• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

6. Metode Penentuan Biaya Produksi

Menurut Mulyadi metode penentuan biaya produksi dibagi menjadi:

a. Full costing

Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Tabel 2.1. Kos Produksi Menurut Metode Full Costing

Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik Variabel xx

Biaya Overhead Pabrik Tetap xx

Kos Produksi xx

Sumber: Mulyadi (2015:17)

1) Biaya bahan baku secara teoritis, biaya bahan baku langsung harus memasukkan seluruh biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi sebuah produk atau kinerja sebuah jasa.

2) Biaya tenaga kerja langsung berkenaan dengan usaha setiap individu yang melakukan produksi sebuah produk atau mengerjakan sebuah jasa. Tenaga kerja langsung dapat juga dianggap sebagai pekerjaan yang secara langsung menambah nilai produk akhir atau jasa.

3) Overhead merupakan berbagai faktor atau biaya produksi yang tidak langsung untuk memproduksi sebuah produk atau menyediakan jasa. Maka biaya overhead tidak memasukkan bahan baku maupun tenaga kerja langsung. Biaya overhead dapat menjadi variabel atau tetap berdasarkan bagaimana mereka berperilaku dalam merespon sebuah perusahaan dalam jumlah produksi atau pengukuran aktivitas lainnya.

4) Biaya overhead variabel meliputi biaya bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung yang telah dibayar berdasarkan jumlah jam kerja (seperti upah untuk operator untuk mesin pengangkat

16

barang, pengurus bahan baku, dan para pekerja lainnya yang membantu proses produksi, perakitan, dan/jasa).

5) Biaya overhead pabrik tetap meliputi biaya seperti penyusutan garis lurus pada aset pabrik, biaya lisensi pabrik, dan asuransi pabrik serta pajak tanah dan bangunan/properti. biaya overhead pabrik tidak langsung meliputi supervisor produksi, penggantian pengawas, dan manajer pabrik. (Mulyadi, 2015)

b. Variabel costing

Variabel costing merupakan penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi berperilaku variabel ke dalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian kos produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Tabel 2.2. Kos Produksi Menurut Metode Variabel Costing

Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik Variabel xx

Kos Produksi xx

Sumber: Mulyadi (2015:18)

Ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (BOP tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap).

(Mulyadi, 2015) 7. Depresiasi

Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh

waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan dalam suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.

b. Harus mempunyai umur manfaat tertentu dan umurnya harus lebih lama dari setahun.

c. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/kehancuran, usang atau mengalami pengurangan nilai dari asalnya.

d. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.

Properti yang dapat didepresiasi dikelompokan menjadi:

1) Nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis, dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.

2) Tidak nyata (intangible) property personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

Depresiasi merupakan komponen penting dalam analisis ekonomi teknik, karena:

a. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu

b. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai aset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa aset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai

18

c. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk mengurangi pengenaan pajak dengan jalan bahwa aset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak (Leiwakabessy & Patty, 2015: 24)

8. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Beberapa metode penyusutan aktiva tetap antara lain, Metode garis lurus (straight-line method), Metode saldo menurun ganda (double declining balance method), Metode jumlah angka tahun (sum of the years digits method), Metode jam kerja (service hours method), Metode unit produksi (productive output method).

a. Metode garis lurus

Penyusutan metode garis lurus adalah bahwa aset yang bersangkutan akan memberikan manfaat yang sama untuk setiap periodenya sepanjang umur aset. Dengan menggunakan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan periodik dapat dihitung sebagai berikut:

Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu

Estimasi Masa Manfaat ...(7) b. Metode Saldo menurun ganda

Penyusutan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda beban penyusutan periodik dihitung dengan cara mengalikan suatu tarif persentase ke nilai buku aset yang semakin menurun, sehingga dinamakan metode saldo menurun ganda. Rumusnya:

Tarif Penyusutan = (100% : Umur Ekonomis) x 2

Beban Penyusutan = Nilai Buku Awal Tahun x Tarif Penyusutan Penyusutan dengan menggunakan metode jumlah angka tahun, metode ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun dalam setiap tahun berikutnya. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Tarif Penyusutan =n(n+1)

2 ...(8)

Beban Penyusutan = Sisa Umur Aktiva

Tarif x (HP-NS)...(9)

c. Metode Jam Kerja

Penyusutan dengan menggunakan metode jam kerja, bahwa pembelian suatu aset menunjukan pembelian sejumlah jam jasa langsung. Perhitungan metode jam kerja sebagai berikut:

Tarif Penyusutan =Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu

Estimasi Total Jam Jasa ...(10) d. Metode Unit Produksi

Penyusutan dengan menggunakan metode unit produksi, didasarkan pada anggaran bahwa aset yang diperoleh diharapkan dapat memberikan jasa dalam bentuk hasil unit produksi tertentu. Metode ini memerlukan suatu estimasi mengenai total output yang dapat dihasilkan aset.

Perhitungannya sebagai berikut:

Tarif Penyusutan =Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu

Estimasi Total Output ...(11) Sumber: (Hery, 2014: 279-290)

9. Penggolongan Aktiva Tetap

Ada beberapa jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan yaitu:

Tabel 2.3. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 1

No Jenis Usaha Jenis Harta

1 Semua jenis usaha

a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lem ari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.

20

b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.

c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.

d. Sepeda motor, sepeda dan becak.

e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.

f. Dies, jigs, dan mould.

g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler dan sejenisnya.

2

Pertanian, perkebunan, kehutanan,

Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.

3

Industri makanan dan minuman

Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.

4

Transportasi dan

Pergudangan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum.

5

Industri semikonduktor

Falsh memory tester, writer machine, biporar test system, elimination (PE8-1), pose checker.

6

Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Dalam

Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris.

7

Jasa telekomunikasi

selular Base Station Controller

Sumber: PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.03/2009

Tabel 2.4. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 2

No Jenis Usaha Jenis Harta

1 Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.

b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.

c. Container dan sejenisnya.

2 Pertanian, perkebunan, kehutanan,

a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.

b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan

3 Industri makanan dan minuman

a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan .

Lanjutan

b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.

c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.

d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis.

4 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air)..

5 Perkayuan, kehutanan

a. Mesin dan peralatan penebangan kayu.

b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang kehutanan.

6 Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.

7 Transportasi dan Pergudangan

a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truck ngangkang, dan sejenisnya;

b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu - batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT;

e. Kapal balon.

8 Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon;

b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.

9 Industri semi konduktor

Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester.

10 Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Dalam

Spoolling Machines, Metocean Data Collector

11 Jasa

Telekomunikasi Seluler

Mobile Switching Center, Home Location Register, Visitor Location Register. Authentication Centre, Equipment Identity Register, Intelligent Network Service Control Point, intelligent Network Service Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antena

Sumber: PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.03/2009

22

Kemudian untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.5. Tabel masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud

Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat

Sumber: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008

10. Penentuan Harga Pokok Produk

a. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Method)

“Dalam Metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan”. (Mulyadi, 2005)

b. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)

Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang

dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.

Karakteristik metode harga pokok proses, sebagai berikut:

1) Produksi yang dihasilkan merupakan produksi produk standar.

2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Sebagai contoh perusahaan yang berproduksi massa adalah perusahaan semen. Proses produksi semen menghasilkan satu macam produk berupa semen Portland yang diukur dengan satuan zak yang berat standarnya 50 kg. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama. Perencanaan produksi dilakukan dengan diterbitkannya perintah produksi (production order) setiap awal bulan yang berlaku untuk bulan tertentu. (Mulyadi, 2005:63)

Sedangkan menurut (Dunia, Abdullah, et al., 2018: 117), karakteristik metode harga pokok proses adalah sebagai berikut.

1) Biaya-biaya diakumulasikan menurut departemen atau pusat biaya, dan bukan berdasarkan pekerjaan pesanan seperti halnya dalam metode harga pokok pesanan.

2) Biaya produksi atau pengolahan dibebankan kepada akun barang dalam proses dari masing-masing departemen.

3) Jumlah unit dari barang dalam proses dalam setiap departemen harus dinyatakan dalam bentuk tingkat penyelesaian dan unit yang dianggap selesai, diperoleh dengan mengkonversikan jumlah unit yang belum selesai secara proporsional dengan tingkat penyelesaian pada akhir periode.

4) Biaya per unit dihitung menurut departemen atau pusat biaya.

24

5) Pada saat produksi selesai dalam suatu departemen produksi, jumlah unit yang selesai dan biayanya dipindahkan ke departemen produksi berikutnya atau gudang barang jadi.

6) Untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan dan menghitung biaya baik secara keseluruhan maupun per unit menurut masing-masing departemen digunakan formulir laporan biaya produksi.

11. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi

Menurut (Mulyadi, 2005: 71-72) ayat jurnal yang digunakan dalam pencatatan biaya produksi sebagai berikut:

a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku:

BDP – Biaya Bahan Baku xxx Persediaan Bahan Baku xxx b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:

BDP – Biaya Bahan Penolong xxx Persediaan Bahan Penolong xxx c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

BDP – Biaya Tenaga Kerja xxx

Gaji dan Upah xxx

d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik BDP – Biaya Overhead Pabrik xxx

Berbagai Rekening yang Dikreditkan xxx

e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang:

Persediaan Produk Jadi xxx

BDP – Biaya Bahan Baku xxx

BDP – Biaya Tenaga Kerja xxx BDP – Biaya Overhead Pabrik xxx

12. Penentuan Harga Jual

“Harga jual adalah upaya untuk menyeimbangkan keinginan untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari perolehan pendapatan yang tinggi dan penurunan volume penjualan jika harga jual yang dibebankan ke konsumen terlalu mahal.”(Krismiaji & Anni, 2011: 326)

“Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanannya.”(Murti & Soeprihanto, 2007: 281)

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa harga jual merupakan upaya yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada konsumen atas produk maupun jasa yang dijual dapat menghasilkan pendapatan yang diinginkan perusahaan tersebut, harga jual yang dibebankan atas produk yang dijual haruslah tepat, dan harga jual yang tepat haruslah harga jual yang sesuai dengan kualitas produk yang dijual, serta harga jual tersebut dapat memberikan kepuasan pada konsumen.(Komara & Sudarma, 2016: 25)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut adalah hasil penelitian terdahulu yang penulis jadikan referensi dalam Tugas Akhir ini.

26

Tabel 2.6. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Judul Penentuan Harga Pokok

Produksi Dengan Cost Method pada CV Berkah Impian Bersama

Toko Farah Barabai CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang”

Januari 2019 Oktober-Desember 2020

Rumusan

pokok produk per biji kue dengan biaya pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Cost Method pada CV Berkah Impian Bersama

“Rini Amplang”

Banjarbaru?

Lanjutan

Sumber: Raden Satrio Arif Wibowo(2015), Zarima Fajriana(2019)

Perbedaan antara tugas akhir yang dibuat penulis dengan beberapa referensi diatas yaitu yang pertama adalah tempat institusi yang diteliti serta barang dijual yang dijadikan penelitian. Untuk kedua referensi menjadikan kue roti sebagai

Tujuan per biji sehingga hal tersebut masih

28

bahan penelitian, sedangkan penulis menjadikan produk amplang ikan tenggiri sebagai penelitian.

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus dengan pendekatan deskriptif. Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi maupun instansi tertentu. Data yang dibuat mencakup penggolongan biaya produksi dan penentuan harga pokok produk menggunakan metode harga pokok proses. Maka pada penelitian ini penulis hanya menitikberatkan kepada hal-hal yang berhubungan dengan kalkulasi harga pokok produksi dengan tujuan untuk mengetahui cara menentukan harga pokok produksi pada perusahaan dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” yang beralamat di Sungai Ulin, Banjarbaru.

B. Variabel Penelitian

1. Harga Pokok Produk

Harga pokok produk bagi CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang”

Banjarbaru adalah mencakup seluruh biaya produksi yang dibebankan pada proses produksi dalam periode tertentu dari pengadaan bahan baku menjadi barang jadi hingga produk siap untuk dijual.

2. Harga Pokok Proses

Metode Harga Pokok Proses menurut CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru adalah kegiatan produksi dalam pembuatan amplang yang dihasilkan dari bulan ke bulan dalam kondisi massal dan dilaksanakan secara berkesinambungan.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

30

Data kualitatif merupakan data observasi yang didasarkan pada karakteristik dan lingkungan perusahaan, dinyatakan dalam bentuk pernyataan, tanggapan dan penjelasan yang didapat, seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan proses produksi.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang dinyatakan atas diukur pada nilai absolut atau nilai relatif seperti harga pokok dan jumlah barang yang berupa pemakaian bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang telah dikerjakan CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.

2. Sumber Data a. Data Primer

Data yang didapat dari sumber data yang diperoleh langsung melalui informasi secara langsung dari objek penelitian yaitu hasil dari wawancara langsung dengan pemilik pada CV Berkah Impian Bersama

“Rini Amplang” Banjarbaru mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi dan data perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dibuat oleh pihak perusahaan dalam bentuk dokumen, data yang didapatkan dari perusahaan yang berupa:

1) Data biaya produksi

2) SIUP(Surat Izin Usaha Perdagangan) D. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Melakukan penelitian dengan mewawancarai pemilik CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.

2. Dokumentasi

Melakukan penelitian dengan mencari data terkait masalah yang diteliti.

Dokumentasi nya berupa data-data yang ada diperusahaan mengenai produk

yang diproduksi ataupun produk yang dipesan setiap bulan yang diteliti pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.

3. Observasi

Observasi yang dikerjakan yaitu survei ke area produksi pembuatan produk sehingga mengetahui masalah apa yang terjadi dilapangan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti untuk mengambil kesimpulan pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru ialah:

1. Mengumpulkan data-data mengenai biaya produksi

2. Menggolongkan biaya produksi sesuai konsep akuntansi biaya 3. Melakukan penghitungan penyusutan aktiva tetap

4. Melakukan perhitungan biaya overhead pabrik

5. Menghitung harga pokok produk dengan metode harga pokok proses 6. Membuat kartu harga pokok proses

7. Melakukan perhitungan yang tepat terhadap biaya produksi

8. Membuat simpulan dan saran untuk CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru adalah salah satu industri rumahan yang memproduksi berbagai macam cemilan ringan khas daerah Kalimantan Selatan. CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru berdiri sejak tahun 2012 dengan brand “Rini Amplang” yang dikelola oleh Ibu Rini Wardani. Pada tahun 2013 perusahaan ini mendapatkan Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK), yaitu No.

IUMK/005/Ekobang-KBBU/2019 dan mempunyai nomor NPWP 96.552.511.6.732-000.

Pada saat membuka usaha ini dimulai dengan modal sebesar Rp5.000.000,00 serta dikelola di rumah pribadi pemilik dengan 3 orang karyawan termasuk pemilik perusahaan. Kemudian pada 2016 pemilik perusahaan sempat ditipu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga nama pemilik perusahaan hampir di blacklist oleh bank.

Dalam memasarkan produk, Rini Amplang Banjarbaru mengikuti beberapa kegiatan seperti pameran atau bazar. Pemasaran yang dilakukan juga telah mampu memasuki supermarket yang ada di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau biasa dikenal dengan Alfamart serta beberapa Toko Oleh-Oleh perusahaan lokalan.

Rini Amplang juga turut mengirimkan ke beberapa pergudangan retail modern seperti Indogrosir, Lotte Mart, dan Indomaret.

Kemudian, saat ini pemilik perusahaan bisa membeli aset usaha berupa mobil, tanah, truk, dan rumah. Dan pada tahun 2021 nama perusahaan diubah menjadi “CV Berkah Impian Bersama”.

2. Struktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi serta seluruh bagian yang ada pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru

Bagan 4. 1.Struktur Organisasi CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru

Sumber: Struktur Organisasi CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru (2021)

Berdasarkan bagan struktur organisasi tersebut diatas, maka penulis memaparkan tugas dan fungsi serta wewenang dari setiap bagian, yaitu:

Direktur

34

a. Direktur

1) Merancang strategi bisnis untuk kepentingan kemajuan perusahaan.

2) Melakukan evaluasi kepada setiap elemen yang ada di perusahaan.

3) Melakukan rapat setiap bagian di perusahaan.

4) Merencanakan dan menetapkan anggaran perusahaan.

b. Wakil Direktur

1) Menggantikan tugas direktur apabila sedang berhalangan.

2) Membantu direktur dalam pengambilan keputusan.

3) Membantu direktur dalam mengarahkan seluruh aktivitas

3) Membantu direktur dalam mengarahkan seluruh aktivitas