• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 1 Tempat Penelitian

Kata Kunci: Aliansi, Analisis vegetasi, Gunung Salak, hutan sub pegunungan.

2 METODE PENELITIAN 1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di hutan sub pegunungan (sub montane) Gunung Salak yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Lokasi kawasan hutan sub pegunungan Gunung Salak dapat didaki dari beberapa tempat, dan pada penelitian ini melalui desa Gunung Bunder Dua (S60 41‟484”-E1060 42‟234”) dan desa Gunung Sari

(Kawah Ratu) (S6041‟.786”-E106042‟.006”) kecamatan Pamijahan, kabupaten Bogor. Lokasi

penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Pengambilan sampel vegetasi dilakukan pada aliansi 1, aliansi 2, dan aliansi 3.

Data vegetasi tingkat pohon diambil pada 36 buah tegakan yang terdapat di aliansi 1, 17 buah tegakan pada aliansi 2, dan 7 buah tegakan pada aliansi 3. Tegakan-tegakan tersebut tersebar secara acak pada setiap aliansi. Setiap tegakan terdiri atas 10 buah kuadrat yang masing-masing berukuran 20 x 20 m. Setiap pohon di dalam kuadrat yang memiliki diameter batang setinggi dada lebih besar atau sama 20 cm dihitung jumlahnya, kemudian diukur basal areanya, dan selanjutnya diidentifikasi nama ilmiah pohon tersebut. Pengukuran basal area pohon ditentukan pada ketinggian diameter batang setinggi dada (130 cm dari permukaan tanah). Penentuan spesies pohon dilakukan di lapangan, dan spesies-spesies yang tidak diketahui namanya ilmiahnya dibuatkan voucher spesimennya dan kemudian diidentifikasi di Herbarium Bogoriense, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong. Data-data pohon ini kemudian digunakan untuk menentukan Indeks Nilai Penting setiap spesies. Statistik U-Mann Whitney [10] digunakan untuk mengetahui perbedaan jumlah individu spesies di antara aliansi.

Prosiding Seminar Nasional Sains IV; Bogor, 12 November 2011

93

Gambar 1 Lokasi Penelitian

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada aliansi 1 ditemukan 72 spesies pohon dengan jumlah total individu sebanyak 9046 pohon. Spesies yang memiliki individu terbanyak adalah Schima wallichii, yaitu sebanyak 1258 pohon (Tabel 1) Jumlah seluruh individu pohon di aliansi ini menyusun 66,04 % jumlah individu pohon di seluruh aliansi (Tabel 2). Ditemukan 3 spesies yang hanya memiliki 1 individu, yaitu Pinanga javana, Dysoxylum excelsum, dan Antidesma tetendung .

Jumlah spesies pohon pada aliansi 2 adalah 71 dengan total jumlah individu sebanyak 3124 pohon. Jumlah ini menyusun 22,81 % total individu pohon di seluruh aliansi (Tabel 2). Spesies dengan jumlah individu terbanyak adalah Pinus merkusii, yaitu sebanyak 374 pohon (Tabel 1). Ditemukan 7 spesies yang hanya memiliki 1 individu, yaitu Glochidion rubrum, Goniothalamus macrophyllus, Schefflera scandens, Glutta renghas, A. tetendung, Dissochaeta gracilis (Jack) Bakh., dan Polygala venenosa Juss. ex Poir.

Prosiding Seminar Nasional Sains IV; Bogor, 12 November 2011

94

Pada aliansi 3 ditemukan jumlah spesies sebanyak 56 dengan jumlah total individu sebanyak 1527 pohon. Jumlah ini menyusun 11,15 % total individu pohon di seluruh aliansi (Tabel 3). Spesies P. merkusii memiliki individu terbanyak, yaitu 311 pohon (Tabel 1). Terdapat 5 spesies pohon yang hanya memiliki 1 individu, yaitu Pithecellobium montanum, Calliandra tettragoma, P. venenosa, Dipterocarpus haseltii, dan Symplocos spicata.

Tabel 1 Jumlah individu spesies pohon dengan nilai Indeks Nilai Penting tertinggi pada aliansi 1, 2, dan 3 di hutan sub pegunungan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.

Aliansi 1* Aliansi 2** Aliansi 3*** Spesies Individu Jumlah Spesies Individu Jumlah Spesies Individu Jumlah Schizostachum

brachycladum (37) 5 Schizostachum brachycladumi (36) 5 Dysoxylum arborescens (9) 22 Eugenia oclusa (35) 316 Schizostachyum

iraten(2, 32) 18

Maesopsis

eminii (12) 40 Pandanus punctatus

(45) 478 Pandanus punctatus (34) 159 Altingia excelsa (9) 46

Dysoxylum arborescens (30,39,40) 653 Gigantochloa apus (7, 16,17,18,19,21, 22,23,26,28,29) 322 Athyrium dilatatum (47) 74 Schima wallichii (3,4,5,8,10,13, 14,15,20,24,25, 31,33,38,42,43,44, 46,49,50,51,52,53,54, 55,56,57,58,59,60) 1258 Mallotus blumeanus (27) 326 PinusMerkusii (1, 11, 41) 311 Pinus Merkusii (6) 374

Keterangan: *: Jumlah individu pohon pada 36 tegakan pengamatan (14,4 ha). **: jumlah individu pohon pada 17 tegakan pengamatan (6,8 ha); *** Jumlah individu pohon pada 7 tegakan pengamatan (2,8ha). Angka dalam kurung menunjukkan nomor tegakan dimana spesies bersangkutan memiliki nilai INP tertinggi.

Tabel 2 Total jumlah individu pohon di seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi Aliansi

1 2 3 Jumlah individu pohon/

luas aliansi(a) 9046 (66,04%) 3124 (22,81%) (11,15%) 1527

Keterangan: Aliansi 1: a: 14,4 ha, 36 tegakan pengamatan; Aliansi 2: a: 6,8 ha, 17 tegakan pengamatan; Aliansi 3: a: 2,8 ha, 7 tegakan pengamatan.

Prosiding Seminar Nasional Sains IV; Bogor, 12 November 2011

95

Pada penelitian ini juga ditemukan spesies-spesies pada strata pohon yang memiliki

jumlah ≤ 1 individu ha-1, yaitu sebanyak 27,77% di aliansi 1, 35,22 % di aliansi 2, dan 12,5

% di aliansi 3. Spesies -spesies ini bersama dengan spesies yang penyebarannya sangat terbatas perlu mendapat perhatian karena diduga kelangsungan keberadaannya di hutan hutan sub pegunungan, Gunung Salak menjadi sulit.

Kemungkinan hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu pertama, pada strata pohon inilah spesies-spesies tersebut dapat menghasilkan alat perkembangbiakan dan sekaligus bereproduksi. Namun pada kondisi ini, peluang untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang mencukupi untuk dapat bertahan menjadi kecil. Kedua, dengan kondisi ini akan membuat spesies-spesies tersebut sangat rentan terhadap fluktuasi kondisi lingkungan baik yang terjadi secara alami maupun secara antropogenik. Fluktuasi yang demikian dapat mempengaruhi ketersediaan sumberdaya, baik makanan maupun ruang hidup dari spesies- spesies jarang ini, sehingga mengancam kehadirannya di hutan sub pegunungan, Gunung Salak [11]. Hal ini pada gilirannya akan mempengaruhi keanekaragaman hayati Gunung Salak, dan juga mengakibatkan keseimbangan ekologi kawasan ini menjadi terganggu. Alasan berikutnya untuk perlunya spesies-spesies ini mendapat perhatian karena data dari penelitian ini yang menunjukkan jumlah spesiesnya yang relatif banyak di aliansi 1 dan 2 yang merupakan hutan alam.

Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa di seluruh aliansi, jumlah spesies pohon yang memiliki individu yang sedikit per hektar, jauh lebih banyak dibanding jumlah spesies pohon yang memiliki individu yang banyak. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa untuk aliansi 1, ditemukan 73,61 % spesies pohon dengan jumlah individu antara 1 – 10 individu pohon, 19,44 % memiliki jumlah individu antara 11 – 30 individu pohon, 6,94% memiliki jumlah individu pohon antara 31-100 individu pohon, dan tidak ada sama sekali spesies yang memiliki individu pohon lebih dari 100 individu pohon. Untuk aliansi 2, terdapat sebanyak 83,10 % spesies pohon dengan jumlah individu antara 1 – 10 individu pohon, 12,68 % memiliki jumlah individu antara 11 – 30 individu pohon, 4,23% memiliki jumlah individu pohon antara 31-100 individu pohon, dan tidak ada sama sekali spesies yang memiliki individu pohon lebih dari 100. Untuk aliansi 3 terdapat 73,43% spesies pohon dengan jumlah individu antara 1 – 10 individu pohon, 26,79 % memiliki jumlah individu antara 11 – 30 individu pohon, tidak ada sama sekali spesies yang memiliki individu pohon antara 31-100

Prosiding Seminar Nasional Sains IV; Bogor, 12 November 2011

96

individu pohon, dan 1,79% spesies yang memiliki individu pohon lebih dari 100 individu pohon.

Vegetasi pepohonan yang disusun oleh spesies dengan jumlah individu yang sangat sedikit adalah karakter dari hutan hujan tropis basah [12]. Penulis yang sama melaporkan bahwa, Meijer (1959) yang melakukan penelitian di zone hutan hujan tropis basah sub pegunungan Gunung Gede Panggrango dengan area sampel seluas 1 ha, menemukan bahwa dari 73 spesies pohon yang diperoleh di kawasan tersebut, hanya 1 spesies (1,37%) yang memiliki jumlah individu pohon lebih dari 30. Sebanyak 53 spesies pohon (72,6%) memiliki jumlah individu pada kisaran 1-10, dan selebihnya, sebanyak 19 pohon (26,03%) memiliki jumlah individu pohon pada kisaran 11-30.

Tabel 3. Kisaran jumlah individu pohon di seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi Aliansi Kisaran jumlah individu spesies ha-1

Jumlah 1-10 11-30 31-100 >100

1 53 14 5 0 72 2 59 9 3 0 71 3 40 15 0 1 56

Pada penelitian ini tidak ditemukan sama sekali spesies pada strata pohon yang memiliki INP tertinggi pada satu atau lebih tegakan di seluruh aliansi (Tabel 1). Selanjutnya hanya P. merkusii, Schizostachyum brachycladum Kurz., Dysoxylum arborescens dan Pandanus punctatus yang ditemukan memiliki INP tertinggi pada satu atau lebih tegakan pengamatan di 2 aliansi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun spesies pada strata pohon yang mendominasi seluruh hutan sub pegunungan, Gunung Salak.

Kecuali S. brachycladum, semua spesies pohon yang memiliki INP tertinggi di satu atau lebih tegakan pengamatan di aliansi 1 memiliki jumlah individu lebih dari 300 pohon pada luasan 14,4 ha. Spesies-spesies dengan INP tertinggi ini berjumlah 5 (6,94% dari jumlah spesies pohon di aliansi ini), yaitu S. wallichii, D.arborescens,P. punctatus,Eugenia oclusa Kurz., danS. brachycladum. Jumlah total individu spesies ini adalah 2750 batang pohon pada luasan area 14,4 ha (Tabel 1).

Pada aliansi 2, jumlah spesies pohon yang memiliki INP tertinggi adalah 6 (8,45% dari total jumlah spesies yang ada di aliansi ini) dengan jumlah individu sebanyak 1204

Prosiding Seminar Nasional Sains IV; Bogor, 12 November 2011

97

pohon pada luasan area 6,8 ha Keenam spesies ini adalah P. merkusii, G. apus., Mallotus blumeanus, S. iraten , P. punctatus, dan S. brachycladum. (Tabel 1).

Pada aliansi 3 ditemukan 5 spesies pohon (8,93 % dari total jumlah spesies yang ada di aliansi ini) yang memiliki INP tertinggi di satu atau lebih tegakan pengamatan. Spesies- spesies tersebut adalah P. Merkusii, D. arborescens., Maesopsis emenii, Athyrium dilatatum (Bl.) Milde, dan Altingia excelsa Norona. Jumlah individu seluruh spesies ini adalah 493 pohon pada luasan area 2,8 ha .

Keterangan di atas menunjukkan bahwa jumlah spesies dominan pada suatu aliansi hanya sedikit dengan persentase di bawah 10% dari jumlah total spesies pada suatu aliansi. Salah satu faktor yang diduga penyebab tingginya nilai INP yang menunjukkan dominansi dari spesies-spesies ini karena memiliki jumlah individu yang lebih melimpah dibanding spesies-spesies lainnya.

Keseluruhan jumlah spesies pohon yang ditemukan pada seluruh aliansi hutan sub pegunungan, Gunung Salak adalah sebanyak 83, dengan jumlah individu dari seluruh spesies yang telah disampling adalah 13697 batang pohon. Perincian yang lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.

Pada Tabel 4 terlihat bahwa secara statistik jumlah individu pohon pada aliansi 1 berbeda dengan aliansi 2, namun tidak berbeda dengan aliansi 3, dan juga jumlah individu pohon antara aliansi 2 dan 3 secara statistik tidak berbeda. Namun, ada kecendrungan jumlah individu pohon ha-1 terbanyak ditemukan pada aliansi yang didominasi vegetasi hutan

campuran (aliansi 1), yaitu sebanyak 628 ha-1, diikuti pada aliansi yang didominasi oleh hutan

tanaman (aliansi 3), yaitu sebanyak 545 ha-1, dan terakhir aliansi yang didominasi oleh hutan

bambu (aliansi 2), yaitu sebanyak 459 ha-1. Data ini menunjukkan bahwa individu tumbuhan

yang ada di hutan bambu lebih sedikit dibanding hutan alam campuran dan hutan tanaman.

Tabel 4 Perbedaan jumlah individu pohon antara tipe vegetasi tingkat aliansi Aliansi Vegetasi

Uji Statistik 1-2 1-3 2-3 Mann-Whitney U 90** 68,5 30 Z -4,116** -1,892 -1,874

Prosiding Seminar Nasional Sains IV; Bogor, 12 November 2011

98