lhieb.
c. Kecamatan Kuta Malaka, yang terdiri dari 1 (satu kemukiman) yaitu : Kemukiman Samahani dan 11 (sebelas) desa yaitu : Desa Leupung Riwat, Tumbo Baro, Leupung Cut, Lamsiteh Cot, Reuleng Karieng, Leubok Buni, Leubok Batee, Bunghu, Teu dayah, Leupung Rayeuk dan Reuleng Glumpang.
Maka dari 11 (sebelas desa) yang menjadi desa sampel yaitu : (1) Desa Teudayah
(2) Desa Lam Ara Tunoeng.
Pemilihan keenam Desa tersebut sebagai lokasi penelitian, diharapkan lokasi penelitian dapat memberikan jawaban atas pokok permasalahan tersebut.
4. Populasi dan Responden
Menurut winardi, populasi atauuniverse adalah kelompok semua elemen yang mendukung keterangan yang diperlukan guna untuk menjelaskan sebuah problem
atau alasan-alasan maksudnya yaitu sekelompok manusia yang bermukim disuatu wilayah atau daerah penelitian dan dapat pula merupakan elemen/bagian dari tempat penelitian.63 Populasi penelitian ini merupakan semua orang di Kabupaten Aceh Besar yang bertempat tinggal di 62 desa/kelurahan, di kecamatan Kota Jantho, Seulimeum dan Kuta Malaka, kecamatan yang pernah melakukan pemberianhareuta peunulang dan ditentukan pula desa yang dijadikan lokasi penelitian ini sebanyak 6 (enam) desa, yaitu : Desa Jantho Baru, Desa Jantho Makmur dari kecamatan Kota Jantho, Desa Peukan Seulimuem, Desa Lhieb dari Kecamatan Seulimuem dan Desa Teudayah, Desa Lam Ara Tunoeng dari Kecamatan Kuta Malaka.
Berdasarkan pengamatan dilokasi penelitian, mengingat bahwa orang yang dapat dijadikan responden cukup banyak, karena banyaknya kasus-kasus pemberian hareuta peunulang, maka dalam hal ini yang menjadi responden orang yang pernah melakukan pemberian hareuta peunulang. Dari populasi ditentukan sebanyak 5 (lima) orang dari masing-masing desa sampel sebagai responden, sehingga responden dalam penelitian ini berjumlah 30 (tiga puluh) orang. Penentuan responden dilakukan secarapurpossing sampling,di mana responden ini diambil dari 6 (enam) desa yaitu : Desa Jantho Baro, Jantho Makmur, Desa Jantho Peukan Seulimuem, Desa Lhieb, Desa Teudayah, dan Desa Teudayah Tunoeng, Dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Jantho, Kecamatan Seulimuem dan Kecamatan Kuta Malaka. Pemilihan responden hannya terbatas pada tiga kecamatan saja dengan pertimbangan bahwa persoalan hareuta peunulangrelatif homogen disetiap kecamatan di Aceh Besar, dan responden
telah dianggap dapat mewakili dan memberikan jawaban atas permasalahan penelitian. Penentuan responden dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan biaya mengingat populasi yang sulit diwawancarai karena harus bekerja serta tempat tinggal yang berjauhan.
Selain responden, dalam penelitian ini juga didukung dan diperkuat pula dengan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan narasumber(informan). Adapun narasumber(informan)dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Drs. Abdurrahman Kaoy, Wakil Ketua Majelis Adat Aceh (MAA), Banda Aceh b. Abdurrahman, SH, M.Hum, Manta Ketua Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan
Budaya Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. c. Tgk. Bahagia, Tokoh Adat Aceh, Di Aceh Besar
d. Tgk. Ridwan Kepala Desa Peukan Seulimum Aceh Besar
e. Burhanuddin, A.Ma,Tuha Peutdesa Peukan Seulimum Aceh Besar 5. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah meliputi data primer dan data sekunder, yaitu :
a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara (interview)yang dilakukan terhadap :
(1) Orang tua yang yang pernah memberikanhareuta peunulang
(2) Anak perempuan yang pernah menerima pemberianhareuta peunulang (3) Tokoh adat dan kepala desa
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dilakukan sebagai langkah awal untuk memperoleh bahan acuan untuk penulisan tesis ini, yaitu :
(1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari nomor dasar, Undang-undang Dasar 1945, perundang-undangan, putusan pengadilan dan hukum yang tidak dikodifikasikan yaitu hukum adat. (2) Bahan hukum sekunder yang dapat memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer seperti Alqur’an dan Hadits, ketentuan-ketentuan dan komentar mengenai hukum waris adat, jurnal, buku-buku petunjuk lain maupun yang diperoleh dari situs internet (website) yang memberikan kejelasan terhadap penelitian ini.
6. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Studi dokumen
Bahan pustaka yang dimaksud berupa peraturan perundang-undangan, buku, laporan hasil penelitian terdahulu, makalah penataran dan bahan kepustakaan lainnya yang bermanfaat untuk penelitian ini.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap narasumber(informan)secara terarah dan sebelum melakukan wawancara dibuat pedoman wawancara sehingga hasil wawancara relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.
7. Analisa data
Analisa data merupakan proses mengorganisasikan dan menguraikan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan data.64 Metode kualitatif dilakukan untuk memperoleh data dari responden baik yang secara lisan sehingga menghasilkan data yang deskriptif analitis, yaitu data yang dapat menggambarkan seluruh gejala, fakta dan aspek-aspek serta akibat hukum yang diteliti. Dari pembahasan dan analisis ini akan diperoleh kesimpulan yang memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.
64Lexi K. Moloeng,Metodelogi Penelitian Kualitatif,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993), hal. 103