• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan survei analitik (explanatory research) dengan menggunakan penelitian kuasi eksperimental yang akan melihat bagaimana pengetahuan dan sikap pengrajin dalam melakukan pencegahan dermatitis kontak sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan. Metode ini digunakan untuk menganalisa dan menggali lebih dalam perbedaan perilaku pengrajin tahu setelah mendapat intervensi penyuluhan oleh peneliti di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli.

3.2. Lokasi dan waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Medan Deli dengan objek penelitian adalah pengrajin tahu. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah karena di tempat ini angka kontak dermatitis cukup banyak dan belum pernah mendapat perhatian penyuluhan oleh dinas kesehatan setempat. Waktu penelitian akan dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka, konsultasi, penyusunan proposal, kolokium dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan, pengumpulan data, analisa data serta penyusunan laporan penelitian atau seminar hasil.

Penelitian berlangsung selama empat bulan yang dimulai dari bulan Nopember 2010 sampai dengan Maret 2011.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin tahu yang ada di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli yang berjumlah 76 orang yang terdiri dari 9 (sembilan) pabrik tahu.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total populasi mengingat jumlah populasi masih mampu dijangkau oleh peneliti.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2 (dua) cara berdasarkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah dibuat sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dengan mengumpulkan data dari beberapa dokumen yang ada seperti catatan, laporan historis yang tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Sumber data ini terdiri dari dua kategori, yaitu data internal dan data sekunder.

3. Teknik Penyuluhan

Teknik penyuluhan yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode kombinasi ceramah dan tanya jawab interaktif dan praktik. Sebelum dilakukan

penyuluhan para perajin terlebih dahulu dilakukan tes terhadap pengetahuan dan sikapnya dalam penggunaan alat pelindung diri dan penyakit dermatitis. Tahapan penyuluhan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Materi: penyuluh memberikan materi penyuluhan mengenai alat pelindung diri dan penyakit dermatitis termasuk kontak dermatitis pada tangan. Waktu pemberian materi di hari pertama dengan waktu 6 kali 45 menit yang diatur dengan 5 sesi atau materi. Selama pemberian materi peserta melakukan dialog interaktif dengan peserta.

b. Praktek: Pada hari ke dua kelompok dibagi menjadi 5-6 kelompok, setiap kelompok mendiskusikan materi penyuluhan yang diberikan, dan kelompok mampu memperagakan materi penyuluhan yang telah disampaikan.

c. Pada hari ke tiga peserta secara bergantian menguji kelompok lainnya dengan cara memperagakan dan menjawab beberapa hal yang menyangkut materi yang telah diberikan.

d. Setelah peragaan antar kelompok maka penyuluh melakukan post test terhadap pengetahuan dan sikap perajin.

Agar hasil penelitian diperoleh dengan baik, maka kuesioner yang dijadikan sebagai instrumen angket yang dipakai, terlebih dahulu dilakukan uji validitas guna menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurannya.

Sugiyono (2003), menyatakan bahwa pengukuran uji validitas setiap butir pertanyaan (concent validity) dengan cara mengkorelasikan skor item masing-masing

variabel dengan skor total masing-masing variabel. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total) serta korelasinya yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,1.

Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,1 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown untuk mendapatkan r nya.

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Variabel Independen Variabel Butir Pertanyaan Corrected Item Status Cronbach Alpha Status

Metode 1 .4801 Valid .8952 Reliabel

2 .8245 Valid

3 .8632 Valid

4 .7901 Valid

5 .5193 Valid

Materi 1 .8245 Valid .8156 Reliabel

2 .8632 Valid

3 .7901 Valid

4 .5193 Valid

5 .6976 Valid

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Dependen Variabel Butir Pertanyaan Corrected Item Status Cronbach Alpha Status

Pengetahuan 1 .4801 Valid .8952 Reliabel

2 .8245 Valid

3 .8632 Valid

4 .7901 Valid

Sikap 1 .8245 Valid .8156 Reliabel

2 .8632 Valid

3 .7901 Valid

4 .5193 Valid

5 .6976 Valid

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Defenisi operasional dari masing-masing variabel independen dan dependen sebagai berikut :

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan yaitu pemberian informasi kepada masyarakat berupa memotivasi, memberi inovasi dan pendidikan agar terjadi perubahan perilaku dari lama kepada yang baru. Penyuluhan terdiri dari metode yang digunakan , isi dan kegiatan. Berikut definisi operasional sub variabel penyuluhan:

1. Metode adalah : cara-cara penyampaian informasi yang dilakukan peneliti agar si penerima informasi dalam hal ini pengrajin tahu dapat dengan mudah dan

cepat menyerap isi dari informasi tersebut. Beberapa cara yang dilakukan yaitu dengan menggunakan leaflet, audiovisual dan ceramah dan diskusi.

2. Metode Ceramah adalah suatu metode promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap responden melalui komunikasi secara langsung yang sifatnya searah, yakni dari penceramah kepada responden dalam menyampaikan pesan tentang penyakit dermatitis.

3. Metode Diskusi adalah suatu metode promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap responden melalui interaksi komunikasi dalam menyampaikan pesan tentang PKAK antara pimpinan diskusi dan peserta, dimana peserta bebas berpartisipasi memberikan pendapatnya.

4. Metode tanya jawab adalah : teknik komunikasi dua arah antara penyuluh dengan perajin tahu menyangkut isi penyuluhan yang diberikan.

5. Metode Praktek adalah : suatu kegiatan peragaan menyangkut hal-hal yang telah disampaikan oleh penyuluh seperti praktek penggunaan alat pelindung diri, cara melaksanakan kebersihan diri setelah selesai bekerja dan bagaimana bekerjasama dengan tim kerja di dalam upaya mendukung pencegahan kontak dermatitis.

6. Materi penyuluhan adalah : unsur-unsur isi teori tentang penyuluhan APD dan teknik pemberian materi yang diberikan selama melakukan intervensi penyuluhan kepada perajin.

a. Motivasi perubahan perilaku lama yaitu: mendorong secara psikologis masyarakat pengrajin tahu agar mau melakukan perubahan perilaku kesehatan dengan menggunakan alat pelindung diri dan kebiasaan lama yang merugikan kesehatan pekerja.

b. Pendidikan kesehatan yaitu: pemberian ilmu yang menyangkut kesehatan pekerja dan manfaat perilaku positif dalam melaksanakan kerja sehingga terhindar dari penyakit dermatiitis.

c. Mendorong bersikap positif yaitu: melakukan perubahan pada pola pikir pengrajin tahu tentang kebiasaan buruk yang selama ini melekat dalam pikiran pengrajin tahu yang sebenarnya merugikan kesehatan mereka dan mau terbuka atas ide baru yang diberikan untuk mencegah penyakit dermatitis. d. Melatih keterampilan yaitu: kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh untuk

memberi pemahaman yang melekat pada benak pengrajin tahu dalam bentuk implementasi nyata dari teori yang diberikan. Seperti praktek penggunaan alat pelindung diri, upaya meminimalisasi kontak langsung dengan bahan-bahan yang berpotensial menyebabkan penyakit.

3.5.2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap pengrajin tahu dalam upaya pencegahan penyakit dermatitis.

3.5.2.1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui pengrajin tentang pemakaian alat pelindung diri, penyakit dermatitis dan prosedur pelaksanaan pekerjaan dipabrik tahu.

3.5.2.2. Sikap adalah pemikiran positif yang datang dari dalam diri pengrajin untuk mempergunakan alat pelindung dan upaya pencegahan penyakit dan mau melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan perilaku kesehatan.

3.6. Metode Pengukuran

Pengukuran, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pemberian batas kuantifikasi tertentu pada variabel sehingga dapat diketahui nilai atau besaran variasinya (Pratiknya, 2003).

Untuk mengukur variabel penyuluhan (metode, isi dan kegiatan penyuluhan) dipergunakan alat ukur berupa kuisioner dengan melampirkan 10 (sepuluh) buah pertanyaan yang terdiri dari 5 buah pertanyaan metode penyuluhan dan 5 buah pertanyaan untuk isi dan kegiatan penyuluhan, sedangkan untuk variabel dependen yaitu pengetahuan dan sikap terdiri dari 17 buah pertanyaan dimana pertanyaan pengetahuan sebanyak 7 buah dan pertanyaan sikap 10 buah. Kategori jawaban untuk pertanyaan variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan skala Likert yang kemudian dilakukan skoring untuk membuat kategori dari masing-masing variabel. Berikut teknik pengukuran dari variabel independen dan dependen.

3.6.1. Variabel Independen

3.6.1.1. Untuk mengukur metode penyuluhan dipergunakan alat ukur berupa kuisioner dengan melampirkan 5 buah pertanyaan. Pengkategorian kriteria interval dengan menggunakan rumus Arikunto (2004) dimana hasil akan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: baik, sedang dan kurang. Rumus sebagai berikut:

1. Baik : hasil >75% 2. Sedang : hasil 50-75% 3. Kurang : hasil <75%.

Berdasarkan hal tersebut maka skor tertinggi 25 dan skor terendah 5 dikurang terlebih dahulu untuk mendapatkan rentangan nilai yang dibutuhkan.

Dari hasil tersebut diperoleh nilai kategori sebagai berikut : c. Baik, apabila responden memperoleh nilai 19 – 25 d. Sedang , apabila responden memperoleh nilai 12 – 18

e. Kurang Baik, apabila responden memperoleh nilai 5 – 11

Untuk mengukur isi dan kegiatan penyuluhan dipergunakan alat ukur berupa kuisioner dengan melampirkan 5 buah pertanyaan dengan skor tertinggi 25 dan skor terndah 5, kategori terdiri dari :

1. Baik, apabila responden memperoleh nilai 19 – 25 2. Sedang , apabila responden memperoleh nilai 12 – 18 3. Kurang Baik, apabila responden memperoleh nilai 5 – 11

3.6.2. Variabel Dependen

Variabel dependen terdiri dari 2 (dua) sub variabel yaitu : pengetahuan dan sikap dengan jumlah seluruh pertanyaan 17 buah. Pertanyaan pengetahuan menggunakan jawaban dengan skala Guttman dimana apabila jawaban yang dipilih benar maka nilainya adalah 2 dan apabila jawaban yang diberi salah nilainya adalah : 1. Skor tertinggi adalah 14 dan skor terendah adalah 7. Kategori yang diberikan

adalah :

a. Baik, apabila responden memperoleh nilai > 12 b. Sedang , apabila responden memperoleh nilai 10 – 12 c. Kurang Baik, apabila responden memperoleh nilai 7-9

2. Sikap diukur dengan 10 pertanyaan, dengan skor terendah 10 dan skor tertinggi adalah 50. Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :

a. Baik, apabila responden mendapat nilai > 37 b. Sedang , apabila responden mendapat nilai 24 – 37

c. Kurang Baik, apabila responden mendapat nilai 10 – 23

Selanjutnya bentuk kegiatan yang dilakukan selama penyuluhan dilakukan dengan cara :

1. Menggunakan alat bantu seperti : materi yang disampaikan melalui in fokus, leafleat dan gambar-gambar.

2. Ceramah dan teknik penyampaian pesan melalui berbagai metode yang berisi peningkatan pengetahuan tentang:

a. Risiko kerja di pabrik tahu b. Penggunaan alat pelindung.

c. Jenis bahan kimia yang memiliki dampak reaksi alergi dan penyakit kulit (meminta bantuan petugas Puskesmas atau dokter).

d. Prosedur kerja pada pabrik tahu yang sesuai dengan upaya pencegahan penyakit (jika diperlukan memanggil narasumber dari instansi terkait seperti dinas kesehatan atau departemen tenaga kerja).

e. Tindakan pengobatan yang dilakukan jika sudah terkena penyakit kulit. f. Higiene perorangan pada saat melakukan kegiatan pembuatan tahu g. Sanitasi tempat pembuatan tahu.

3. Bentuk kegiatan praktek untuk peningkatan keterampilan yang dilakukan: a. Memperagakan cara penggunaan alat pelindung seperti sarung tangan,

sepatu boat dan celemek.

c. Memperagakan teknik sanitasi dalam upaya pencegahan berkembang biaknya kuman di pabrik tahu.

d. Memperagakan kebersamaan dalam sebuah tim dalam melaksanakan upaya pencegahan penyakit seperti melakukan peneguran kepada teman yang tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur, melanggar higienitas, memperagakan sanitasi sebelum dan sesudah proses pembuatan tahu.

Tabel 3.3. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Independen Variabel Independen Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1.Penyuluhan pemberian informasi kepada masyarakat berupa memotivasi, memberi inovasi dan pendidikan agar terjadi perubahan perilaku dari lama kepada yang baru. Penyuluhan terdiri dari metode yang digunakan , isi dan kegiatan.

a. Metode cara-cara penyampaian informasi yang dilakukan peneliti agar si penerima informasi dalam hal ini pengrajin tahu dapat dengan mudah dan cepat menyerap isi dari informasi tersebut. Beberapa cara yang dilakukan yaitu dengan menggunakan leaflet, audiovisual dan ceramah. Pertany aan tertutup Kuisioner skala Likert dengan jumlah pertanyaa n 5 1.Baik =19-25 2.Sedan g = 12- 18 3.Kuran g = 5- 11 Ordinal Tabel 3.3 (Lanjutan) b. Materi dan Bentuk Kegiatan

materi dan teknik pemberian materi yang diberikan selama melakukan intervensi penyuluhan kepada pengrajin. Pertany aan terbuka Kuesioner skala Likert dengan jumlah pertanyaa n 5 1.Baik = 19-25 2.Sedan g = 12- 18 3.Kuran g = 5-11 Ordinal

Tabel 3.4. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Dependen Variabel Dependen Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur Pengetah uan segala sesuatu yang diketahui pengrajin tentang pemakaian alat pelindung diri, penyakit dermatitis dan prosedur pelaksanaan pekerjaan dipabrik tahu. Pertanyaan tertutup Kuesioner skala Likert dengan jumlah pertanyaan 7 1.Baik > 12 2.Sedang = 10-12 3.Kurang = 7-9 Ordinal Sikap pemikiran positif yang datang dari dalam diri pengrajin untuk mempergunakan alat pelindung dan upaya pencegahan penyakit dermatitis dan mau melakukan kegiatan- kegiatan sesuai dengan perilaku kesehatan. Pertanyaan tertutup Kuesioner skala Likert jumlah 10 pertanyaan 1.Baik > 37 2.Sedang = 24-37 3.Kurang = 10-23 Ordinal

3.7. Metode Analisis Data

Sebelum data dianalisis data terlebih dahulu diolah melalui tahapan pengolahan data yaitu mulai dari pembersihan data dan proses editing, yaitu untuk melihat data yang tidak terisi dalam kuesioner atau yang salah dalam pengisian pada saat wawancara terhadap responden. Setelah itu data diolah dengan komputer untuk dilanjutkan sampai dengan analisa.

Analisa data dilakukan dari tahapan univariat sampai multivariat. Uji yang dipakai untuk hipotesa pada analisa bivariat yang menguji hubungan antara kedua variabel menggunakan uji chi Square. Setelah melihat hasil uji bivariat, akan dilakukan analisis multivariat. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui independent variable yang paling dominan berpengaruh dengan variabel dependen, uji yang digunakan adalah Regresi linier berganda untuk mengetahui faktor yang paling dominan atau nilai ß pada variabel yang paling berpengaruh dengan dependent variable.

pimpinan diskusi dan peserta, dimana peserta bebas bagaimana bekerjasama dengan tim kerja di dalam upaya mendukung pencegahan kontak dermatitis. Isi dan kegiatan penyuluhan adalah: materi dan teknik pemberian materi yang diberikan selama melakukan intervensi penyuluhan kepada pengrajin.

c. Motivasi perubahan perilaku lama yaitu: mendorong secara psikologis

masyarakat pengrajin tahu agar mau melakukan perubahan perilaku kesehatan dengan menggug diri dan kebiasaan lama yang merugikan kesehatan pekerja. Pendidikan kesehatan yaitu: pemberian ilmu yang menyangkut keseh

Dokumen terkait