• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

1.6 Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, dibutuhkan sebuah metode sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan. Menurut Wiradi dalam Pratiwi (2012:11), metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun

secara sistematis (urutannya logis). Berdasarkan permasalahan yang dianalisis dalam novel “Saga no Gabai Baachan” ini, maka metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif. Berbagai macam defenisi tentang penelitian deskriptif, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain menurut Sugiyono dalam Antoni (2010:14). Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan menurut Arikunto dalam Antoni (2010:15). Jadi tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini, pada penelitian deskriptif sebenarnya tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, dalam perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah berlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain.

Dalam penulisan ini peneliti menguraikan dan menjelaskan secermat mungkin masalah – masalah sosiologis tokoh utama yang terdapat dalam novel

Saga no Gabai Baachan” karangan Yoshichi Shimada dengan teori – teori yang

telah ada. Teori – teori tersebut adalah teori sosiologis khususnya teori sosiologis Soerjono Soekanto. Sementara itu teknik yang penulis gunakan untuk

mengumpulkan data adalah dengan metode studi kepustakaan (Library Research), yaitu teknik mengumpulkan data tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan referensi yang ada hubungannya dengan penelitian ini baik berupa buku – buku, majalah, laporan hasil penelitian ilmiah (skripsi, tesis, jurnal ilmiah, dsb), maupun non ilmiah. Selain itu, penulis juga melakukan pencarian data melalui media internet mengenai pemasalahan yang berkenaan dengan penelitian ini. Kemudian setelah itu membaca dan menganalisis masalah – masalah yang ada dengan teori- teori yang berhubungan dengan penulisan ini.

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “SAGA NO GABAI BAACHAN”, SETTING CERITA, SOSIOLOGIS SASTRA DAN RIWAYAT HIDUP

PENGARANG

2.1 Definisi Novel

Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk karya sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Novel sendiri berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang secara harfiah berarti “sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Istilah novella sendiri mengandung pengertian yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjang cakupannya tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek, Abrams dalam Pratama (2011:15).

Novel sebagai sebuah karya sastra fiksi memiliki pengertian sebagai suatu karya sastra yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh – sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata, Nurgiantoro dalam Keliat (2012:13). Sedangkan menurut H.B. Jassin dalam Antoni (2010:17) menyatakan bahwa “Novel sebagai karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan orang – orang.

Pendapat lain menyatakan bahwa novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa

orang tokoh, Kosasih dalam Pratiwi (2012:14). Kisah novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh hingga tahap penyelesaiannya. Novel memberi gambaran tentang tokoh, peristiwa dan latarnya secara fisik, seolah dapat dilihat, diraba serta didengar. Selain itu, novel juga menghadirkan pengetahuan tentang hal – hal yang mendalam, yang tidak dapat dilihat, dipegang serta didengar namun dapat dirasakan oleh batin yang kesemuanya diperoleh secara tersirat dari gambaran tokoh, peristiwa dan tempat yang diceritakan dalam novel tersebut.

Walaupun novel bersifat imajiner, namun ada juga novel yang berdasarkan pada fakta. Karya fiksi yang demikian oleh Abrams dalam Pratiwi (2012:15) digolongkan sebagai karya non fiksi yang terbagi atas (1) fiksi historis atau novel historis, jika yang menjadi dasar penulisan adalah fakta sejarah, (2) fiksi biografis atau novel biografis, jika yang menjadi dasar penulisan adalah fakta biografi seseorang dan (3) fiksi sains atau novel sains, jika yang yang menjadi dasar penulisan adalah fakta ilmu pengetahuan.

Novel dapat dibagi menjadi dua golongan menurut pendapat Nurgiantoro dalam Pratama (2011:16), yaitu novel populer dan novel serius. Novel populer adalah novel yang popular dan terkenal pada masanya serta memiliki banyak pengemarnya, terutama pembaca dari kalangan remaja. Novel golongan ini menampilkan permasalahan yang aktual dan sesuai dengan zaman, namun hanya permukaan permasalahan saja. Novel popular tidak membahas permasalahan kehidupan secara lebih mendalam, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Karena novel popular pada umumnya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman dan tidak memaksa orang untuk membacanya sekali lagi. Novel popular ini

biasanya cepat dilupakan orang, apalagi dengan banyaknya muncul novel – novel baru yang lebih popular dan lebih mengikuti perkembangan zaman.

Sedangkan golongan berikutnya adalah novel serius, novel serius adalah novel yang isi ceritanya serba berkemungkinan serta dituntut konsentrasi untuk dapat memahami jalan cerita yang dipaparkan dalam novel tersebut. Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang disajikan dalam novel ini disoroti dan diungkap sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal. Novel serius selain memberikan hiburan juga memberi pengalaman yang berharga kepada pembacanya, selain itu juga mengajak sang pembaca untuk meresapi permasalahan yang ditampilkan dalam novel tersebut. Hal ini lah yang merupakan kelebihan novel serius dibandingkan novel popular, sehingga tetap dapat bertahan dan tetap menarik di baca sepanjang masa.

Jadi, menurut pemaparan defenisi novel diatas. Penulis menarik kesimpulan bahwa novel “Saga No Gabagai Baachan” karya Yoshichi Shimada yang menjadi objek kajian skripsi ini adalah novel nonfiksi yang berbentuk novel biografis dan tergolong kedalam novel serius, kerena Yoshici Shimada sebagai pengarang novel “Saga No Gabai Baachan” mengkisahkan tentang kehidupannya bersama neneknya di sebuah desa bernama Saga semasa ia kecil dahulu di sekitar tahun 1958 dan dalam novel ini yang menjadi tokoh utama adalah nenek Osano yang merupakan neneknya sendiri. Banyak hal berharga yang diajarkan nenek Osano sebagai tokoh utama dalam novel “Saga No Gabai Baachan” ini, terutama bagaimana bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa akan apa yang kita miliki di tengah kondisi yang serba kekurangan atau bisa dikatakan miskin dan tentang bagaimana nenek Osano dengan segala beban hidup sehari – harinya menghadapi

permasalahan yang timbul di sekelillingnya baik dari cucunya Akihiro Tokunaga maupun dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya dengan kecerdikan dan segala ide – ide cemerlangnya. Kemiskinan membuat nenek Osano menjadi seorang pekerja keras, bahkan di usianya yang sudah tua dan dengan ide – ide cemerlangnya ia membuat kehidupannya menjadi mudah namun tetap terhormat di mata orang – orang di sekitarnya.

Dokumen terkait