1. Jenis Penelitian Simbol sosial visual, verbal, teknis
Film Harap Tenang Ada Ujian
Nilai-nilai Kepahlawanan: a. Keberanian
b. Percaya Pada Kekuatan sendiri
c. Pantang Menyerah d. Rela Berkorban
e. Persatuan dan Kesatuan f. Toleransi
g. Kesetiakawanan Sosial
Denotasi Semiologi
Roland Barthes Konotasi MAKNA
commit to user
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif itu bertumpu secara mendasar pada fenomenologi. Fenonomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenogikal atau bisa juga diartikan sebagai suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang.80 Namun pada penelitian deskriptif kualitatif ini tidak sepenuhnya mengakar pada penilitian kualitatif, hanya kebiasaan dan pengaruh antara pandangan kuantitatif-kualitatif sajalah akhirnya melahirkan tipe penelitian kualitatif deskriptif tersebut, sehingga tipe penelitian kualitatif deskriptif lebih tepat disebut sebagi quasi-kualitatif.81 Gambaran kedudukan sederhana dari penggunaan teori pada researc deskriptif kualitatif adalah model induksi. Model Skema Kedudukan induksi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Skema 1. Ket: Model Induksi 2: Blank Theory and Data Focus
Pada model induksi ini dijelaskan bahwa pemahaman terhadap teori bukan sesuatu yang haram, namun data tetap menjadi fokus peneliti di lapangan. Teori menjadi tak penting, namun pemahaman objek penelitian secara teoritis juga membantu peneliti di lapangan saat mengumpulkan data. Peneliti tidak perlu buta
80
Moleong,Lexy J Prof, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan ke-23 Bandung, 2007. Hal.14
81
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif :Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Linnya, Kencana Prenada Media Group Pengajar Edisi Pertama Cetakan Kedua, Jakarta, 2008 Hal. 23
commit to user
sama sekali terhadap data namun pemahamannya terhadap data sebelumnya cukup membantu peneliti untuk memahami data yang akan diteliti. Teori sedikit banyak membantu peneliti untuk membuka misteri data yang sebenarnya tidak diketahui peneliti, namun fokus peneliti hanya tertuju pada data karena pemahaman terhadap data adalah kunci jawaban terhadap masalah penelitian.82
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu berupa kata – kata, kalimat, atau gambar, yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau frekuensi. Peneliti juga menekankan catatan yang menggambarkan situasi yang sebenarnya guna mendukung penyajian data, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya. Penelitian ini juga bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat – sifat individu, keadaan, gejala, atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain di masyarakat..
Bogdan dan Taylor mendefinisikan “metodelogi kualitatif“ sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati.83 Jenis penelitian kualitatif tidak mendasarkan bangunan - bangunan teori dan konsep sebagai hal utama pada tahap awal.
Penelitian dalam kultur ini memulai dari data yang ada di lapangan. Kerangka teori dan pemikiran tidak untuk diuji dan dijadikan sebagai batasan, melainkan lebih sebagai refrensi bagi peneliti untuk berjalan. Teori dan kerangka pikir dalam peneliti ini akan terus - -menerus dibangun selama proses penelitian berlangsung.
2. Metode Penelitian 82
Ibid, Hal. 23 83
commit to user
Untuk mencapai tataran pemaknaan pesan yang menunjukkan maka penelitian ini megunakan analisis semiologi. Dengan metode ini dititikberatkan tidak pada pemusatan transmisi pesan, melainkan pada peran komunikasi dalam memantapkan dan memelihara nilai – nilai dan bagaimana nilai – nilai tersebut memungkinkan komunikasi memiliki makna.
3. Objek Penelitian
Film Harap Tenang Ada Ujian. Peneliti akan melakukan capturing gambar dalam sebuah adegan yang menunjukkan representasi melalui tanda – tanda berikut :
a. Tanda-tanda verbal yang meliputi dialog, monolok dan musik latar. b. Tanda-tanda non verbal yang meliputi :
- Komposisi visual berupa perpaduan unsur pembentuk gambar, antara lain terdiri dari perpaduan warna, bahsa tubuh, tokoh, kostum dan make up.
- Pergerakan kamera ( camera movement ) yang berupa teknik pengambilan gambar dengan menggunakan kemera video pada tiap scene – nya.
- Latar belakang lokasi ( setting ) yang berupa penggunaan lokasi dalam situasi dan alur cerita.
- Pencahayaan ( lighting ) yang berupa teknik pemberian cahaya pada tokoh atau lokasi dalam situasi dan alur cerita.
commit to user
a. Observasi dengan mengamati objek penelitian yaitu Film Harap Tenang Ada Ujian
b. Studi Dokumen dan Literatur yaitu dengan mencari acuan teoretis atau data yang mendukung.
8.2Analisis Penelitian
Analisis dilakukan dalam 3 tahap. Tanda pada tahap pertama yang terdiri dari penanda dan petanda akan memunculkan makna denotatif. Makna denotatif ini kemudian menjadi penanda bagi makna mitologis tingkat kedua. Makna denotatif adalah makna dari apa yang terindera, harfiah dan eksplisit. Sedangkan makna konotatif adalah makna kiasan, tersembunyi dan implisit. Penanda konotasi (konotator) dibangun dari tanda-tanda dari sistem denotasi, dengan mengaitkan teks-teks yang ada didalam tanda. Biasanya beberapa tanda denotasi dapat dikelompokan bersama untuk membentuk satu konotator tunggal ; sedang petanda konotasi berciri sekaligus umum, global, dan tersebar. Petanda ini dapat pula disebut fragmen ideologi. Petanda ini memiliki komunikasi yang sangat dekat dengan budaya, pengetahuan, dan sejarah dan melaluinya dunia lingkungan menyerbu sistem itu.84 Kemudian dari makna konotasi dapat diambil sebuah mitos yang ada di dalam setiap elemennya. Mitos, menurut Barthes adalah sebuah sistem komunikasi yang dengan demikian dia adalah sebuah pesan. Mitos kemudian tak mungkin dapat menjadi sebuah objek, sbeuah konsep, atau sebuah ide, karena mitos adalah sebuah mode penandaan yakni sebuah bentuk.85 Didalam mitos terdapat juga pola tiga dimesi penanda, petanda, dan tanda, namun sebagai
84
Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Yayasan INDONESIATERA, Magelang, cetakan pertama, Februari 2001. Hal 68
85
commit to user
suatu sistem yang unik, mitos justru dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya, atau dengan kata lain mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran kedua. Mitos terletak pada tingkat kedua penandaan, setelah terbentuk sistem tanda – penanda – petanda: tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Langkah yang dilakukan adalah mengelompokkan adegan yang merepresentasikan nilai-nilai kepahlawanan dalam film. Selain itu juga aspek yang kedua yaitu berupa aspek sinematografi, dimana dalam setiap korpus dijelaskan melalui cara pengambilan gambarnya, seperti jarak, ketinggin, sudut, lama pengambilan, dan sebagainya. Unsur sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni: kamera dan film, framing, serta durasi gambar. Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar, dan sebagainya. Framing adalah hubungan kamera dengan obyek yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera, dan seterusnya. Sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah oyek diambil gambarnya oleh kamera.86
BAB II
SEKILAS TENTANG FILM HARAP TENANG ADA UJIAN