• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 63-79)

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya (Notoatmojo, 2005). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain pre-test and

post-test with control group design (Quasi Eksperiment with control). atau

eksperimen semu yaitu bentuk desain eksperimen yang menggunakan kelompok kontrol tetapi kelompok kontrolnya tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang dapat memempengaruhinya, karena peneliti akan memperlakukan responden sebagai kelompok eksperiman.

Gambar 3.3 Rancangan penelitian dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Pre test perlakuan post test

Kelompok Ekperimen 01 X 02

Kelompok Kontrol 01 - 02

Peneliti melakukan suatu eksperimen berupa konseling dengan pendekatan analisis transaktional untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penurunan

interdialytic weight gain pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa. Perbedaan antara sebelum dan sesudah intervensi dapat diasumsikan sebagai efek dari intervensi yang telah dilakukan. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yakni mengetahui adanya efektifitas dalam konseling tersebut. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Kemudian penelitian

observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01), disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test (Arikunto, 2010).

Rumus yang digunakan untuk menghitung efektifitas treatment adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Md : mean dari deviasi (d) antara pre-test dan post-test xd : perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N : banyaknya subyek df : atau db adalah N-1

4.2 Populasi dan sampel 4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subyek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah di tetapkan (Nursalam, 2009 : 89). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pasien yang menjalani terapi hemodialisa di unit [hemodialisa di rumah sakit umum Kardinah Tegal sebanyak 32 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Tehnik sampel yang digunakan adalah purposive sample yaitu sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tehnik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan t = Md

√∑x2d N (N-1)

waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengembil sampel yang benar dan jauh (Arikunto, 2006).

Besarnya sampel dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan rumus minimal sample size (Nursalam 2008). Besarnya sampel yang didapatkan sebanyak 24 orang. Sampel 24 orang di bagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi masing-masing sebanyak 12 orang. Untuk kelompok intervensi yang menjalani hemodialisa pada hari senin dan kamis, sedangkan untuk kelompok kontrol yang menjalani hemodialisa pada hari selasa dan jumat. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah adanya interaksi pengetahuan antara kelompok kontrol dan intervensi. Dalam mengantisipasi adanya drop

out pada proses penelitian ini, maka jumlah diatas ditambah 10%,

sehingga jumlah sampel yang diperlukan adalah 24+2,4 = 26,4 dibulatkan menjadi 26. Sehingga didapatkan besar sampel untuk kelompok intervensi sebanyak 13 sampel dan besar sampel untuk kelompok kontrol sebanyak 13 sampel.

Rumus Minimal Sample Size sebagai berikut :

n = Z2.N.p.q d2(N-1) + Z2.p.q

Keterangan :

n = perkiraan jumlah sampel N = perkiraan besar populasi

Z = nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)

p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50% q = tingkat kesalahan yang di pilih (d = 0,05)

besarnya sampel berdasarkan perhitungan sebagai berikut : n = (1,96)2.32.0,5.0,5

= 30,7338 8,7104

= 24,191

= 24 orang

Pada penelitian ini, peneliti menentukan jumlah sampel yang telah dipilih untuk dijadikan responden dengan kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Kesadaran kompos mentis

2. Menjalani terapi hemodialisa 2 kali dalam seminggu 3. Usia 12 – 55 tahun

4. Rata-rata kenaikan interdialytic weight gain > 1,3 kg pada saat sebelum dilakukan hemodialisa dalam 4 kali hemodialisa secara berturut-turut.

5. Mampu berkomunikasi secara efektif. 6. Mampu membaca dan menulis

7. Tidak mengalami komplikasi penyakit lain

8. Pasien gagal ginjal kronik murni/komplikasi yang terkontrol

Sedangkan untuk kriteria ekklusi adalah sebagai berikut :

1. Rata-rata kenaikan interdialytic weight gain < 1,3 kg pada saat sebelum dilakukan hemodialisa dalam 4 kali hemodialisa secara berturut-turut.

2. Usia di bawah 12 tahun dan di atas 55 tahun 3. Tidak kooperatif

4. Tidak bersedia menjadi responden

5. Mengalami komplikasi penyakit lain yang tidak terkontrol

4.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit umum kardinah kota Tegal, khususnya di ruang hemodialisa yang telah didukung sepenuhnya oleh kepala ruangan, maupun perawat untuk dilakukan penelitian.

4.4 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 minggu pada tanggal 19 November sampai tanggal 8 Desember 2012.

4.5 Etika Penelitian

Masalah etika dalam keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian. Masalah etika dalam penelitian keperawatan dapat meliputi :

4.5.1. Informed Concent

Setelah diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian kemudian pasien yang bersedia menjadi responden menandatangani lembar persetujuan yang merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Responden akan tetap mendapatkan hak-haknya sebagai responden, dan diberi kebebasan untuk berhenti menjadi responden apabila mendapatkan ketidaknyamanan selama penelitian :

4.5.2. Anonimity dan Confidentiality

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam menggunakan subyek penelitian dengan cara menjaga kerahasiaan tidak mencantumkan nama pasien, tetapi menggunakan inisial nama atau kode responden pada lembar kuisioner dan setelah pengambilan data. Lembar persetujuan dipisahkan dengan lembar kuisioner dan selanjutnya data tersebut disimpan oleh peneliti dan hanya data yang akan dilaporkan. Hasil dari penelitian ini setelah tidak digunakan, maka semua data-data yang menyangkut penelitian ini akan dimusnahkan.

4.5.3. Beneficence

Merupakan kewajiban peneliti untuk melakukan hal bermanfaat bagi responden. Prinsip dari hal penelitian ini adalah tidak memaksakan kepada pasien, menyeimbangkan antara efek intervensi yang peneliti lakukan tanpa merugikan pasien. Dalam hal ini peneliti menjelaskan manfaat penelitian ini kepada responden yaitu untuk meminimalkan kenaikan interdialytic

weight gain sehingga akan terhindar dari komplikasi yang

diakibatkan karena kenaikan interdialytic weight gain yang berlebihan, dan responden diberi kebebasan untuk mengundurkan diri apabila didapati ketidaknyamanan dalam proses penelitian.

4.5.4. Nonmaleficence

Pada prinsip ini peneliti untuk tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya bagi pasien, yang meliputi upaya untuk mencegah dan membuang unsur-unsur yang bahaya. Efek yang mungkin dapat ditimbulkan dalam konseling ini adalah kelelahan akibat proses konseling yang memerlukan waktu yang lama. Namun hal ini diantisipasi dengan memberikan konseling analisis transaksional dengan membaginya menjadi 4 tahapan untuk meminimalkan efek kelelahan pada responden.

4.5.5. Fidelity

Prinsip fidelity merupakan kewajiban untuk percaya terhadap responden. Fidelity atau kesetiaan menekankan ketulusan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan memenuhi semua komitmen yang telah dibuat (Smeltzer & Bare, 2004). Dalam hal ini peneliti berusaha membina hubungan yang baik dengan pasien, sehingga dapat terbina rasa untuk saling percaya. Untuk menumbuhkan rasa saling percaya antara peneliti dan responden

membutuhkan waktu minimal 4 kali pertemuan, yaitu pada minggu pertama 2 pertemuan, dan 2 kali pertemuan pada minggu berikutnya.

4.5.6. Veracity

Veracity atau kejujuran merupakan upaya untuk menyampaikan

kebenaran informasi yang diberikan, tidak melakukan kebohongan (Hudak & Gallo, 2005). Peneliti memberikan informasi kepada yang benar dan apa adanya kepada responden dengan cara responden diberikan penjelasan secara detail mengenai tujuan, manfaat, waktu, dan efek yang mungkin dapat muncul ketika proses penelitian ini berlangsung.

4.5.7. Justice

Justice atau keadilan adalah suatu kewajiban untuk bersikap adil

dalam distribusi beban dan keuntungan (Hudak & Gallo, 2005). Prinsip keadilan menuntut peneliti untuk bersikap adil pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Untuk kelompok kontrol mendapatkan perlakuan edukasi standar rumah sakit oleh perawat ruangan tentang diet asupan cairan, sedangkan kelompok intervensi selain mendapatkan edukasi terstandar dari rumah sakit, akan mendapatkan konseling dari peneliti. Pemilihan sampel dilakukan secara random antara kelompok kontrol dan intervensi, sehingga responden mempunyai peluang yang sama untuk menjadi kelompok kontrol atau intervensi.

4.6 Alat Pengumpulan Data dan Prosedur Pengumpulan Data

4.6.1. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar pengkajian dan kuisioner yang diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

sudah matang, di mana responden (dalam hal kuisioner) dan interview (dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmojo, 2010 : 152).

Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa :

a) Data demografi pasien dan lembar pengkajian, yang meliputi usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan periode hemodialisa. Periode hemodialisa menggunakan skala rasio dengan hasil ukur tahun. Jenis kelamin menggunakan skala nominal, usia menggunakan skala rasio, pendidikan menggunakan skala ordinal. Sedangkan status dialisa berisi tentang berat badan kering/berat badan ideal, berat badan pre dialisis, dan berat badan post dialisis, dll. Pada lembar pengkajian ini difokuskan pada peningkatan interdialytic

weight gain pasien sebelum menjalani hemodialisa, dengan

peningkatan > 1,3 kg dari rata-rata responden menjalani hemodialisa dalam 4 kali kunjungan secara berturut-turut dengan menggunakan skala rasio.

b) Kuisioner tingkat pengetahuan pasien hemodialisa. kuisioner ini berisi tentang seputar pengetahuan pasien tentang hemodialisa, meliputi definisi, komplikasi, dan diit makanan dan minuman. Kuisioner ini berisi 20 item pertanyaan. Kuisioner dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari SS : sangat setuju, S : setuju, R : ragu-ragu, TS : tidak setuju, dan STS : sangat tidak setuju. Skor penilaian >80 dikategorikan baik, nilai 60-80 dikategorikan sedang, dan nilai <60 di kategorikan kurang. Pengukuran kuisioner ini dengan menggunakan skala ordinal, yakni berupa tingkatan baik, sedang, dan kurang. Pengisian kuisioner pengetahuan ini diukur sebelum dilakukan konseling.

c) Kuisioner motivasi pasien dalam menjalankan hemodialisa dan upaya untuk pencegahan dari berbagai komplikasi, dengan mematuhi asupan cairan yang direkomendasikan. Kuisioner dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari SS : sangat setuju, S : setuju, R : ragu-ragu, TS : tidak setuju, dan STS : sangat tidak

setuju. Skor penilaian >80 dikategorikan baik, nilai 60-80 dikategorikan sedang, dan nilai <60 di kategorikan kurang. Pengukuran kuisioner ini dengan menggunakan skala ordinal, yakni berupa tingkatan baik, sedang, dan kurang. Pengisian kuisioner motivasi ini dilakukan sebelum konseling diberikan.

4.6.2. Prosedur Pengumpulan Data

Sebelum melakukan penelitian peneliti meminta surat pengantar untuk melakukan penelitian dari Universitas Indonesia, kemudian peneliti memohon izin ke Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal. Setelah mendapat izin dari pihak Rumah Sakit Kardinah, peneliti kemudian mengumpulkan data.

a) Sebelum dilakukan pengumpulan data, hal pertama yang dilakukan peneliti adalah menjelaskan tujuan dan manfaat serta prosedur penelitian kepada calon responden. Jika responden telah mengerti dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka responden diminta menandatangani surat persetujuan menjadi responden.

b) Minggu pertama selama 2 kali pertemuan, pada kelompok intervensi dilakukan pada hari senin dan kamis dengan membina trust dengan responden, yang menitikberatkan pada komunikasi yang efektif sehingga peneliti dan responden mempunyai persepsi dan tujuan yang sama (Iam ok, You ok). Membina trust dengan cara :

1) Peneliti sebelum melakukan konseling kepada responden yang sebagai kelompok intervensi, minggu pertama (hari senin, selasa, kamis, dan jumat) mengikuti sesi hemodialisa responden di ruangan, melakukan tindakan keperawatan dilakukan oleh peneliti, jika memungkinkan (seperti, menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, menyiapkan tempat tidur, dll).

2) Mendampingi responden selama dilakukan hemodialisa (3-4 jam) dengan mengajak responden untuk berbagi cerita, tentang kondisi penyakitnya, keluarganya, perawatan selama hemodialisa, dan sebagainya.

3) Setelah responden merasa trust dan nyaman dengan kehadiran peneliti, maka antara responden dan peneliti merencanakan kontrak selanjutnya, yakni melakukan konseling mengenai diet cairan pada pasien hemodialisa.

c) Minggu kedua, selama 2 kali pertemuan pada hari senin dan kamis pada sesi hemodialisa yang pertama peneliti memulai meminta responden mengisi data demografi meliputi, usia jenis kelamin, pendidikan dan durasi periode hemodialisa. Pada sesi hemodialisa yang kedua peneliti mengisi lembar pengkajian responden, yang berisi identitas responden, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan. Untuk variabel motivasi dan pengetahuan diukur sebelum dilakukan konseling. Sedangkan peningkatan interdialytic weight gain responden diukur berdasarkan nilai rata-rata dalam 4 kali melakukan hemodialisa (2 minggu) untuk menghindari kenaikan

interdialitic weight gain karena situasional. Penimbangan berat

badan dilakukan oleh kepala perawat ruangan dengan menggunakan timbangan yang sudah dikalibrasi, untuk menghindari subyektifitas peneliti dengan posisi di belakang responden.

d) Minggu ketiga, pada sesi hemodialisa yang pertama, sebelum peneliti melakukan konseling ditimbang terlebih dahulu peningkatan interdialytic weight gain. Konseling dilakukan setelah pasien selesai melakukan hemodialisa. konseling berisi tentang diet asupan carian yang meliputi jumlah cairan dikonsumsi selama sehari, kemungkinan komplikasi yang dapat

terjadi, dan cara-cara mengatasi haus yang berlebihan. Peneliti juga memberikan booklet kepada pasien yang berisi materi yang telah disampaikan yang bisa di baca di rumah. Pada sesi hemodialisa yang kedua, peneliti melakukan pengkajian kembali kepada responden, untuk mengetahui adanya penurunan interdialytic weight gain pasien.

Pada minggu ketiga yakni pada pertemuan kelima, didapatkan 2 responden yang drop, satu dari kelompok kontrol mengundurkan diri dikarenakan merasa tidak nyaman dan kurang kooperatif, sedangkan satu dari kelompok intervensi disebabkan responden tersebut rata-rata dari nilai interdialytic

weight gain selama 4 hemodialisa secara berturut-turut tidak

mencapai 1,3 kilogram, sehingga tidak memenuhi kriteria inklusi. Sampel yang diambil 26 responden menjadi 24 responden yang dibagi menjadi 12 kelompok kontrol dan 12 kelompok intervensi.

4.7. Validitas dan Reabilitas Instrumen 4.7.1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006). Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen itu mampu apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu (Setiadi, 2007).

Teknik yang dipakai adalah Product Moment dengan rumus sebagai berikut :

( )( )

( )

{å

2

å

-

å å

2

}{åå

2 -

( )å

2

}

X -XY n Y Y n X X n Y r

Keterangan :

r = Korelasi antara variabel X dengan Y X = Skor tiap item

Y = Skor total

n = Banyaknya subjek

Hasil penghitungan tiap-tiap item kemudian dibandingkan dengan tabel nilai product moment. Sebuah item dinyatakan valid jika rhitung > rtabel (p value < 0,05).

Instrumen penelitian diujikan di ruang hemodialysis di Rumah Sakit Islam Harapan Anda Kota Tegal. Instrumen di revisi sebanyak 1 kali dari hasil uji validaitas dan reabilitas pertama, disebabkan masih belum memenuhi validitas construct. Uji validitas dan reabilitas pada instrumen/kuisioner motivasi dan pengetahuan adalah sebagai berikut :

Pada kuisioner motivasi ini jumlah pertanyaan yang tidak valid sebanyak 3 item. Dengan n = 12, r tabel = 0,632, nilai ketiga item tersebut kurang dari nilai r tabel. Pertanyaan nomor 3 dengan nilai r hitung -0,285, nomor 11 dengan nilai r hitung 0,534, dan nomor 15 dengan nilai r hitung -0,773, ketiga nomor tersebut tidak valid karena nilai kurang dari 0,632. Setelah di revisi dan diujikan kembali ke responden didapatkan hasil ke 20 item pertanyaan tersebut valid, nilai r hitung lebih besar dari 0,632.

Pada kuisioner pengetahuan ini jumlah pertanyaan yang tidak valid hanya 1 item. Dengan n = 12, r tabel = 0,632, nilai item tersebut kurang dari nilai r tabel. Pertanyaan nomor 12 dengan nilai r hitung 0,424 nilai tersebut tidak valid karena nilai kurang dari 0,632. Setelah di revisi dan diujikan kembali ke responden didapatkan hasil ke 20 item pertanyaan tersebut valid, nilai r hitung lebih besar dari 0,632.

4.7.2. Reabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil dari pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reabilitas yang memadai bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Sebelum dilakukan pengumpulan data melalui kuisioner, peneliti melakukan uji coba reabilitas terhadap kuisioner. Reabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan Alpha Cranbach (Arikunto, 2006), dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

α = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

s = Jumlah varians butir

2

t

s = Varians total

Standar yang digunakan dalam menentukan reliable atau tidaknya suatu instrumen penelitian pada umumnya adalah perbandingan antara r hitung diwakili nilai alpha dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%. Tingkat reabilitas dengan metode

Alpha Cronbach diukur berdasarkan nilai alpha 0 sampai dengan 1.

( )

ïþïý ü ïî ï í ì -=

å

å

2 t 2 1 1 s s a b k k

Alpha skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range

yang sama. Kuesioner dinyatakan memiliki reliabilitas tinggi jika nilai

Alpha Cronbach > 0,6 atau mendekati angka 1. Bila nilai Alpha Cronbach < konstanta (0,6), maka pertanyaan tidak reliabel (Riyanto

2011 : 148). Ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan dengan tabel berikut :

Tabel 1.4. Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabel

0,00 s.d 0,20 Kurang reliabel

>0,20 s.d 0,40 Agak reliabel >0,40 s.d 0,60 Cukup reliabel

>0,60 s.d 0.80 Reliabel

>0,80 s.d 1,00 Sangat reliabel

Untuk uji reabilitas pada kuisioner motivasi di dapatkan nilai Alpha

Cronbach 0,728 yang berarti kuisioner tersebut reabel. Sedangkan

untuk uji reabilitas pada kuisioner pengetahuan di dapatkan nilai Alpha

Cronbach 0,752 yang berarti kuisioner tersebut reabel.

4.8. Pengolahan Data

Menurut Notoatmojo (2010 : 176-177), pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut :

4.8.1. Editing

Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan antara lain kesesuaian jawaban, kelengkapan pengisian serta konsistensi jawaban. Pada editing tidak dilakukan penggantian atau penafsiran jawaban responden. Editing pada proses ini peneliti memeriksa semua kuesioner yang masuk mengenai kelengkapan, konsistensi maupun kesalahan jawaban pada kuesioner. Tujuannya untuk meneliti kembali editing dilakukan dilapangan sehingga bila terjadi lengkap, editing

dilakukan dilapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak kesesuaian dapat segera dilengkapi.

4.8.2. Coding

Memberi kode angka pada atribut variabel agar lebih mudah dalam menganalisa data.

4.8.3. Tabulating

Memasukan jawaban dalam bentuk kode kedalam master tabel untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh.

4.8.4. Cleaning

Peneliti mengoreksi dan membetulkan kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan pengisian kode jawaban, ketidaklengkapan dan sebagainya.

4.9. Analisa Data

Prosedur analisa data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 4.9.1. Analisis Univariat

Digunakan untuk masing-masing variabel, usia, jenis kelamin, durasi terapi hemodialisa. Analisis univariat usia dengan data numerik, dijelaskan dengan mean, median dan standar deviasi, sedangkan jenis kelamin, dan durasi terapi hemodialisa, dijelaskan dengan prosentase atau proporsi.

4.9.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis secara simultan dari dua variabel, untuk melihat variabel konseling terkait dengan variabel umur, pengetahuan, dan motivasi, serta lamanya menjalani hemodialisa. Analisis bivariat terdiri atas metode-metode statistik inferensial yang digunakan untuk menganalisi data dua variabel penelitian. Data kategorik dengan chi-square sedangkan data kontinue dengan t-test.

Analisis untuk menguji kemaknaan dari perbedaan mean variabel penelitian antara sebelum dan sesudah intervensi, didapatkan sebaran data berditribusi normal, maka uji variabel dengan menggunakan

Paired t-test.

Tabel 1.5 Analisa Data

Karakteristik dan

confounding

Variabel Dependent Jenis Uji

Usia (rasio) Penurunan interdialytic weight gain Regresi linier Jenis Kelamin (nominal) Independent sample t-test

Pendidikan (ordinal) One Way Annova

Periode Hemodialisa (rasio)

Regresi linear

Pengetahuan (ordinal)

One Way Annova

Motivasi (ordinal) One Way Annova

Analisa variabel penurunan interdialytic weight gain sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menggunakan uji paired t-test berpasangan.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 63-79)

Dokumen terkait