• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Jenis Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber belajar mandiri siswa.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA N 5 Magelang pada tahun ajaran 2014/2015 semester genap. Waktu penelitian sesuai saat dibelajarkannya kompetensi terkait koloid pada bulan April-Mei 2015.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ada dua yaitu 10 siswa kelas XI IPA 2 untuk uji coba skala kecil dan siswa kelas XI IPA 3 untuk uji coba skala besar.

3.4 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran kimia berbasis PBL sebagai sumber belajar mandiri siswa. Model yang digunakan untuk pengembangan modul ini mengacu pada model pengembangan 4-D (four D), tetapi dalam penelitian ini, hanya sampai pada tahap pengembangan (develop) saja. Adapun diagram alir

desain penelitian pengembangan modul kimia bnerbasis PBL disajikan pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1. Diagram alir desain penelitian pengembangan Modul Kimia Berbasis PBL

3.5 Prosedur Penelitian

Berdasarkan desain penelitian, maka prosedur penelitian ini adalah: 1. Tahap Pendefinisian (define)

Pada tahap pendefinisian (define) dilakukan kegiatan sebagai berikut.

Pendefinisian (Define) Membuat rancangan

media

Modul Kimia Berbasis PBL

Validasi pakar/ahli

Uji Coba Skala Kecil

Revisi Akhir Produk

Studi literatur

Revisi I

Revisi II Uji Coba Skala Besar

Produk akhir Perancangan (Design) Pengembangan (Develop) Analisis kebutuhan

1) Analisis kebutuhan

Belum adanya modul pembelajaran kimia berbasis problem based learning

di SMA N 5 Magelang, sehingga diperlukan adanya pengembangan modul pembelajaran kimia berbasis PBL untuk membantu guru maupun siswa dalam pembelajaran kimia.

2) Analisis silabus dan konsep materi sistem koloid

Setelah menentukan materi modul, maka dilakukan analisis silabus yang digunakan di SMA N 5 Magelang. Materi yang dipilih disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam silabus

3) Analisis materi

Studi literatur materi-materi yang berkaitan dengan konsep materi yang dipilih dalam modul pembelajaran kimia berbasis PBL.

2. Tahap perencanaan (design)

Pada tahap ini, materi yang dipilih dalam pengembangan modul pembelajaran kimia berbasis PBL ini adalah sistem koloid. Materi ini dipilih karena materi ini berkaitan dengan permasalahan – permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang dekat dengan kehidupan siswa. Setelah menetapkan materi, modul kimia didesain sedemikian rupa agar menarik dan membantu siswa untuk memahami konsep materi sistem koloid. Setelah mendesain modul kimia, dilakukan penyusunan rancangan modul yang akan diterapkan. Hasil dari tahap kedua ini adalah draft awal modul kimia berbasis PBL.

3. Tahap pengembangan (develop) (1) Pembuatan modul kimia berbasis PBL

Draft modul kimia berbasis PBL dijadikan acuan dalam pembuatan modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid.

(2) Validasi Tim Pakar

Modul kimia berbasis PBL yang telah selesai disusun selanjutnya divalidasi oleh pakar. Pakar mengisi angket validasi untuk menguji kelayakan dari modul yang telah dibuat berdasarkan standar kelayakan BSNP. Proses ini dilakukan oleh pakar/ahli mengenai aspek kelayakan isi, bahasa dan penyajian. Adapun yang dipilih sebagai ahli/pakar dalam validasi ini adalah :

1. Dosen Kimia UNNES

Ahli/pakar kimia yang diminta untuk melakukan pemvalidasian modul ini adalah dua dosen kimia yang ahli dalam penyusunan modul. Sarannya sangat diperlukan untuk dijadikan masukan bahkan rujukan dalam pengembangan penelitian ini.

2. Guru Kimia SMA

Pada proses ini dilakukan validasi petunjuk praktikum oleh guru kimia SMA N 5 Magelang. Saran dari dua guru kimia akan dijadikan masukan dalam penyusunan petunjuk praktikum.

Dari hasil penilaian kelayakan oleh pakar, modul kimia yang dikembangkan perlu direvisi dibeberapa bagian sebelum diuji cobakan pada skala kecil.

(3) Revisi I

Revisi I dilakukan berdasarkan hasil analisis dari hasil validasi pakar/ahli. Revisi ini dilakukan satu kali dan selanjutnya perlu dikonsultasikan dengan pakar.

Hasil revisi yang telah mendapat persetujuan kelayakan dari pakar kemudian diuji cobakan pada skala kecil.

(4) Uji Coba Skal Kecil

Modul yang telah dinyatakan layak oleh pakar kemudian diuji cobakan pada skala kecil. Uji coba dilakukan pada 10 siswa kelas XI di SMA N 5 Magelang, yaitu kelas XI IPA 2. Kesepuluh siswa tersebut diberi draft modul yang telah direvisi berdasarkan validasi para pakar. Modul tersebut dibawa pulang oleh siswa dan diberikan waktu selama tiga hari untuk membaca, mempelajari, dan mengerjakan soal-soal secara mandiri. Setelah siswa selesai mempelajari modul selama waktu yang diberikan, selanjutnya siswa diberikan angket mengenai tanggapan terhadap modul kimia berbasis PBL guna menyempurnakan produk sebelum diuji cobakan secara luas.

(5) Revisi II

Modul yang telah diujikan pada skala kecil selanjutnya diperbaiki sesuai dengan saran dan hasil penilaian pada tahap sebelumnya untuk dapat diujikan pada skala yang lebih luas. Masukan yang diberikan oleh siswa dari hasil uji coba skala kecil yaitu memperbaiki kesalahan ketik pada modul karena menurut siswa masih terdapat banyak salah ketik modul. Sehingga dilakukan perbaikan produk untuk selajnutnya di uji cobakan pada skala luas.

(6) Uji Coba Skala Besar

Modul yang telah direvisi disajikan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Uji coba skala besar dilakukan di kelas XI IPA IPA 3 dengsan jumlah siswa sebanyak 24. Perlakuan yang dilakukan dalam uji coba skala besar adalah dengan

menggunakan modul dalam kegiatan pembelajaran, dan hasil observasi yang diamati adalah hasil belajar siswa dan tanggapan siswa mengenai modul yang digunakan. Dalam pelaksanaannya, modul tetap dinilai kekurangan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut. Pengujian skala besar dilakukan untuk mengetahui keefektifan modul yang dlihat dari hasil tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan modul dan hasil belajar aspek kognitif siswa. Tanggapan siswa diukur menggunakan angket yang diisi oleh siswa. Hasil belajar diukur berdasarkan hasil pretest dan posttest setelah pembelajaran selesai.

(7) Modul Pembelajaran Kimia Berbasis PBL

Pada tahap ini modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid yang dikembangkan sudah dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 2) Metode validasi

Digunakan untuk menganalisis kelayakan modul oleh ahli yang diperoleh melalui lembar penelitian bahan ajar menurut BSNP. Instrumen yang digunakan untuk menilai kelayakan modul oleh tim ahli berupa instrumen kelayakan isi/materi dan penyajian pada tahap I, dan instrument kelayakan isi/materi, penyajian dan bahasa berdasarkan instrument penilaian BSNP.

3) Metode tes

Digunakan untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitf siswa yang diperoleh dari nilai evaluasi tertulis. Hasil belajar siswa aspek kognitif siswa diperoleh dengan diadakannya pretest dan posttest. Soal pretest dan posttest

menggunakan soal yang sama dan divalidasi construct oleh guru kimia SMA N 5 Magelang. Data nilai dari pretest dan posttest dijadikan acuan untuk mengetahui tingkat keefektifan modul dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar aspek kognitif siswa.

4) Metode observasi

Digunakan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotor siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Metode angket

Digunakan untuk memperoleh tanggapan mengenai minat siswa terhadap proses pembelajaran. Angket tanggapan siswa diberikan 2 kali, yaitu pada uji coba skala kecil dan uji coba skala besar. Namun kedua angket memiliki butir-butir penilaian yang berbeda. Pada uji coba skala kecil, angket yang diberikan kepada 10 siswa kelas XI IPA 2 adalah angket tanggapan siswa mengenai tampilan modul. Sedangkan ada uji coba skala besar, angket digunakan untuk mengetahui keefektifan modul dalam kegiatan pembelajaran.

6) Metode dokumentasi

Digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi subjek penelitian terdiri dari nama siswa dan foto kegiatan penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1Analisis Prapenelitian

3.7.1.1Validitas Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instumen. Validitas digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu validitas isi,

validitas konstruk, dan validitas berdasarkan kriteria. Validitas tes diketahui dengan menggunakan rumus γpbi yang rumus lengkapnya adalah sebagai berikut (Arikunto, 2007: 93).

γ

pbi

=

Dokumen terkait