• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design dengan tipe pretest-posttest non-equivalent group design (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 283). Quasi experimental design merupakan desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen (Sugiyono, 2012: 114). Penentuan kelompok ini tidak dilakukan secara acak, tetapi menggunakan kelas yang ada (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 283). Ada dua kelompok dalam penelitian pretest-posttest non equivalent group design, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak menerima perlakuan yang berfungsi sebagai pembanding dari kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang menerima perlakuan. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

Eksperimen O1 X O2

---

Kontrol O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

O1 Rerata skor pretest pada kelompok eksperimen O2 Rerata skor posttest pada kelompok eksperimen X Perlakuan (treatment) dengan metode inkuiri O3 Rerata skor pretest pada kelompok kontrol O4 Rerata skor posttest pada kelompok kontrol

Garis putus-putus menunjukkan teknik pengambilan sampel yang dilakukan tidak secara random atau sampel diambil dari kelas yang sudah terbentuk (tidak dicampur). Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri (inovatif) dan pada kelompok kontrol menggunakan metode klasik, yaitu ceramah (dianggap sebagai non-treatment).

Pengaruh kausal perlakuan dihitung dengan menggunakan tiga langkah berikut (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276).

22 1. Pada kelompok eksperimen, skor posttest dikurangi skor pretest.

2. Pada kelompok kontrol, skor posstest dikurangi skor pretest.

3. Hasil hitungan dari langkah I dikurangi hasil hitungan dari langkah II. Dengan mengadaptasi rumus dari Campbell dan Stanley (1963), pengaruh perlakuan diperlihatkan sebagai berikut (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276-277).

(O2 – O1) – (O4 – O3)

Gambar 3.2 Rumus Campbell dan Stanley

Jika hasilnya lebih besar dari nol, ada perbedaan rerata skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika perbedaannya signifikan, ada pengaruh perlakukan.

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yang beralamat Jln. Jend. Sudirman No. 24, Gowongan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta. Status sekolah tersebut adalah terakreditasi A dan kurikulum yang diterapkan adalah Kurikulum 2013. Jumlah siswa kelas IV di SD tersebut pada tahun ajaran 2019/2020 adalah 57 siswa. SD tersebut memiliki ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang komputer, ruang UKS, studio musik, ruang musik dan membatik, ruang kelas, ruang perpustakaan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Pengambilan data dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan SD. Lama waktu pengambilan data pretest ke posttest kurang lebih 17 hari. Penelitian dilakukan dalam waktu yang singkat untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa sejarah, maturasi, dan mortalitas. Penelitian dilaksanakan pada 12 Agustus 2019 s.d. 28 Agustus 2019. Berikut jadwal kegiatan pengambilan data.

23

Kelompok Alokasi Waktu Hari, Tanggal Kegiatan

Eksperimen 2 x 35 menit Senin, 12 Agustus 2019 Mengerjakan pretest 2 x 35 menit Rabu, 14 Agustus 2019 Pertemuan 2 2 x 35 menit Jumat, 16 Agustus 2019 Pertemuan 3 2 x 35 menit Rabu, 21 Agustus 2019 Pertemuan 4 2 x 35 menit Senin, 26 Agustus 2019 Pertemuan 5

2 x 35 menit Rabu, 28 Agustus 2019 Mengerjakan posttest Kontrol 2 x 35 menit Senin, 12 Agustus 2019 Mengerjakan pretest

2 x 35 menit Rabu, 14 Agustus 2019 Pertemuan 2 2 x 35 menit Jumat, 16 Agustus 2019 Pertemuan 3 2 x 35 menit Rabu, 21 Agustus 2019 Pertemuan 4 2 x 35 menit Senin, 26 Agustus 2019 Pertemuan 5

2 x 35 menit Rabu, 28 Agustus 2019 Mengerjakan posttest

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018: 115). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD BOPKRI Gondolayu dengan jumlah siswa sebanyak 57 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2018: 115). Sampel adalah kelompok yang lebih kecil atau bagian dari suatu kelompok (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 100). Sampel merupakan subkelompok dari populasi yang direncanakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan tentang populasi (Creswell, 2015: 288). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain non-probability sampling tipe convenience sampling. Convenience sampling adalah penggunaan sampel yang sudah tersedia bagi penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan tipe ini dipilih karena keterbatasan peneliti untuk memilih sampel secara acak (random).

Peneliti tidak memilih sampel secara acak, namun menggunakan kelas yang sudah ada (Creswell, 2015: 294-295). Penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan cara mengundi menggunakan koin. Pengundian disaksikan oleh wali kelas IV.1 dan IV.2 dan kelompok payung penelitian. Jumlah siswa kelas IV.1 sebanyak 28 siswa dan IV.2 sebanyak 29 siswa. Hasil pengundian

24 penentuan kelompok kontrol dan eksperimen didapatkan kelas IV.1 sebagai kelompok eksperimen dan IV.2 sebagai kelompok kontrol.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep atau gagasan yang difokuskan oleh peneliti menjadi sebuah objek penelitian yang ingin diteliti (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 504). Variabel merupakan kondisi atau karakteristik yang meliputi perlakuan eksperimental, kontrol, ataupun yang akan diobservasi (Best & Khan, 2006: 167).

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen juga disebut sebagai variabel bebas karena tidak tergantung dengan ada tidaknya variabel lain.

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel input yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan hasil (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 504). Variabel independen atau variabel bebas ini digunakan untuk menentukan pengaruh terjadinya perubahan terhadap variabel lain atau variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing. Metode inkuiri ini terdiri dari enam langkah yaitu, orientasi, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. 3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel hasil yang disebabkan oleh variabel independen (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 504). Variabel dependen adalah kondisi atau karakteristik yang muncul, hilang, ataupun berubah karena adanya pengaruh dari variabel independen (Best & Khan, 2006:168). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan evaluasi dan menarik kesimpulan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Kemampuan Evaluasi

Metode Inkuiri

Kemampuan Menarik Kesimpulan Gambar 3.3 Variabel independen dan variabel dependen

25 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang harus diberi tanggapan yang bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Widoyoko, 2015: 57). Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes uraian. Tes uraian adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2009: 94).

Sebagai alat pengukur hasil belajar siswa bentuk tes uraian mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes uraian merupakan tes yang tepat untuk menilai proses berpikir tingkat tinggi. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan, menganalisis, menghubungkan, menilai, dan memecahkan permasalahan sesuai dengan kemampuan cara berpikirnya (Nurgiantoro, 2010: 118-119). Sedangkan kekurangan dari tes uraian kadar validitas dan reliabilitas rendah (Nurgiantoro, 2010: 118-119).

Penelitian ini menggunakan pretest dan posttest untuk mengumpulkan data. Instrumen tes yang digunakan dalam pretest dan posttest yang dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah instrumen yang sama. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan evaluasi dan menarik kesimpulan berupa soal uraian.

No Kelompok Variabel Data Instrumen

1. Eksperimen Evaluasi Skor pretest Soal uraian

nomor 4a, 2b, 3c Skor posttest Soal uraian nomor 4a, 2b, 3c Menarik

kesimpulan

Skor pretest Soal uraian nomor 2a, 4b, 1b Skor posttest Soal uraian nomor 2a, 4b, 1b

2. Kontrol Evaluasi Skor pretest Soal uraian

nomor 4a, 2b, 3c Skor posttest Soal uraian nomor 4a, 2b, 3c Menarik

Kesimpulan

Skor pretest Soal uraian nomor 2a, 4b, 1b Skor posttest Soal uraian nomor 2a, 4b, 1b

26 Tabel 3.2 Instrumen soal pretest dan posttest

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan tes uraian. Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar menjadi sistematis (Arikunto, dalam Sudaryono, Margono, & Rahayu, 2013: 30). Penelitian ini menggunakan mata pelajaran IPA dengan materi Sumber Energi Alternatif kelas IV. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan adalah 3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari. 4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi. Pada penelitian ini merupakan penelitian bagian dari penelitian payung. Terdapat 10 point soal yang mencangkup enam variabel penelitian yang digunakan. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah nomor 4a, 2b, 3c untuk kemampuan evaluasi dan menarik kesimpulan, pada nomor 4b, 2a, 1b

.

Berikut matriks pengembangan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan evaluasi dan menarik kesimpulan.

No Variabel Indikator Nomor item soal

1. Evaluasi Menilai tindakan berhemat

energi melalui argumen

4a Mengkritik suatu pernyataan yang ada di masyarakat

3c Mengkritik suatu tindakan berhemat energi

2b 2. Menarik kesimpulan Menguji informasi berdasarkan

grafik

2a Memperkirakan nilai positif dan negatif dari pemanfaatan energi alternatif

4b

Menggunakan berbagai cara berpikir yang mendukung penarikan kesimpulan (misalnya, cara berpikir analogis, aritmetris, dialektis, ilmiah dsm)

1b

27 3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum instrumen penelitian diberikan kepada siswa yang akan digunakan untuk penelitian, instrumen perlu diujicobakan terlebih dahulu. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Berikut adalah penjelasan dari uji validitas dan reliabilitas. Teknik pengujian instrumen sangat penting bagi sebuah penelitian untuk menentukan kelayakan instrumen. Ancaman validitas internal penelitian yang mengancam adalah instrumentasi, sehingga perlu kehati-hatian dalam menguji instrumen.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner maupun pertanyaan. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada sejauh mana suatu instrumen dalam menjalankan fungsi. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2008: 363). Uji validitas instrumen meliputi:

3.7.1.1 Validitas Muka

Validitas muka adalah validitas yang menunjukkan apakah alat pengukuran atau instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur yang ingin diukur atau tidak. Validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen (Siregar, 2011: 46). Uji validitas muka dilakukan oleh expert judgement yaitu seorang dosen Fisika Universitas Sanata Dharma dan tiga guru SD kelas IV yang terdapat di Cilacap. Validator memberi skor dengan memberi tanda centang pada setiap item soal. Berikut hasil uji validitas muka yang dilakukan pada 4 Mei 2019.

Item soal Validator

1 2 3 4 1a 3 3 3 4 1b 3 3 4 4 2a 4 3 3 4 2b 3 3 3 4 3a 3 3 4 4 3b 4 3 3 4 3c 3 3 3 4 4a 4 4 3 4 4b 4 4 4 4 5 4 4 4 4 Total skor 35 33 34 40

28 Berdasarkan tabel 3.4 didapatkan rata-rata validator satu sebanyak 3,5 validator dua sebanyak 3,3 validator tiga sebanyak 3,4 dan validator empat sebanyak 4,0. Hal ini menunjukkan kualifikasi berada pada rentang skor 30 – 40 yang di mana sangat layak untuk diimplementasikan.

3.7.1.2 Validitas Isi

Validitas isi adalah uji untuk melihat instrumen yang diujikan mencakup materi yang dituju (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 162). Validasi isi dilakukan oleh expert judgement untuk menilai kesesuaian isi materi dalam instrumen. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi (content validity) apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2005: 67). Validitas isi dalam penelitian ini diperoleh dari seorang dosen Fisika Universitas Sanata Dharma dan tiga guru SD kelas IV yang terdapat di Cilacap. Keempat ahli materi ini menilai kesesuaian materi dengan soal pertanyaan. Validator memberi skor dengan memberi tanda centang pada setiap item soal. Berikut tabel validitas isi instrumen soal.

Aspek Validator

1 2 3 4

Kesesuaian tata tulis 3 4 4 4

Kesesuaian ukuran huruf 4 4 4 4

Pilihan kata 3 2 4 4

Kesesuaian format spasi 3 3 3 4

Pemilihan font 3 4 2 4

Kesesuaian kalimat dengan pemahaman siswa 2 3 2 4

Kalimat sederhana 2 3 4 4

Kesesuaian gambar dengan pertanyaan 3 4 4 4

Struktur kalimat (SPOK) 3 4 4 4

Tanda baca 4 4 3 4

Total skor 31 34 33 40

Tabel 3.5 Validitas Isi

Berdasarkan tabel 3.5 perolehan skor penilaian instrumen dari empat validator yaitu 31, 34, 33, dan 40 untuk semua soal yang digunakan dalam penelitian payung. Rerata skor yang diperoleh dengan skala 30 – 40 masuk kategori sangat layak. Dengan kata lain, instrumen layak diimplementasikan. Peneliti telah memperbaiki instrumen sesuai dengan masukkan dari validator sebelum diimplementasikan. 3.7.1.3 Validitas Konstruk

Validitas konstruk berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan instrumen. Apakah konstruk tersebut dapat menjelaskan perbedaan kegiatan atau perilaku individu

29 berkenaan dengan aspek yang diukur (Sukmadinata, 2011: 229). Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42). Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris kepada 50 siswa kelas IV SD PIUS yang terdapat di Cilacap. Uji instrumen ini dilakukan pada Sabtu, 4 Mei 2019 selama 2 x 35 menit. Uji instrumen dilakukan di SD tersebut karena tidak digunakan untuk subjek penelitian, status sekolah terakreditasi A, dan memiliki kelas paralel. Penelitian ini adalah penelitian payung di mana soal dibuat bersama dengan dua peneliti lain. Jumlah soal sebanyak 10 butir soal. Peneliti hanya mengambil soal nomor 4a, 3c.2b, 2a, 4b, 1b sesuai variabel yang diteliti.

Setelah dilakukan uji empiris, soal dihitung untuk mengetahui validitasnya menggunakan rumus korelasi Pearson. Uji validitas konstruk menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu 95% dengan uji dua ekor (2-tailed). Kriteria yang digunakan yaitu jika harga p < 0,05, maka item termasuk valid, sedangkan jika harga p > 0,05, maka item termasuk tidak valid atau jika r hitung > r tabel (Field, 2009: 177-178). Besar r tabel dilihat berdasarkan jumlah responden, sedangkan r hitung diketahui dari Pearson correlation dalam output SPSS. Berikut hasil uji validitas instrumen dari variabel evaluasi dan menarik kesimpulan.

Item soal

Variabel Aspek r tabel r hitung p Keterangan

4a Evaluasi Menilai pernyataan

dari sumber energi alternatif angin 0,278 0,657 0,657 Valid 3c Mengkritik suatu tindakan berhemat energi 0,278 0,423 0,423 Valid 2b Mengkritik suatu tindakan tidak berhemat energi 0,278 0,675 0,675 Valid 2a Menarik kesimpulan Membandingkan nilai positif dan negatif dari pemanfaatan sumber energi alternatif 0,278 0,697 0,697 Valid 4b Merumuskan berbagai alternatif untuk memecahkan sesuatu permasalahan, mengembangkan berbagai rencana berbeda untuk mencapai tujuan 0,278 0,701 0,701 Valid 1b Menggunakan

berbagai cara berpikir

yang mendukung

penarikan kesimpulan

(misalnya cara

30 berpikir analogis,

aritmetris, dialektis, ilmiah, dsm)

Tabel 3.6 Uji Validitas Soal

Berdasarkan hasil uji validitas, penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel evaluasi dan menarik kesimpulan dengan harga p < 0,05, maka semua item dari kedua variabel dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua item dapat digunakan untuk mengukur evaluasi dan menarik kesimpulan.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstrak (Ghozali, 2006: 45). Suatu instrumen memiliki reliabilitas jika memberikan ketepatan hasil yang konsisten dari waktu ke waktu dan dari responden yang berbeda (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 146). Penelitian ini menggunakan soal uraian sebagai instrumen pengumpulan data. Pemberian skor pada jawaban pernyataan kuesioner dengan menggunakan rentang skor 1 sampai dengan 4, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Suatu konstrak dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali 2006: 46)

n siswa n of items Alpha Cronbach

50 6 0,795

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Alpha Cronbach, keenam butir soal yang dinyatakan valid dengan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,795. Nilai Alpha Cronbach 0,795 > 0,60 sehingga instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten dan layak digunakan dalam penelitian ini.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan menghitung data secara sistematis dan mendapatkan interpretasi data (Priyatno, 2012: 1). Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu 95%.

31 3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan

3.8.1.1 Uji Asumsi

1. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas juga digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Data dianalisis menggunakan analisis non parametrik yang mempertimbangkan distribusi data untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2012: 11). Suatu kondisi dikatakan ideal jika data dapat terdistribusi secara normal. Jika distribusi data normal, teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik misalnya dengan independent samples t-test atau paired samples t-test (Field, 2009: 326). Jika distribusi data tidak normal, teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik misalnya dengan Mann-Whitney U-test untuk data tidak berpasangan atau Wilcoxon untuk data berpasangan (Field, 2009: 345). Untuk uji normalitas distribusi data digunakan Kolmogorov-Smirnov test dan Shapiro-Wilk test dengan hipotesis statistik sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada deviasi dari normalitas Hi : Ada deviasi dari normalitas

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data adalah jika harga p < 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain, distribusi data tidak normal. Jika harga p > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain, distribusi data normal. Uji normalitas distribusi data dihitung dengan mengambil data dari seluruh skor pretest-posttest dan selisih pretest-posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen digunakan untuk uji normalitas distribusi data.

2. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian digunakan untuk memastikan apakah skor rerata dua kelompok yang dibandingkan memiliki varian yang homogen. Teknik pengujian homogenitas varian menggunakan Levene’s test (Field, 2009: 340). Apabila data berdistribusi normal, hasil Levene’s test dapat dilihat di output SPSS pada independent samples t-test. Jika varian homogen, data yang digunakan adalah data pada baris pertama dalam analisis output SPSS pada independent samples

t-32 test yang sebaris dengan keterangan equal variances assumed dan jika varian tidak homogen, data yang digunakan adalah data pada baris kedua dengan keterangan equal variances non assumed. Apabila data tidak berdistribusi normal, hasil Levene’s test didapat dari menu explore (Field, 2009: 151).

Jika harga Sig. Levene’s test < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan, namun jika harga Sig. Levene’s test > 0,05 maka terdapat homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Data yang digunakan adalah data pada baris kedua, yaitu data berdasarkan median, karena data yang digunakan tidak berdistribusi normal.

Hipotesis untuk uji homogenitas varian adalah sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata pretest/selisih pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata pretest/selisih pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui homogenitas varian adalah sebagai berikut.

a. Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut tidak homogen.

b. Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut homogen.

Untuk uji homogenitas varian, data diambil dari skor pretest dan selisih pretest-posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal digunakan untuk mengukur kemampuan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan agar peneliti mengetahui apakah kemampuan dari kelompok kontrol dan eksperimen berbeda atau sama sehingga dapat dibandingkan hasilnya. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui karakteristik subjek yang akan diteliti, dan dapat mengetahui terkendali atau tidaknya ancaman terhadap validitas internal yaitu karakteristik subjek.

33 Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan cara menguji rerata skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika data pretest yang diuji berasal dari dua kelompok yang berbeda distribusi datanya normal, maka dapat menggunakan uji kemampuan awal statistik parametrik independent samples t-test (Filed, 2009: 326). Sedangkan jika distribusi data tidak normal, maka uji kemampuan awal menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-test (Filed, 2007: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM SPSS statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data uji perbedaan kemampuan awal (pretest) menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.

Hi :ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen.

Hnull :tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Pengambilan keputusan untuk menyimpulkan uji perbandingan yaitu, jika p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga kedua pretest memiliki kemampuan awal yang sama. Sedangkan jika p < 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti adanya perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama. Kondisi yang ideal bagi dua kelompok adalah ketika kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan.

Ancaman validitas internal penelitian yang dapat mengancam adalah karakteristik subjek dan pengujian. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian kemampuan awal siswa dengan memberikan soal pretest untuk kelompok kontrol dan eksperimen.

3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi dimaksudkan untuk memastikan apakah penerapan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Pada

34 penelitian ini uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan-perlakuan model inkuiri pada kemampuan evaluasi dan menarik kesimpulan, dengan melihat perbedaan selisih skor posttest dan pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sesuai dengan desain penelitian dan perhitungan untuk mencari pengaruh dengan (O2 - O1) - (O4 - O3), jika hasilnya lebih besar dari 0, ada perbedaan. Uji statistik berupa uji signifikansi pengaruh perlakuan membantu

Dokumen terkait