• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dimulai pada bulan Februari sampai bulan Juli 2007 di wilayah Bogor. Penentuan Kelompok Tani Hurip (KTH) sebagai tempat penelitian, dilakukan secara sengaja setelah melalui penilaian awal yang dilakukan dosen dan peneliti sebelumnya. Penelitian di Kelompok Tani Hurip (KTH) telah berjalan mulai bulan Februari. Sedangkan penelitian mengenai prospek pemasaran tepung ubi jalar yang dilakukan dengan mencari informasi dari industri-industri kecil di Bogor, dilakukan mulai bulan Mei sampai Juli. Bogor dipilih sebagai tempat penelitian topik ini karena Kelompok Tani Hurip (KTH) yang akan mengembangkan usaha tepung ubi jalar bertempat di daerah Bogor. Dan merupakan keinginan masyarakat untuk memasarkan usahanya mulai dari Bogor. Serta melihat perkembangan industri yang cukup berkembang di wilayah Bogor.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang berasal dari berbagai sumber. Data primer berupa hasil wawancara mendalam dengan produsen tepung ubi jalar, perusahaan yang menjadi sumber informasi, serta konsumen akhir produk berbahan baku tepung ubi jalar. Data mengenai kondisi atau gambaran umum Kelompok Tani Hur ip dan gambaran umum produk yang akan dikembangkan didapatkan dari observasi/kaji lapang, Focus Group Discussion (FGD), dan wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait. Data primer yang diambil dari industri berupa data produksi dan bahan baku industri tersebut serta potensi atau perkiraan permintaan tepung ubi jalar oleh industri tersebut, dan minat menggunakan tepung ubi jalar. Perusahaan yang dijadikan

sumber informasi merupakan industri-industri yang memproduksi produk seperti roti, kue, cake, dodol, dan mie. Diantaranya adalah bakery atau usaha pembuat roti dan cake, perusahaan pembuat mie, industri pembuat makanan ringan dan dodol, serta catering. Konsumen akhir membrikan informasi mengenai respon terhadap produk berbahan baku tepung ubi jalar.

Data sekunder merupakan studi literatur dari berbagai sumber. Data sekunder yang digunakan berupa:

a. Alamat industri (khususnya industri yang menggunakan tepung terigu) di kabupaten dan kota Bogor.

Sumber : Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor Dinas Perindustrian Kota Bogor b. Pengolahan tepung ubi jalar.

Sumber : Skripsi Buku

Penelitian-penelitian (perpustakaan IPB,BBIA, PSE, CIFOR)

c. Data Harga Bahan Baku, Jumlah Eksport Ubi Jalar Sumber : Departemen Perdagangan

d. Tingkat Produktivitas Ubi Jalar di Desa Cikarawang Sumber : UPTD Kecamatan Dramaga

3.3. Metode Penentuan Sumber Informasi

Sumber informasi dipilih yang dilihat dapat memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti. Sumber informasi terdiri atas produsen tepung ubi jalar, industri yang dapat menggunakan tepung ubi jalar, konsumen akhir dari pengolahan tepung ubi jalar, serta pustaka (literatur).

Produsen tepung ubi jalar yang dijadikan sumber infor masi adalah Kelompok Tani Hurip (KTH), CV. Kaki Patani, dan SPAT. Dalam menggali informasi dari KTH peneliti menggunakan pendekatan aksi partisipatif dengan menggunakan sampling pada tehnik wawancara yang digunakan. Adapun teknik yang digunakan adalah FGD, wawancara mendalam, observasi dimana setiap hasil dilakukan cross check antara hasil yang didapat. Informasi diperoleh dari beberapa anggota kelompok yang aktif dalam kegiatan-kegiatan kelompok, terutama dari pengurus dan tim

perencanaan usaha tepung ubi jalar. CV. Kaki Patani dan SPAT dipilih sebagai sumber informasi karena merupakan produsen tepung ubi jalar di Indonesia yang masih aktif berproduksi sampai sekarang dan bersedia untuk dilakukan wawancara.

Perusahaan yang dijadikan sumber informasi dipilih secara purposive sampling melihat letak yang tersebar di kabupaten dan kota Bogor dan jenis industri. Sumber informasi adalah industri kecil pengolahan pangan atau yang mengolah tepung terigu menjadi produk-produk seperti roti, kue, dodol, dan mie. Industri-industri kecil atau usaha kecil tesebut diantaranya roti, mie basah, makanan ringan, catering, kerupuk, kue basah/kering. Terdapat 88 perusahaan yang tercatat sebagai industri kecil yang tersebar di wilayah Bogor2. Diambil 19 perusahaan yang dijadikan sumber informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Bungin (2004) mengatakan bahwa sampel yang dapat digunakan dalam penelitian (terutama penelitian sosial) minimal 10%. Peneliti menggunakan 20% populasi yang dijadikan sebagai sample, yang terdiri dari 10% dari kabupaten Bogor dan 10% dari kota Bogor. Serta berdasarkan dari kebersediaan perusahaan untuk dimintai keterangan atau wawancara. Konsumen akhir yang dijadikan sumber infor masi merupakan orang yang pernah mengkonsumsi produk berbahan baku tepung ubi jalar. Penarikan sample dilakukan secara purposive sampling terhadap konsumen yang pernah mengkonsumsi produk-produk olahan tepung ubi jalar.

Studi literatur dilakukan guna mendukung penelitian ini dengan mencari data-data yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti yang dijelaskan pada sub bab 3.2.

3.4. Metode Pengumpulan Data/Informasi

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam dengan ketiga sumber informasi. Sedangkan dengan KTH dilakukan Focus Group Discussion (FGD), observasi, dan wawancara mendalam. Proses pengumpulan data sebagian dijalankan peneliti bersama Kelompok Tani Hurip (KTH) dan sebagian lagi dikerjakan peneliti.

2

Kelompok Tani Hurip dalam penelitian ini berfungsi sebagai objek penelitian sekaligus subjek penelitian. Kelompok Tani Hurip sebagai objek penelitian disaat peneliti melakukan wawancara dan observasi guna mendapatkan informasi dari KTH. Kelompok Tani Hurip sebagai subjek penelitian disaat KTH ikut melakukan proses pengumpulan informasi seperti melakukan FGD dengan pengelola CV. Kaki Patani dan Data atau informasi yang dikumpulkan bersama Kelompok Tani Hurip (KTH) seperti dalam pengumpulan informasi gambaran umum desa dan informasi terkait pengolahan, pemasaran, serta produk tepung ubi jalar yang didapat dari berbagai literatur dan wawancara dengan produsen tepung ubi jalar yang sedang berjalan. Peneliti melakukan cross check dari hasil wawancara yang didapat dari anggota Kelompok Tani Hurip (KTH) mengenai informasi mengenai desa dengan pejabat desa lainnya. Peneliti melakukan focus group discussion dengan Kelompok Tani Hurip (KTH) terutama tim usaha selaku perwakilan dari kelompok tani untuk mendapatkan gambaran umum produk. Sedangkan dengan produsen tepung ubi jalar lainnya seperti SPAT peneliti menggunakan tehnik wawancara dengan menggunakan telephone. Informasi yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti adalah mengenai produksi industri yang dijadikan sumber informasi. Peneliti melakukan in depth interview dalam proses penggalian informasi dari sumber informasi, dengan berpatokan pada kuisioner yang dibuat berdasarkan kebutuhan informasi dari peneliti. Penggalian informasi dilakukan sendiri oleh peneliti tanpa melibatkan Kelompok Tani Hurip karena melihat keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti dan Kelompok Tani Hurip (KTH).

Informasi yang didapatkan dari konsumen didapatkan dengan menggunakan tehnik wawancara yang dilakukan secara informal. Peneliti memilih beberapa konsumen yang pernah mengkonsumsi produk berbahan baku tepung ubi jalar dan melakukan wawancara secara informal untuk melihat perspektif konsumen mengenai produk tersebut dan saran kedepannya. Sedangkan sebagian informasi lagi yang dikumpulkan peneliti beserta Kelompok Tani Hurip (KTH) merupakan data sekunder dari beberapa sumber, literatur dan Instansi terkait.

Penelitian ini menggunakan metodologi Participatory Action Research

(PAR) dengan diproses secara kualitatif. Penjabaran hasil informasi yang didapat, diolah secara deskriptif. Penjelasan berupa eksploratif dan deskriptif dikolaborasikan untuk medapatkan hasil yang diinginkan. Kemudian hasil tersebut dibahas oleh peneliti bersama masyarakat secara kolaboratif dalam proses penyelesaian.

Informasi yang diperoleh dianalisis menggunakan mini group discussion yaitu diskusi dalam kelompok kecil dengan Kelompok Tani Hurip (KTH), dalam melihat prospek pasar tepung ubi jalar. Melihat tepung ubi jalar merupakan produk yang kurang dikenal oleh masyarakat, dan sedikitnya pihak yang menjalankan pengolahan tepung ubi jalar (industri tepung ubi jalar) maka data-data kuantitatif cukup sulit didapatkan. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode kualitatif secara eksploratif dalam melihat prospek pemasaran. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakterisrik suatu pasar dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar who, what, when, where, why, way (Rangkuti, 2003). Analisis deskriptif merupakan teknik yang menjabarkan data-data penelitian dalam bentuk frekuensi dan presentasi. Data mengenai jumlah industri yang menggunakan tepung terigu dan beras sebagai bahan baku proses produksi, data penggunaan tepung oleh masing industri, data perkiraan permintaan tepung ubi jalar oleh masing-masing industri akan diolah secara deskriptif oleh peneliti dan masyarakat dalam hal ini Kelompok Tani Hurip (KTH). Proses analisis ini menggunakan