• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemerdekaan membawa seribu satu makna untuk setiap insan manusia. Ada yang mengartikan hal tersebut sebagai berakhirnya episode penjajahan dan penghinaan suatu bangsa atas bangsa lain, ada juga yang mengartikannya sebagai saat pembebasan dari belengggu kebebasan. Bagi mereka yang rendah dalam semangat dan pengetahuan, kemerdekaan hanyalah bagian dari sejarah suatu bangsa., yang karenanya tidak ada yang istimewa. Itulah gambaran umum yang kebanyakan dari orang yang belum bisa memahami lebih dalam akan arti kemerdekaan. Namun bagi mereka yang terlibat secara langsung dalam perjuangan mewujudkannya, maka kemerdekaan menyiratkan makna yang lebih besar. Bagi mereka kemerdekaan adalah suatu hasil pengorbanan dan sekaligus anugerah untuk bangsa. Demi meraih kemerdekaan, nyawa dipertaruhkan, keluarga dan harta benda pun ditinggalkan.

Segenap daya upaya dilakukan guna menuju sebuah gerbang kebebasan bernegara “merdeka”. Ikhtiar tersebut telah terlihat sejak zaman kerajaan hingga pergerakan nasional modern yang ditandai dengan lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.60 Setelah melewati perjuangan yang pantang menyerah akhirnya Indonesia saat ini dapat merasakan alam dan menghirup udara kemerdekaan. Indonesia secara resmi memplokamirkan diri sebagai negara yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bertempat di rumah Soekarno di Jalan

60

G. Moedjanto, Indonesia Abad ke-20 dari Kebangkitan Nasional Sampai Linggarjati, Yogyakarta, Kanisius, 1989, hal 27

commit to user

Pegangsaan Timur 56.61 Setelah melewati kurun waktu yang panjang dan penuh kesengsaraan selama hampir tiga ratus lima puluh tahun dalam penindasan penjajah Belanda dan tiga setengah tahun oleh Jepang, akhirnya bangsa Indonesia memplokamirkan kemerdekaan melalui dua tokoh yakni Ir. Soekarno dan M. Hatta. Kemerdekaan yang tidak diperoleh sebagai hadiah akan tetapi melalui proses perjuangan yang panjang. Semangat rela berkorban dan cinta tanah air baik harta benda bahkan nyawa berkobar dengan kuatnya demi tercapainya sebuah kemerdekaan.

Selama berabad-abad masyarakat telah memuja individu-individu istimewa yang mereka sebut “pahlawan”. Sering tunduk kepada kesalahan menafsir dan klise, banyak dari ini “pahlawan” adalah apa yang kita sebut sebagai archetypal pahlawan, legenda yang dengan berani mengambil resiko hidup mereka dengan menaklukkan beberapa rintangan yang seringkali mustahil untuk dilakukan.

Menurut Andrew Bernstein62 sosok pahlawan adalah “an individual of elevated moral stature and superior ability who pursues his goal indefatigably in the face of powerful antagonist(s)” (individu yang diangkat atau didukung oleh nilai-nilai moral yang tinggi dan kemampuan superior, dalam mencapai tujuannya berhadapan dengan musuh yang sangat kuat). Tingkatan moral mulia yang dimiliki oleh seorang pahlawan menjadi hal yang sangat penting untuk dasar dari konsep kepahlawanan. Menurut Bernstein, sosok pahlawan dihargai karena dia berdiri melakukan perlawanan terhadapa apapun yang bertentangan dengan nila-

61

Ibid, hal 89 62

Andrew Bernstein Mentzer-Sharkey Enterprises, Inc. 2002, site by FX Media, Inc,

commit to user

nilai yang diyakininya. Hal ini juga menunjukkan bahwa konsep kepahlawanan atau heroism memerlukan nilai-nilai konflik untuk keberadaannya.

Setiap orang mempunyai gambaran tersendiri tentang figure pahlawan, bebrapa fakta yang mungkin dapat dijadikan kesimpulan tentang bermacam gambaran tersebut adlah seorang pahlawan yang didefinisikan sebagai orang- orang besar yang dalam pencapaiaanya menjadi inspirasi bagi banyak orang, orang-orang besar tersebut memiliki berbagai karakter khusus yang spesifik.

Sebagaian besar dari karakteristik yang dimilki seorang pahlawan mungkin berupa kekuatan fisik yang menonjol, atau kekuatan moral dalam sebuah tujuan yang sedang diperjuangkannya untuk kepentingan banyak orang.

Karakteristik fisikal dari seorang pahlawan yang lebih diakui oleh kebanyakan orang dapat dilihat dari teori dualism metafisik. Jika manusia melihat dirinya sebagai bentuk pemisahan tubuh dan pikiran, maka mereka akan bertahan pada kesimpulan bahwa roh berada dalam bentuk hiper sensitive, yang terlalu lemah untuk berada pada tataran fisik. Jika kemudian yang diperlukan dan digunakan untuk bertahan hidup pada tataran praktis adalah kekuatan-kekuatan fisik, maka tubuh manusialah yang akan mendapat penghargaan yang lebih. Dari pandangan inilah sebagian besar figure pahlawan berada dalam kualifikasi seorang pahlawan karena keunggulan fisik yang dimilikinya untuk menghadapi realitas pada tataran praktis.

Walaupun kepahlawanan adalah konsep yang mimiliki berbagai penafsiran, beberapa pendapat dan definisi menunjukkan bahwa makna kepahlawanan yang “sebenarnya” bukan hanya sekedar tentang perbuatan yang

commit to user

menantang berbagai resiko kematian, tetapi adalah tentang membuat perbedaan posirif dan meningkatkan kehidupan; kepahlawanan adalah suatu ketaatan kepada suatu dorongan hati terdalam dari karakter seseorang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan tentang definisi kepahlawanan yaitu: “perihal sifat pahlawan seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, kesatriaan.”

Pahlawan bukanlah orang suci dari langit yang turunkan ke bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan mukjizat, secepat kilat untuk kemudian kembali ke langit. Mereka juga melakukan kesalahan dan dosa. Mereka bukanlah malaikat. Mereka hanya manusia biasa yang berusaha memaksimalkan seluruh kemampuannya untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekelilingnya. Para pahlawan bukan untuk dikagumi. Tapi untuk diteladani. Maka makna-makna yang melatari tindakan mereka yang perlu dihadirkan ke dalam kesadaran kita.63

Tidak ada definisi tunggal mengenai pahlawan, tetapi secara umum ia diartikan sebagai orang yang dianggap berjasa bagi kepentingan orang banyak. Pahlawan adalah sosok yang berkorban untuk menyelamatkan nasib orang banyak. Sang pahlawan sendiri tidak peduli lagi nasibnya, apakah ia jadi martir atau masih hidup. Yang jelas ia telah diakui sebagai faktor perubah nasib bagi yang lain.

Dari pemaparan diatas dapat kita tarik beberapa poin nilai-nilai kepahlawanan yakni:

63

commit to user

a. Keberanian

Pahlawan sejati selalu merupakan seorang pemberani sejati. Tidak akan pernah seseorang disebut pahlawan jika ia tidak pernah membuktikan keberaniannya. Pekerjaan-pekerjaan besar atau tantangan-tantangan besar dalam sejarah selalu membutuhkan kadar keberanian yang sama besarnya dengan pekerjaan dan tantangan itu. sebab, pekerjaan dan tantangan besar itu selalu menyimpan resiko. Dan, tak ada keberanian tanpa resiko.64

Keberanian adalah kekuatan yang tersimpan dalam kehendak jiwa, yang mendorong seseorang untuk maju menunaikan tugas, baik tindakan maupun perkataan, demi kebenaran dan kebaikan, atau untuk mencegah suatu keburukan dan dengan menyadari sepenuhnya semua kemungkinan resiko yang akan diterimanya.

b. Percaya pada kekuatan sendiri

Para pahlawan sejati selalu mengetahui kadar kepahlawanan dari setiap perbuatan dan karyanya. Mereka tidak biasa membesar-besarkan nilai perbuatan dan karya mereka jika kadar kepahlawanan dalam perbuatan dan karyanya itu secara objektif memang tidak ada atau sedikit. Demikian pula sebaliknya.65

Mereka juga mengetahui letak sisi kepahlawanan mereka. Sebab, tidak ada orang yang bisa menjadi pahlawan dalam segala hal. Maka, mereka menempatkan diri pada sisi dimana mereka bisa menjadi

64

Anis matta, Mencari Pahlawan Indonesia (Jakarta: Tarbawi Center, 2004) hal.7 65

commit to user

pahlawan. Mereka tidak akan pernah memaksakan kehendak dan juga tidak akan pernah melawan kodrat mereka. Mereka yang hanya bisa menjadi pahlawan dalam perang, tidak akan memaksakan diri menjadi pahlawan dalam medan ilmu pengetahuan.

c. Pantang Menyerah Dalam Menghadapi Tantangan Dan Ancaman Seorang Pahlawan boleh salah, boleh gagal, boleh tertimpa musibah. Akan tetapi, dia tidak boleh kalah. Dia tidak boleh menyerah kepada tantangannya, dia tidak boleh menyerah kepada keterbatasannya. Dia harus tetap melawan, menembus gelap, supaya dia bisa menjemput fajar. Sebab, kepahlawanan adalah piala yang direbut, bukan kado yang dihadiahkan.66

Dibawah godaan keterbatasan dan kelemahan, dibawah tekanan realitas tantangan yang sering terlihat tidak memungkinkan untuk dihadapi, semangat perlawanan pahlawan teruji.67

Pantang menyerah adalah sebuah wujud kepribadian seseorang yang tanpa rasa bosan bangkit dari kegagalan ke kegagalan lain dan akhirnya sukses mencapai keberhasilan. Seseorang yang pantang menyerah adalah orang yang memliliki daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi karena dengan kedua daya itu, ia senantiasa berusaha memberi jawaban atas tantangan yang akan dihadapinya.

d. Rela Berkorban

Nilai sosial setiap kita terletak pada apa yang kita berikan kepada

66

Ibid hal. 61 67

commit to user

masyarakat, atau pada kadar manfaat yang dirasakan masyarakat dari keseluruhan performance kepribadian kita. Demikianlah, kita menobatkan seseorang menjadi pahlawan karena ada begitu banyak hal yang telah ia berikan kepada masyarakat. Maka, takdir seorang pahlawan adalah bahwa ia tidak pernah hidup dan berpikir dalam lingkup dirinya sendiri. Ia telah melampui batas-batas kebutuhan psikologis dan biologisnya. Batas-batas kebutuhan itu bahkan telah hilang dan lebur dalam batas kebutuhan kolektif masyarakatnya dimana segenap pikiran dan jiwa yang tercurahkan. Dalam makna inilah pengorbanan menemukan dirinya sebagai kata kunci kepahlawanan seseorang.68

e. Memiliki Rasa Persatuan dan Kesatuan

Anggapan seorang pahlawan adalah orang yang relatif berbeda dari orang-orang yang biasa tidaklah salah. Anggapan tersebut menjadi salah jika kita kemudian menganggap lebih jauh bahwa yang berjasa dalam meraih sebuah cita-cita besar, kemerdekaan suatu bangsa misalnya, hanyalah pahlawan seorang.69

Sebuah cita-cita besar, pada akhirnya memang tidak dapat diselesaikan oleh seorang pahlawan saja. Akan tetapi seorang pahlawan melegenda karena dalam proses itu ia memberikan kontribusi yang paling besar dari lainnya. Salah satunya adalah sebagai pemersatu orang-orang yang sama-sama memperjuangkan cita-cita

68

Ibid hal.13 69

commit to user

tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena seorang pahlawan memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi. Persatuan dan kesatuan adalah kekuatan tersendiri bagi orang-orang yang ingin mencapai sebuah cita-cita besar untuk kepentingan bersama.70

f. Mempunyai Toleransi yang tinggi

Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.71

Toleransi adalah rasa hormat, penerimaan, dan penghargaan berbagai bentuk ekspresi diri, dan cara-cara menjadi manusia. Toleransi adalah kerukunan dalam perbedaan. Bahwa toleransi adalah kemampuan untuk menenggang rasa atas keyakinan dan tindakan orang lain dan membiarkan mereka melakukannya.72

g. Mempunyai Kesetiakawanan Sosial

Dalam perjuangannya, seorang pahlawan tidaklah sendiri. Dia ditemani rekan-rekan seperjuangan serta orang-orang yang nasibnya sedang diperjuangkan. Demi mencapai tujuan bersama, seorang pahlawan haruslah mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi. Kesetiakawanan sosial mengandung aspek-aspek solidaritas, tenggang

70

Ibid.

71

Ahmad Masykur, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/PPKn/TOLERANSI.pdf 72

commit to user

rasa, empati dan bukan sebaliknya tak acuh, masa bodoh dengan orang lain, atau egois.73

Nilai kesetiakawanan sosial tercermin dari sikap mental yang dimiliki seseorang atau suatu komunitas, peka terhadap lingkungan sosialnya sehingga mendorong untuk peduli melakukan perbuatan bagi kepentingan lingkungan sosialnya tersebut. Esensi kesetiakawanan sosial adalah memberikan yang terbaik bagi orang lain.74

Dokumen terkait