• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian mengenai kajian kenyamanan dan keamanan wisatawan di kawasan pariwisata Kuta Lombok dikerangakan berdasarkan rumasan masalah yaitu; Faktor-faktor apa yang memengaruhi ketidak-nyamanan dan ketidak-amanan wisatawan di kawasan pariwisata Kuta Lombok, bagaimana tingkat pemahaman masyarakat tentang sadar wisata di kawasan pariwisata Kuta Lombok, serta bagaimana partisipasi masyarakarat terhadap kenyamanan dan keamanan wisatawan.

Pendekatan yang digunakan melalui pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan fenomena sosial yang terjadi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi ketidak-nyamanan dan ketidak-amanan, tingkat pemahaman masyarakat tentang sadar wisata, serta partisipasi masyarakat terhadap kenyamanan dan keamanan di kawasan pariwisata Kuta Lombok. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara mendalam dan studi dokumen. Sehingga dengan menggunakan pendekatan ini, diharapkan akan dapat membantu dalam mendapatkan variabel-variabel penelitian secara mendalam yang berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan wisatawan di kawasan pariwisata Kuta Lombok.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kawasan Pariwisata Kuta Lombok, destinasi wisata tersebut berdasarkan Perda Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 9 Tahun 1989

telah dijadikan sebagai kawasan pariwisata nasional. Dalam Perda tersebut ditetapkan 15 kawasan pariwisata, dimana 9 (sembilan) kawasan pariwisata terletak di Pulau Lombok dan 6 (enam) kawasan pariwisata lainnya terletak di Pulau Sumbawa. Berikut peta lokasi penelitian.

Gambar 3.1 Peta Pulau Lombok

Sumber: Lombok Island (The Mandalika Resort Area) a BTDC Project (2010)

Pemilihan kawasan pariwisata Kuta Lombok sebagai lokasi penelitian didasarkan isu dan kendala pengembangan pariwisata di Pulau Lombok khususnya Lombok Tengah, yaitu pada:

1. Isu konflik yang terjadi antar desa di kawasan pariwisata.

3. Kurangnya penataan dan fasilitas keamanan di kawasan pariwisata Kuta Lombok.

4. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat lokal yang kurang menyadari pentingnya pariwisata.

Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian: Kawasan Pariwisata Kuta, Seger, Aan dan sekitarnya (Kawasan Mandalika Resort)

Sumber: Lombok Island (The Mandalika Resort Area) a BTDC Project (2010)

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Pada dasarnya, semua jenis penelitian mengacu pada dua kelompok yaitu jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat dan uraian. Sedangakan jenis data kuantitatif dicirikan dengan data yang berbentuk angka (Nawawi, 2007: 103).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka seperti data jumlah

kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Lombok Tengah, data jumlah usaha akomodasi yang tersedia, serta data lainnya yang terkait dengan penelitian ini. Data kualitatif diperoleh dari informasi responden yang tertuang dalam variabel penelitian. 3.3.2 Sumber Data

Setiap penelitian tentu membutuhakan berbagai sumber yang digunakan sebagai objek yang dijadikan tempat pengambilan data. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama yang dipergunakan sebagai sampel, seperti data hasil wawancara. Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung diberikan kepada pengumpul data (Sugiyono, 2007: 62). Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi berwenang seperti Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Tengah, dan dinas yang terkait dengan topik yang diteliti.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Koentjaraningrat (1993: 130) mengemukakan dua perbedaan dalam menyeleksi individu yang dijadikan subjek wawancara dalam penetelitian kemasyarakatan, yaitu; 1) Informan, adalah subjek penelitian yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk memberikan informasi berkaitan dengan penelitian, dan 2) Responden, yaitu subjek wawancara yang dapat memberikan keterangan tentang diri pribadi, pendirian atau pandangan, yang penting untuk penyusunan sampel yang presentatif.

Pengambilan data mengenai partisipasi masyarakat terhadap kenyamanan dan keamanan dilakukan dengan purposive sampling. Purvposive sampling dilakukan atas dasar pertimbangan unsur-unsur yang dikehendaki oleh peneliti (Nasution, 2003:5). Dalam hal ini peneliti menentukan sendiri informan dan responden dengan pertimbangan bahwa mereka mampu memberikan data yang berkaitan dengan topik yang diteliti.

Penelitian dilakukan dengan mewawancara orang yang dipercaya dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Seperti Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah dan 2 orang staff, Kepala Resor Kuta Lombok dan 1 orang Anggota, Kepala Desa Kuta Lombok dan 9 orang anggota masyarakat. Jumlah keseluruhan nara sumber yaitu 15 orang. Mereka dianggap mampu memberikan keterangan mengenai partisipasi masyarakat terhadap kenyamanan dan keamanan wisatawan di kawasan pariwisata Kuta, Lombok.

3.5 Instrumen Penelitian

Arikunto (2000: 134) dalam Hasibuan (2007), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data. Pada jenis penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitan terpenting adalah peneliti sendiri (Sugiyono, 2007: 59). Sebagai instrument utama, peneliti kemudian menentukan alat pengambilan data lainnya, seperti pedoman wawancara mendalam, alat elektronik (kamera dan alat rekam suara), alat tulis, dan buku catatan (note book). Fungsi dan tujuan instrumen tersebut untuk memaksimalkan data yang dapat diambil ketika peneliti turun ke lokasi

penelitian tentang kajian kenyamanan dan keamanan wisatawan di kawasan pariwisata Kuta Lombok.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Selain menggunakan metode penelitian yang tepat, diperlukan pula kemampuan untuk memilih dan teknik pengambilan data. Berikut uraian teknik pengambilan data yang dilakukan dalan penelitian ini:

3.6.1 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Peneliti mengobservasi kegiatan kepariwisataan di kawasan pariwisata Kuta Lombok, gejala sosial serta interaksi masyarakat dengan wisatawan, serta bentuk partisipasi sementara masyarakat di kawasan pariwisata Kuta Lombok.

3.6.2 Wawancara

Wawancara yaitu proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.

Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Aziz (2013) terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara, setidaknya terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali. 2). wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Teknik penentuan responden melalui pusposive sampling.

3.6.3 Dokumen

Pengambilan data melalui dokumentasi pada penelitian ini berupa surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi pada masa sebelumnya. Dalam pengambilan data melalui dokumentasi ini, peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77).

3.7 Analisis Data

Langkah yang digunakan dalam menganalisis data yang telah didapatkan melalui analisis data kualitatif. Miles dan Huberman (1992) memberikan tiga kesimpulan dalam proses analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dalam penelitian ini adalah proses pemilihan data yang didapat melalui observasi di kawasan pariwisata Kuta Lombok, hasil

pengumpulan dokumentasi dan wawancara yang dilakukan tentang kenyamanan dan keamanan wisatawan. Pemusatan perhatian dari hasil data yang didapat kemudian disederhanakan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di kawasan pariwisata Kuta Lombok.

Penyajian data pada penelitian ini dilakukan setelah reduksi data dilakukan, yaitu penguraian atas data yang didapatkan di kawasan pariwisata Kuta Lombok mengenai kenyamanan dan keamanan, tingkat pemahaman masyarakat tentang sadar wisata, dan bentuk partisipasi masyarakat yang diuraikan berupa teks narasi atau pernyataan-pernyataan yang diperkuat dengan foto. Tahap terakhir adalah pengambilan kesimpulan dari hasil penyajian data yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Moleong (1989) mengemukakan bahwa dalam analisis kualitatif terjadi tahapan yang dimulai dari tahap dimulainya penelitian, proses, pengumpulan data, penyederhanaan data kasar (reduksisasi data), penyajian dan pengolahan data, hingga pada akhir tahapan dengan pembuktian data (verifikasi data).

3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil merupakan tahap akhir dalam penelitian, penyajian hasil dilakukan dengan cara formal dan informal. Penyajian formal merupakan teknik penyajian hasil menggunakan tabel, bagan, grafik, gambar foto, dan lainnya. Sedangkan penyajian informal, hasil penelitian disajikan dengan kata-kata atau kalimat verba sebagai sarana, dengan ragam bahasa ilmiah.

BAB IV

Dokumen terkait