• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Minat Industri

Informasi yang belum merata di kalangan industri menjadi kendala yang harus diperhatikan dalam pemasaran tepung ubi jalar nantinya. Lebih dari setengah atau sekitar 74% perusahaan yang belum pernah mendengar mengenai informasi tepung ubi jalar (Gambar 14), karena itu pengenalan mengenai tepung ubi jalar dijalankan peneliti pada saat proses wawancara sebagai salah satu media pengenalan produk kepada perusahaan. Untuk melihat seberapa besar ketertarikan industri dalam menggunakan tepung ubi jalar.

Penyampaian Informasi tepung ubi jalar di Industri 26% 74% Pernah Dengar Tidak Pernah Dengar

Gambar 14. Persentase penyampaian informsi tepung ubi jalar di industri

Informasi yang disampaikan oleh peneliti kepada industri kecil sumber informasi antara lain mengenai kegunaan atau manfaat tepung ubi jalar menurut hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan oleh peneliti. Dari kemampuan substitusi tepung ubi jalar tersebut, informan yang berasal dari masing-masing usaha dimintai pendapatnya apakah mereka akan mau mencoba bahkan beralih menggunakan tepung ubi jalar. Sekitar 13 perusahaan atau sekitar 68% perusahaan menyatakan berminat untuk mencoba menggunakan tepung ubi jalar dengan berbagai alasan, sedangkan 6 perusahaan sisanya atau sekitar 32% menyatakan tidak akan mengganti bahan baku atau mencoba tepung ubi jalar dengan alasan-alasan tertentu (Tabel 14).

Tabel 14. Minat industri dalam mencoba tepung ubi jalar Persentase Jumlah Perusahaan Alasan Berminat Mencoba 68%

• Tepung ubi jalar merupakan produk lokal. • Hasil olahan tepung ubi jalar bagus (uji

coba cheese stick).

• Memiliki manfaat lebih, terutama dalam kesehatan.

• Ingin mencoba produk baru. Tidak

Berminat Mencoba

32%

• Merasa tidak cocok untuk digunakan dalam produksi usahanya.

• Takut untuk mengganti bahan baku. • Informasi yang didapat belum lengkap. • Belum pernah melihat produk jadi.

Perusahaan yang memilih untuk tidak mencoba tepung ubi jalar dikarenakan anggapan bahwa tepung ubi jalar tidak cocok untuk

produknya. Serta ketakutan mereka untuk mencoba karena belum tahu hasilnya seperti apa. Penggantian atau peralihan bahan baku produksi dapat menimbulkan resiko yang cukup besar bagi produsen kue atau cake atau roti atau produk olahan lainnya. Karena belum tentu hasil akhir yang dihasilkan disukai oleh konsumen. Pergantian bahan baku di industri makanan (khususnya bakery) akan sangat berpengaruh besar pada rasa yang akan mempengaruhi respon konsumen. Respon konsumen dapat bermacam-macam tergantung hasil akhir produk tersebut. Sehingga sedikit sulit untuk mengganti bahan baku terutama tepung sebagai bahan dasar dalam pembuatan roti ataupun cake, karena tepung yang berasal dari umbi-umbian ini dapat dijadikan roti atau cake hanya sebagai bahan campuran untuk produk-produk tertentu.

Kurangnya pengenalan mengenai tepung ubi jalar oleh masyarakat merupakan salah satu ancaman yang dihadapi oleh KTH. Hal ini merupakan masalah yang biasa ditemui oleh produk baru yang belum dikenal oleh masyarakat, meskipun itu produk substitusi atau produk komplementer. Oleh karena itu perlu dilakukannya pengenalan produk kepada industri-industri sasaran. Tepung ubi jalar dipasarkan akan lebih kuat posisinya jika mengarahkan konsumen atau industri untuk melakukan inovasi baru. Inovasi dapat berupa membuat produk baru berbahan baku tepung ubi jalar, sehingga konsumen atau indusri menjadi tergantung kepada tepung ubi jalar untuk membuat produk tersebut. Untuk dapat menciptakan suatu produk baru berbahan baku tepung ubi jalar (resep baru) diperlukan bagian yang melakukan penelitian. Kelompok Tani Hurip dapat bekerjasama dengan pihak-pihak yang melakukan penelitian mengenai pengolahan tepung ubi jalar, seperti IPB atau instansi-instansi terkait, Karena Kelompok Tani Hurip dirasakan belum cukup mampu untuk menciptakan suatu inovasi produk sendiri. Kelompok Tani Hurip masih membutuhkan bimbingan mengenai inovasi pengolahan tepung ubi jalar dari pihak-pihak terkait. Namun munculnya barang baru dengan bahan baku baru dapat menimbulkan dua kondisi, yaitu barang tidak laku atau barang cepat laku, akan bertahan lama jika memang disukai dan tidak akan bertahan jika

produk tersebut tidak disukai. Sehingga sebelum memutuskan untuk mengganti bahan baku atau membuat suatu produk baru, industri tersebut harus mempertimbangkannya secara matang.

Perusahaan yang berminat untuk mencoba dapat disebabkan oleh beberapa hal. Tepung ubi jalar merupakan salah satu produk lokal menjadi salah satu alasan perusahaan tersebut ber minat untuk mencoba selain karena kegunaan tepung ubi jalar. Manfaat lebih yang ditawarkan oleh tepung ubi jalar, khususnya dalam kesehatan, menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan tersebut. Karena kesehatan tersebut yang akan menjadi nilai jual perusahaan tersebut kepada konsumennya. Dalam hal ini, penjualan produk akhir yang dilakukan harus disertai product knowledge

kepada konsumen. Bagi perusahaan yang sudah pernah mencoba dan berhasil ini menjadi alasan kuat mengapa mereka berminat untuk menggunakan produk tersebut. Serta beberapa diantaranya berminat menggunakan tepung ubi jalar karena ingin mencoba produk baru yang dapat dihasilkan oleh tepung ubi jalar. Oleh karena itu, penelitian resep baru yang dapat dihasilkan dari tepung ubi jalar sebaiknya terus dilakukan. Sehingga didapatkan suatu produk baru yang dapat menarik perhatian calon konsumen. Kelompok Tani Hurip dapat menindak lanjuti perusahaan-perusahaan yang berminat menggunakan tepung ubi jalar, sebagai peluang pasar paling potensial yang harus dituju. Industri-industri tersebut memiliki beberapa atribut atau kriteria dasar yang diharapkan ada dalam tepung ubi jalar. Diantaranya, dari segi produk tepung ubi jalar harus memiliki kualitas yang sama baiknya dengan tepung yang mereka gunakan selama ini. Kualitas yang dimaksud diantaranya tekstur yang baik khususnya bagi industri roti. Tingkat kerenyahan menjadi perhatian khusus bagi industri kue kering atau olahan gorengan seperti usaha keripik bawang/keripik aceh, chees stick, kue tambang, dan sejenisnya. Pengetahuan produk (dalam hal ini pengetahuan akan manfaat dan kegunaan tepung ubi jalar) menjadi hal yang penting dalam memasarkan produk baru. Kelebihan tepung ubi jalar yang memiliki manfaat kesehatan lebih dibandingkan tepung umbi-umbian lain dan tepung terigu dapat menjadi suatu nilai tambah. Unsur kesehatan dapat dibawa

oleh KTH dalam melakukan promosi ke industri-industri tujuan ataupun masyarakat, serta dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan pasar sasaran industri yang akan dimasuki. Atribut yang tidak kalah pentingnya adalah harga, karena kecenderungan konsumen Indonesia masih menaruh harga sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan pembelian. Selain itu, strategi pemasaran atau promosi dan sistem distribusi dari tepung ubi jalar perlu diperhatikan agar usaha ini dapat berjalan selaras.

Kelompok Tani Hurip selaku pihak yang akan mengembangkan atau memproduksi tepung ubi jalar perlu memperhatikan harapan-harapan konsumen. Sehingga program pemasaran yang dilakukan oleh kelompok tani dapat tepat sasaran. Perlu dilakukan kerjasama dengan dinas perindustrian guna mendapatkan kualitas tepung yang baik. Kerjasama baik berupa bimbingan ataupun bantuan alat dari pemerintah dan pengenalan tepung ubi jalar kepada industri yang dapat mengolah tepung ubi jalar. Kerjasama dengan dinas pertanian dan ketahanan pangan yang bertanggung jawab dalam pembinaan kelompok tani. Selain itu kerjasama juga dapat dilakukan dengan instansi kesehatan karena ubi jalar sendiri memiliki unsur kesehatan yang dapat ditonjolkan. Kerjasama dengan instansi pendidikan atau penelitian guna memperkaya wawasan kelompok tani. Keterbukaan kelompok terhadap hadirnya pihak luar dapat menjadi kekuatan terutama dalam menjalin kerjasama tersebut. Pemanfaat secara maksimal kekuatan lain yang dimiliki oleh KTH seperti motivasi yang kuat dalam mendirikan usaha tersebut dan jaringan dengan petani dan penjual ubi jalar diluar desa Cikarawang dapat membantu KTH dalam menjalankan usahanya. Terdapatnya peluang kerjasama dari pemerintah dalam membantu usaha kecil dan menengah terutama dalam melakukan pembimbingan. Segala peluang yang ada harus dapat dimanfaatkan sebaiknya oleh Kelompok Tani Hurip dalam mengembangkan usahanya kelak.

Tabel 15. Tabulasi penyampaian informasi dan minat konsumen

Pernah dengar

informasi tepung ubi jalar

Tidak pernah dengar infor masi

tepung ubi jalar

Jumlah

Berminat mencoba

Tidak berminat mencoba

5,26% 26,32% 31,58%

Jumlah 26,31% 73,69%

Berdasarkan tabulasi responden tersebut, dapat dilihat bahwa meskipun belum pernah menerima informasi yang jelas mengenai tepung ubi jalar sebelumnya, namun industri cukup berminat untuk mencoba tepung ubi jalar dengan presentase 47,37%. Sedangkan yang tidak berminat meskipun telah mendengar mengenai informasi tepung ubi jalar sebelumnya memiliki presentase cukup kecil, hanya sekitar 5,26%. Oleh karena itu, tepung ubi jalar dapat dilihat cukup berprospek untuk industri kecil pengolahan pangan berbahan baku tepung di Bogor. Dilihat dari presentase perusahaan yang berminat untuk mencoba tepung ubi jalar sekitar 68,42%, dengan nilai jauh lebih besar daripada yang tidak berminat sekitar 31,58%.