• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen PROGRAM DOKTOR ILMU PERTANIAN (Halaman 48-53)

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di wilayah Kabupaten Humbang Hasunduntan (Humbahas) pada 3 kelas ketinggian tempat di atas permukaan laut (mdpl).

Ketinggian tempat lokasi penelitian mulai dari 1.200 mdpl sampai dengan >1.500 mdpl, yang terbagi dalam 3 kelompok, yaitu 1.200 - 1.300 mdpl, 1.300 - 1.400 mdpl, dan 1400 - 1.500 mdpl. Penelitian dilaksanakan dalam satu musim panen,yaitu pada musim panen tahun 2015-2016.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di kebun kopi Arabika rakyat yang telah diusahakan selama 5-6 tahun. Penelitian mengikuti konsep berpikir seperti Gambar 1.

Penelitian dilaksanakan melalui dua tahap secara berurutan, dimana keluaran dari penelitian tahap pertama menjadi masukan pada penelitian tahap kedua.

3.2.1. Tahap Pertama:Survei Agroekosistem Kopi

Identifikasi dan analisis karakteristik pertanaman kopi disetiap zona ketinggian tempat yang terpilih, yaitu 1.200 - 1.300 mdpl, 1.300 - 1.400 mdpl, dan1.400 - 1.500 mdpl.

Gambar 1. Konsep Berpikir Optimalisasi Produksi Kopi Arabika Rakyat pada Tiga Kelas Ketinggian Tempat di atas permukaan laut di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara

Fakta :

a. Kopi Lintong dari jenis Arabika Sigararutang sebagai penghasil utama rakyat.

b. Kondisi spesifik agroklimat dari Kabupaten Humbahas

1. Sistem pertanaman tidak memperhatikan faktor teknis budidaya.

2. Kebiasaan petani dalam pengelolaan pertanaman kopi rakyat masih secara tradisional tanpa teknologi yang dapat mendorong optimalisasi produksi.

Mengetahui karakteristik tanaman di 3 kelas ketinggian tempat dan penerapan praktek teknologi budidaya dilapangan akan

meningkatkan produksi kopi Arabika rakyat.

penyakit, dan produksi kopi pada 3 kelas ketinggian tempat.

Paket teknologi budidaya kopi Arabika terbaik berdasarkan ketinggian tempat di Kabuapaten Humbang Hasunduntan pemupukan pada 3 kelas ketinggian di atas permukaan laut.

38 Survei yang dilakukan meliputi karakter agronomi tanaman, seperti;(1) jumlah cabang produktif, (2) jumlah dompolan/cabang, (3) jumlah buah/dompolan, (4) total buah/pohon, (5) diameter kanopi, dan (6) produksi kopi.

Selain itu informasi teknik budidaya kopi yang diamati di lapangan adalah pemupukan, ada/tidaknya naungan (termasuk jenis pohon naungan), pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit. Survei lapangan juga dilakukan untuk luas areal pertanaman dan produksi kopi. Data pertanaman kopi didapatkan dari survei lapangan dengan pengamatan langsung budidaya kopi yang dikembangkan masyarakat. Data pendukung lainnya diperoleh dengan cara mengutip data dan laporan dari instansi terkait (Kantor Statistik dan Dishutbun Kabupaten Humbahas).

Data produksi didapatkan dari survei lapangan dengan pengamatan langsung budidaya kopi yang dikembangkan masyarakat. Jumlah sampel pengamatan pada masing-masing ketinggian tempat sebanyak 10 sampel dan ukuran tapak pengamatan sampel 10 m x 10 m. Sedangkan penentuan responden, didasarkan pada data kepemilikan dan penggunaan lahan masing-masing desa secara terstruktur mengacu pada peta topografi.

Data produktivitas tanaman dikumpulkan dari hasil wawancara dan pengamatan pertumbuhan dan produksi tanaman di pertanaman petani contoh.

Wawancara berupa pertanyaan mengenai persiapan tanam sampai pemanenan hasil, pengelolaan pertanaman seperti pemupukan, keberadaan naungan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit pada satu periode tanam.

Data karakteristik pertanaman kopi pada tiap ketinggian tempat didapat dari data primer dan sekunder. Data primer dan sekunder yang dikumpulkan meliputi (Table 1):

Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan Data Terpilih pada Penelitian Tahap Pertama (Survei Lapang Kebun Kebun Kopi Arabika Rakyat)

Jenis Data Sumber Data Kegunaan Data Data primer

Varietas tanaman Survei lapang Untuk mengetahui potensi pertumbuhan dan produksi

Sifat Kimia Tanah C-organik, N total, KTK, pH, K dan P

Sedangkan pengamatan pertumbuhan dan produksi, dilakukan pada petak contoh yang telah ditetapkan pada lokasi penelitian. Data produksi tanaman yang diperoleh akan dilakukan uji korelasi dengan sifat kimia tanah dan ketinggian tempat untuk memperoleh informasi hubungan antara karakteristik lingkungan tanaman dengan produksi kopi (Karim, 1996).

40 3.2.2. Tahap Kedua: Percobaan pada Tanaman di Lapangan

Percobaan tanaman dilakukan terhadap kelompok tanaman pada 3 zona ketinggian tempat yang telah ditetapkan pada penelitian tahap pertama. Umur tanaman kopi Arabika yang menjadi objek penelitian berkisar antara 5 - 6 tahun dengan varietas Sigarar Utang. Penelitian ini didesain dalam bentuk Rancangan Split-split plot. Percobaan tanaman dilakukan selama 1 tahun.

Ada tiga faktor yang diuji, yaitu pada petak utama adalah kondisi naungan tanaman kopi dengan taraf tanpa naungan (N0) dan naungan (N1); anak petak adalah pemangkasan, yaitu pemangkasan dengan sistem petani (P1) dan pemangkasan rekomendasi (P2); sedangkan anak-anak petak adalah pemberian pupuk yang terdiri daridosis pemupukan petani (O0), pemberian pupuk organik dari ampas kopi dengan dosis 10kg/pohon (25 ton/ha) (O1), pemberian pupuk organik dari pupuk kandang dengan dosis 10kg/pohon(25 ton/ha) (O2), dan pemberian pupuk fosfat (SP36) 150 g/pohon (375 kg/ha) (O3).

Pengamatan ini dilakukan terhadap 10 tanaman contoh dari setiap petak contoh dan setiap petak contoh diulang sebanyak tiga kali. Parameter pertumbuhan dan produksi tanaman kopi yang diamati adalah : (1) jumlah cabang produktif, (2) jumlah dompolan/cabang, (3) jumlah buah/dompolan, (4) total buah/pohon, (5) diameter kanopi, (6) produksi kopi (gr/pohon), dan (7) bobot rendeman pada kadar air 14%. Parameter kualitas cita rasa yang diamati adalah kekuatan rasa/aroma atau kewangian rasa (fragnance), keasaman rasa (acidity), kekentalan rasa (body), kenikmatan rasa (flavor), lama terasa di lidah setelah dicicip (after taste), dan keseimbangan rasa (balance). Pengukuran cita rasa (uji

kualitas cita rasa) secara organoleptik mengacu kepada Standar Specialty Coffee Association of America (SCAA) yang telah diterjemahkan oleh Yusianto (2010).

Disebutkan, kopi dengan rasa khas/unit (specialty) bila mempunyai skor ≥ 6. Uji organoleftik dilakukan oleh para panelis professional Gayo Cupper Tim, Bener Meriah Provinsi Aceh.

Penggunaan naungan oleh petani menggunakan jenis pohon Dadap, Lamtoro, Sengon Laut dan Asan. Penggunaan pupuk oleh petani sebagai kontrol adalah campuran urea, NPK, SP36 dan pupuk kandang babi sebanyak 3 kg/batang (4,8 ton per hektar) yang diberikan 2 kali dalam setahun. Pemangkasan sistem petani dilakukan dengan membuang ranting yang mati. Sedangkan pemangkasan rekomendasi berupa pemangkasan terhadap tunas muda dan cabang bawah yang tidak produktif (± 4 tingkat cabang).

3.3. Pengolahan Data

Data penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam berdasarkan rancangan split-split plot. Persamaan matematika dinyatakan dalam rumus sebagai berikut (Gomez dan Gomez, 1995):

Kl : Pengaruh aditif dari kelompok ke-l.

Ai : Pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A (petak utama).

Yil : Pengaruh acak dari petak utama, yang muncul pada taraf ke-i dari faktor A dalam kelompok ke-l. (galat petak utama atau galat a).

Dalam dokumen PROGRAM DOKTOR ILMU PERTANIAN (Halaman 48-53)