• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK AMPLANG PER BUNGKUS DENGAN MENGGUNAKAN PROCESS COST METHOD PADA CV BERKAH IMPIAN BERSAMA RINI AMPLANG BANJARBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK AMPLANG PER BUNGKUS DENGAN MENGGUNAKAN PROCESS COST METHOD PADA CV BERKAH IMPIAN BERSAMA RINI AMPLANG BANJARBARU"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK AMPLANG PER BUNGKUS DENGAN MENGGUNAKAN PROCESS COST METHOD PADA CV BERKAH

IMPIAN BERSAMA “RINI AMPLANG”

BANJARBARU

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Akuntansi

Oleh:

MUHAMMAD HILMI RAMADHANI NIM D010318045

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2021

(2)

ii

Halaman Judul

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK AMPLANG PER BUNGKUS DENGAN MENGGUNAKAN PROCESS COST METHOD PADA CV BERKAH

IMPIAN BERSAMA “RINI AMPLANG”

BANJARBARU

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Akuntansi

Oleh:

MUHAMMAD HILMI RAMADHANI NIM D010318045

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2021

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

NOTA DINAS

Hal : Tugas Akhir Sdr. MUHAMMAD HILMI RAMADHANI

Kepada Yth.:

Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin Di Tempat

Dengan hormat,

Setelah membaca, mengoreksi dan melakukan perbaikan, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa Tugas Akhir yang disusun oleh:

Nama : MUHAMMAD HILMI RAMADHANI

NIM : D010318045

Program Studi : D3 AKUNTANSI

Judul Tugas Akhir : PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK AMPLANG PER BUNGKUS DENGAN

MENGGUNAKAN PROCESS COST METHOD PADA CV BERKAH IMPIAN BERSAMA "RINI AMPLANG" BANJARBARU

dapat diajukan dalam sidang ujian Tugas Akhir untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

Demikian persetujuan ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 12 Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

HIKMAHWATI, SE, MM NIP 198207272005012003

JULKAWAIT, SE, MM NIP 197701082005011002

(4)

iv

Halaman Pengesahan

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Banjarmasin. Tugas Akhir ini belum pernah dipergunakan atau dipublikasikan untuk keperluan lain oleh siapapun juga. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan sebagaimana mestinya sesuai ketentuan yang berlaku.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri Banjarmasin.

Banjarmasin, 18 Agustus 2021 Yang membuat pernyataan,

Muhammad Hilmi Ramadhani NIM D010318045

(6)

vi

MOTTO

Deg-degan mikirin masa depan itu wajar, tapi jangan sampai dibawa stress. Jangan silau ngeliat temen yang karirnya stabil, pencapaiannya udah banyak, hidupnya terlihat enteng dan bahagia. Dibawa santai aja.

Semua punya timeline masing-masing. Coba urai lagi lebih detail, tujuan kamu mau ke mana?

Kerjain pelan-pelan, nikmati prosesnya.

Pede aja, nanti juga sampai.

-Arief Muhammad

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Orang tua, kakak, adik, keluarga besar, teman-teman dan orang-orang terdekat yang telah memberikan segala bantuan, dukungan, dan doa untuk penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang sudah memberikan ilmu serta meluangkan waktunya dalam proses pembimbingan dan pengerjaan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh dosen dan staf prodi Akuntansi, jurusan Akuntansi serta civitas Akademika Politeknik Negeri Banjarmasin atas ilmu pengetahuan yang diberikan.

5. Seluruh pegawai CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang sudah memberikan izin untuk melakukan penelitian serta memberikan informasi dalam penyelesaian Tugas Akhir.

(8)

viii

ABSTRAK

Muhammad Hilmi Ramadhani (D010318045). Penentuan Harga Pokok Produk Amplang per Bungkus dengan menggunakan Process Cost Method pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru. Tugas Akhir, Program Studi D3 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021.

Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan hal yang signifikan untuk diperhatikan karena semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang cukup bersaing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggolongan biaya pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya serta untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk Amplang per bungkus dengan menggunakan Process Cost Method.

Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif. Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dari harga pokok produksi antara CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru dengan perhitungan penulis. Hal ini terjadi setelah dilakukannya penggolongan biaya produksi dan perhitungan biaya produksi dengan benar berdasarkan konsep akuntansi biaya. Dengan demikian baru dapat ditentukan harga pokok produksi secara tepat.

Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi perhitungan menurut perusahaan adalah Rp 7.217,85 sedangkan perhitungan menurut penulis adalah Rp 7.472,83.

Selisih antara perhitungan perusahaan dengan penulis memang tidak terlalu jauh berbeda namun berpengaruh terhadap harga jual dan jumlah pemasukan yang sebenar- benarnya.

Kata Kunci: Harga Pokok Produksi, Biaya Produksi, Metode Harga Pokok Proses

(9)

ix

ABSTRACT

Muhammad Hilmi Ramadhani (D010318045). Determination of the Cost of Amplang Products per Pack using the Process Cost Method at CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru. Final Project, D3 Accounting Study Program, Accounting Department, Banjarmasin State Polytechnic, 2021.

Calculation of Cost of Goods Produced (HPP) is a significant thing to note because of the increasing competition between companies in producing quality products at quite competitive prices. This study aims to determine the cost classification of CV Berkah Impian Bersama "Rini Amplang" Banjarbaru in accordance with the concept of cost accounting and to determine the calculation of the cost of Amplang products per pack using the Process Cost Method.

This type of research is carried out using case study research with a descriptive approach. The data of this research are primary data and secondary data. From the results of the study it was concluded that there was a difference in the cost of production between CV Berkah Impian Bersama "Rini Amplang" Banjarbaru and the author's calculations. This happens after classifying production costs and calculating production costs correctly based on the concept of cost accounting. In this way, the cost of production can be determined precisely.

Based on the calculation of the cost of production, the calculation according to the company is Rp 7,217.85 while the calculation according to the author is Rp 7,472.83.

The difference between the calculation of the company and the author is not too different, but it affects the selling price and the actual amount of income.

Keywords: Cost of Goods Sold, Production Costs, Process Costing Method, Raw Material Costs, Labor Costs, Factory Overhead Costs

(10)

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir sebagaimana dijadwalkan tepat pada waktunya.

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan suatu bukti bahwa penulis telah menyelesaikan program pendidikan pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan bimbingan serta arahan selama menyusun Tugas Akhir ini, terutama kepada:

1. Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik saya yang telah banyak memberikan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Joni Riadi, S. ST., M.T selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.

3. Ibu Nailiya Nikmah, S. Pd., M. Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

4. Ibu Nurul Qalbiah, SE, Ak, MM selaku Ketua Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

5. Ibu Hikmahwati, SE. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Julkawait, SE., MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

8. Ibu Rini Wardani selaku Direktur dan seluruh pegawai CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang telah memberikan izin penelitian dan memberikan informasi serta bantuan dalam kelengkapan data .

(11)

xi

9. Sahabat-sahabat saya Tegar, Yoanda, Osa, Dewi, Firda, Nabila, Robby, Salsa, Azizah , Fauzian dan Fathul yang selalu menemani serta memberikan dukungan, semangat, doa dan juga bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Seluruh mahasiswa/i D3 Akuntansi khususnya kelas 6B Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin angkatan 2018 dan masih banyak lagi yang belum bisa penulis sebutkan, terima kasih sudah memberikan hari-hari yang berkesan selama 3 tahun terakhir.

Penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan mahasiswa/i Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin khususnya.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penulisan yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Banjarmasin, 18 Agustus 2021

Muhammad Hilmi Ramadhani NIM D010318045

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Cover... i

Halaman Judul ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Pernyataan... v

Halaman Motto... vi

Halaman Persembahan ... vii

Abstrak ... viii

Abstract ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Bagan ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Landasan Teori ... 6

1. Pengertian Akuntansi Biaya ... 6

2. Tujuan Akuntansi Biaya... 6

3. Biaya ... 7

4. Cara Penggolongan Biaya ... 7

(13)

xiii

5. Unsur-Unsur Biaya Produksi ... 10

6. Metode Penentuan Biaya Produksi ... 14

7. Depresiasi ... 16

8. Metode penyusutan aktiva tetap ... 18

9. Penggolongan Aktiva Tetap ... 19

10. Penentuan Harga Pokok Produk ... 22

11. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi ... 24

12. Penentuan Harga Jual ... 25

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 25

BAB III : METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 29

B. Variabel Penelitian ... 29

1. Harga Pokok Produk ... 29

2. Harga Pokok Proses ... 29

C. Jenis dan Sumber Data ... 29

1. Jenis Data ... 29

2. Sumber Data ... 30

D. Metode Pengumpulan Data ... 30

1. Wawancara ... 30

2. Dokumentasi ... 30

3. Observasi ... 31

E. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian ... 32

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 32

2. Struktur Organisasi ... 33

3. Bahan dan Peralatan Produksi... 35

4. Proses Produksi ... 36

5. Perhitungan Menurut Perusahaan ... 38

(14)

xiv

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 44

1. Penggolongan Biaya disarankan Penulis ... 44

2. Perhitungan Depresiasi Aktiva Tetap ... 45

3. Perhitungan Biaya Produksi yang disarankan Penulis ... 48

4. Perhitungan Harga Pokok Produk Amplang per Bungkus... 54

5. Laporan biaya produksi yang disarankan penulis ... 55

6. Jurnal yang disarankan Penulis ... 57

7. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan dan Menurut Penulis ... 59

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 62

Daftar Pustaka ... 63

Lampiran-Lampiran ... 64

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kos Produksi Menurut Metode Full Costing ... 15

Tabel 2.2. Kos Produksi Menurut Metode Variabel Costing ... 16

Tabel 2.3. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 1 ... 19

Tabel 2.4. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 2 ... 20

Tabel 2.5. Tabel masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud ... 22

Tabel 2.6. Hasil Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 4. 1. Perhitungan kuantitas produksi serta pendapatan per bulan ... 38

Tabel 4. 2. Daftar Tenaga Kerja ... 39

Tabel 4. 3.Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan Oktober ... 39

Tabel 4. 4.Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan Oktober ... 40

Tabel 4. 5. Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan November ... 41

Tabel 4. 6. Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan November... 41

Tabel 4. 7. Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan Desember ... 42

Tabel 4. 8. Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan Desember ... 42

Tabel 4. 9. Penggolongan biaya produksi menurut penulis ... 45

Tabel 4. 10. Daftar penyusutan aktiva tetap ... 46

Tabel 4. 11. Biaya penyusutan bulan Oktober 2020 ... 46

(16)

xvi

Tabel 4. 12. Biaya penyusutan bulan November 2020 ... 47

Tabel 4. 13. Biaya penyusutan bulan Desember 2020 ... 47

Tabel 4. 14. Perhitungan Biaya Produksi bulan Oktober 2020 ... 48

Tabel 4. 15. Perhitungan Biaya Produksi bulan November 2020 ... 49

Tabel 4. 16. Perhitungan Biaya Produksi bulan Desember 2020 ... 50

Tabel 4. 17. Perhitungan harga pokok produk per bungkus amplang ... 54

Tabel 4. 18. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan Oktober ... 55

Tabel 4. 19. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan November .. 56

Tabel 4. 20. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan Desember ... 56

Tabel 4. 21. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Amplang ikan tenggiri menurut perusahaan dan yang disarankan penulis ... 59

(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 4. 1.Struktur Organisasi CV Berkah Impian Bersama ... 33 Bagan 4. 2. Standarisasi proses pembuatan Amplang... 36

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup ... 65

Lampiran 2. Lembar Bimbingan Pembimbing 1... 69

Lampiran 3. Lembar Bimbingan Pembimbing 2... 70

Lampiran 4. Lembar Saran Penguji 1 Seminar Proposal ... 72

Lampiran 5. Lembar Saran Penguji 2 Seminar Proposal ... 73

Lampiran 6. Surat Keterangan Izin Penelitian ... 74

Lampiran 7. Surat Izin Usaha Mikro Dan Kecil ... 75

Lampiran 8. Denah Perusahaan... 76

Lampiran 9. Foto Perusahaan ... 77

Lampiran 10. NPWP Perusahaan ... 78

Lampiran 1. Lembar Saran Ketua Penguji Sidang Tugas Akhir ... 79

Lampiran 12. Lembar Saran Anggota Penguji Sidang Tugas Akhir ... 80

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan adalah wadah suatu kegiatan bagi para pelaku usaha. Target dari sebuah perusahaan yakni untuk menjamin kelangsungan hidupnya, perusahaan harus mendapatkan pertumbuhan dan pencapaian laba (profit). Karena tinggi rendahnya laba yang diperoleh perusahaan membentuk suatu gambaran kesuksesaan perusahaan tersebut. Tanpa adanya laba, semua jenis usaha baik perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur akan mengalami kesulitan dalam berkembang kemudian alhasil akan mengalami penurunan yang mengakibatkan kebangkrutan. Secara umum ada dua hal yang menjadi tujuan didirikannya suatu perusahaan yaitu perkembangan usaha serta profitabilitas untuk memperoleh laba yang optimal serta maksimal. (Firdayati, 2017)

Setiap perusahaan tentunya ingin maju dan berkembang, untuk itu perusahaan perlu menyikapi semaksimal mungkin untuk memproduksi dan menjual produknya dengan baik. Dalam menyikapi kebijakan tersebut akan berpengaruh pada perusahaan dalam menentukan harga pokok produk, perusahaan harus mampu mengambil keputusan dan mencari peluang agar perusahaan tetap maju dan berkembang. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan harga pokok produk untuk menentukan harga jual yang tepat agar perusahaan dapat bersaing.

Pentingnya penentuan harga pokok produk terhadap perusahaan yang mayoritas kegiatannya mengarah pada proses produksi, mampu membantu perusahaan mendapatkan laba produksi yang akurat terhadap pembebanan biaya produksinya.

Laba produksi tersebut dapat menjadi acuan perusahaan untuk mengestimasikan seberapa besar target yang akan diperolehnya di masa periode yang mendatang.

Harga jual merupakan biaya yang ditetapkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dengan persentase laba yang ingin dicapai oleh suatu

(20)

2

perusahaan, karena itu untuk memperoleh laba yang diinginkan perusahaan salah satu caranya yaitu menetapkan harga jual yang tepat untuk produk yang dijual.

(Djumali et al., 2014:84) Akan tetapi dalam keadaan persaingan yang semakin tinggi tentunya perusahaan tidak boleh sembarangan dalam menaikkan harga jual dikarenakan bisa menyebabkan pelanggan berpindah ke produk pesaing yang memiliki harga lebih rendah, namun dengan kualitas produk yang sama.

Kesalahan dalam menentukan pengambilan keputusan kadang kala ditemukan, antara lain kesalahan dalam melakukan perhitungan biaya, contohnya kesalahan dalam penggolongan biaya. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap harga pokok produk, penentuan harga jual, dan pengambilan keputusan.

CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru merupakan salah satu perusahaan yang beraktivitas pada proses manufaktur di Banjarbaru yang beromzet besar dan masih belum memperhitungkan harga pokok produk sesuai dengan konsep akuntansi biaya. CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang”

Banjarbaru memproduksi produk amplang yang diproduksi berdasarkan pesanan dan proses. Proses produksi yang terjadi di perusahaan meliputi pemilihan dan pemisahaan bahan baku amplang yaitu antara daging dan tulang ikan, selanjutnya proses pencetakan dan penggorengan amplang hingga yang terakhir proses pengepakan amplang. Proses produksi tersebut meliputi biaya–biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung serta biaya overhead pabrik. Pembebanan biaya produksi tersebut harus tepat dan sesuai. Dengan demikian perusahaan harus mengetahui secara rinci mengenai biaya produksi yang dibebankan pada produk tersebut melalui perhitungan harga pokok produk.

Selama ini CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru dalam memproduksi amplang dilakukan berdasarkan pesanan dan produksi massal.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru, dalam menghitung harga pokok produk tidak membagi biaya-biaya produksi sesuai pengklasifikasian akuntansi biaya yang seharusnya.

(21)

Keadaan ini menyebabkan entitas tidak dapat menaruh harga pokok produk dengan efisien yang tentunya akan berimbas pada harga jual produk per bungkus amplang dan laba yang ingin dicapai perusahaan. Perhitungan yang tepat menurut kaidah akuntansi ialah mengklasifikasikan biaya produksi bukan hanya menghitung biaya bahan baku saja tetapi ada biaya overhead pabrik dan biaya tenaga kerja. Sedangkan yang dilakukan oleh perusahaan masih belum memperhitungkan biaya overhead pabrik sehingga penulis menganggap pihak perusahaan belum mengklasifikasikan secara tepat dan untung yang didapat belum maksimal. Untuk itu, penulis mencoba membantu dalam pemberian alternatif kalkulasi harga pokok produk yang tepat, berdasarkan metode harga pokok proses sinkron dengan konsep akuntansi biaya, sehingga CV Berkah Impian Bersama

“Rini Amplang” Banjarbaru mampu menetapkan harga jual produk barang dengan tepat.

Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis mengambil metode harga pokok proses untuk menghitung harga pokok produk. Penelitian ini sebagai alternatif CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru untuk penetapan harga jual.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan penelitian tugas akhir dengan mengangkat judul “Penentuan Harga Pokok Produksi Amplang per Bungkus dengan Menggunakan Process Cost Method pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam tugas akhir ini yaitu CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru belum melakukan penghitungan harga pokok produk yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya yang seharusnya.

Penulis memfokuskan cakupan pengkajian yaitu pada perhitungan harga pokok produk per bungkus amplang pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru untuk bulan Oktober, November, Desember 2020. Metode

(22)

4

yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produk adalah metode harga pokok proses dengan sistem perhitungan harga pokok penuh (Full Costing).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang sudah disampaikan, maka permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penggolongan biaya pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya?

2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi untuk menentukan Harga Pokok Produk Amplang per Bungkus dengan Menggunakan Process Cost Method pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui penggolongan biaya pada CV Berkah Impian Bersama

“Rini Amplang” Banjarbaru yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.

2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk Amplang per bungkus dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media untuk menambah ilmu pengetahuan dan pandangan dalam menerapkan teori yang sudah diperoleh pada saat perkuliahan, khususnya di bidang akuntansi biaya mengenai perhitungan harga pokok produk dengan metode harga pokok proses sehingga dapat dipraktikkan dalam dunia usaha.

2. Bagi Perusahaan

Hasil Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan, penentuan harga pokok produk dengan metode harga pokok proses yang sesuai dengan Akuntansi Biaya sehingga dapat mengembangkan usaha dengan lebih efisien.

(23)

3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin

Hasil penelitian ini diharapkan menambah bahan atau referensi serta pengetahuan bagi seluruh civitas Akademika terutama mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir dengan topik yang berkaitan.

(24)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Akuntansi Biaya

“Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara- cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”(Mulyadi, 2005:7)

Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen yang merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya. Bidang ini terutama berhubungan dengan biaya-biaya untuk memproduksi suatu barang, hingga saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa akuntansi biaya hanya dapat diterapkan pada bidang manufaktur saja (Dunia, et al., 2018: 4).

Dalam ilmu Akuntansi, Cost Accounting merupakan salah satu jalur utama dalam kajian pengetahuannya. Pada umumnya akuntansi biaya digunakan dalam perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur.

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan berbagai macam proses produksi untuk dijual kepada pelanggan (Wardoyo, 2016: 184 ) Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu bidang khusus akuntansi yang melakukan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, yang merupakan bagian dari akuntansi manajemen, menekankan kepada penentuan serta pengendalian biaya dari bahan baku menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.

2. Tujuan Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok: penentuan kos produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Untuk memenuhi tujuan penentu kos produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan dan meringkaskan biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa lalu atau biaya historis. (Mulyadi, 2005:7)

(25)

“Akuntansi biaya berfungsi menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Informasi biaya diperlukan oleh manajemen untuk tujuan yaitu penentuan harga pokok, perencanaan biaya, pengendalian biaya, dan dasar untuk Pengambilan Keputusan yang Khusus”.(Dunia, Abdullah, et al., 2018: 4-5) 3. Biaya

“Biaya adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan. Biaya biasanya tercermin dalam laporan posisi keuangan sebagai aset perusahaan”.(Dunia, Abdullah, et al., 2018: 22)

Dalam arti sempit definisi atau pengertian biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva sedangkan dalam arti luas definisi atau pengertian biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi secara potensial untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Adapun unsur pokok dalam definisi biaya tersebut ialah biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, dan pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. (Mulyadi, 2005:8)

“Dalam arti sempit definisi atau pengertian biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva sedangkan dalam arti luas definisi atau pengertian biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi secara potensial untuk mencapai tujuan tertentu”. (Maghfirah et al., 2016: 61)

4. Cara Penggolongan Biaya

Biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Biaya dapat digolongkan menurut:

a. Objek Pengeluaran

(26)

8

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya.

b. Fungsi Pokok Dalam Perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi & umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu:

1) Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

2) Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

3) Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat digolongkan menjadi dua golongan:

1) Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Contohnya: biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

2) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).

(27)

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume aktivitas

1) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

3) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Contoh: gaji direktur produksi.

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

1) Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi. Contoh: pengeluaran untuk membeli aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran dan pegeluaran untuk riset dan pengembagan suatu produk.

2) Penggolongan pendapatan (revenue expenditures), adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh: Biaya iklan, biaya tenaga kerja. (Mulyadi, 2005:13-16)

(28)

10

5. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Biaya produksi atau biasa disebutkan sebagai biaya produk merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses produksi yaitu terdiri dari:

a. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost)

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang digunakan pada perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor (pembelian yang berasal dari luar negeri) ataupun dari pengolahan sendiri. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi biasanya dikelompokkan atas bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung merupakan keseluruhan bahan baku yang diolah menjadi barang jadi dan ditetapkan langsung pada harga pokok barang jadi.

Menurut Carter dan Usry (2008 : 40), “Bahan baku langsung adalah semua bahan yang membentuk bagian yang integral (berhubungan) dari barang jadi dan dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produksi“.

Jadi, bahan baku langsung merupakan bahan yang secara menyeluruh membentuk produk selesai yang dapat diidentifikasikan secara langsung pada produk yang bersangkutan dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu biaya bahan baku langsung ini dapat dibebankan secara langsung kepada produk karena pengamatan fisik dapat dilakukan untuk mengukur kuantitas (jumlah) yang dikonsumsi oleh setiap produk.(Ramadhani, 2015 : 7)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung ( Direct Labour Cost )

Tenaga kerja merupakan manusia atau pekerja yang memberikan usaha fisik dan mental untuk mengolah suatu produk. Biaya tenaga kerja merupakan harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja yang melakukan proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung juga dapat diamati secara fisik untuk mengukur kuantitas tenaga kerja dalam menghasilkan suatu produk. Biaya tenaga kerja pada dasarnya berkaitan

(29)

dengan upah langsung. Upah tenaga kerja langsung akan diperhitungkan langsung sebagai unsur biaya produksi. Sedangkan upah tenaga kerja tidak langsung akan dibebankan melalui biaya overhead pabrik. Pada umumnya, biaya upah langsung terdiri atas:

1) Gaji Pokok (Original Wages) Gaji pokok yaitu upah yang harus dibayarkan kepada tenaga kerja sesuai dengan kontrak kerja.

2) Uang Lembur (Overtime) Uang lembur yaitu upah tambahan yang diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

3) Bonus (Incentive) Bonus yaitu upah tambahan yang diberikan kepada tenaga kerja karena menunjukkan prestasi kerja melebihi dari apa yang telah ditetapkan.(Ramadhani, 2015:8-9)

c. Biaya Overhead Pabrik ( Factory Overhead Cost )

Biaya overhead pabrik merupakan semua biaya dalam proses produksi kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini juga sering disebut biaya produksi tidak langsung karena biaya overhead pabrik ini sulit diidentifikasikan secara fisik.

(Ramadhani, 2015, p. 9)

1) Penggolongan Biaya Overhead Pabrik

Menurut (Mulyadi, 2005:194-195) menjelaskan bahwa beberapa biaya produksi yang dapat digolongkan dalam biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

a) Biaya Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi tetap nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. Contohnya kardus pembungkus gelas.

b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

(30)

12

Biaya reparasi adalah biaya suku cadang (spare parts), biaya yang habis dipakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap yang digunakan untuk keperluan pabrik.

c) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang upahnya tidak dapat diperhitungkan langsung ke produk. Contohnya upah pekerja di departemen pergudangan.

d) Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Penilaian Aktiva Tetap Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain biaya-biaya depresiasi aktiva tetap yang digunakan pabrik.

Contohnya biaya depresiasi mesin.

e) Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Berlalunya Waktu

Biaya-biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah seperti biaya asuransi.

f) Biaya Overhead Pabrik Lainnya yang Secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai

Biaya yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik dan lainnya. Pemisahan biaya berdasarkan objek sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengendalikan biaya.

Sebab dengan mengetahui bahwa suatu biaya langsung bisa dihubungkan dengan suatu objek maka manajemen secara mudah dapat menganalisa biaya tersebut apabila timbul pemborosan-pemborosan dengan menentukan dimana biaya tersebut terjadi.

2) Dasar dalam pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk ada beberapa cara, yaitu:

(31)

a) Satuan produk

Metode ini merupakan metode yang paling sederhana, dengan langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. Untuk rumusnya sebagai berikut:

Tarif biaya overhead pabrik per satuan = Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik

Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan ...(1) b) Biaya bahan baku

Jika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai. Untuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Persentase biaya overhead pabrik dari biaya bahan baku yang dipakai

=

Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik

Taksiran biaya bahan baku yang dipakai x 100%...(2) c) Biaya tenaga kerja

Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung.

Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Persentase biaya overhead pabrik dari biaya tenaga kerja langsung

= Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik

Taksiran biaya tenaga kerja langsung x 100%...(3) d) Jam tenaga kerja langsung

Karena ada hubungan yang erat antara jumlah upah dengan jumlah jam kerja maka disamping biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar upah tenaga kerja langsung, dapat pula dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Jadi

(32)

14

apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung.

Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:

Tarif biaya overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung

= Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik

Taksiran jam tenaga kerja langsung ...(4) e) Jam mesin

Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:

Tarif biaya overhead pabrik per jam mesin=Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik

Taksiran jam kerja mesin ...(5) Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan, dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, serta dasar pembebanannya telah dipilih dan diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan rumus sebagai berikut:

Tarif biaya overhead pabrik = Biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik yang dianggarkan

Taksiran dasar pembebanan ...(6) (Mulyadi, 2005: 200-203)

6. Metode Penentuan Biaya Produksi

Menurut Mulyadi metode penentuan biaya produksi dibagi menjadi:

a. Full costing

Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

(33)

Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Tabel 2.1. Kos Produksi Menurut Metode Full Costing

Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik Variabel xx

Biaya Overhead Pabrik Tetap xx

Kos Produksi xx

Sumber: Mulyadi (2015:17)

1) Biaya bahan baku secara teoritis, biaya bahan baku langsung harus memasukkan seluruh biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi sebuah produk atau kinerja sebuah jasa.

2) Biaya tenaga kerja langsung berkenaan dengan usaha setiap individu yang melakukan produksi sebuah produk atau mengerjakan sebuah jasa. Tenaga kerja langsung dapat juga dianggap sebagai pekerjaan yang secara langsung menambah nilai produk akhir atau jasa.

3) Overhead merupakan berbagai faktor atau biaya produksi yang tidak langsung untuk memproduksi sebuah produk atau menyediakan jasa. Maka biaya overhead tidak memasukkan bahan baku maupun tenaga kerja langsung. Biaya overhead dapat menjadi variabel atau tetap berdasarkan bagaimana mereka berperilaku dalam merespon sebuah perusahaan dalam jumlah produksi atau pengukuran aktivitas lainnya.

4) Biaya overhead variabel meliputi biaya bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung yang telah dibayar berdasarkan jumlah jam kerja (seperti upah untuk operator untuk mesin pengangkat

(34)

16

barang, pengurus bahan baku, dan para pekerja lainnya yang membantu proses produksi, perakitan, dan/jasa).

5) Biaya overhead pabrik tetap meliputi biaya seperti penyusutan garis lurus pada aset pabrik, biaya lisensi pabrik, dan asuransi pabrik serta pajak tanah dan bangunan/properti. biaya overhead pabrik tidak langsung meliputi supervisor produksi, penggantian pengawas, dan manajer pabrik. (Mulyadi, 2015)

b. Variabel costing

Variabel costing merupakan penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi berperilaku variabel ke dalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian kos produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Tabel 2.2. Kos Produksi Menurut Metode Variabel Costing

Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik Variabel xx

Kos Produksi xx

Sumber: Mulyadi (2015:18)

Ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (BOP tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap).

(Mulyadi, 2015) 7. Depresiasi

Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh

(35)

waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan dalam suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.

b. Harus mempunyai umur manfaat tertentu dan umurnya harus lebih lama dari setahun.

c. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/kehancuran, usang atau mengalami pengurangan nilai dari asalnya.

d. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.

Properti yang dapat didepresiasi dikelompokan menjadi:

1) Nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis, dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.

2) Tidak nyata (intangible) property personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

Depresiasi merupakan komponen penting dalam analisis ekonomi teknik, karena:

a. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu

b. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai aset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa aset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai

(36)

18

c. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk mengurangi pengenaan pajak dengan jalan bahwa aset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak (Leiwakabessy & Patty, 2015: 24)

8. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Beberapa metode penyusutan aktiva tetap antara lain, Metode garis lurus (straight-line method), Metode saldo menurun ganda (double declining balance method), Metode jumlah angka tahun (sum of the years digits method), Metode jam kerja (service hours method), Metode unit produksi (productive output method).

a. Metode garis lurus

Penyusutan metode garis lurus adalah bahwa aset yang bersangkutan akan memberikan manfaat yang sama untuk setiap periodenya sepanjang umur aset. Dengan menggunakan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan periodik dapat dihitung sebagai berikut:

Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu

Estimasi Masa Manfaat ...(7) b. Metode Saldo menurun ganda

Penyusutan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda beban penyusutan periodik dihitung dengan cara mengalikan suatu tarif persentase ke nilai buku aset yang semakin menurun, sehingga dinamakan metode saldo menurun ganda. Rumusnya:

Tarif Penyusutan = (100% : Umur Ekonomis) x 2

Beban Penyusutan = Nilai Buku Awal Tahun x Tarif Penyusutan Penyusutan dengan menggunakan metode jumlah angka tahun, metode ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun dalam setiap tahun berikutnya. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

(37)

Tarif Penyusutan =n(n+1)

2 ...(8)

Beban Penyusutan = Sisa Umur Aktiva

Tarif x (HP-NS)...(9)

c. Metode Jam Kerja

Penyusutan dengan menggunakan metode jam kerja, bahwa pembelian suatu aset menunjukan pembelian sejumlah jam jasa langsung. Perhitungan metode jam kerja sebagai berikut:

Tarif Penyusutan =Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu

Estimasi Total Jam Jasa ...(10) d. Metode Unit Produksi

Penyusutan dengan menggunakan metode unit produksi, didasarkan pada anggaran bahwa aset yang diperoleh diharapkan dapat memberikan jasa dalam bentuk hasil unit produksi tertentu. Metode ini memerlukan suatu estimasi mengenai total output yang dapat dihasilkan aset.

Perhitungannya sebagai berikut:

Tarif Penyusutan =Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu

Estimasi Total Output ...(11) Sumber: (Hery, 2014: 279-290)

9. Penggolongan Aktiva Tetap

Ada beberapa jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan yaitu:

Tabel 2.3. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 1

No Jenis Usaha Jenis Harta

1 Semua jenis usaha

a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lem ari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.

(38)

20

b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.

c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.

d. Sepeda motor, sepeda dan becak.

e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.

f. Dies, jigs, dan mould.

g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler dan sejenisnya.

2

Pertanian, perkebunan, kehutanan,

Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.

3

Industri makanan dan minuman

Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.

4

Transportasi dan

Pergudangan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum.

5

Industri semikonduktor

Falsh memory tester, writer machine, biporar test system, elimination (PE8- 1), pose checker.

6

Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Dalam

Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris.

7

Jasa telekomunikasi

selular Base Station Controller

Sumber: PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.03/2009

Tabel 2.4. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 2

No Jenis Usaha Jenis Harta

1 Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.

b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.

c. Container dan sejenisnya.

2 Pertanian, perkebunan, kehutanan,

a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.

b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan

3 Industri makanan dan minuman

a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan .

Lanjutan

b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.

c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.

(39)

d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis.

4 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air)..

5 Perkayuan, kehutanan

a. Mesin dan peralatan penebangan kayu.

b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang kehutanan.

6 Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.

7 Transportasi dan Pergudangan

a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truck ngangkang, dan sejenisnya;

b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu - batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT;

e. Kapal balon.

8 Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon;

b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.

9 Industri semi konduktor

Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester.

10 Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Dalam

Spoolling Machines, Metocean Data Collector

11 Jasa

Telekomunikasi Seluler

Mobile Switching Center, Home Location Register, Visitor Location Register. Authentication Centre, Equipment Identity Register, Intelligent Network Service Control Point, intelligent Network Service Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antena

Sumber: PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.03/2009

(40)

22

Kemudian untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.5. Tabel masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud

Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat

Tarif penyusutan sebagaimana dimaksud dalam Ayat(1) Ayat(2)

Bukan bangunan

Kelompok 1 4 tahun 25% 50%

Kelompok 2 8 tahun 12,50% 25%

Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,50%

Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

Bangunan

Permanen 20 tahun 5%

Tidak Permanen 10 tahun 10%

Sumber: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008

10. Penentuan Harga Pokok Produk

a. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Method)

“Dalam Metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan”. (Mulyadi, 2005)

b. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)

Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang

(41)

dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.

Karakteristik metode harga pokok proses, sebagai berikut:

1) Produksi yang dihasilkan merupakan produksi produk standar.

2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Sebagai contoh perusahaan yang berproduksi massa adalah perusahaan semen. Proses produksi semen menghasilkan satu macam produk berupa semen Portland yang diukur dengan satuan zak yang berat standarnya 50 kg. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama. Perencanaan produksi dilakukan dengan diterbitkannya perintah produksi (production order) setiap awal bulan yang berlaku untuk bulan tertentu. (Mulyadi, 2005:63)

Sedangkan menurut (Dunia, Abdullah, et al., 2018: 117), karakteristik metode harga pokok proses adalah sebagai berikut.

1) Biaya-biaya diakumulasikan menurut departemen atau pusat biaya, dan bukan berdasarkan pekerjaan pesanan seperti halnya dalam metode harga pokok pesanan.

2) Biaya produksi atau pengolahan dibebankan kepada akun barang dalam proses dari masing-masing departemen.

3) Jumlah unit dari barang dalam proses dalam setiap departemen harus dinyatakan dalam bentuk tingkat penyelesaian dan unit yang dianggap selesai, diperoleh dengan mengkonversikan jumlah unit yang belum selesai secara proporsional dengan tingkat penyelesaian pada akhir periode.

4) Biaya per unit dihitung menurut departemen atau pusat biaya.

(42)

24

5) Pada saat produksi selesai dalam suatu departemen produksi, jumlah unit yang selesai dan biayanya dipindahkan ke departemen produksi berikutnya atau gudang barang jadi.

6) Untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan dan menghitung biaya baik secara keseluruhan maupun per unit menurut masing-masing departemen digunakan formulir laporan biaya produksi.

11. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi

Menurut (Mulyadi, 2005: 71-72) ayat jurnal yang digunakan dalam pencatatan biaya produksi sebagai berikut:

a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku:

BDP – Biaya Bahan Baku xxx Persediaan Bahan Baku xxx b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:

BDP – Biaya Bahan Penolong xxx Persediaan Bahan Penolong xxx c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

BDP – Biaya Tenaga Kerja xxx

Gaji dan Upah xxx

d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik BDP – Biaya Overhead Pabrik xxx

Berbagai Rekening yang Dikreditkan xxx

e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang:

Persediaan Produk Jadi xxx

BDP – Biaya Bahan Baku xxx

BDP – Biaya Tenaga Kerja xxx BDP – Biaya Overhead Pabrik xxx

(43)

12. Penentuan Harga Jual

“Harga jual adalah upaya untuk menyeimbangkan keinginan untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari perolehan pendapatan yang tinggi dan penurunan volume penjualan jika harga jual yang dibebankan ke konsumen terlalu mahal.”(Krismiaji & Anni, 2011: 326)

“Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanannya.”(Murti & Soeprihanto, 2007: 281)

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa harga jual merupakan upaya yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada konsumen atas produk maupun jasa yang dijual dapat menghasilkan pendapatan yang diinginkan perusahaan tersebut, harga jual yang dibebankan atas produk yang dijual haruslah tepat, dan harga jual yang tepat haruslah harga jual yang sesuai dengan kualitas produk yang dijual, serta harga jual tersebut dapat memberikan kepuasan pada konsumen.(Komara & Sudarma, 2016: 25)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut adalah hasil penelitian terdahulu yang penulis jadikan referensi dalam Tugas Akhir ini.

(44)

26

Tabel 2.6. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek

Raden Satrio Arif Wibowo

(2015)

Zarima Fajriana (2019)

Muhammad Hilmi Ramadhani

(2021) Judul Penentuan Harga Pokok

Produksi Dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada Toko Kue Kalimantan Bread Di Banjarmasin

Perhitungan Harga Pokok Produk Kue Per Biji Dengan Menggunakan Harga Pokok Proses Pada Toko Farah Barabai

“Penentuan Harga Pokok Produksi Amplang per Bungkus dengan Menggunakan Process Cost Method pada CV Berkah Impian Bersama

“Rini

Amplang”Banjarbaru.

Institusi yang Diteliti

Toko Kue Kalimantan Bread Di Banjarmasin

Toko Farah Barabai CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang”

Banjarbaru

Periode Analisis

November-Desember 2014

Januari 2019 Oktober-Desember 2020

Rumusan Masalah

Masih salah dalam menggolongkan biaya produksi.

Bagaimana perhitungan harga

pokok produk per biji kue dengan

menggunakan metode harga pokok proses pada Toko Farah Barabai?

Bagaimana penggolongan biaya pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya?

Bagaimana perhitungan harga pokok produksi untuk menentukan Harga Pokok Produk Amplang per Bungkus dengan Menggunakan Process Cost Method pada CV Berkah Impian Bersama

“Rini Amplang”

Banjarbaru?

(45)

Lanjutan

Sumber: Raden Satrio Arif Wibowo(2015), Zarima Fajriana(2019)

Perbedaan antara tugas akhir yang dibuat penulis dengan beberapa referensi diatas yaitu yang pertama adalah tempat institusi yang diteliti serta barang dijual yang dijadikan penelitian. Untuk kedua referensi menjadikan kue roti sebagai

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana penggolongan biaya pada toko Kue Kalimantan Bread yang sesuai konsep akuntansi biaya dan Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksinya.

Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi kue per biji dengan menggunakan metode

harga pokok proses pada Toko Farah Barabai

Untuk mengetahui penggolongan biaya pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.

Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru dengan menggunakan metode harga pokok proses.

Metode Penelitian

Metode Harga Pokok dengan Metode Harga Pokok Proses

Metode yang digunakan adalah metode harga pokok proses

Metode yang digunakan adalah metode harga pokok proses

Hasil Penelitian

Toko Kue Kalimantan Bread Banjarmasin masih salah melakukan perhitungan harga pokok produksinya, karena masih salah dalam melakukan penggolongan biaya produksi.

Toko Farah masih sederhana dalam menggolongkan biaya harga

pokok produksi kue per biji sehingga hal tersebut masih kurang

sesuai dengan konsep akuntansi biaya

Rini Amplang Banjarbaru belum memperhitungkan seluruh biaya produksi sesuai dengan konsep akuntansi biaya, seperti biaya overhead pabrik yang belum dihitung serta masih kurang tepat dalam

penggolongan biaya produksi.

(46)

28

bahan penelitian, sedangkan penulis menjadikan produk amplang ikan tenggiri sebagai penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Metodelogi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian studi kasus (chase study) yaitu bagaimana

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. 118), studi kasus merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk melakukan strategi penelitian guna mempelajari,

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang akan dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk ini

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan di tinjau melalui pendekatan studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam

Setelah melakukan analisis pembahasan yang berkaitan dengan penyusunan anggaran produksi pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru, terlihat bahwa melalui

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian studi kasus.Desain penelitian studi kasus merupakan desain penelitian dimana subjek penelitian

Dengan melihat Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dari tempat observasi, dijabarkan satu demi satu POS-POS Akuntansi dan Anggaran. Dengan cara ini, maka

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji, dan mendeskripsikan masalah-masalah atau kebutuhan di sekolah dasar yang belum terpenuhi. Penelitian ini