• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain action research digunakan untuk mengembangkan protokol latihan aktifitas fisik pada pasien congestive heart failure (CHF) di ruang rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Bab 3 ini menjelaskan serangkaian metode yang dipakai dalam penelitian, meliputi: 1) Jenis Penelitian, 2) Lokasi dan Waktu Penelitian, 3) Partisipan, 4) Metode Pengumpulan Data, 5) Variabel dan Defenisi Operasional, 6) Metode Analisis Data, 7) Pertimbangan Etik, dan 8) Tingkat Keabsahan Data (Trusthworthiness of Data)

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah action research. Desain ini digunakan untuk menyusun pengembangan protokol latihan aktifiktas fisik untuk dijadikan pedoman dalam melakukan perawatan pasien CHF di ruang rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Penelitian action reserach ini merupakan suatu bentuk kegiatan penelitian yang berdasarkan pada prinsip self-reflective yang dilakukan oleh partisipan dalam situasi sosial untuk meningkatkan praktek sosial (Kemmis, 2004). Hal ini juga sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Polit dan Beck (2014) bahwa action research menuntut seorang peneliti untuk tidak hanya mengumpulkan informasi atau pengetahuan tentang situasi tertentu, namun juga diharapkan untuk mampu membantu memperbaiki situasi yang ditemui pada saat penelitian.

Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kemmis (2004) action research akan mendorong perawat berpartisipasi secara aktif untuk melakukan perubahan dilingkungannya.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau dan alasan pemilihan lokasi dikarenakan Rumah Sakit Tk II Putri Hijau adalah Rumah Sakit rujukan untuk kawasan daerah Barat. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan 3 siklus action research dilakukan mulai bulan Mei- Juli 2017.

Pengumpulan data pada saat in-depth interview dan focus group discussion (FGD) yang dilakukan di ruangan yang ada di Rumah Sakit. Menurut Polit dan Beck (2014), mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat untuk in-depth interview dan FGD yaitu: 1) lokasi mudah ditemukan dan mudah di akses, 2) bebas dari gangguan, 3) dapat memudahkan untuk mengatur posisi partisipan ketika acara berlangsung, dan 4) mudah untuk merekam audio (suara) atau video (gambar).

Partisipan Penelitian

Proses pemilihan partisipan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling, dimana setiap orang yang mempunyai pengalaman tentang fenomena yang sedang diteliti berhak menjadi partisipan atau orang- orang yang terlibat langsung dalam pengembangan protokol latihan aktifitas fisik pada pasien congestive heart failure (CHF) yaitu administrator keperawatan,

perawat pelaksana dan pasien seagai objek (Dharma, 2011). Pemilihan subjek penelitian ini sesuai dengan pendapat Polit dan Beck (2014) yang menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif subjek penelitian atau dikenal dengan partisipan adalah subjek yang pernah mengalami substansi yang akan diteliti dan pemilihan partisipan tersebut dilakukan peneliti pada saat in-depth interview, focus group discussion (FGD) dan penyebaran kuesioner (self report).

Teknik pemilihan partisipan yang dilakukan adalah dengan cara: 1) mencari informasi sebanyak- banyaknya tentang kondisi lapangan, dan 2) mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan mempertimbangkan berbagai variasi untuk memperkaya data hasil penelitian. Menurut Polit dan Beck (2014) untuk menghindari bias pada penelitian maka sampel yang dipilih harus memenuhi kriteria karakteristik populasi yang spesifik atau disebut dengan kriteria populasi yang memenuhi syarat (eligibility criteria) atau disebut juga kriteria inklusi (inclusion criteria).

Partisipan in-depth interview yang terpilih adalah 4 (empat) orang perawat.

Perawat tersebut telah memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: 1) telah mengalami langsung situasi atau kejadian yang berkaitan dengan pemberian latihan aktifitas fisik pada pasien CHF di ruang rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, 2) mampu mengemukakan pendapat dan telah berpengalaman dalam bekerja di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, 3) bersedia terlibat dalam kegiatan penelitian, 4) bersedia untuk diwawancarai dan direkam aktifitasnya selama wawancara atau selama penelitian berlangsung, dan 5) memberikan persetujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian.

Kriteria inklusi partisipan yang dipilih peneliti pada saat focus group discussion (FGD) adalah 1) harus mengalami langsung situasi atau kejadian yang berkaitan dengan pemberian latihan aktiitas fisik pada pasien CHF di ruang rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, 2) mampu mengemukakan pendapat dan berpengalaman, 3) bersedia terlibat dalam kegiatan penelitian, 4) bersedia untuk diwawancarai dan direkam aktifitasnya selama wawancara atau selama penelitian berlangsung, dan 5) memberikan persetujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian. Partisipan FGD pada tahap reconnaissance terbagi atas 2 grup, yaitu pihak manajemen rumah sakit (Kepala Instalasi Rawat Inap, Ketua Komite Keperawatan, Kepala ruangan), dan perawat pelaksana.

Partisipan untuk penyebaran kuesioner (self report) efikasi diri atau keyakinan diri pasien congestif heart failure (CHF) terhadap pemberian latihan aktifitas fisik yang terpilih menjadi partisipan telah memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut, yaitu: 1) pasien congestif heart failure (CHF) yang dirawat minimal 48 jam setelah gangguan jantung di ruang rawat inap, 2) pasien gagal jantung stabil yang ditandai dengan: tidak ada nyeri dada, tidak sesak nafas saat istirahat, denyut nadi istirahat 50 – 90x/menit dan reguler yang diukur bilateral, tekanan darah sistolik lebih dari 100 – 150 mmHg, dan tekanan darah diastolik 60 – 90 mmHg, 3) NYHA fungsional kelas I – III, 4) mendapatkan rekomendasi dari dokter untuk melakukan latihan aktifitas fisik, 5) bersedia berpartisipasi menjadi partisipan dalam penelitian, dan 6) berkomunikasi dengan baik. Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: peningkatan berat badan ≥1,8 Kg dalam 1-3 hari terakhir, sedang menggunakan terapi dobutamin secara kontinu atau intermiten, penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 20

mmHg dengan latihan fisik, NYHA fungsional kelas IV, arithmia pada saat istirahat atau muncul saat latihan fisik, denyut jantung saat istirahat lebih dari 100x/menit, toleransi latihan dan sesak nafas yang memburuk saat istirahat atau saat latihan dalam 3 – 5 hari terakhir, perikarditis atau miocarditis akut, stenosis aorta sedang- berat, infark miocard dalam 2 minggu terakhir.

Jumlah partisipan pada penelitian kualitatif tidak ada ketentuan jumlah pasti. Prinsip pengambilan data dalam kualitatif adalah tercapainya saturasi data, yaitu bila tidak ada informasi baru lagi yang bisa didapatkan dari partisipan (Polit dan Beck, 2014). Pemilihan partisipan untuk in-depth interview adalah berjumlah 4 orang, yaitu perawat yang mempunyai pengalaman terhadap substansi yang diteliti, dengan jumlah partisipan 4 orang, peneliti dapat membedakan bahwa informasi yang didapatkan diantara keempat partisipan tersebut sama atau tidak.

Partisipan pada saat FGD pada tahap reconnaissance adalah 6 (enam) orang yang terdiri atas 2 grup yaitu dari pihak manajemen rumah sakit dan perawat.

Partisipan untuk FGD pada tahap reconnaissance untuk masing- masing grup berjumlah 3 orang, hal ini sesuai dengan pendapat Cote Arsenault dan Morrison Beedy dalam Polit & Beck (2014) yang mengatakan bahwa grup FGD yang terdiri dari 4 orang atau kurang, mungkin menghasilkan interaksi yang cukup, karena tidak setiap orang rata- rata merasa nyaman untuk mengekspresikan pandangannya. Partisipan FGD pada tahap reflection adalah 6 (enam) orang perawat ruang rawat inap. Jumlah partisipan diambil sebagai partisipan pada saat FGD tahap reflection yaitu: jumlah partisipan yang terlibat pada saat FGD terdiri dari 6 sampai 15 orang yang dipilih sesuai dengan tujuan dari penelitian dan sumber daya yang tersedia.

Partisipan pada saat penyebaran kuesioner (self-report) dalam penelitian dibedakan menjadi 2 kelompok yakni kelompok perawat dan kelompok pasien.

Untuk pengumpulan data melalui self-report yaitu penyebaran kuesioner pengetahuan perawat tentang latihan aktifitas fisik pada pasien CHF dengan menggunakan total sampling yaitu seluruh perawat ruang rawat inap dijadikan partisipan. Pemilihan pasien sebagai partisipan untuk penyebaran kuesioner efikasi diri atau keyakinan diri pasien CHF terhadap pemberian latihan aktifitas fisik dengan menggunakan metode accidental sampling yaitu pasien yang dijadikan partisipan adalah seluruh pasien yang dirawat di ruang rawat inap pada hari penyebaran kuesioner yang telah memenuhi kriteria inklusi. Alasan menentukan seluruh perawat dan pasien di ruang rawat inap menjadi partisipan adalah agar dapat dinilai secara menyeluruh pengetahuan perawat dan efikasi diri atau keyakinan diri pasien sehingga dapat mengurangi bias.

Metode Pengumpulan Data Alat pengumpulan data

Data yang dikumpulkan peneliti dengan menggunakan Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima instrument yaitu 1) panduan In-depth interview, 2) panduan Focus Group Discussion (FGD), 3) kuesioner pengetahuan perawat tentang latihan aktifitas fisik pasien congestif heart failure (CHF), 4) kuesioner kuesioner efikasi diri atau keyakinan diri pasien congestif heart failure (CHF) dalam pemberian latihan aktifitas fisik, dan 5) format observasi. Pengembangan alat pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan terlebih dahulu melakukan studi literatur. Instrumen yang telah

disusun selanjutnya dilakukan uji validitas. Instrumen akan dikatakan valid apabila Content Validity Index (CVI) besar (>) 0.80 (Polit & Beck, 2014). Berikut ini adalah penjelasan tentang alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini

Panduan in-depth interview

Panduan in-depth interview dikembangkan peneliti melalui kajian literatur.

Menurut Boyle dan Neale (2006) format untuk in-depth interview terdiri dari pembukaan, pertanyaan wawancara dan penutup. Pertanyaan wawancara terdiri dari 4 (empat) pertanyaan terbuka.

Panduan FGD telah di uji validitasnya oleh tiga expert. Berdasarkan hasil dari expert pertama di dapatkan content validity untuk panduan in-dept interview adalah: 1. Hasil dari expert kedua didapatkan content validity untuk panduan in-dept interview adalah: 1. Hasil dari expert ketiga didapatkan content validity untuk panduan in-dept interview adalah: 1, dengan catatan terdapat beberapa item yang perlu direvisi terkait dengan pernyataan tersebut pada item 2 sebaiknya pertanyaan yang diberikan adalah: menurut anda, hal- hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pemberian latihan aktifitas fisik pada pasien congestive heart failure (CHF). Total hasil content validity index (CVI) dari ketiga expert tersebut untuk panduan in-dept interview adalah: 1.

Panduan focus group discussion (FGD)

Panduan FGD terdiri dari enam pertanyaan yang terstruktur yang menjadi acuan saat FGD berlangsung, dan pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan tujuan penelitian. Pertanyaan yang diajukan untuk menggali pengalaman partisipan tentang latihan aktifitas fisik pasien congestif heart failure (CHF) yang

telah dilakukan. Informasi lain yang ingin di gali adalah hambatan dan keunggulan dari latihan aktifitas fisik pada pasien congestif heart failure (CHF) yang dilakukan.

Berdasarkan hasil dari expert pertama di dapatkan content validity untuk panduan FGD adalah: 1. Hasil dari expert kedua didapatkan content validity untuk panduan FGD adalah: 1, dengan catatan terdapat item yang perlu direvisi terkait pernyataan tersebut pada item 5 pertanyaan yang diberikan sebaiknya disederhanakan. Hasil dari expert ketiga didapatkan content validity untuk panduan FGD adalah: 1. Total hasil content validity index (CVI) dari ketiga expert tersebut untuk panduan FGD adalah: 1.

Kuesioner

1) kuesioner pengetahuan perawat tentang latihan aktifitas fisik pada pasien congestif heart failure (CHF), 2) kuesioner efikasi diri atau keyakinan diri pasien congestif heart failure (CHF) terhadap latihan aktifitas fisik.

Instrument di uji validitasnya oleh tiga orang expert. Instrument yang dilakukan uji expert adalah instrument pengetahuan perawat tentang latihan aktifitas fisik pada pasien congestif heart failure (CHF), kuesioner terdiri dari 12 item pertanyaan. Berdasarkan hasil dari expert pertama di dapatkan content validity untuk instrument pengetahuan perawat adalah: 1. Hasil dari expert kedua didapatkan content validity untuk instrument pengetahuan perawat adalah: 1, dengan catatan terdapat item yang perlu direvisi terkait dengan pernyataan tersebut pada item 5 yang diberikan sebaiknya disederhanakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan kondisi jantung yang menurun. Hasil dari expert ketiga didapatkan content validity untuk instrument pengetahuan

perawat adalah: 1, dengan catatan terdapat item yang perlu direvisi terkait dengan kerelevanan pertanyaan pada item 7, 8, 10, 11, 12, dan 13. Total hasil content validity index (CVI) dari ketiga expert tersebut untuk instrument pengetahuan perawat adalah: 1.

Instrument yang dilakukan uji expert adalah instrument efikasi diri atau keyakinan diri pasien congestif heart failure (CHF) terhadap latihan aktifitas fisik, kuesioner terdiri dari 13 item pertanyaan. Berdasarkan hasil dari expert pertama di dapatkan content validity untuk instrument efikasi diri atau keyakinan diri pasien adalah: 1. Hasil dari expert kedua didapatkan content validity untuk instrument efikasi diri atau keyakinan diri pasien adalah: 1, dengan catatan terdapat item yang perlu direvisi terkait dengan pernyataan tersebut pada item 1 dan 2, pertanyaan yang harus diberikan harus lebih diperjelas untuk menmcapai tingkat kebugaran tertentu perlu program latihan teratur. Hasil dari expert ketiga didapatkan content validity untuk instrument efikasi diri atau keyakinan diri pasien adalah: 1, dengan catatan terdapat item yang perlu direvisi terkait dengan kerelevanan pertanyaan pada item 1, perlu penambahan kalimat saat pertama masuk rumah sakit, dan item pertanyaan 12, 13, dan 14, pada item tersebut perlu penyederhanaan pertanyaan.

Total hasil content validity index (CVI) dari ketiga expert tersebut untuk instrument efikasi diri atau keyakinan diri pasien adalah: 1.

Format observasi

Format observasi digunakan untuk menilai tekanan darah dan denyut jantung pasien congestif heart failure (CHF) sebelum dan sesudah melakukan latihan aktifitas fisik.

Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan indikator yang utama dalam menentukan kualitas instrument. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dan akurat alat ukur, dapat diandalkan dan tetap konsisten bila dilakukan pengukuran ulang.

Uji reliabilitas dapat menggunakan internal consistency dengan menguji instrument dilakukan analisis untuk menentukan nilai cronbach alpha dan kuder richardson (KR 21). Interpretasi nilai reliabilitas minimal 0,70 adalah baik, akan tetapi bila nilai ≥ 0.80 maka nilai tersebut diharapkan (Polit & Back, 2012).

Hasil dari expert review, kuesioner diuji coba (pilot study) untuk mengetahui konsistensi instrumen, menilai pemahaman, dan persepsi responden tentang kejelasan instrumen dan reliabilitasnya. Uji instrumen ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Setelah data terkumpul maka dilakukan analisa data menggunakan komputer untuk menentukan cronbach alpha dengan hasil instrumen pengetahuan perawat adalah 0.83. Hasil uji instrumen efikasi diri atau keyakinan diri pasien menggunakan formula Kuder Richardson (KR21) dengan hasil instrumen adalah 0.87.

Menurut Frechtling (2002), untuk menentukan latar belakang yang lebih mendalam atau untuk membantu penenliti mengingat peristiwa penting saat wawancara mendalam dan observasi peneliti menggunakan field note atau catatan lapangan. Penenliti menggunakan field note hanya untuk membuat catatan terkait ekspresi non verbal yang ditampilkan partisipan ketika menyampaikan pengalamannya tentang pemenuhan latihan aktifitas fisik pada pasien congestive heart failure (CHF) di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, serta mencatat kondisi lingkungan selama proses mendalam, FGD, dan observasi. Format field note

berisi deskripsi dari apa yang telah diamatai oleh peneliti, dijelaskan secara faktual, akurat disertakan tanggal dan waktu kejadian. Dalam field note yang dicatat oleh peneliti adalah situasi dan kondisi ruangan, sikap partisipan, dan respon partisipan.

Teknik pengumpulan data

Berdasarkan alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti, maka teknik pengumpulan datanya adalah melalui in-depth interview, focus group discussion (FGD), observasi, self- report, dan field note.

In-depth interview

In-depth interview ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara lebih mendalam perasaan, masalah, dan segala hal yang terkait dengan pengalaman partisipan mengenai pelaksanaan pemberian latihan aktifitas fisik pada pasien congestif heart failure (CHF). In-depth interview dilakukan pada tahap reconnaissance. Hasil pengumpulan data melalui in-depth interview adalah dalam bentuk tema- tema.

Focus group discussion

Focus group discussion ( FGD) dilakukan untuk mengumpulkan data awal dengan melibatkan partisipan yang dilakukan sebanyak dua kali pada tahap reconnaissance dan tahap reflection. Waktu yang digunakan selama FGD berlangsung antara 45 sampai 60 menit. FGD yang dilakukan bertujuan mengumpulkan data dan informasi tentang latihan aktifitas fisik pada pasien CHF.

Self Report

Self Report dilakukan dengan cara pengisian kuesioner pengetahuan perawat tentang latihan aktifitas fisik pada pasien congestif heart failure (CHF) akan

dilakukan pada dua tahapan, pertama pada tahap reconnaissance dan tahap reflection. Kuesioner efikasi diri atau keyakinan diri pasien dilakukan saat pasien sudah diperbolehkan melakukan latihan aktiitas fisik oleh dokter DPJP. Self report dilakukan untuk mendapatkan data tambahan sebagai pembanding data kualitatif yang didapatkan melalui wawancara mendalam.

Observasi

Observasi bertujuan untuk melihat adanya perubahan tekanan darah dan denyut jantung pasien congestif heart failure (CHF) dalam melakukan latihan aktifitas fisik di ruang rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Observasi pertama dilakukan pada tahap acting dan observing. Data yang dikumpulkam melalui observasi juga menjadi data pendukung dalam penelitian ini.

Polit & Beck (2014) untuk memberikan latar belakang yang lebih mendalam atau untuk memantu peneliti mengingat peristiwa penting saat wawancara mendalam dan observasi peneliti akan menggunakan field note atau catatan lapangan. Peneliti menggunakan field note hanya untuk memuat catatan terkait ekspresi non verbal yang ditampilkan partisipan ketika menyampaikan pengalamannya tentang penerapan latihan aktifitas fisik pada pasien CHF di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, serta untuk mencatat kondisi lingkungan selama proses wawancara mendalam, FGD, dan observasi. Format field note berisi deskripsi dari apa yang telah diamati oleh peneliti, dijelaskan secara faktual, akurat disertakan tanggal dan waktu kejadian. Dalam field note yang dicatat oleh peneliti adalah situasi dan kondisi ruangan, sikap partisipan, dan respon partisipan.

Tahapan penelitian action research

Langkah-langkah proses action research dalam 1 siklus pengembangan protokol latihan aktifitas fisik pada pasien CHF di ruang rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau sebagai berikut:

Dokumen terkait